BAB 1 PENDAHULUAN. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika

dokumen-dokumen yang mirip
perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian utama pemerintah. Akses memperoleh penanganan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Keberasilan suatu perusahaan dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. minyak dalam Wilmar Group. PT Multimas memiliki beberapa proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. persediaan adalah pos aset lancar yang cukup besar nilainya. Pada perusahaan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH...v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PEDAHULUAN. perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu. efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang optimal. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung merupakan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas dari produk hasil dari pertanian.

BI Rate KMK KK KI. Tahun BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perdagangan Bebas Asean-China (ACFTA) semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan manajemen dalam kaitannya dengan penggunaan input

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya untuk mencapai keuntungan setinggi-tingginya namun pada masa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

Stabilitas Harga Menentukan Industri Baja

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak-pihak. mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

Pengaruh Pelaporan Selisih Kurs Dan Laba Per Saham Terhadap Nilai Perusahaan

atau keluaran yang dihasilkan dari proses.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (industri.bisnis.com/2014)

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dipasar perdana (primary market) maupun di pasar sekunder (secondary

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha. dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sejak tahun 2001, seluruh BUMN

BAB I PENDAHULUAN. membayar deviden kepada investor atas saham yang mereka miliki.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Keberlangsungan sebuah perusahaan ditentukan oleh berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. pangan yang sangat penting bagi kebutuhan kita sehari-hari baik dalam rumah tangga

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh perusahaan besar di setiap negara. Tidak sedikit perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa pendanaan..., Aries Irawan Dony P.

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan dan kompetisi. Teknologi telah membuat dunia tanpa batas, supply

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat tetap hidup setiap hari. Setiap manusia butuh makan dan minum.

BAB I PENDAHULUAN. sepatu dan sandal, serta bahan baku alas kaki seperti sole dan heels. UD Eka berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

Model Pengukuran Produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E.MUNDEL PADA PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN SAHAT ADI WARDANA SIMANGUNSONG

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam memenuhi permintaan konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah mendapatkan laba atau keuntungan sebanyak-banyaknya (profit oriented).

BAB 1 PENDAHULUAN. (kondisi ekonomi, keadaan politik, dan bencana alam) dan faktor internal (kinerja

PPWWIPLBAB I PENDAHULUAN mengalami pertumbuhan sebesar 6,1% dibanding tahun seperti yang digambarkan pada Gambar 1.1 di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH KURS DOLLAR, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM DI BEI. (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Di BEI) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan karakter masing-masing investor. Pasar modal tentunya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan,

BAB I PENDAHULUAN. modal, maka mendorong makin banyak perusahaan yang akan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perusahaan yang bergerak dalam bidang. jumlah, mutu, pelayanan maupun perbandingan antara hasil yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. umbi umbian yang cukup penting di Indonesia baik sebagai sumber pangan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Gold Coin Indonesia Medan-Mill adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Pemerintah, melalui

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tablet sebagai obat resep farmasi banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika penyerapan obat generik terbatas, maka dikhawatirkan penjualan obat tablet akan terus merosot. Secara umum, harga pokok penjualan (HPP) obat tablet lebih kecil dibandingkan obat non generik. Ada sebanyak 40 produk obat tablet generik dari sekitar 150 produknya yang memiliki harga pokok penjualan (HPP) di bawah harga obat non generik. Sepanjang 2013, penjualan Indofarma sebagai emiten farmasi milik negara menurun.pt Indofarma Tbk (INAF) merevisi proyeksi penjualan sepanjang tahun ini sebesar 16,66% menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,4 triliun. Direktur Utama PT Indofarma, Elfiano Rizaldy mengatakan, beban pokok penjualan

perseroan sepanjang tahun ini membengkak 1,46% menjadi Rp 4447,05 miliar. Hingga akhir tahun diperkirakan penjualan obat Rp 1,2 triliun. Menurut Elfiano (2013), meningkatnya nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah membuat perseroan harus mengerem penjualan obat. Hal ini dikarenakan, dalam awalrencana kerja acuan kurs Rp 9.500 per dolar AS, namun saat ini nilai tukar rupiah sudah menyentuh di kisaran Rp 12 ribu per dolar AS.Dengan penurunan perolehan penjualan ini, maka dipastikan mempengaruhi target laba bersih perseroan hingga akhir 2013. Sebelumnya, perseroan membidik laba sebesar Rp 85 miliar. Kinerja perseroan per September mengalami rugi bersih sebesar Rp 61,16 miliar. Padahal, perseroan sempat meraup laba Rp 20,03 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Tercatat, salah satu penyebab penurunan kinerja tersebut adalah beban pokok penjualan yang membengkak sebesar 1,4 % dari Rp 440,6 miliar menjadi Rp 447,05 miliar. Namun, penjualan bersih Indofarma justru turun sekitar 8,6% dari Rp 701,5 miliar menjadi Rp 640,8 miliar. Berdasarkan statistik pasar modal dalam negeri (2013), lemahnya nilai tukar rupiah membuat harga bahan baku naik dan pengeluaran perseroan lebih besar. Impor bahan baku obat 90 persen lebih,renovasi pabrik farmasi, kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) berdampak terhadap penurunan produksi obat. Penurunan penjualan berdampak signifikan pada beban operasional dan keuangan perusahaan. Hingga akhir September 2013, INAF mencatatkan rugi bersih Rp 61,16 miliar.

