VI. KESIMPULAN DAN SARAN. maka kesimpulan yang ditarik adalah sudah baik, hal ini peneliti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. darah manusia yang umum dikenal, dan merupakan penggolongan darah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kualitas Pelayanan Pada Unit Donor Darah PMI Kota pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia dalam kegiatan sosial,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Darah dibutuhkan untuk kondisi darurat tertentu, misal seorang wanita yang

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan dan harapan manusia yang terus-menerus meningkat. Hal ini dapat

KEBIJAKAN PENYEDIAAN DARAH PALANG MERAH INDONESIA. Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. 5.1 Ringkasan Pelaksanaan Kegiatan KKP. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan industri secara global, baik dampak positif maupun dampak negatif.

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap instansi, baik itu instansi pemerintah ataupun swasta. Informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Pelaku bisnis harus mampu menciptakan ide ide baru agar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan dan pelaksanaan usaha transfusi darah ditugaskan kepada Palang Merah Indonesia, atau Instansi lain yang ditetapkan oleh Menteri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Arief Gustaman et al., Kualitas Pelayanan Pendonoran Darah pada Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kabupaten Jember

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya sudah mencukupi untuk Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya agar tidak ketinggalan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN LAYANAN (STUDI KASUS DI PT. BANK OCBC NISP CABANG PEMUDA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan. terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS KAMPUNG BAQA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan persediaan di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD

BAB II LANDASAN TEORI. lain. (George R. Terry, Ph.D) Jasa adalah pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN LAYANAN (STUDI KASUS DI PT BANK OCBC NISP CABANG PEMUDA SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam jaman yang semakin modern ini, fotografi berkembang dengan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya maka. penelitian tentang Persepsi Publik Terhadap Kualitas Layanan Informasi,

I. PENDAHULUAN. untuk menyajikan data suatu wilayah. Dengan salah satu fungsi peta tersebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia pada saat ini. atau kegiatan usaha, umumnya yang harus diperhatikan adalah orientasi

PERBANDINGAN TINGKAT KEPENTINGAN VARIABEL LAYANAN PADA JASA YANG BERSIFAT REKREATIF DAN NON REKREATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan Kerangka Pikir dan Pemilihan Bidang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan suatu hal yang paling menjadi perhatian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilaksanakan oleh BPPLH Kota Bandar Lampung belum berjalan optimal

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika

LAPORAN HASIL PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN INTERNAL TAHUN 2011

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 10 TAHUN 2014

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang mudah rusak atau tidak tahan lama merupakan tantangan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1a DAFTAR PERTANYAAN UNTUK KARYAWAN

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK RACHMAT HIDAYAT, MPA PRODI ADMINISTRASI NEGARA FISIP UNIVERSITAS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, tidak hanya perusahaan

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS KAMPUS TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA DALAM MENGAHADAPI DAYA SAING JASA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEI KEPUASAN PELANGGAN BALAI BESAR TMC

USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

KUESIONER PENGARUH AUDIT OPERASIONAL TERHADAP KUALITAS JASA PELAYANAN (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG)

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

Transkripsi:

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelaksanaan pelayanan yang dilakukan penulis tentang Kualitas Pelayanan Palang Merah Indonesia (PMI) (Studi Pada Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung), maka kesimpulan yang ditarik adalah sudah baik, hal ini peneliti jabarkan dengan penentu kualitas pelayanan menurut Parasuraman dan Berry dalam Nasution (2004: 56) sebagai berikut : a. Reliabylity: kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas sudah memahami untuk hal melayani donor darah, hal ini didapatkan dari beberapa informan diketahui bahwa pegawai atau petugas pelaksanaan pelayanan donor sudah memahami, sedangkan dalam melayani permintaan darah masih terdapat masalah yakni lama waktu yang diberikan oleh petugas dan tidak sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan. Pelaksanaan di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung ini sudah memakai SOP berdasarkan WHO dan untuk SOP sendiri sudah ada sesuai dengan bidang-bidangnya seperti pemerikasaan di laboratarium, pengecekan HB, tempat pencocokan darah, dan tempat transfusi darah. b. Responsiveness: kualitas pelayanan petugas yang diberikan pada masyarakat dalam pelayanan donor darah sudah cukup baik dikarenakan

