HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

Transkripsi

1 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR Fence Ishak Hinadaka¹, Eddyman W. Ferial², Suhartatik³ ¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ² Universitas Hasanuddin Makassar ³Poltekes Kemenkes Makassar Alamat Korespondensi : fenceishak_hinadaka@yahoo.com / ABSTRAK Tingginya angka kematian ibu di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh infeksi akibat episiotomi. Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi. Penyebab terjadinya infeksi karena perawatan luka yang tidak maksimal. Fenomena yang terjadi masih banyak perawat/ bidan yang melakukan perawatan luka episiotomi tidak sesuai standar asuhan keperawatan, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan, dan ketrampilan dalam melakukan perawatan luka episiotomi.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan bidan terhadap pelaksanaan perawatan luka episiotomi di RSUD Kota Makassar. Design penelitian digunakan Deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah Bidan yang bekerja di ruang perawatan PNC RSUD Kota Makassar. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 responden dan tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Kuisioner dan lembar observasi pelaksanaan perawatan luka episiotomi, program Microsoft excel dan program Statistical Product And Service Solution (SPSS) versi 16.0 for windows. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat pada penelitian ini adalah Uji Chi Square (Fisher s Exact test) dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan perawatan luka episiotomi (p=0,001). Kesimpulan dalam penelitian ini adanya hubungan antara pengetahuan terhadap pelaksanaan perawatan luka episiotomi di RSUD Kota Makassar Kata Kunci : Pengetahuan bidan, Luka Episiotomi PENDAHULUAN Tantangan Global saat ini adalah pencapaian sasaran MDGs tahun 2015 yakni angka kematian ibu sebesar 102 per 100 ribu kelahiran. Saat ini Indonesia baru mencapai 228 per 100 ribu kelahiran (Pudiastuti R.D, 2011). Permasalahan utama yang masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan ibu di Indonesia adalah masih tingginya kematian ibu yang berhubungan dengan persalinan (Walyani E.S, 2015). Persalinan seringkali menyebabkan perlukaan jalan lahir (Nurasiah, Maemunah dan Badriah, 2012). Luka perineum adalah luka yang terjadi karena adanya robekan jalan lahir baik karena rupture maupun karena episiotomi pada waktu melahirkan janin (Walyani E.S, 2015). Episiotomi adalah insisi pada perineum yang memudahkan persalinan dan mencegah rupture perineum totalis (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013). Luka pada perineum akibat episiotomi, ruptur, laserasi, merupakan daerah yang mudah dijaga agar tetap bersih dan kering. Pengamanan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar daerah tersebut sembuh dengan cepat (Nurjannah S.N dkk, 2013). Perlukaan karena proses persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas (Walyani S.E, 2015). Fenomena yang ada sekarang yaitu masih banyaknya perawat/ bidan melakukan proses perawatan luka episiotomi yang tidak sesuai dengan standar asuhan keparawatan yang telah ditetapkan, ada beberapa faktor, sehingga hal ini masih terjadi yaitu karena adanya rutinitas, pengetahuan yang kurang, ketrampilan dan sikap tidak diolah sebagai pola kebiasaan yang baik. 38

2 Penyebab kematian ibu yaitu perdarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11% (Prasetyawati A.E, 2012). Di Indonesia presentasi penyebab kematian ibu akibat infeksi, tahun ,8%, tahun ,5%, tahun ,6% dan tahun ,3% (Info Datin Mothers day, 2014). Di Amerika serikat pada tahun 2011 menunjukan angka infeksi setelah melahirkan (infeksi nifas) 6% diantaranya infeksi episiotomi 0,3-3%, infeksi dari operasi sesar 7,4% menurut laporan amerika latin (WHO, 2014). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi sebesar 359 per kelahiran hidup, angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991 yaitu sebesar 390 per kelahiran hidup (Info Datin Mothers day, 2014). Jumlah angka kematian ibu di propinsi Sulawesi selatan untuk tahun 2012 sebanyak 140 kasus, tahun 2013 sebanyak 108 kasus dan tahun 2014 sebanyak 101 kasus (Profil Dinkes Sulsel). Presentasi angka kematian ibu di kota Makassar tahun 2012 sebanyak 8,32%, tahun 2013 sebanyak 16,27% dan tahun 2014 sebanyak 20,33% (Profil Kesehatan Kota Makassar, 2013). Jumlah persalinan dengan episiotomi di RSUD Kota Makassar, pada tahun 2012 sebanyak 129 orang, tahun 2013 sebanyak 73 orang, tahun 2014 sebanyak 68 orang. Pada tahun 2015 bulan maret sampai November 2015 berjumlah 35 orang (Data Rekam Medik RSUD Kota Makassar) Melihat hal tersebut diatas maka proses persalinan membutuhkan tenaga penolong, tenaga penolong harusnya dibekali pengetahuan dan kemampuan yang cukup tentang proses persalinan agar dapat meminimalisir resiko yang terjadi (Asri dan Clervo, 2012). Berdasarkan data RSUD Kota Makassar pada tahun 2015, jumlah tenaga bidan di ruang PNC sebanyak 31 bidan (Data Kepegawaian RSUD Kota Makassar). Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan bidan terhadap pelaksanaan perawatan luka episiotomi di RSUD Kota Makassar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penilitian adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross- sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan wakt peng variable independen dan dependen hanya suatu kali pada suatu saat (Nursalam, 2014). Penelitian ini dilaksanakan di ruang PNC RSUD Kota Makassar. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini pada tanggal 19 November sampai 10 Desember Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bekerja di ruang PNC RSUD Kota Makassar sebanyak 31 orang. Tehnik sampling yang digunakan yaitu Total Sampling yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Ariani A.P, 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bekerja di Ruang PNC RSUD Kota Makassar sebanyak 31 orang. Dalam penelitian ini kriteria inklusi dan kriteria eklusi tidak ditentukan karena menggunakan tehnik total sampling HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur di RSUD Kota Makassar Umur (Tahun) Jumlah (n) Persen (%) , , , , ,7 > Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden kelompok umur terbanyak adalah dengan umur tahun sebanyak 10 responden (32,3%) dan juga kelompok umur tahun yang mempunyai hasil yang sama yaitu sebanyak 10 responden (32,3) dan kelompok umur sedikit adalah kelompok umur > 45 tahun sebanyak 0 %. 39

