BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Rencana Kerja Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Februari 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendorong guru untuk menemukan teori baru yang dibuat sendiri sesuai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Km dari ibukota kabupaten. Adapun lingkungan sekolah berada pada daerah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bersama. Mulyasa (2009 : 10) mengartikan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tahun 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III MODEL PEMBELAJARAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di kelas VIII-B SMP Negeri 10 Surakarta, yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

YUNITA NUR ANGGRAENI K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI MIPA ada 5 kelas dan kelas XI IPS ada 5 kelas. Selain itu, kelas XII ada 5 kelas MIPA dan 5 kelas IPS. SMA Negeri 7 Surakarta berlokasi strategis di Jalan Mr. Muh. Yamin No. 79 Surakarta yang merupakan jantung Kota Surakarta. SMA Negeri 7 memiliki Laboratorium Biologi yang secara kuantitas mencukupi kebutuhan dalam kegiatan praktikum pada tindakan yang akan dilakukan. Kualitas laboratorium biologi SMA N 7 Surakarta sudah memenuhi persyaratan, Perawatan laboratorium sudah dibenahi dengan terlihat kebersihan laboratorium dan adanya kelengkapan inventaris laboratorium. Alat dan bahan yang tersedia di lab. SMA N 7 Surakarta terawat dengan baik sehingga mendukung kegiatan praktikum. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, yaitu bulan Maret-April tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tahap, sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian berupa silabus, RPP, angket, tes, lembar observasi, dan pedoman wawancara, pengajuan izin penelitian, dan seminar proposal. Perincian persiapan kegiatan penelitian seperti pada Gambar 3.1 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan yaitu pengajuan izin penelitian, penerapan model pembelajaran Inkuiri, pengambilan data, dan analisis data. Perincian tahap penelitian seperti yang tercantum pada Gambar 3.1 29

30 3. Tahap Penyusunan Tahap penyusunan meliputi kegiatan penulisan skripsi dan ujian skripsi. Perincian tahap penyusunan seperti yang tercantum pada Gambar 3.1 No Rencana Kegiatan 1 Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru biologi b. Observasi Kelas c. Diskusi identifikasi masalah pembelajaran dengan guru d. Penentuan Tindakan Tahun 2015-2016 Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags e. Pengajuan Judul f. Penyusunan Proposal penelitian g. Pembuatan perangakat pembelajaran dan instrumen penelitian h. Pengajuan Izin Penelitian 2 Pelaksanaan 3 a. Siklus I - Perencanaan - Pelaksanaan tindakan - Observasi - Refleksi b. Siklus II - Perencanaan - Pelaksanaan tindakan - Observasi - Refleksi Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan siklus II) b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan Gambar 3.1 Jadwal Penelitian.

31 B. Pendekatan Penilitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Penelitian ini menerapkan tindakan yang sama, yakni penerapan Model Metakognitif-Konstruktivis untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis siswa kelas XI MIPA 5 SMA N 7 Surakarta. Tindakan berlangsung pada semua siklus (minimal 2 siklus) pada materi Sistem Koordinasi hingga target peningkatan berpikir kritis tercapai. Sebelum pelaksanaan tindakan, didahului oleh observasi awal untuk mengetahui keadaan awal proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelas, penelitian dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama guru bidang studi. Permasalahan kelas pada penelitian ditangani dengan tindakan berupa aplikasi Model Metakognitif- Konstruktivis pada materi sistem koordinasi. C. Subjek Penelitian Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini difokuskanan pada siswa kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 7 Surakarta semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 16 putra dan 16 putri dengan kemampuan yang heterogen. Pemilihan kelas XI MIPA 5 didasarkan pada rendahnya profil awal kemampuan berpikir kritis siswa yaitu sebagai berikut, 1) kemampuan interpretasi siswa 32,81% dengan kategori rendah, 2) kemampuan analisis siswa 33,59% dengan kategori rendah, 3) kemampuan evaluasi peserta didik 10,94% dengan kategori sangat rendah, 4) kemampuan menyimpulkan peserta didik 30,47% dengan kategori rendah, 5) kemampuan menjelaskan peserta didik 14,84% dengan kategori sangat rendah, dan 6) kemampuan pengaturan diri peserta didik 12,50% dengan kategori sangat rendah.

