SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

PENGGUNAAN MEDIA TRADISIONAL MENUMBUHKAN MINAT AWAL DAN KESADARAN PENGGUNA INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PENCAPAIAN IP PADI 400 SPESIFIK LOKASI

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI

KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi)

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG P4MI

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007)

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENGELOLAAN LABORATORIUM DISEMINASI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN JEJARING KERJASAMA DALAM PENYEBARAN INOVASI TEKNOLOGI

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

13 diantaranya merupakan kelompok tani padi sawah, sisanya yakni 4 kelompok tani kakao, 5 kelompok tani

PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS, DAN EFEKTIVITAS INTERAKSI ANTARA PENYULUH- PENELITI BPTP BENGKULU DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAERAH

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

KEGIATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN MELALUI INISIATIF LOKAL POOR FARMERS INCOME IMPROVEMENT THROUGH INNOVATION. Tahun Anggaran 2007

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL OPERASIONAL PERCEPATAN PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI PROGRAM PRIMATANI.

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode.

TUGAS DAN FUNGSI PERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTA DALAMMENUNJANG PENELITIAN, PENGKAJIAN DAN PENYULUHAN BIDANG PERTANIAN

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN

MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M-P3MI) BERBASIS JERUK DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU

Tim Pendampingan PUAP BPTP Jatim

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SOSIALISASI, TEMU INFORMASI, PAMERAN, MELATIH DI BPP)

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana

PT. GEMINI MITRA GEMILANG Advertising & Promotion Marketing Communications Event Organizer Design & Publishing Multimedia

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

Workshop dilaksanakan di Aula Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kab. Donggala, Jl. Jati Gunung Bale Donggala (Prov.

GUBERNUR MALUKU KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 134 TAHUN 2002 TENTANG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015

DIFUSI MODEL PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA DI SENTRA JERUK SULAWESI SELATAN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

PETUNJUK PELAKSANAAN

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40

DRAFT RUMUSAN SEMENTARA WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN MARJINAL P4MI Denpasar, 8-10 APRIL 2007

PENGANTAR. Latar Belakang. merupakan keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

KEGIATAN TUKAR KUNJUNGAN/ STUDY BANDING 2006

PEMANFAATAN ZEOLIT DAN MIMBA UNTUK PERBAIKAN KERAGAAN TANAMAN JERUK PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI SULAWESI TENGGARA

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU

I. PENGANTAR. Presiden Joko Widodo, yaitu 'meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing

METODA DAN TEKNIK PENYULUHAN. Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

AKUNTABILITAS DISEMINASI TEKNOLOGI HASIL PENELITIAN DAN PENGKAJIAN OLEH BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Dr. Ir. Haryono, M.Sc. Panduan Umum Taman Agro Inovasi dan Agro Inovasi Mart Badan Litbang Pertanian

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

2012, No BAB I PENDAHULUAN

KELEMBAGAAN PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) 1. Bambang Irawan PENDAHULUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M-P3MI) BERBASIS JERUK DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU. Ir. Sri Suryani M. Rambe, M.

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

KAJIAN EFEKTIVITAS PELATIHAN TEKNOLOGI USAHA AYAM HIBRIDA BAGI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PETANI

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

PENGEMBANGAN INFORMASI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK/TERCETAK

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

Onike T. Lailogo, Tony Basuki dan Yohanes Leki Seran BPTP NTT

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

Transkripsi:

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor, 2006 1

SISTEM PENYEBARAN INFORMASI TEKNOLOGI DAN JARINGAN UMPAN BALIK N. Pangarsa, A. Muhariyanto, H. Ariyanto dan Kasmiyati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur I. PENDAHULUAN Salah satu kegiatan yang cukup penting setelah penelitian dan pengkajian (Litkaji) adalah penyebaran hasil litkaji. Sebelum disebar, hasil format dan bahasanya perlu disusun dalam bentuk format dan bahasa penyuluhan sehingga menjadi materi penyuluhan (informasi teknologi). Materi tersebut dapat berupa inovasi teknologi maupun inovasi kelembagaan. Target dari kegiatan penyebaran informasi teknologi adalah percepatan adopsi inovasi oleh petani, sehingga permasalahan petani dapat dibantu dipecahkan. Penyebaran informasi teknologi dilakukan melalui dua strategi, yaitu strategi media dan strategi kreatifitas. Strategi media adalah penggunaan berbagai macam media (cetak, elektronik dan tatap muka), sehingga informasi dapat diperkuat, dipercepat dan diperluas ke sasaran, sedangkan strategi kreatifitas adalah upaya agar informasi yang dikemas dapat menarik minat, dan khalayak termotivasi melalui media tertentu (redaksi, gambar, tata warna, tata letak, penggunaan artis dan bentuk media). Dalam menyebarkan informasi dianut teori komunikasi linier (Lampiran Gambar 1) Dari hasil penelusuran telah diketahui bahwa informasi teknologi yang disebarkan pada pengguna memerlukan monitoring dan evaluasi, karena kebutuhan teknologi di lapangan kadang berubah sesuai dengan permintaan pasar (Pangarsa dkk, 2004). Saat ini teknologi yang diperlukan sebagian besar adalah teknologi yang berorientasi ekonomi, sedangkan teknologi yang dihasilkan BPTP Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir masih didominasi teknologi budidaya. Salah satu sebab kurang sesuainya teknologi yang dihasilkan adalah karena lemahnya komunikasi umpan balik dari pengguna/stake holder ke BPTP. Tanpa komunikasi umpan balik, informasi mengalir dalam satu arah, tanpa ada jaminan untuk mengetahui apakah komunikasi telah terjadi atau belum (Gonzales, 1988). Umpan balik dapat digunakan untuk perencanaan dan evaluasi baik komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa (Jahi, 1988). Dengan alasan tersebut di atas, maka selain menentukan strategi penyebaran informasi, BPTP juga harus mempunyai strategi untuk memperoleh informasi umpan balik dari pengguna/stake holder, sehingga komunikasi akan berjalan dua arah (menganut teori persepsi terbatas, Lampiran Gambar 2). Melalui informasi umpan balik tersebut 2

diharapkan dapat disusun rencana pengkajian dan diseminasi teknologi yang sesuai permintaan pengguna. II. PERMASALAHAN Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang mempunyai khalayak pertanian cukup luas. Sasaran penyebaran informasi paling tidak meliputi kelompok tani, penyuluh dan petugas pertanian. Tiap kabupaten mempunyai jumlah kelompok antara 800-1,000 kelompok, sehingga di Jatim ada tidak kurang dari 27,622 kelompok/kontaktani. Jumlah penyuluh pertanian 2,984 orang yang tersebar di 38 kabupaten/kota (terdiri 648 kecamatan, 8,280 desa) (Anonimous, 2005). Dari aspek kualitas, maka kelompok dapat dibedakan kemampuannya (ada 4 kelas kelompok, pemula, lanjut, madya dan utama). Penyuluh pertanian dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu penyuluh trampil dan penyuluh ahli. Jatim mempunnyai 4 macam kelompok komoditas, yaitu pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan. Di satu kabupaten paling tidak ada 2 kelompok komoditas. Etnis Jawa merupakan etnis dominan, disusul Pendalungan, Madura dan Osing. Dengan keragaman tersebut, maka seharusnya jumlah dan jenis media penyuluhan yang perlu diproduksi cukup besar dan beragam. 2.1. Faktor Internal BPTP idealnya harus mampu mencukupi volume dan jenis media yang diperlukan (strategi media) dan juga mampu membuat media dalam beberapa bahasa lokal, media tradisional, memproduksi media dalam bentuk, tata letak dan alur cerita yang menarik (menggunakan artis)(strategi kreatifitas). Untuk memenuhi kedua strategi tersebut BPTP mempunyai masalah : (1) Biaya untuk membuat media terbatas, (2) Biaya untuk memproduksi materi penyuluhan melalui media TV dan media elektronik lainnya relatif mahal, apalagi menggunakan artis, (3) Tidak semua peneliti dan penyuluh mampu membuat materi penyuluhan (dalam bentuk skenario, siaran radio, redaksi media cetak), (4) Hasil penelitian mencakup banyak aspek, sehingga memerlukan koordinasi, dan (5) Masih lemah dalam dokumentasi (foto, film dan materi). 2.2. Faktor Eksternal Organisasi penyuluhan di provinsi dan kabupaten/kota belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Institusi yang dahulunya dapat digunakan sebagai saluran media telah berubah fungsi atau diganti. Jumlah penyuluh pertanian telah berkurang sekitar 40% dari sejak era reformasi. Kelompok tani kurang terorganisir. Masalah komunikasi diperburuk dengan masalah motivasi ( bantuan ). Banyak saluran media 3