3 Tabel 2 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Kota Makassar Pendidikan Jumlah (n) Persen (%) D I Kebidanan 0 0 D III Kebidanan 27 87,1 D IV Kebidanan 0 9,7 S1 Kebidanan 3 0 S2 Kebidanan 1 3,2 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden tingkat pendidikan terbanyak adalah pendidikan D III Kebidanan sebanyak 27 responden (87,1%), dan tingkat pendidikan paling sedikit adalah pendidikan Diploma I Kebidanan dan Sarjana Kebidanan sebanyak 0 %. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Lama Bekerja di RSUD Kota Makassar Lama bekerja(tahun) Jumlah (n) Persen (%) < , , , ,7 > Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden terlihat bahwa Kerja terlama adalah 2-5 tahun sebanyak 14 responden (45,2%), dan kerja paling muda adalah 6-10 tahun sebanyak 3 responden (9,7%) dan juga tahun sebanyak 3 responden (9,7%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pengetahuan di RSUD Kota Makassar Pengetahuan Jumlah (n) Persen (%) Baik 28 90,3 Kurang 3 9,7 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 28 responden (90,3%) lebih banyak dari responden dengan pengetahuan kurang yaitu 3 responden (9,7%). Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pelaksanaan Perawatan Luka Episiotomi di RSUD Kota Makassar Pelaksanaan perawatan luka Jumlah (n) Persen (%) episiotomi Baik 27 87,1 Kurang 4 12,9 Dari tabel 5 diatas menunjukan bahwa jumlah responden dalam pelaksanaan perawatan luka episiotomi dengan baik sebanyak 27 responden (87,1) lebih banyak daripada jumlah responden yang kurang baik dalam pelaksanaan perawatan luka episiotomi yaitu sebanyak 4 responden (12,9%). 2. Analisis Bivariat Pada tabel 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan Bidan Terhadap Pelaksanaan Perawatan Luka Episiotomi di RSUD Kota Makassar 40

