Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven
|
|
- Sucianty Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IOCD International Symposium and Seminar of Indonesian Medicinal Plants xxxi, Surabaya 9-11 April 2007 Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven Yudi Padmadisastra Amin Syaugi Sri Widodo, Nurdjanah ABSTRAK Telah dilakukan pembuatan krim, dengan fasa minyak dari Virgin Coconut Oil (VCO) pada suhu 70 C. Pemanasan dilakukan dalam microwave oven yang beroperasi dengan pelepasan gelombang mikro (microwave) yang saling bertabrakan oleh tabung elektron sehingga menghasilkan panas.. Dibuat tiga formula yang terdiri dari emulgator.dengan konsentrasi berbeda yaitu 5%, 8% dan 10%. vaselin 10%, setil alkohol 6%, dimeticon 0,5%, propilenglikol 5%, metil paraben 0,2%, propil paraben 0,1%, aqua rosae 0,1% dan aquadest sampai 100%. Diperoleh hasil bahwa tidak terjadi perbedaan Ketiga formula krim diamati stabilitasnya selama 48 hari, meliputi perubahan homogenitas/penampilan, perubahan2 dalam warna, bau, konsistensi, ph dan viskositas. PENDAHULUAN Emulgator atau zat pengemulsi merupakan zat yang berguna untuk mengemulsikan atau mencampurkan zat-zat yang tidak bercampur. Emulgator membantu menstabilkan sediaan yang terdiri dari dua fasa yang tidak bercampur. Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan tipe dan sifat krim yang dikehendaki. Kandungan Tanaman Asam lemak utama adalah asam laurat (45-50%), asam miristat (13-20%), asam palmitat (7-10%), asam kaprilat (5-10%), termasuk juga asam stearat, asam linoleat, dan asam kaprat. Asam lemak bebas mencapai 3 sampai 5 %. Asam
2 lemak Delta-lactones of 5-hydroxy merupakan delta oktalakton yang berguna sebagai senyawa aroma Khasiat dan Kegunaan Minyak kelapa memiliki jumlah asam lemak berantai pendek yang banyak dan sedikit asam lemak tak jenuh. Minyak kelapa banyak digunakan sebagai dietik. Efek imunomodulator diketahui pada binatang percobaan, sama seperti pada efek inhibisi terhadap pertumbuhan sel karsinoma kolon secara in vitro. Minyak kelapa telah lama digunakan untuk menyembuhkan luka dan infeksi kulit. Untuk pemakaian internal, minyak kelapa digunakan untuk radang tenggorokan dan pembusukan gigi (Anonim, 2000). VCO adalah minyak yang terbuat dari daging kelapa segar dengan pemanasan yang minimal dan tanpa proses permurnian kimiawi. Oleh sebab itu, VCO memiliki rasa dan bau kelapa yang unik. Berbeda dengan minyak kelapa biasa (Refined, Bleached, and Deodorized Oil), VCO tidak perlu mengalami proses pemurnian, pemucatan, dan deodorized serta permanasan tinggi dan bahan PERCOBAAN Dibuat emulgator dari reaksi penyabunan VCO dengan NaOH lalu dimasukkan ke dalam formula. Dilakukan pembuatan krim dan diperiksa kualitas krm yang terbentuk HASIL DAN PEMBAHASAN
3 Hasil Pembuatan emulgator dari reaksi penyabunan VCO dengan NaOH Hasil pembuatan tiga emulgator yang terdiri dari VCO dan NaOH dengan jumlah NaOH yang bervariasi yaitu yang sesuai dengan bilangan penyabunan VCO, dikurangi 25 mg dari bilanagn penyabunan VCO dan ditambah 25 mg dari bilanagn penyabunan VCO tercantum pada Lampiran 10 dan Tabel di bawah ini: Tabel Pemilihan Basis Krim Emulgator VCO NaOH E 1 50 g 9,06 E 2 50 g 7.,86 E 3 50 g 10,36 Keterangan: E 1 E 2 E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan VCO = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCO Basis krim M/A formula A (Fa) memiliki konsistensi kental homogen, berwarna putih, dan bau khas serta stabil selama masa penyimpanan tujuh hari. Basis krim M/A formula B (Fb) memiliki konsistensi cair homogen, berwarna kuning, dan bau khas, serta stabil selama tujuh hari penyimpanan. Basis krim A/M formula C (Fc) memiliki konsistensi kental, berwarna putih, dan bau khas, selama tujuh hari penyimpanan tidak mengalami perubahan. Demikian pula dengan basis krim A/M
4 formula D (Fd) yang memiliki konsistensi padat, berwarna putih, dan bau khas juga stabil selama masa penyimpanan tujuh hari. Hasil pembuatan basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel Hasil Formulasi Basis Krim dengan berbagai konsentrsi Emulagor hasil penyabunan VCO Emulgator Formula Konsistensi Warna Bau Khk F1 Kkh P Kh Khk F2 Kkh P Kh F3 Kkh P Kh F 4 Kach P Kh F5 Kach P Kh F 1 Kkh P Kh E 2 F 2 Kkh P Kh F 3 Kkh P Kh F 4 Kach P Kh F 5 Kach P Kh F 1 Kkh P Kh E 3 F 2 Kkh P Kh F 3 Kkh P Kh F 4 Kkh P Kh F 5 Kkh P Kh Keterangan: E 1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan dari VCO E 2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCOk F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3% F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4% F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5% F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6% F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7% Kkh = krim kental homogen
5 Kach = krim agak cair homogen P Kh = putih = bau khas mawar Dari Tabel di atas, diketahui bahwa pada basis krim terjadi perubahan konsistensi dari kental menjadi agak cair setelah ditambahkan emulgator dengan konsentrasi yang makin besar namun tidak mengalami perubahan warna dan perubahan bau. Hasil Pengamatan Perubahan Organoleptis Hasil pengamatan perubahan konsistensi, warna, dan bau dari basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama 56 hari waktu penyimpanan, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel Hasil Pengamatan Perubahan Organoleptis Basis Krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH Selama Waktu Penyimpanan Emulgator Formula Karakteristik yang diamati Perubahan organolpetis krim setelah penyimpanan hari ke F1 F2 E1 F3 Konsistensi F4 F5 F1 F2