(radio, TV serta tabloid) informasi pertanian dari institusi lain atau swasta sebagai pesaing. 2.3. Umpan Balik Selama ini dikenal ada tiga waktu umpan balik : (a) formatif (sebelum diseminasi dilakukan), (b) proses (diseminasi sedang dilakukan), dan (c) sumatif (untuk mengukur hasil diseminasi). Ketiga tipe umpan balik tersebut bermanfaat sebagai sumber ide untuk mengubah strategi pembangunan (scott, 1981). Selain tipe, maka dikenal pula institusi yang berinisiatif sebagai penyelenggarara umpan balik, yaitu institusi sumber informasi dan institusi pengguna (petani, penyuluh, lembaga formal dan non formal). Dari hasil kajian yang dilakukan, maka umpan balik yang berasal dari pengguna/stake holder secara spontan sulit didapatkan, sehingga umpan balik harus atas inisiatif BPTP sebagai sumber informasi (Tabel 1). Table 1. Kesediaan Memberikan Umpan Balik (Penyuluh/Petani) Madiun Sumene Bojonego Banyuwa Ratarata p ro ngi a Bersedia (%) 30/25 25/24 20/8 25/20 25/20 b Bersedia bersyarat (%) 40/28 45/28 40/24 35/20 40/25 c Tidak bersedia (%) 30/32 30/24 40/28 30/28 33/28 d Tidak menjawab (%) 0/15 0/24 0/40 10/32 2/27 III. PENYEBARAN INFORMASI DAN UMPAN BALIK TEKNOLOGI 3.1. Sistem Penyebaran Teknologi Strategi media yang telah dilakukan selama ini dibedakan untuk pendekatan perorangan, kelompok dan massal (Tabel 2). Strategi kreatifitas dilakukan hanya pada penyederhanaan kalimat, variasi tata warna dan tata letak, bentuk/kemasan media, dan penggunaan media tradisional (limbukan, campursari). Untuk menterjemahkan hasil kajian dalam bahasa lokal atau memanfaatkan artis masih belum dapat dilakukan. 4

Tabel 2. Pendekatan, Jenis Media, Sasaran dan Jangkauan Media BPTP Jatim (Rata-rata per tahun) Pendekatan Jenis Media Jumlah Topik Sasaran Volume Jangkauan Massal Brosur 1 topik Penyuluh, 500 1.000 Kabupaten petugas eks Folder 10 topik Penyuluh, 1.000 2.000 Kabupaten petugas eks TV 2 topik Umum 2 kali tayang Jawa Timur Radio 5 kegiatan Umum 5 Kabupaten Kecamatan (portabel) VCD 2 topik Penyuluh, 100 keping Kabupaten petani Ekspose - Umum Lebih dari 12 kegiatan Lokasi Ekspose Proseding, Buletin, Juknis, Laporan Hasil kajian Peneliti, Penyuluh, Petugas Masingmasing 300 eks Institusi provinsi dan kabupaten di Jatim Tahunan Limbukan, Sosialisasi Umum Pada acara Desa Campursari awal khusus Massal, Website Semua Umum Tiap tahun Luar negeri perorangan Kelompok Kelompok, perorangan Pengkajian dan temu lapang Temu Teknologi Aplikasi paket teknologi Klinik*) agribisnis kajian 20 topik Penyuluh, petugas, petani 2 topik Penyuluh, Petugas dan petani 4 topik Penyuluh, Petugas dan petani Sesuai konsultasi Umum Visitor plot 23 topik Penyuluh, Petani dan umum 20 lokasi kajian (Australia) Desa 2 Bakorwil Kabupaten 4 kabupaten Desa BPTP, Mojosari dan Wonocolo BPTP, Mojosari, Wonocolo dan 20 lokasi kajian Visitor 12 Topik Umum BPTP, Display Wonocolo dan Mojosari *) mulai tahun 2007 akan dilengkapi dengan informasi teknologi dalam data base Kabupaten Desa 5

