HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL DOKTER PASIEN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

SKRIPSI HUBUNGAN KELENGKAPAN RESUME MEDIS RAWAT INAP DAN KECEPATAN PENAGIHAN KLAIM ASURANSI DI RUMAH SAKIT PRIKASIH JAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang harus dikuasai karena dapat membantu menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 19-26

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN BIAYA PELAYANAN TINDAKAN MEDIK OPERATIF TERHADAP TARIF INA-DRG PADA PROGRAM JAMKESMAS DI RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS MABELOPURA KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti gugus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

71 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

KUESIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JKA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. setidaknya pernah mengalami satu kali nyeri kepala dalam satu tahun. Bahkan,

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

Healthy Tadulako Journal 29

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pelayanan Gigi Di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS LEMBASADA KABUPATEN DONGGALA HERMAN, SUDIRMAN, NIZMAYANUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1)

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU Muhammad Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha Apriliana Windasari * Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako. * e-mail Korespondensi: yudithaaprilianawindasari@yahoo.com ABSTRAK Komunikasi kesehatan antara dokter dan pasien adalah proses komunikasi yang melibatkan pesan kesehatan, unsur-unsur atau peserta komunikasi yang menunjang kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan komunikasi dokter dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional studi. Jumlah sampel yaitu 97 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Stratified Random Sampling. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian bahwa ada hubungan antara komunikasi verbal dokter dengan kepuasan pasien (ρ = 0,004), dan tidak ada hubungan antara komunikasi nonverbal dokter dengan kepuasan pasien (ρ = 0,365). Sebaiknya dokter dapat memperhatikan ucapan yang jelas, intonasi suara, dan perbendaharaan kata agar dapat dipahami oleh pasien. Kata Kunci: Komunikasi Verbal, Nonverbal Dokter, Kepuasan Pasien Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha: 1-7) 1

A. PENDAHULUAN Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan seseorang [1]. Komunikasi kesehatan antara dokter dan pasien adalah proses komunikasi yang melibatkan pesan kesehatan, unsurunsur atau peserta komunikasi. Komunikasi yang dibangun dengan baik antara dokter dan pasien merupakan salah satu kunci keberhasilan dokter dalam memberikan upaya pelayanan medis. Sebaliknya, ketidakberhasilan dokter terhadap masalah medis jika dikomunikasikan dengan baik tidak akan menimbulkan perselisihan [2]. Survei global terbaru yang dilakukan di tujuh Negara yaitu Inggris, Jerman, Itali, Korea, Meksiko, Spanyol, dan Finlandia mengungkapkan bahwa komunikasi efektif dokter dengan pasien adalah kunci pada perawatan dan diagnosis yang akurat dan lebih awal pada pasien nyeri saraf. Menurut kesimpulan yang dirangkum oleh American Society of Internal Medicine, komunikasi yang baik ternyata berhasil menurunkan angka keluhan dan tuntutan hukum terhadap dokter. Sebagian pasien mengeluhkan layanan dokter bukan karena kemampuan dokter tersebut kurang namun karena mereka merasa kurang diperhatikan. Dokter hendaknya bersedia mendengarkan dengan baik dan tidak menunjukkan sikap tergesa-gesa [3]. Data dari RSU Anutapura tahun 2014 mengenai total pengunjung di semua ruang rawat inap pada bulan Oktober yaitu sebanyak 334 orang, bulan November sebanyak 294 orang, dan pada bulan Desember menurun menjadi 289 orang. Salah satu yang menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung di ruang rawat inap yaitu karena kepuasaan pasien terhadap komunikasi dokter. Studi pendahuluan peneliti pada bulan Januari 2015 di ruangan Rajawali, VIP 5, kelas 3 dari 5 orang pasien tidak ada yang merasa puas dengan komunikasi dokter, dan hasil wawancara dari pasien menyatakan bahwa tidak semua dokter sama dalam berkomunikasi. Terkait komunikasi verbal dokter, pasien yang diberikan informasi upaya pencegahan masih merasa kurang jelas terhadap penyakitnya. Sedangkan pada komunikasi nonverbal dokter, pasien mengatakan bahwa mimik muka dokter tegang dan tergesa-gesa dalam pemeriksaan. Diperkuat oleh hasil observasi dari peneliti terhadap salah satu dokter dalam menyampaikan informasi terhadap pasien (penyakit tidak menular) menggunakan masker sehingga penyampaian informasi kurang jelas didengar dan dipahami oleh pasien. Terkait dengan masalah komunikasi dokter terhadap pasien, harapan pasien agar dokter dapat lebih jelas dalam menyampaikan informasi. Komunikasi dokter dengan pasien hanya berkisar selama ± 5 menit, dan jumlah kunjungan dokter satu atau dua kali dalam sehari. Sebelum dokter berkomunikasi dengan pasien, tindakan yang dilakukan dokter adalah menanyakan kepada Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha: 1-7) 2