32 D. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian penerapan Model Konstruktivis- Metakognitif berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan merupakan data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa dengan aspek meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan regulasi diri yang disusun peneliti kemudian dikerjakan secara mandiri oleh siswa. Data sekunder berupa hasil observasi menggunakan Lembar Observasi, wawancara terkait dengan sikap siswa yang mencerminkan kemampuan berpikir kritisnya, dan dokumen berupa hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan, hasil pekerjaan lembar kerja siswa dan foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sekunder. Sumber sekunder yang digunakan yaitu Siswa kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 7 Surakarta. Sumber sekunder yang digunakan yaitu observer yang berjumlah enam orang dan guru. Observer sebagai sumber data sekunder memberikan data nilai psikomotor kegiatan siswa dan nilai afektif berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis siswa, keterlaksanaan sintaks yang diperoleh menggunakan lembar observasi. Guru sebagai data sekunder menjadi narasumber wawancara mengenai keadaan kelas sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran di kelas. Guru juga memberikan dokumen pembelajaran yang berupa silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa dan hasil belajar siswa guna memfokuskan masalah penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui implementasi Model Konstruktivis-Metakognitif meliputi teknik tes dengan tes esai dan teknik non tes dengan pengamatan atau observasi, wawancara, dan metode dokumentasi yang masing-masing secara singkat dapat dilihat di Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data, Parameter dan Alat. No Teknik Pengumpulan Data Parameter yang diukur 1. Tes - Kemampuan berpikir kritis 2. Non Tes a. Lembar Observasi. b. Lembar wawancara kepada guru dan siswa. c. Dokumentasi - Kemampuan afektif dan psikomotorik siswa, kemampuan berpikir kritis - Keterlaksanaan sintak pembelajaran untuk guru dan siswa - Kemampuan berpikir kritis - Kondisi kelas selama proses pembelajaran 33 berikut: Penjelasan masing-masing teknik pengumpulan data adalah sebagai 1. Metode observasi Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi di kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 7 Surakarta. Observasi dilakukan terhadap siswa terkait penilaian afektif dan psikomotorik, sedangkan observasi terhadap guru terkait pelaksanaan tahapan pembelajaran konstruktivis-metakognitif. Pengamatan dilakukan oleh enam pengamat (observer), Observasi mengacu pada instrumen yang telah dirancang sesuai dengan aspek-aspek yang yang diteliti Observasi terhadap guru difokuskan pada keterlaksanaan tahapan pembelajaran dikelas, yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan tahapan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif. Observasi difokuskan pada keterlaksanaan tahapan pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi. Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari beberapa aspek meliputi (interpretation), analisis (analysis), evaluasi (evaluation), inferensi (inference), penjelasan (explanation), dan regulasi diri (selfregulation).

34 2. Metode Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran biologi dengan model konstruktivis-metakognitif pada materi Sistem Koordinasi. Sasaran wawancara adalah siswa kelas XI MIPA 5 SMA Negeri 7 Surakarta dan guru Biologi. Wawancara dilakukan untuk mendapat masukan yang mendalam setiap proses pembelajaran yang dapat dijadikan refleksi untuk perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. Wawancara dilakukan setelah akhir siklus yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang respon siswa, pandangan siswa, serta hambatan yang dihadapi guru yang kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran. Metode wawancara digunakan sebagai alat penelitian dalam aplikasi model konstruktivismetakognitif dengan tujuan untuk memperbaiki data penelitian yang diperoleh hasil observasi. Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir kritis saat pembelajaran biologi. Tujuan wawancara dengan guru yaitu untuk mengetahui hambatan yang ada selama pembelajaran dengan menggunakan konstruktivis-metakognitif. Wawancara yang dilakukan terhadap siswa dilaksanakan sebelum tindakan, dan setiap akhir siklus. Wawancara yang dilakukan kepada siswa untuk memperjelas pengaruh penggunaan model pembelajaran konstruktivismetakognitif selain itu juga memperjelas evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan berlangsung. Kegiatan wawancara dilakukan beberapa hal yaitu mendiskusikan halhal yang dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran biologi, khususnya dalam mendeskripsikan sistem koordinasi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Wawancara mencakup 6 aspek yaitu interpretasi (interpretation), analisis (analysis), evaluasi (evaluation), kesimpulan (inference), penjelasan (explanation), pengaturan diri (self-regulation) (Facione, 2013). 3. Tes Tes digunakan untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah dilakukan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian. Tes uraian digunakan karena dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat

35 tinggi yang salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis (Arikunto, 2010). Tes dikembangkan dengan menggunakan aspek berpikir kritis Facione. Tes terdiri dari dua jenis yaitu tes kemampuan awal dan tes akhir siklus. Tes kemampuan awal diberikan sebelum siklus pertama dan bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis awal siswa. Sedangkan tes akhir siklus bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan model konstruktivis-metakognitif. 4. Dokumentasi Kegiatan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan atau merekam berbagai arsip yang digunakan dalam pemfokusan masalah dan proses pelaksanaan penelitianan. Dokumentasi dalam pemfokusan masalah meliputi hasil belajar siswa sebelum dilakukan, catatan guru selama menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan yakni ceramah konvensional, tindakan sehingga dapat menjadi pertimbangan pemfokusan masalah pada kemampuan berpikir siswa. Dokumentasi selama proses pelaksanaan penelitian meliputi silaabus, presensi siswa, buku ajar yang digunakan, foto saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat pada Lampiran 1.A. dan 1.B. F. Teknik Uji Validitas Data Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kredibilitas data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Jenis triangulasi sumber data dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran informasinya. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa tes, wawancara, dan lembar observasi. Adapun skema triangulasi dapat dilihat pada Gambar 3.2.

36 Data Lembar Observasi Wawancara Tes Siswa Gambar 3.2. Skema Triangulasi Sumber Data Penelitian (Sumber: Sutopo, 2002) G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian dimulai sejak awal sampai pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu : 1. Reduksi data, yaitu meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas. Reduksi data dalam penelitian kualitatif yakni memilih data yang penting kemudian membuat pengkategorian. Dalam mereduksi data peneliti dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Reduksi data dilakukan setelah peneliti memasuki tempat penelitian. Dalam mereduksi data peneliti memfokuskan pada, hasil belajar siswa, kondisi belajar, model pembelajaran, interaksi siswa dengan keluarga dan lingkungan kemudian mengkategorikan pada aspek gaya belajar, perilaku sosial, motivasi, atau kemampuan berpikir. 2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus 3. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian dilakukan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi

bersama kolaborator. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna. Skema komponen analisis seperti pada Gambar 3.3 37 Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi Gambar 3.3 Komponen-komponen Analisis Data (Model Interaktif) (Sumber: Sugiyono, 2011) H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja penelitian adalah indikator ketercapaian kemampuan berpikir kritis siswa yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Persentase target capaian kemampuan berpikir kritis pada prasiklus hingga akhir siklus yaitu 30 %. Target dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2 Target Peningkatan Penelitian Aspek Base Line Target capaian (%) Persentase yang ditargetkan Cara Mengukur Interpretasi 32.81% > 30 % >72.81 % tes kemampuan Analisis 33.59 % > 73.59 % berpikir kritis Evaluasi 10.94 % >40.94 % Inferensi 30.47 % > 60.47 % Penjelasan 14.84 % >44.84 % Regulasi diri 12.50 % >42.50 %