Salah satu upaya mengatasi penurunan produksi perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran produktivitas.pengukuran produktivitas sebagai dasar perencanaan sangat penting di dalam perusahaan. Hal ini disebabkan tuntutan perusahaan mengembangkan daya saing terhadap perusahaan lain selain peningkatan produktivitas. Pengukuran produktivitas perlu dilakukan untuk merancang suatu sistem produktivitas yang lebih baik dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan, serta upaya peningkatan produktivitas untuk menentukan strategi perusahaan di masa yang akan datang. Ada beberapa metode untuk pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan indeks produktivitas antara lain Total Productivity Model, metode Marvin E. Mundel, metode American Productivity Center (APC), model Hines, Metode Craig-Harris, model Kendrick-Creamer. Penelitian ini menggunakan metode Total Productivity Model.Model ini cocok digunakan untuk industri manufaktur untuk mengukur produktivitas perusahaan dan produktivitas parsial faktor-faktor produksi. PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) yang bergerak di bidang produksi farmasi. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Besar Namorambe Km 8,5 No. 68, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. PT MUTIFA menghasilkan produk obat berupa tablet dengan nama Antalgin. Perusahaan ini berupaya meningkatkan produktivitas dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif.upaya untuk meningkatkan produktivitas ini adalah melalui pengukuran.

Pengukuran produktivitas penting bagi perusahaan sebagai dasar rencana kinerja masa yang akan datang.proses produksi merupakan cara menambah nilai (value) suatu barang dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, material, metode, dan modal. PT Mutiara Mukti Farma membutuhkan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan, tenaga kerja serta manajemen yang baik untuk melakukan pembuatan obat, namun dalam melaksanakan operasional perusahaan mengalami penurunan produktivitas.penurunan ini dapat dilihat dari datatabel 1.1 dan Tabel 1.2. Tabel 1.1. Data Produksi Tablet Antalgin Tahun 2009-2013 URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 OUTPUT TANGIBLE DALAM RUPIAH 1.PRODUKSI 2,861,500,000 2,268,000,000 2,910,000,000 2,310,000,000 2,550,000,000 2.PRODUK 1/2 JADI 1,070,972,500 1,808,274,900 1,604,275,800 1,757,325,650 1,514,751,150 3.DIVIDEN 25000000 25000000 25000000 25000000 25000000 4.BUNGA SURAT 50000000 50000000 50000000 50000000 50000000 BERHARGA 5.PENDAPATAN LAIN 0 0 0 0 0 TOTAL 4,007,472,500 4,151,274,900 4,589,275,800 4,142,325,650 4,139,751,150 INPUT TANGIBLE 1.TENAGA KERJA 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2,496,960,000 2.MATERIAL 10862345 10214576 19875720 10200824 11867990 3.MODAL 203340000 298315110 242063900 298740015 322569007 4.ENERGI 477500275 472455792 462010682 458371985 459616164 5.PENGELUARAN LAIN (DINAS,PAJAK,DLL) 100000000 100000000 100000000 100000000 100000000 TOTAL 3,288,082,620 3,478,595,478 3,312,210,302 3,205,472,824 3,276,613,161 Sumber : PT Mutiara Mukti Farma (2013) Tabel 1.2. Hasil Perhitungan Produktivitas Tablet Antalgin Tahun 2009-2013

