LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

SALEP, KRIM, GEL, PASTA Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS)

MONOGRAFI. B. Bahan Tambahan PROPYLEN GLYCOL. : Metil etilen glikol Rumus kimia : C 3 H 8 O 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

PENGARUH PENGGUNAAN KUNING TELUR AYAM KAMPUNG, AYAM NEGRI DAN BEBEK SEBAGAI EMULGATOR TERHADAP SIFAT FISIK EMULSI MINYAK ZAITUN (Olea europea, L)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

FORMULASI KRIM SERBUK GETAH BUAH PEPAYA (Carica papaya L) SEBAGAI ANTI JERAWAT

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga kosmetika menjadi stabil (Wasitaatmadja,1997).

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB III METODE PENELITIAN

Pulvis Adspersorius (Bedak Tabur) Prof. Dr. Henny Lucida, Apt

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

PENGARUH JENIS BASIS CMC NA TERHADAP KUALITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM EKSTRAK ETANOLIK DAUN BAYAM DURI (Amaranthus spinosus L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SOLUTIO (Larutan) : Sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air suling k.ecuali dinyatakan lain.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN TITIK LEBUR UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015 PENENTUAN TITIK LEBUR

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan.

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

ISONIAZID Nama resmi : Isoniazidum Sinonim : Isoniazid, isonicotinic acid hydrazide; isonicotinoylhydrazin, isonicotinylhydrazine RM / BM : C 6 H 7

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana praformulasi injeksi Difenhidramin HCl? Bagaimana formulasi injeksi Difenhidramin HCl?

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat diperoleh suatu produk farmasi yang baik.

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

1 Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa Sesuai sedikit pahit 2 Identifikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SERBUK F A R M A S E T I K D A S A R

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

MATERIA MEDIKA INDONESIA

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

II.3 Alasan Penggunaan Bahan 1) Tween 80 dan Span 80 - Tween 80 dan span 80 digunakan sebagai emulgator nonionik dan digunakan untuk sediaan krim

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu : Anasthasia Pujiastuti, S.Farm., Apt LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2010

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM 1. Tujuan sediaan cream. Mengenal dan memahami cara pembuatan dan evaluasi bentuk 2. Dasar Teori Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe krim, tipe minyak-air dan tipe air-minyak. Stabilitas krim rusak, jika terganggu sistem campurannya, terutama disebabkan perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebih atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok yang harus dilakukan dengan teknik aseptik. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan. Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Sebagai zat pengemulsi dapat digunakan, emulgid, lemak bulu domba, setaseum, setilalkohol, stearilalkohol, TEA, sterat, natrium stearat, amonium stearat. (Anonim, 1979) Untuk krim tipe A/M digunakan Sabun polivalen, span, adeps lanae, cholesterol, cera. Untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen seperti Tea stearat, natrium stearat, kalium stearat, ammonium stearat, tween, natrium laurylsulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, CMC, pectinum, emulgidum. Untuk penstabil krim ditambah zat antiokasidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang sering digunakan adalah Nipagin 0,12-0,18%, Nipasol 0,02-0,05%.

3. Formula I II Hidrokortison asetat 2,5% 2,5% Nipagin 0,1% 0,1% Propilen glycol 15% 15% Emulgide 20% 25% Aqua ad 100 100 4. Pemerian Hidrokortison Starat Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa tawar kemudian pahit. Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P dan dalam kloroform. Khasiat : Kortikosteorid (Anonim, 1979) Nipagin Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti rasa pedas. Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, 3,5 bagian eter (95%), dan dalam 3 bagian aseton, larut dalam eter dan larut dalam alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol. Khasiat : Bahan pengawet (Anonim, 1979) Propilenglikol Cairan kental, jernih, tidak berwarna. Rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab. Dapat bercampur dengan air, dengan aceton, dengan kloroform. Larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial, tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak. Khasiat : Bahan tambahan (Anonim, 1995)