6 E2 E3 F3 F4 F5 F1 F2 F3 F4 F5 Bau Konsitensi Keterangan: E 1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan dari VCO E 2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCOk F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3% F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4% F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5% F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6% F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7% + = terdapat perubahan - = tidak terdapat perubahan
7 Dari data pada Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH tidak mengalami perubahan konsistensi, warna, dan bau selama masa penyimpanan. Hal ini menunjukkan tidak ada interaksi antara komponen atau kerusakan komponen dalam basis krim yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan konsistensi, warna, dan bau. Selain itu juga dikarenakan metode pembuatan krim telah dilakukan dengan benar, yaitu dengan pemanasan dan pencampuran kedua fasa dalam suhu yang sama yaitu sekitar 70C, serta pengadukan yang dilakukan secara konstan selama beberapa saat, dan setelah dingin segera dimasukkan ke dalam wadah. Pemanasan fasa air dan fasa minyak dilakukan dalam microwave oven. Proses pemanasan dengan menggunakan microwave oven terjadi dengan cepat karena adanya panas yang timbul akibat tabrakan gelombang mikro yang dikeluarkan oleh tabung elektron dalam microwave dan penyebaran panas yang merata di seluruh bagian oven yang disebarkan oleh kipas pemutar.dengan cepatnya proses pemanasan maka tidak terjadi kerusakan dari zat-zat yang dipanaskan. Hasil Pengukuran ph Hasil pengukuran ph basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama waktu penyimpanan, dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Tabel 4.9 di bawah ini:
8 Tabel Hasil Pengamatan Rata-rata Perubahan ph Basis Krim dengan Berbagai Konsentrasi Emulgator Hasil Penyabunan VCO dengan NaOH Selama Waktu Penyimpanan Emulgator E1 E2 E3 Formula Perubahan ph Krim pada Hari ke F1 8,20 8,20 8,20 8,30 8,30 8,30 8,30 8,30 8,30 8,30 F2 8,60 8,60 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 F3 9,10 9,10 9,20 9,20 9,20 9,20 9,20 9,20 9,20 9,20 F4 9,20 9,20 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 F5 9,30 9,30 9,30 9,30 9,40 9,40 9,40 9,40 9,40 9,40 F1 8,00 8,00 8,10 8,10 8,10 8,10 8,10 8,10 8,10 8,10 F2 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,20 8,30 8,30 8,30 8,30 F3 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 F4 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 8,90 F5 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 F1 8,40 8,40 8,40 8,40 8,40 8,40 8,50 8,50 8,50 8,50 F2 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 8,60 F3 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 8,70 F4 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,30 9,40 9,40 9,40 9,40 F5 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 9,50 Keterangan: E 1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan dari VCO E 2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCOk F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3% F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4% F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5% F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6% F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7% Dari Tabel di atas diketahui bahwa ph basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama waktu
9 penyimpanan 56 hari adalah antara 8,0 9,5. Hal ini disebabkan karena dalam emulgator yang digunakan untuk pembuatan basis krim Mengandung NaOH yang bersifat basa sehingga ph dari basis krim yang terbentuk adalah ph basa (lebih dari 7). Dan setelah dilakukan perhitungan secara statistik pada masing-masing emulgator dengan desain blok lengkap acak sub sampling ph dengan model tetap diperoleh hasil bahwa pada taraf signifikan α = 0,05, disimpulkan bahwa Hipotesis nol (H 0 ) diterima, dengan asumsi tidak terdapat perbedaan rata-rata efek perlakuan yang diuji, karena F hitung untuk emulgator pertama, kedua dan ketiga berturut-turut adalah 2,5; 2,5; dan 2,6, sehingga lebih kecil dari F tabel yang mempunyai nilai 2,61. Hal ini berarti bahwa perbedaan konsentrasi emulgator dalam formula tidak menyebabkan perbedaan yang nyata (signifikan) terhadap ph basis krim. ph dari basis krim mengalami peningkatan setelah penyimpanan bebrapa minggu. Peningkatan nilai ph tersebut terjadi karena sifat dari emulgator adalah basa akibat adanya NaOH yang bersifat basa. Hasil Pengukuran Viskositas Hasil pengukuran viskositas basis krim dengan berbagai konsentrasi emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH selama masa penyimpanan, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel Hasil Pengamatan Rata-rata Perubahan Viskositas Basis Krim dengan Berbagai Konsentrasi Emulgator Hasil Penyabunan VCO dengan NaOH Selama Waktu Penyimpanan Emulgator Formula Perubahan Viskositas (poise) Krim pada Hari ke