perawat mengenai status pasien kemudian memeriksa pasien, selanjutnya menanyakan keadaan pasien dan meninggalkan ruangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan Komunikasi Dokter dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik yaitu melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis menggunakan pendekatan cross sectional study. Penelitian cross sectional merupakan desain penelitian yang mempelajari hubungan variabel dependen dan independen dengan cara mengamati variabel dependen dan independen pada populasi tunggal, pada suatu waktu periode, pada suatu waktu periode. Penelitian ini dilaksanakan di unit rawat inap RSU Anutapura Palu pada tanggal 29 Mei sampai dengan 13 Juni 2015 dengan populasi seluruh pasien di unit rawat inap yaitu 278 orang. Untuk menentukan ukuran sampel, peneliti menggunakan rumus Lameshow yang berjumlah 97 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara Proportional Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan data primer yakni data hasil penelitian yang diperoleh secara langsung dari responden melalui teknik pengisian kuesioner dan melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian, serta data sekunder yakni data yang diperoleh dari RSU Anutapura Palu. C. HASIL PENELITIAN Hubungan Komunikasi Verbal Dokter dengan Kepuasan Pasien Pada komunikasi verbal dokter yang kurang baik, lebih banyak pasien yang tidak puas sebesar 72,5%, dibandingkan pasien yang puas sebesar 27,5%, sedangkan komunikasi verbal dokter yang baik lebih banyak terdapat pasien yang puas sebesar 58,7%, dibandingkan pasien yang tidak puas sebesar 41,3%. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi Square yang dilakukan komunikasi verbal dokter dengan kepuasan pasien, didapatkan hasil nilai ρ = 0,004 0,05 maka H0 pada penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada hubungan antara komunikasi verbal dokter dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSU Anutapura Palu. Hubungan Komunikasi Nonverbal Dokter dengan Kepuasan Pasien Pada komunikasi nonverbal dokter yang kurang baik, lebih banyak terdapat pasien yang tidak puas sebesar 64,9%, 35,1%, sedangkan komunikasi nonverbal dokter yang baik lebih banyak terdapat pasien yang tidak puas sebesar 53,3%, 46,7%. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi Square yang dilakukan terhadap komunikasi nonverbal dokter dengan kepuasan pasien, didapatkan hasil nilai ρ = 0,365 0,05 maka H0 pada penelitian ini diterima, artinya bahwa tidak ada Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha: 1-7) 3

hubungan antara komunikasi nonverbal inap RSU Anutapura Palu. dengan kepuasan pasien di ruang rawat Tabel; Hubungan Komunikasi Dokter dengan Kepuasan Pasian di Ruang Rawat Inap RSU Anutapura Palu Kepuasan Pasien Jumlah Komunikasi Dokter Tidak Puas Puas (ρ) n % n % n % Komunikasi Verbal Kurang Baik 37 72,5 14 27,5 51 100 Baik 19 41,3 27 58,7 46 100 (0,004) Total 56 57,7 41 42,3 97 100 Komunikasi Nonverbal Kurang Baik 24 64,9 13 35,1 37 100 (0,365) Baik 32 53,3 28 46,7 60 100 Total 56 57,7 41 42,3 97 100 Sumber: Data Primer, 2015 D. PEMBAHASAN Hubungan Komunikasi Verbal Dokter dengan Kepuasan Pasien Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih [4]. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada komunikasi verbal dokter yang kurang baik, lebih banyak pasien yang tidak puas dibandingkan pasien yang puas, sedangkan komunikasi verbal dokter yang baik lebih banyak terdapat pasien yang puas sebesar dibandingkan pasien yang tidak puas. Hal ini karena harapan pasien dalam pelayanan yang diberikan dan penjelasan diagnosa penyakit telah dijelaskan oleh dokter sehingga sebagian pasien merasa puas dengan komunikasi verbal dokter, adapun pasien yang kurang puas dengan komunikasi verbal dokter karena pasien belum memahami waktu pemeriksaan per pasien, dimana menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang pelayanan pasien, bahwa standar pelayanan per pasien adalah rata-rata 10 sampai 15 menit, namun berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu staf di bagian pelayanan medik mengatakan bahwa waktu pemeriksaan dokter per pasien di RSU Anutapura Palu yaitu 3-5 menit. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara komunikasi verbal dokter dengan kepuasan pasien dengan nilai = 0,004 atau nilai 0,05. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi verbal dokter akan mempengaruhi kepuasan pasien. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nurhasanah (2010), bahwa komunikasi Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha: 1-7) 4