38 I. Prosedur Penelitian Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang dimunculkan dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang dimunculkan dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2011:92-93). Penelitian ini berdasar pada permasalahan yang muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan. Penelitian tindakan kelas berbentuk spiral yang diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), pengamatan tindakan (observation), dan refleksi tindakan (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Arikunto, dkk., 2011:95), dapat dilihat pada gambar 3.4. Langkah-langkah operasional penelitian pada tiap siklus adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang telah dilakukan sebelumnya, alternatif pemecahan masalah yang diajukan adalah dengan menerapkan Model Konstruktivis-Metakognitif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi pada pokok bahasan Sistem Koordinasi. Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario pembelajaran penerapan konstruktivis-metakognitif, termasuk penyusunan

silabus, rencana pengajaran. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian juga disiapkan seperti tes, pedoman wawancara, dan dokumentasi. 39 Gambar 3.4 Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, dkk., 2011) 2. Pelaksanaan Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran konstruktivis-metakognitif. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis seperti yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penerapan model konstruktivis-metakognitif diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran seperti pada lampiran RPP. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam tindakan yang sistematis berdasarkan fase I VII sintaks konstruktivis-metakognitif. Fase konstruktivis-metakognititf terdiri dari 7 tahap, yaitu, 1) pembentukan kelompok kolaboratif; 2) aktivasi skemata awal siswa; 3) pemunculan konflik kognitif 4) pengkonstruksian konsep; 5) presentasi kelas; 6) tes individu; 7) rekognisi tim. Kegiatan setiap fase dari model konstruktvismetakognitif dilaksanakan oleh guru berkolaborasi dengan penelitit.

40 Garis besar pembelajaran konstruktivis-metakognitif diawali dengan guru membuat kelompok heterogen berdasarkan hasil ulangan materi sebelumnya, kemudian pemunculan fenomena yang membuat terjadinya konflik antara pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan baru yang diperolehnya sehingga pada fase ini akan merangsang kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berfikir siswa yang mulai aktif dilihat dari munculnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan siswa mengkonstruk secara mandiri jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya dengan melakukan kegiatan diskusi atau eksperimen. Siswa selanjutnya menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan mengkomunikasikan hasil kegiatan pengkonstruksian konsep. Fase terakhir adalah pemberian rekognisi bagi individu dan tim yang memperoleh kenaikan skor hasil tes individu tertinggi. Akhir dari setiap siklus akan diberikan tes essay yang mencakup indikator kemampuan berpikir kritis. 3. Pengamatan dan Evaluasi Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Observasi juga dilakukan pada keterlaksanaan pembelajaran konstruktivis-metakognitif. Fokus observasi pada kegiatan siswa yang menunjukkan aktivitas berpikir kritis siswa seperti interpretasi (interpretation), analisis (analysis), evaluasi (evaluation), kesimpulan (inference), penjelasan (explanation), pengaturan diri (selfregulation). Kemampuan berpikir kritis diketahui menggunakan hasil tes, sebagai pendukung dilakukan wawancara terhadap guru dan siswa pada akhir siklus, dan angket serta kajian dokumen yang ada. Data yang diperoleh diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Hasil observasi dikonfirmasi dengan data yang berasal dari wawancara dari masing-masing indikator dan masing-masing aspek kemampuan berpikir kritis. Selain data lembar observasi, diperoleh data wawancara, tes kognitif,

41 dan dokumentasi. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dan diperlukan untuk melengkapi data. Data pendukung dokumentasi, yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung baik pada saat observasi maupun pada saat pembelajaran. Data dokumentasi dokumen bukti pekerjaan siswa dan foto pada saat pembelajaran. 4. Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis proses dan dampak dari pelaksanaan tindakan. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar perencanaan kegiatan pada siklus berikutnya. Jika dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan siklus kedua. Siklus selanjutnya dilaksanakan apabila terdapat hal-hal yang kurang berhasil siklus kedua. Tahap antara siklus satu dan siklus berikutnya adalah sama yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil refleksi menjadi acuan dan penyempurnaan tindakan dengan inti pembahasan sebagai berikut, a. Menganalisis kelebihan dan kekurangan yang masih terdapat pada rancangan model pembelajaran konstruktivis-metakognitif b. Efisiensi waktu pada pelaksanaan pembelajaran. c. Respon siswa terhadap pembelajaran. d. Menganalisis peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. e. Menulis dan menyimpulkan semua data yang diperoleh.