10 E1 E2 E3 F F F F F F F F F F F F F F F Keterangan: E 1 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH sesuai dengan bilangan penyabunan dari VCO E 2 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang dikurang 25 mg dari bilangan penyabunan VCO E 3 = emulgator VCO + NaOH dengan jumlah NaOH yang ditambah 25 mg dari bilangan penyabunan VCOk F1 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 3% F2 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 4% F3 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 5% F4 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 6% F5 = basis krim dengan emulgator (VCO + NaOH) 7% Dari Lampiran Tabel di atas, diketahui bahwa viskositas dari basis krim yang dibuat dengan emulgator hasil penyabunan VCO dengan NaOH mengalami penurunan akibat penambahan konsentrasi emulgator dan selama 56 hari penyimpan viskositasnya menurun. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya dalam krim dengan adanya pengaruh tekanan mekanik dari alat yang digunakan selama pengujian, karena pengaruh dari suhu dan lingkungan. Dan setelah
11 dilakukan perhitungan secara statistik pada masing-masing emulgator menggunakan desain blok lengkap acak subsampling viskositas dengan model tetap pada taraf signifikan α= 0,05, disimpulkan bahwa Hipotesis nol (Ho) diterima, karena F hitung dari ketiga emulgator masing-masing adalah 1,5; 2,6; dan 2,57 sehingga lebih kecil daripada F tabel adalah 2,61. Hal ini berati bahwa tidak terdapat perbedaan konsentrasi emulgator tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap viskositas basis krim.
Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets
I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam
Lebih terperinci1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak
Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Dilakukan identifikasi dan karakterisasi minyak kelapa murni menggunakan GC-MS oleh LIPI yang mengacu kepada syarat mutu minyak kelapa SNI 01-2902-1992. Tabel 4.1.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan sediaan losio minyak buah merah a. Perhitungan HLB butuh minyak buah merah HLB butuh minyak buah merah yang digunakan adalah 17,34. Cara perhitungan HLB
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium SBRC LPPM IPB dan Laboratorium Departemen Teknologi Industri Pertanian FATETA IPB mulai bulan September 2010
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Air suling, cangkang telur ayam broiler, minyak VCO, lanolin, cera flava, vitamin E asetat, natrium lauril sulfat, seto stearil alkohol, trietanolamin (TEA), asam stearat, propilenglikol,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan dalam formulasi mikroemulsi ini dimaksudkan untuk standardisasi agar diperoleh
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Hasil determinasi Citrus aurantifolia (Christm. & Panzer) swingle fructus menunjukan bahwa buah tersebut merupakan jeruk nipis bangsa Rutales, suku Rutaceae, marga Citrus,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Evaluasi Sediaan a. Hasil pengamatan organoleptis Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan krim berwarna putih dan berbau khas, gel tidak berwarna atau transparan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi
digilib.uns.ac.id 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer Brookfield (Model RVF), Oven (Memmert), Mikroskop optik, Kamera digital (Sony), ph meter (Eutech), Sentrifugator
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan berdasarkan variasi konsentrasi bahan peningkat viskositas memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciFORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION
FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION Megantara, I. N. A. P. 1, Megayanti, K. 1, Wirayanti,
Lebih terperinciMETODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Kimia Fisik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C
29 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal penelitian dilakukan pemeriksaan terhadap bahan baku vitamin C meliputi pemerian, kelarutan, identifikasi dan penetapan kadar. Uji kelarutan dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental
8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri
Lebih terperinciDi sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin
Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Nyamuk Aedes aegypti Vektor Demam Berdarah Usaha proteksi diri terhadap nyamuk Kelambu Repelan Paling digemari masyarakat Praktis Mudah dipakai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan untuk membuat sabun transparan berasal dari tiga jenis minyak,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pengumpulan Bahan Bahan berupa minyak kemiri (Aleurites moluccana L.) diperoleh dari rumah industri minyak kemiri dengan nama dagang Minyak kemiri alami 100%, VCO diperoleh di
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Propolis Gold (Science&Nature ), minyak lavender (diperoleh dari PT. Martina Berto), aquadest, Crillet 4 (Trimax), Crill 4 (diperoleh dari PT. Pusaka Tradisi Ibu), setostearil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penentuan ph optimum dan rendemen VCO VCO diproduksi dengan menggunakan metode pengasaman, oleh sebab itu perlu dilakukan penentuan ph optimum dari krim kelapa.
Lebih terperinciFORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK Faridha Yenny Nonci, Nurshalati Tahar, Qoriatul Aini 1 1 Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan Penelitian Bahan utama yang