4 Pelaksanaan Perawatan Luka Pengetahuan Bidan Episiotomi Jumlah Baik Kurang n % n % n % Baik 27 87,1 1 3, ,3 Kurang ,7 3 9,7 Total 27 87,1 4 12, α = 0,05 p= 0,001 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 28 responden yang mempunyai pengetahuan baik, sebanyak 27 responden (87,1%) melaksanakan perawatan luka episiotomi dengan baik dan 1 responden melaksanakan perawatan luka episiotomi dengan kurang. Kemudian dari 3 responden yeng mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 0 responden (0%) melaksanakan perawatan luka episiotomi dengan baik dan sebanyak 3 responden (9,7%) yang melaksanakan perawatan luka episiotomi dengan kurang baik. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square (Fisher s Exact Test) diperoleh nilai p= 0,001 atau p<α 0,05 dengan demikian maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pelaksanaan perawatan luka episiotomi di RSUD Kota Makassar. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian menunjukan 31 responden dengan pengetahuan baik yaitu 28 responden (90,3%) lebih banyak dari responden dengan pengetahuan kurang yaitu 3 responden (9,7%). Hal ini sesuai dengan latar belakang pendidikan responden yang paling banyak yaitu Diploma III (D III) Kebidanan sebanyak 27 responden (87,1%%), Diploma IV (D IV) Kebidanan sebanyak 3 responden (9,7%), S2 Kebidanan sebanyak 1 responden (3,2%). Pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Pendidikan kebidanan merupakan Pendidikan yang menghasilkan tenaga dengan keahlian terapan yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan praktik kebidanan dalam kondisi normal berdasarkan standar diberbagai setting pelayanan kesehatan Pada tabel 6 dapat di jelaskan bahwa dari 28 responden dengan pengetahuan baik, yang dapat melaksanakan perawatan luka episiotomi secara baik dan terampil sebanyak 27 responden, 1 responden melaksanakan perawatan luka episiotomi kurang terampil. Sedangkan dari 3 responden dengan pengetahuan kurang, semuanya tidak dapat melakukan perawatan luka episiotomi dengan baik, hal ini sesuai dengan evaluasi kinerja bahwa 3 responden ini yang kurang berperan aktif dalam pengambilan tindakan terhadap pelaksanaan perawatan luka episiotomi dan pengalaman kerja masih baru dan merupakan pindahan dari tempat kerja yang lain. Dari hasil uji statistik Chi Square (Fisher s Exact Test) diperoleh nilai p = 0,001. Dengan demikian ρ=0,001 atau p<α 0,05. Maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan bidan terhadap pelaksanaan perawatan luka episiotomi di RSUD Kota Makassar. Hal ini sesuai dengan Penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUP Prof Dr. R.D Kandou Malalayang Manado, menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perawatan dan penyembuhan luka episiotomi (Moloku, Wantouw dan Sambeka, 2013). Penelitian yang sama juga dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan, yang menyimpulkan bahwa pengetahuan perawat dan bidan mempengaruhi pelaksanaan dalam melakukan perawatan luka episiotomi. Oleh karena itu perawat dan bidan disarankan untuk meningkatkan layanan kesehatan dalam hal perawatan luka episiotomi untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat penyembuhan luka (Haloho R.M, 2014).. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan tingkat pengetahuan bidan terhadap pelaksanaan perawatan luka episiotomi di RSUD Kota Makassar pada tanggal 19 November 10 Desember 2015 dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan bidan terhadap pelaksanaan perawatan luka episiotomi di RSUD Kota Makassar. SARAN 1. Tenaga kesehatan Pengetahuan yang telah dimiliki oleh Bidan di RSUD Kota Makassar tentang pelaksanaan perawatan luka episiotomi perlu ditingkatkan lagi dengan adanya pendidikan kebidanan berkelanjutan, pelatihan yang bersifat teknis dan seminar-seminar yang berhubungan dengan 41

5 perawatan luka episiotomi, karena banyak perubahan-perubahan tentang perawatan luka seiring berkembangnya penelitian-penelitian dan teknologi. 2. Mahasiswa Dapat menjadi referensi dalam pendidikan dan meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang perawatan luka episiotomi, Serta sebagai calon peneliti selanjutnya sebaiknya dapat melakukan observasi secara langsung terhadap semua responden dan pasien agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Ariani A.P, Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika : Yogyakarta Asri dan Clervo Asuhan Persalinan Normal. Nuha Medika : Yogyakarta Data Rekam Medik RSUD Kota Makassar Data Kepegawaian RSUD Kota Makassar Haloho R.M Hubungan Pengetahuan Perawat dan Bidan Dengan Pelaksanaan Perawatan Luka Episiotomi di RSUD dr. Pirngadi Medan. / /43786/ 7/Cover.pdf Hidayat A.A.A Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta Info Datin Mothers Day (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI) diakses tanggal 29 September 2015) Moloku, Wantouw dan Sambeka Hubungan Pengetahuan Tentang Perawatan Dengan Penyembuhan Luka Episiotomi Pada Ibu Post Partum di Ruang Irina D Bawah RSUP Prof Dr.R.D. Kandou Malalayang. diakses tanggal 1 Oktober 2015) Nurjanah, Maemunah dan Badriah Asuhan Kebidanan Post Partum. PT Refika Aditama : Bandung Nursalam Metodologi Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Renjabinkesmas Dinas Kesehatan Provinsi SulawesiSelatan. diakses tanggal 20 September 2015) Profil Dinas Kesehatan Kota Makassar. Buku Saku Dinas Kesehatan Kota Makassar Diakses tanggal 4 Oktober 2015 Pudiastuti R.D Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Nuha Medika : Yogyakarta Sulistyawati dan Nugraheni Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Salemba Medika : Jakarta Walyani E.S Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. PT. Pustaka Baru : Yogyakarta Wawan dan Dewi Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika : Yogyakarta. WHO, /websitedata.pdf diakses pada tanggal 29 september