Mulai tahun tahun 2006, Deptan melalui Badan Litbang telah mencanangkan program Prima Tani (dalam bentuk Laboratorium Agribisnis). Pada tahun 2007, lokasinya ditambah lagi 17 desa, sehingga Lokasi Prima Tani di Jawa Timur berjumlah 19 desa/kabupaten. Dalam laboratorium lapangan ini komunikasi dilakukan melalui berbagai strategi media dan strategi kreativitas secara serasi, pendekatan yang digunakan ditekankan pada kelompok dan perorangan untuk mendiseminasikan inovasi teknologi dan kelembagaan, sehingga potensi ekonomi lokal berkembang. Laboratorium lapangan juga dapat berfungsi sebagai media umpan balik. 3.2. Umpan Balik Inisiatif BPTP Jatim Untuk mendapatkan umpan balik, maka BPTP harus aktif dan berinisiatif. Media umpan balik telah dilakukan dapat dikelompokkan dalam (a) formatif, (b) proses dan (c) sumatif. Tabel 3. Jenis, Bentuk Media dan Sumber Umpan Balik BPTP Jawa Timur Jenis Umpan Balik Bentuk Media/ Kegiatan Sumber Formatif PRA sebelum kegiatan Petani, Penyuluh, Dinas pengakajian Seminar Perencanaan RPTP, RDHP Peneliti, Penyuluh dan petani, dinas Temu Teknologi Peneliti, Penyuluh dan petani Pre tes Media, Hunting Lokasi Petani dan masyarakat Temu Teknologi Proses Aplikasi paket teknologi Petani dan penyuluh Klinik Agribisnis Umum Monitoring Pengkajian Petani,penyuluh serta dinas Sumatif Kegiatan pengkajian khusus Petani dan penyuluh Ekspose, pameran Umum Lokakarya penyuluh se Jatim Penyuluh Temu lapang Petani dan penyuluh Website Umum Komtek Stake holder Formatif, Prima Tani (Laboratorium Petani dan stake holder Proses, Lapangan Agribisnis) Sumatif (lokal) 3.3. Arus Umpan Balik dari Pengguna Untuk menjajaki adanya aliran umpan balik perlu dilakukan jajak pendapat dan penelusuran informasi dari pengguna informasi serta saluran komunikasi yang digunakan. 6

3.3.1. Institusi Rujukan Petani Keragaan frekuensi rujukan petani pada institusi (baik sebagai saluran, media umpan balik atau sumber informasi) disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Frekuensi Rujukan Petani ke Sumber, Saluran atau Media Umpan Balik No Institusi Rujukan Bojone Banyuw Madiun Sumenep Petani goro angi 1 Penyuluh pertanian 23 23 21 9 19 2 Kontaktani 18 15 14 10 14 3 Sesama teman petani 17 14 13 10 14 4 Dinas kab/kota 21 15 17 14 17 5 BPP 23 16 17 14 18 6 Media 14 2 5 11 8 7 BPTP Jatim 2 2 7 11 6 8 Perangkat Desa/Kec 11 2 10 7 8 Rata-Rata 9 Perguruan Tinggi 6 1 4 8 5 Kab/Kota 10 Kios Saprodi 2 3 5 3 3 Dari Tabel di atas, terlihat bahwa institusi rujukan petani terdekat di tiap kabupaten berbeda. Untuk kabupaten Madiun, Sumenep dan Bojonegoro, maka institusi rujukan petani terpenting adalah penyuluh, kontaktani/sesama petani, BPP dan dinas kabupaten, sedangkan untuk Kabupaten Banyuwangi institusi rujukan petani terpenting adalah dinas kabupaten, BPP, media informasi dan BPTP. Secara umum institusi utama rujukan petani di Jatim adalah sesama petani (kontaktani dan petani), penyuluh, BPP, dinas kabupaten. Arus informasi yang digambarkan dalam teori persepsi selektif disajikan pada Diagram 1. Peranan media informasi langsung sebagai rujukan sangat lemah. Diagram 1. Aliran dari Petani ke Sumber (Jarak menunjukkan frekuensi akses semakin menurun) 7