Emulgide Kristal butiran-butiran warna putih sampai putih kekuningan Khasiat : Bahan tambahan 5. Perhitungan Bahan Formula I : Hidrokortison asetat Nipagin Propilen glycol Emulgide Aqua ad = 2,5% x 100 = 2,5 gram = 0,1% x 100 = 0,1 gram = 15% x 100 = 15 gram = 20% x 100 = 20 gram = 100 gr Formula II: Hidrokortison asetat Nipagin Propilen glycol Emulgide Aqua ad = 2,5% x 100 = 2,5 gram = 0,1% x 100 = 0,1 gram = 15% x 100 = 15 gram = 25% x 100 = 25 gram = 100 gr 6. Cara Kerja Masukan emulgide dan sebagian aqua dalam cawan, panaskan di atas penangas air sampai mencair, angkat dan dinginkan sampai kira-kira suhu 50 o C Tambahkan propilenglikol, pada campuran 1, aduk homogen Larutkan nipagin dalam air panas Masukan hidrokortison asetat dalam mortir, larutkan dengan sebagian aqua

Masukan larutan Nipagin, aduk homogen. Tambahkan campuran 1 dan cukupkan dengan sisa aqua. Aduk sampai homogen Simpan cream dalam wadah untuk percobaan selanjutnya 7. EVALUASI CREAM 1. Uji daya sebar cream 2. Uji daya lekat cream 3. Uji kemampuan proteksi 4. Uji homogenitas cream 5. Uji ph 8. PEMBAHASAN Problema dan Penyelesaiannya Pada pembuatan cream kali ini, masalah yang ditemui adalah pada zat aktifnya. Zat aktifnya adalah Hidrokortison asetat yang tidak larut dalam air ataupun lemak. Sehingga pembuatan cream kali ini mengikuti aturan pembuatan salep nomor 3. Aturan tersebut menghendaki pembuatan salep yang mengandung bahan yang tidak larut dalam air ataupun lemak dibuat dengan cara menggerus bahan terebut hingga halus, lalu diayak dengan menggunakan B40, baru kemudian dicampur dengan basis. Pada saat penggerusan, harus dipastikan bahwa bahan tersebut sudah mempunyai ukuran partikel yang kecil. Hal ini supaya pada saat pemakaian, cream tidak mengiritasi kulit. Saat pembuatan cream, bahan-bahan yang perlu dilebur, harus dilebur sampai merata. Bahan-bahan yang telah dilebur itu harus ditunggu sampai mencapai suhu kira-kira 50 o C. Hal ini untuk mencegah tidak

tercampurnya bahan-bahan lain yang tidak ikut dilebur, dalam praktek kali ini adalah zat aktifnya. Selain itu, pendinginan ini juga bertujuan untuk membentuk massa cream yang cukup viskositasnya, sehingga tidak terlalu encer. Pada saat pendinginan, sebaiknya massa cream terus-menerus diaduk agar tidak mengeras dan bisa mudah dicampur. Selain itu, cream ini juga mengandung air, sehingga perlu penambahan bahan pengawet. Bahan pengawet yang digunakan pada praktek kali ini adalah Nipagin dengan kadar 0,1%. A. Uji daya sebar cream 1. Timbang 0,5 g cream, letakan di tengah kaca bundar. 2. Letakan kaca penutup di atas massa cream setelah kaca penutup itu ditimbang. 3. Ukur diameter cream yang menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi). 4. Tambahkan 50 g beban tambahan, diamkan selama 1 menit dan ulangi langkah (3), tambah terus beban hingga 200 g. 5. Gambarkan dalam grafik hubungan antara beban dan luas cream yang menyebar. B. Uji daya lekat cream 1. Letakan cream secukupnya di atas obyek glass yang telah ditentukan luasnya 2. Letakan obyek glass yang lain di atas cream tersebut. Tekan dengan beban 1 kg selama 5 menit 3. Lepaskan beban seberat 1 kg 4. Pasang obyek glass pada alat uji 5. Catat waktunya hingga kedua obyek glass terlepas 6. Ulangi sebanyak 3 kali 7. Lakukan tes untuk formula cream yang lain dengan masing-masing 3 kali percobaan.