108 masih terdapat masalah seperti petugas dalam memberikan pelayanannya melakukan pekerjaannya secara bertumpuk dan pelayanan permintaan darah sudah cukup baik karena masih terdapat pendapat dari masyarakat yang mengatakan bahwa dalam pelayanan petugasnya masih ada petugas yang kurang memberikan respon dengan baik kepada masyarakat.. c. Competence: bahwa kerja petugas/pegawai dan competence yang dimiliki petugas/pegawai di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung dalam melayani masyarakat sudah cukup baik karena masih terdapat petugas yang masih ragu dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat. Jumlah petugas juga sedikit dilihat dari hasil dokumentasi bahwa jumlah pegawai 54 orang pegawai yang ada di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung menempati berbagai bagian yang memang memerlukan karyawan yang tidak sedikit, apalagi untuk melayani masyarakat UDD- PMI Provinsi Lampung ini sampai 24 jam. Sehingga memerlukan pegawai yang lebih banyak secara kuantintas dan lebih handal secara kualitas. d. Access: kualitas pelayanan berdasarkan access yang ada di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung cukup terjangkau. Untuk lokasi RS Abdoel Moelok dan RS DKT mereka untuk permintaan darah cukup dekat dari lokasi di UDD-PMI. Masyarakat yang dari rumah sakit lainnya seperti RS Urip Sumoharjo, RS Dadi Tjokrodipo, RS Bintang Amin, RS Imanuel dan RS GMC Gedung Tataan mereka bisa langsung menghungi on call. e. Courtesy: kualitas pelayanan dari sikap dan perilaku petugas di UDD- PMI terhadap masyarakat atau yang menerima pelayanan ini sudah

109 menunjukkan perilaku yang ramah dan bersahabat terhadap keinginan pelayanan. Hal ini terlihat dari memperlakukan masyarakat dengan baik, karena pada jam 00.00 dini hari ada masyarakat yang meminta pelayanannya mereka masih tetap menerima dan melayani dengan baik oleh petugas yang ada. f. Communication: kualitas pelayanan dari segi commucation yang petugas berikan kepada masyarakat harus mudah di pahami oleh masyarakat seperti pelayanan untuk donor darah dan permintaan darah. Setiap masyarakatnya dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan dan informasi mengenai pelayanan donor darah dan permintaan darah, hal ini juga berkaitan dengan bagaimana cara masyarakat mengetahui informasi yakni donor darah dan permintaan darah, misalnya syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja, dan prosedurnya bagaimana. Namun media yang dapat dihubungi hanya lewat telepon saja sedangkan media website tidak di sosialisasikan. g. Credibility: kualitas pelayanan juga di lihat dari credibility yang di miliki petugas yakni sudah baik dari adanya kesesuaian dengan biaya yang telah di tetapkan. Hal ini juga dilihat dari tidak dipungutnya biaya permintaan darah untuk pengguna kartu BPJS. Pengguna BPJS adalah program Kementrian kesehatan yang menggratiskan masyarakat untuk memperoleh masyarakat, jadi untuk sikap jujur petugas pelaksana pelayanan sudah baik. h. Security: kualitas pelayanan yang diberikan tingkat Security di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung sudah baik, hal ini dilihat dari hasil