3.3.2. Institusi Rujukan Penyuluh Keragaan frekuensi rujukan penyuluh pada masing institusi sebagai sumber informasi, saluran atau media disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Frekuensi Rujukan Penyuluh ke Sumber No Institusi Rujukan Bagi Penyuluh Madiun Sumenep Bojonegoro Banyuwangi Rata-Rata 1 Dinas Kab/Kota 20 13 12 11 14 2 Media, Pustaka 3 5 4 1 3 3 Teman Penyuluh 1 1 2 2 2 4 Badan PSDM 13 2 10 15 10 5 BPTP Jatim, Balit 17 13 14 18 16 6 Dinas Prop 9 6 11 13 10 7 Perguruan Tinggi kab 2 6 5 9 6 8 LSM 7 3 4 7 5 9 Lainnya 2-1 6 2 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa institusi utama rujukan penyuluh pertanian di tiap kabupaten juga spesifik. Di Kabupaten Madiun, Sumenep dan Bojonegoro, institusi rujukan penyuluh adalah dinas kabupaten, BPTP/Balit, Badan PSDM serta dinas provinsi, sedangkan untuk Kabupaten Banyuwangi adalah BPTP/Balit dan Badan PSDM. Secara umum institusi utama rujukan penyuluh adalah BPTP/Balit, Dinas Pertanian Provinsi dan Badan PSDM. Peranan media informasi dan teman penyuluh sebagai rujukan sangat lemah. Jika digambarkan dalam teori persepsi selektif, maka arus informasi tersebut tergambar seperti pada Dagram 2. Diagram 2. Aliran Umpan Balik dari Penyuluh ke Sumber (Jarak menunjukkan frekuensi akses semakin menurun) Dari hasil kajian juga telah diketahui bahwa baik petani maupun penyuluh menghendaki pertemuan (pertemuan petani atau pertemuan ilmiah) sebagai media umpan balik yang paling efektif. 8

IV. PENUTUP Walaupun media informasi kurang diminati oleh petani dan penyuluh sebagai media rujukan, bukan berarti media informasi tidak penting, karena melalui media, informasi teknologi dapat diperkuat, dipercepat dan diperluas jangkauannya. Perguruan tinggi lokal dan LSM harus mulai diperhitungkan sebagai saluran informasi teknologi, karena menjadi salah satu rujukan petani dan penyuluh. Semakin banyak informasi teknologi sampai ke petani, maka informasi teknologi akan diperkuat dan diperkaya oleh sesama petani. Prima Tani (Laboratorium Lapangan Agribisnis) selain berfungsi sebagai media transfer teknologi juga berfungsi sebagai media umpan balik. Dalam melakukan kegiatan transfer teknologi selain teori komunikasi juga perlu pengetahuan sosiologi, antropologi dan motivasi khalayak. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2005. Kelompok Laporan Inventarisasi Jumlah Penyuluh, BPP dan Tani di Jatim. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Gonzales, H. 1988. Diffusi dan Umpan Balik (Dalam) A. Jahi : Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan Di Negara- Negara Dunia Ketiga. PT Gramedia, Jakarta Jahi, A. 1988. Media Cetak dan Pembangunan Pedesaan di Negara- Negara Dunia Ketiga (Dalam) A. Jahi : Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan Di Negara-Negara Dunia Ketiga, PT. Gramedia, Jakarta. Pangarsa, N., H. Arianto, Kasmiyati dan B. Supriyono, 2004. Survai Efektifitas Penyebaran Media Pertanian (Studi Kasus). Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif. BPTP Jawa Timur. Scott, W. Richard, 1981. Organizations : Rational, Natural and Open System. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall. Surat Keputusan Menteri Pertanian No 93/kpts/OT.210/3/97 Tanggal 18 Maret 1997. Perihal : Pembinaan Kelompoktani-Nelayan 9

Sumber Materi Saluran/ Media Penerima BPTP JATIM Materi Penyuluhan -Penyuluh -Petugas -Stake Gambar 1. Komunikasi Model Linier (Gonzales, 1988) Sumber Materi Saluran/ Media Penerima -Petani -Budidaya -Penyuluh -Penyuluh -BPTP -Pasca panen -Bahan -Petani -Dinas -PHT Cetakan -Stake Holder -Balit -Pemasaran -Elektronik -PT -Pertemuan Gambar 2. Komunikasi Model Persepsi Selektif (Gonzales, 1988) 10