verbal yang efektif sebaiknya mengatur waktu karena waktu sangat penting untuk menangkap pesan saat berkomunikasi, apabila waktu tidak tepat dapat menghalangi penerima pesan secara akurat. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus peka terhadap waktu untuk berkomunikasi. Begitupula dengan komunikasi verbal akan bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan pasien. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, dkk (2013), bahwa ada hubungan bermakna antara komunikasi dokter pasien (ρ = 0,000) terhadap kepuasan pasien. Penelitian ini juga sejalan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Haluza (2014), menunjukkan bahwa ada hubungan antara komunikasi dokter terhadap pengetahuan dan kepuasan pasien (ρ = 0,001). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti (2008), yang mengemukakan bahwa tidak ada hubungan postitif antara komunikasi verbal dokter dengan kepuasan pasien (ρ = 0,077 > 0,05). Jumlah pasien yang banyak tidak seimbang dengan jumlah dokter di RSU Anutapura Palu yang menyebabkan waktu pasien untuk konsultasi kepada dokter terbatas, sehingga informasi yang di dapatkan pasien kurang maksimal. Upaya dalam memperbaiki komunikasi verbal dokter dengan pasien sebaiknya RSU Anutapura Palu memperbaiki waktu pemeriksaan dokter per pasien sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang pelayanan pasien bahwa standar pelayanan per pasien adalah rata-rata 10 sampai 15 menit Hubungan Komunikasi Nonverbal Dokter dengan Kepuasan Pasien Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain [4]. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada komunikasi nonverbal dokter yang kurang baik, lebih banyak terdapat pasien yang kurang puas sebesar 64,9%, 35,1%, sedangkan komunikasi nonverbal dokter yang baik lebih banyak terdapat pasien yang kurang puas sebesar 53,3%, 46,7%. Hal ini dikarenakan tidak di ikutinya sikap dan ekpresi wajah yang tidak sesuai dengan komunikasi verbal yang dilakukan oleh dokter. Berdasarkan hasil dari analisis bivariat pada penelitian ini menujukkan bahwa tidak ada hubungan antara komunikasi dokter dengan kepuasan pasien dengan nilai ρ = 0,365 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi nonverbal dokter tidak berdampak pada kepuasan pasien. Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Nurhasanah (2010), yang mengatakan bahwa nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan. Penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yanfi (2010), yang mengatakan bahwa komunikasi nonverbal merupakan komunikasi tertutup sehingga pasien tidak secara langsung merespon tindakan Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha: 1-7) 5

yang dilakukan oleh petugas kesehatan [5]. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yanfi (2010) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara komunikasi nonverbal dengan kepuasan pasien (ρ = 0,561). Berbeda dengan penelitian Korompis dan Tucunan (2010) yang menunjukkan bahwa komunikasi nonverbal berhubungan dengan tingkat kepuasan rawat inap (ρ = 0,000). Penelitian pada komunikasi nonverbal dengan kepuasan pasien tidak berhubungan disebabkan karena komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang tidak merespon secara langsung terhadap pasien sehingga penelitian ini memiliki karakteristik yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara komunikasi nonverbal dengan kepuasan pasien. Komunikasi nonverbal yang baik menyebabkan kedekatan emosional antara pasien dengan dokter sehingga pasien lebih termotivasi untuk sembuh, sedangkan komunikasi nonverbal yang kurang baik akan menyebabkan pasien kurang merasa nyaman kepada dokter yang mengakibatkan pasien kurang puas dengan komunikasi nonverbal dokter. Sebaiknya untuk memaksimalkan komunikasi dokter terhadap pasien, komunikasi nonverbal dokter harus di sertai dengan komunikasi verbal yang baik. E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap RSU Anutapura Palu, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara komunikasi verbal dokter dengan kepuasan pasien dengan nilai ρ = 0,004 sehingga ρ < 0,05. 2. Tidak ada hubungan antara komunikasi nonverbal dokter dengan kepuasan pasien dengan nilai ρ = 0,365 sehingga ρ > 0,05. Adapun saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Sebaiknya pasien lebih memperhatikan dokter saat menjelaskan, bertanya apabila masih kurang jelas mengenai penyakitnya dan lebih mengerti dengan waktu kunjungan dokter. 2. Sebaiknya direktur rumah sakit mengontrol komunikasi antara petugas kesehatan dengan pasien untuk memperbaiki kualitas pelayanan di rumah sakit. 3. Diharapkan jika ada penelitian selanjutnya mengenai komunikasi dokter dengan kepuasan pasien sebaiknya dapat menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam kepada pasien dan dokter agar dapat mengetahui fenomena komunikasi dokter kepada pasien DAFTAR PUSTAKA 1. Herlambang, Susatyo., 2010, Public Relations And Customer Service, Gosyen Publishing, Yogyakarta. 2. Arianto., 2013. Komunikasi Kesehatan (Komunikasi Antara Dokter dan Pasien). Artikel Penelitian, Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Tadulako, Palu. 3. Wahyuni, Tiara, dan Amel Yanis, Erly., 2013, Hubungan Komunikasi Dokter Pasien Terhadap Kepuasan Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha: 1-7) 6

Pasien Berobat Di Poliklinik RSUP DR. M. Djamil Padang, Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 2 (3):175-177. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang. 4. Nurhasanah, Nunung., 2010, Ilmu Komunikasi Dalam Konteks Keperawatan, Trans Info Media, Jakarta. 5. Yanfi, Eka Yayuk Dhama, 2010, Hubungan Komunikasi Verbal dan Nonverbal Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Bangsal Penyakit Dalam (Teratai) RSUD Kabupaten Wonogiri, Artikel Penelitian, STIKES Wonogiri. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha: 1-7) 7