C. Uji kemampuan proteksi 1. Ambilah sepotong kertas saring (10 x 10 cm). Basahi dengan larutan phenophtalein untuk indikator. Setelah itu kertas dikeringkan 2. Olesilah kertas tersebut dengan cream yang akan dicoba (satu muka) seperti lazimnya orang mempergunakan cream 3. Sementara itu pada kertas saring yang lain buat satu area (2,5 x 2,5 cm) dengan pembatas parafin padat yang dilelehkan 4. Tempelkan kertas (3) pada kertas (2) 5. Tetesi atau basahi dengan KOH 0,1 N 6. Amati timbulnya noda kemerahan pada sebelah kertas yang dibasahi dengan larutan phenolphtalein pada waktu 15; 30; 45; 60 detik, 3; 5 menit. 7. Lakukan percobaan untuk cream yang lain. D. Uji homogenitas cream 1. Letakan 0,5 gram sediaan pada obyek glass 2. Tutup dengan obyek glass yang lain 3. Amati homogenitasnya menggunakan lup. Data Hasil Praktikum 1. Data uji daya sebar cream Beban pertama yaitu kaca benda dengan berat 139.6 gr, dibiarkan selama 1 menit diameternya adalah 5,2 cm dan 5,2 cm. Setelah itu diberikan beban tambahan 50 gr (total beban 189,6) dan dibiarkan selama 1 menit diameternya adalah 6,3 cm dan 6 cm. Setelah diberikan beban tambahan lagi sebanyak 50 gr (jadi total beban 239,6 gr) dan dibiarkan selama 1 menit diameternya adalah 6,5 cm dan 6 cm.

Setelah diberikan beban tambahan lagi sebanyak 50 gr (jadi total beban 189,6 gr) dan dibiarkan selama 1 menit diameternya adalah 7 cm dan 6,7 cm. Kemudian ditambah lagi beban 50 gr (jadi total beban 339,6 gr) dan dibiarkan selama 1 menit, diameternya adalah 7 cm dan 7 cm. Ini menunjukkan bahwa daya sebar cream baik dengan melihat peningkatan diameter setelah memberikan beban ke massa cream. 8 6,15 6,25 6,85 7 6 5,2 4 2 0 139,35 gr 189,6 gr 239,6 gr 289,6 gr 339,6 gr Gambar 8.1. Grafik hubungan antara beban dengan diameter sebar cream 2. Data uji daya lekat cream Setelah menunggu selama 30 menit cream yang diletakkan di antara 2 kaca arloji dan di letakan tergantung pada alat uji menunjukkan hasil bahwa kaca arloji sebagai penutup bagian bawah tidak jatuh sehingga uji daya rekat tidak dilanjutkan. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa daya lekat cream baik. 3. Data uji kemampuan proteksi cream Uji ini dilakukan dengan menggunakan kertas saring berukuran 10 cm x 10 cm dibasahi dengan indikator phenolphthalein kemudian dikeringkan, olesi kertas dengan cream yang akan dicoba kemudian kertas saring lain berukuran 2.5cm x 2.5 cm ditaruh diatas kertas saring dengan pembatas / pada pinggir kertas saring yang kedua diberi paraffin cair.

Kemudian kertas saring yang kecil ditetesi dengan KOH 0.1N. Akan terbentuk nnoda kemerahan dari indicator phenolptalein. Pengamatan timbulnya noda kemerahan pada kertas saring yang dibasahi larutan phenolptalein : Pada waktu 15 detik warna merah dari indikator phenolptalein tidak keluar dari kertas saring berukuran kecil Pada waktu 30 detik => tidak keluar Pada waktu 45 detik => tidak keluar Pada waktu 60 detik => tidak keluar Pada waktu 3 menit => tidak keluar Pada waktu 5 menit => tidak keluar Hal ini menunjukan bahwa daya proteksi cream yang dibuat sudah baik. 4. Data uji homogenitas cream Uji homogenitas cream dengan meletakkan cream pada obyek glass kemudian obyek glass lain sebagai penutup dan diamati dengan lup, setelah pengamatan menunjukkan hasil bahwa cream homogen yaitu tidak terlihatnya butiran-butiran dari zat aktif, hal ini menunjukan bahwa zat aktif telah tersebar secara merata atau telah tercampur merata dalam cream. 9. KESIMPULAN 1. Pembuatan cream yang mengandung obat yang tidak larut dalam lemak ataupun air, sebaiknya digerus terlebih dahulu sampai halus. 2. Pada saat setelah peleburan basis, basis cream sebaiknya didinginkan terlebih dahulu untuk mencegah zat aktif rusak, atau hal-hal lain yang tidak dinginkan, seperti tidak homogen, terlalu encer, dan lain-lain. 3. Pada saat pembuatan cream yang mengandung air, sebaiknya ditambah dengan bahan pengawet.

10. DAFTAR PUSTAKA Anief M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta. Anief M., 1987, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta. Anonim, 1995 Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed 4, Universitas Indonesia, Jakarta. Wade, Weller, 1994, Handbook of Pharmaceutical Exipients, The Pharmaceutical Press, London. Semarang, 30 April 2010 Linus Seta Adi Nugraha