Indeks Produktivitas Input Total Output Total Produktivitas Indeks Tahun Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Total (Rp) Produktivitas 2009 3.208.082.620 4.007.472.500 1,249 1,000 2010 3.478.595.478 4.151.274.900 1,193 0,955 2011 3.486.274.302 4.589.275.800 1,316 1,053 2012 3.315.472.824 4.142.325.650 1,249 1,000 2013 3.276.613.161 4.139.751.150 1,263 1,011 Sumber :Pengolahan Data PT Mutiara Mukti Farma (2013) 1.35 1.30 1.25 1.20 1.15 1.10 Total Productivity Diagram 1.249 1.193 1.316 1.249 2009 2010 2011 2012 2013 Productivity 1.249 1.193 1.316 1.249 1.263 Periode 1.263 Sumber :Pengolahan DataPT Mutiara Mukti Farma (2013) Gambar 1.1.Grafik Produktivitas Obat Tablet Antalgin Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa sejak tahun 2010 terjadi penurunan produksi obat. Penurunan drastis yang signifikan terjadi dari tahun 2011menuju 2012, selanjutnya naik perlahan-lahan sampai tahun 2013; dalam hal ini perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perusahaan. 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terlihat bahwa capaian produktivitas perusahaan mengalami penurunan, yang dapat dilihat dari data Tabel 1.1. dan Gambar 1.1. Produktivitasperusahaan rendah ditandai dengan penurunan volume produksi dari tahun 2012 hingga 2013 (jangka waktu 5 tahun berturut-turut). Pemborosan sumber daya tinggi menunjukkan indikasi bahwa produktivitas perusahaan rendah. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dilaksanakan untuk merancang perbaikan sistem produktivitas yang memungkinkan PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) dapat mengimplementasikan sesuai kondisi internal perusahaan. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah: 1. Mengindentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya produktivitas. 2. Menyusun suatu rancangan perbaikan sistem dengan implementasi pengukuran produktivitas sebagai dasar perencanaan. 1.4. Manfaat Penelitian berikut. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai

1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi dan refleksi produktivitas. b. Memberikan kontribusi untuk memperluas kajian ilmu Teknik Industri berkaitan dengan analisa dan evaluasi produktivitas. 2.Manfaat Praktis a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dengan membandingkan antara teori selama masa perkuliahan dengan praktik yang dilaksanakan perusahaan. b. Bagi program Pascasarjana Teknik Industri (USU) Medan, penelitian ini merupakan dasar pengembangan kerjasama dengan PT Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) serta penambahan literatur ilmiah. c. Secara khusus bagi penulis sebagai kesempatan untuk mengembangkan keterampilan di bidang ilmu Teknik Industri dan syarat kelengkapan tugas tesis. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah pengukuran produktivitas yang semakin menurun dari waktu ke waktu khususnya lima tahun terakhir (mulai tahun

2009 hingga 2013). Dengan pengukuranproduktivitas akurat tenaga kerja diharapkan kinerja tenaga kerja meningkat yang akan mendorong tujuan-tujuan perusahaan terealisasi dalam waktu dekat. Dalam penelitian sangat perlu dilakukan batasanbatasan masalah agar penelitian menjadi lebih jelas, terarah dan terukur.masalahmasalah yang terlalu luas mengakibatkan kerumitan pemecahan masalah yang disebabkan banyak faktor yang tidak dapat diidentifikasi dan dijangkau oleh penulis.penelitian ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Dataanalisa dan evaluasi produktivitas adalah data modal, tenaga kerja, energi, bahan, mesin dan peralatan selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2009,2010, 2011,2012 dan 2013. 2. Pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode Total Productivity Model, yaitu menghitung produktivitas total dengan cara membagi output total (tangible) dengan input total tangible. Model ini didasarkan pada pengukuran produktivitas total dan produktivitas parsial. 3. Evaluasi produktivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan yang selanjutnya dilakukan perbaikan produktivitas. 1.6. Asumsi-Asumsi Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Data yang diambil untuk mengukur produktivitas adalah data kegiatan bagianproduksi, personalia dan keuangan perusahaan. 2.Proses produksi dan metode kerja tidak ada mengalami perubahan. 3. Kondisi perekonomian di Indonesia dalam keadaan stabil. 1.7. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari enambab.bab pertama menjelaskan tentang latar belakang dan rumusan masalah, penjelasan, tujuan dan manfaat penelitian, serta batasan dan asumsi-asumsi yang digunakan.bab kedua berisi studi pustaka sesuai teori yang berkaitan dengan rancangan perbaikanproduktivitas dengan menggunakan metode Total Productivity Model. Bab ketiga menguraikan gambaran umum perusahaan tempat penelitian. Bab keempat mengenai jenis, lokasi, metodedan langkah-langkah penelitian seperti yang tergambar dalam blok diagram penelitian. Bab kelima diuraikan mengenai pengumpulan, pengolahan, analisa dan evaluasi data serta perancangan perbaikan.bab keenam berisi tentang kesimpulan penelitian serta saran untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.