110 wawancara dengan informan peneliti dalam hal keamanan sudah baik, hal ini dilihat dari peralatan pengambilan darah maupun pengelolaan darah sudah lengkap karena menurut responden yang mengatakan peralatan sudah memadai sesuai dengan SOP. i. Understanding/knowing the customer: kualitas pelayanan dilihat dari understanding/knowing the customer belum memenuhi kebutuhan masyarakat, hal ini dilihat berdasarkan pada tahun 2015 untuk jumlah permintaan darah kurang mememnuhi kebutuhan masyarakat, mengingat permintaan darah semakin bertambah banyak sedangkan pendonor sukarela sedikit. Untuk jumlah donor pengganti banyak pada bulan Juli, ini yang menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat tentang donor darah. j. Tangibles: kualitas pelayanan dilihat dari tangibles di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung bahwa fasilitas atau sarana-prasarana yang ada di UDD-PMI sudah cukup memadai Dilihat dari tempat donor darah sendiri sudah di fasilitasi tv dan ac sehingga memberikan kenyamanan. Namun untuk sarana seperti gedung belum memenuhi persyaratan sesuai dengan PERMENKES Nomor 83 Tahun 2014. 2. Didalam pelaksanaanya, terdapat kendala yang menghambat kualitas pelayanan PMI di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung. Kendala tersebut dibagi menjadi dua, yaitu kendala internal dan kendala eksternal. Kendala-kendala tersebut diantaranya: a. Kendala internal, yaitu: 1) Waktu yang dibutuhkan permintaan darah cukup lama

111 2) jumlah pegawai/petugas di UDD-PMI sedikit, karena terdapat masyarakat masih harus menunggu pelayanan yang diberikan petugas, dan petugasnya juga melakukan secara bertumpuk ini akan menghambat pelayanan. 3) Kurangnya pengetahuan para petugas mengenai website, dan belum disosialisasikan kemasyarakat 4) Persediaan stok darah yang kurang b. Kendala eksternal, yaitu: 1) Kurangnya pemahaman dari masyarakat 2) Sedikitnya jumlah masyarakat pendonor sukarela. B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan beberapa saran, yaitu: 1. Pemerintah, Pemerintah Daerah, Organisasi Sosial seharusnya lebih memberikan pelatihan secara khusus dan lebih baik lagi, karena masih terdapat petugas UDD-PMI masih ragu dalam memberikan pelayanannya. 2. Seharusnya Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Organisasi Sosial menambahkan jumlah tenaga medis lebih banyak lagi, karena jumlah yang ada hanya 54 yang menempati berbagai bidang dan itu sudah termasuk dokter. Diperlukan jumlah petugas atau pegawai karena mengingat di UDD-PMI ini dalam melayani sampai 24 jam agar dapat melayani pelayanan donor maupun permintaan darah masyarakat, sehingga memerlukan pegawai yang lebih banyak secara kuantitas dan lebih handal secara kualitas. Dengan demikian

112 pelaksanaan pelayanan terlaksana dengan baik dan masyarakat dapat menerima pelayanan yang lebih cepat. 3. Seharusnya alamat website di UDD-PMI perlu disosialisasikan lagi kemaasyarakatnya maupun petugas pelayanan, sehingga informasi tidak hanya lewat telepon saja. Website sangat penting untuk memberikan informasi mengenai UDD-PMI dan ketersediaan darah dan juga masyarakat mengetahui apa itu UDD-PMI. 4. Diperlukan sarana gedung milik UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung, karena di UDD-PMI belum memiliki gedung sendiri. Jika nanti sewaktu-waktu diambil maka akan mengganggu pelayanan. Untuk persyaratan gedung ini harus sesuai dengan PERMENKES Nomor 83 Tahun 2014. 5. Pihak Humas lebih mensosialisasikan mengenai program donor yakni mobile unit agar masyarakat mau mendonor sukarela. untuk Humas lebih memaksimalkan kinerjanya dalam memberikan informasi kepada masyarakatnya melalui metode penyuluhan dan publikasi mengenai perannya. Hal ini akan membantu meningkatkan jumlah persedian darah yang ada di UDD-PMI. 6. Kesadaran masyarakat untuk dapat donor secara sukarela dengan menciptakan kesejahteraan.