Lebih terperinciHasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini berupa hasil dari pembuatan gliserol hasil samping produksi biodiesel dari minyak goreng 1 kali penggorengan, pemurnian gliserol
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK
KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Hesti Meilina 1, Asmawati 2, Ryan Moulana 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak sereh merupakan salah satu komoditas minyak atsiri Indonesia dengan total luas lahan sebesar 3492 hektar dan volume ekspor mencapai 114 ton pada tahun 2004 (Direktorat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Murni Buah kelapa memilki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang tinggi.
Lebih terperinciPEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR
PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR Miftahul Jannah 1 *, Halim Zaini 2, Ridwan 2 1 Alumni Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 *Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi yang stabil secara termodinamika dengan ukuran globul pada rentang 10 nm 200 nm (Prince, 1977). Mikroemulsi dapat dibedakan dari emulsi biasa
Lebih terperinciUJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM
UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM Stefanny Florencia Dewana 1, Sholichah Rohmani 2* 1,2 Program Studi D3 Farmasi, Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.
PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim. II. DASAR TEORI Definisi sediaan krim : Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Satu Penentuan Formula Pembuatan Sabun Transparan Penelitian tahap satu merupakan tahap pemilihan formula pembuatan sabun trasnparan. Hasil penelitian tahap satu ini
Lebih terperinciVOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN :
2013 ISSN : 2337-5329 EKOSAINS JU RNALEKOLOGI DAN SAINS PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBERDAYA ALAM (PPLH SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN : 2337-5329 APLIKASI
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat alat 1. Neraca Analitik Metter Toledo 2. Oven pengering Celcius 3. Botol Timbang Iwaki 4. Desikator 5. Erlenmayer Iwaki 6. Buret Iwaki 7. Pipet Tetes 8. Erlenmayer Tutup
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses produksi glukosa ester dari beras dan berbagai asam lemak jenuh dilakukan secara bertahap. Tahap pertama fermentasi tepung beras menjadi glukosa menggunakan enzim
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 SABUN TRANSPARAN
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SABUN TRANSPARAN SNI (1994) mendefinisikan sabun sebagai pembersih yang dibuat melalui reaksi kimia antara basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa sawit yang ada. Tahun 2012 luas areal kelapa sawit Indonesia mencapai 9.074.621 hektar (Direktorat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kulit yang sering terjadi dikalangan masyarakat adalah jerawat. Jerawat atau Acne vulgaris adalah suatu prosen peradangan kronik kelenjar polisebasea yang
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap berkesinambungan agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. Penelitian dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan pada produk sabun transparan yang dihasilkan berasal dari
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
29 METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Bahan baku yang digunakan pada pembuatan skin lotion meliputi polietilen glikol monooleat (HLB12,2), polietilen glikol dioleat (HLB 8,9), sorbitan monooleat
Lebih terperinciPereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen
Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen klorida encer, natrium tiosulfat 0,01 N, dan indikator amilum. Kalium hidroksida 0,1 N dibuat dengan melarutkan 6,8 g kalium hidroksida
Lebih terperinciLampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar
Lampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar Lampiran 2. Penentuan Faktor Koreksi pada Pengukuran Tegangan Permukaan (γ) dengan Alat Tensiometer Du Nuoy Faktor koreksi = ( γ ) air menurut literatur ( γ
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP
PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK 090324 Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP. 19530226 198502 2 001 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 I.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal formulasi, dilakukan orientasi untuk mendapatkan formula krim yang baik. Orientasi diawali dengan mencari emulgator yang sesuai untuk membentuk krim air
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah
Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Minyak goreng adalah salah satu unsur penting dalam industri pengolahan makanan. Dari tahun ke tahun industri pengolahan makanan semakin meningkat sehingga mengakibatkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)
NASKAH SOAL (Terbuka) Bidang Lomba CHEMISTRY PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jl. Dr. Radjiman No. 6 Telp. (022) 4264813 Fax. (022) 4264881 Wisselbord (022) 4264944, 4264957, 4264973
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan
Lebih terperinciPot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel
Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA (Uji Pembentukan Emulsi Lipid) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.
PENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) Karlina Amir Tahir 1, Sartini 2, Agnes Lidjaja 2 1 Jurusan Farmasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obat Kulit Topikal Kortikosteroid Sediaan topikal adalah sediaan yang penggunaannya pada kulit dengan tujuan untuk menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Proses pembuatan MCT dapat melalui dua reaksi. Menurut Hartman dkk (1989), trigliserida dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam lemak kaprat/kaprilat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Seleksi Mikroorganisme Pada tahap ini digunakan 9 spesies mikroorganisme seperti tertera pada Tabel 4.1. Komposisi medium untuk pertumbuhan mikroorganisme terdiri dari
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Peralatan yang digunakan adalah alat-alat gelas, neraca analitik tipe 210-LC (ADAM, Amerika Serikat), viskometer Brookfield (Brookfield Synchroectic,
Lebih terperinciC3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
A. Pengertian Sabun Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci.
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.
PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Susanti, N. M. P. 1, Widjaja, I N. K. 1, dan Dewi, N. M. A. P. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, kosmetik menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah kosmetik yang digunakan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode pembuatan sabun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang 59 Lampiran 2. Gambar tanaman rimbang dan gambar makroskopik buah rimbang A Keterangan: A. Tanaman rimbang B. Buah rimbang B 60 Lampiran 3. Gambar serbuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna kuning. Popularitas dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Orientasi formula mikroemulsi dilakukan untuk mendapatkan formula yang dapat membentuk mikroemulsi dan juga baik dilihat dari stabilitasnya. Pemilihan emulgator utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab terbesar penyakit kulit dengan manifestasi klinik berupa abses pada kulit, nanah dan bisul. Infeksi pada kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk daerah beriklim tropis yang merupakan tempat endemik penyebaran nyamuk. Dari penelitiannya Islamiyah et al., (2013) mengatakan bahwa penyebaran nyamuk
Lebih terperinciDeterminasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Determinasi Tanaman Buah pisang raja diperoleh dari Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah. Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di Laboratorium Biologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Getah Jarak Pengumpulan getah jarak (Jatropha curcas) berada di Bandarjaya, Lampung Tengah yang berusia 6 tahun. Pohon jarak biasanya dapat disadap sesudah berumur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon
I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan emulsifier dalam makanan dan minuman serta produk perawatan tubuh akan meningkatkan penggunaan emulsifier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip pengobatan kombinasi terhadap suatu penyakit telah lama dikembangkan dalam pengobatan kuno. Masyarakat Afrika Barat seperti Ghana dan Nigeria sering menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciPembuatan Virgin Coconut Oil (Vco) Dari Kelapa Hibrida Dengan Metode Enzimatis Dan Aplikasinya Sabun Padat Transparan
PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DARI KELAPA HIBRIDA DENGAN METODE ENZIMATIS DAN APLIKASINYA SABUN PADAT TRANSPARAN PRODUCTION OF VIRGIN COCONUT OIL (VCO) FROM HYBRID COCONUT PALM WITH ENZYMATIC METHOD
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka pemikiran, dan (6) Hipotesis. 1.1 Latar
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pemurnian Minyak Jelantah Proses pemurnian minyak jelantah terdiri dari tiga tahap yaitu penghilangan kotoran (despicing), netralisasi dan pemucatan (bleaching). Penghilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman kelapa (Cocos nucifera) yang telah turun temurun digunakan dan dimanfaatkan dalam bidang kesehatan
Lebih terperinci