7. PRODUKSI DAN PENDAPATAN PERIKANAN TANGKAP SIMPING

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODOLOGI PENELITIAN

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kegiatan ini akan dilaksakan mulai Oktober 2016 Januari 2017, di

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BIOEKONOMI MODEL GORDON SCHAEFER SUMBERDAYA IKAN WADER (Rasbora sp) DI RAWA PENING, KABUPATEN SEMARANG

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

ANALISIS EFISIENSI USAHA PENANGKAPAN NELAYAN JARING ARAD DI TPI ROBAN KABUPATEN BATANG

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

TOTAL BIAYA. 1. Keuntungan bersih R/C 2, PP 1, ROI 0, BEP

USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI SADENG, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Small Scale Fisheries Effort At Sadeng, Yogyakarta Province)

3. METODE PENELITIAN

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

THE SYSTEM OF REVENUE ON FISHERMEN USING BEACH SEINE IN PADANG COASTAL OF WEST SUMATERA PROVINCE

Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN BATA MERAH BERBAHAN BAKU SEDIMEN BENDUNGAN SENGGURUH

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. protein hewani bagi manusia. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, produk-produk

3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Layout PPN Prigi

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Lampiran 2. Data Karakteristik Responden Nelayan Rajungan Jaring Kejer dan Bubu Lipat di Desa Gebang Mekar Tahun 2011

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENANGKAPAN IKAN LAUT MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP GILL NET DI DESA TABANIO KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

ANALISIS PRODUKSI DAN KERAGAAN USAHA GARUK UDANG DI PERAIRAN KOTA SEMARANG

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

ANALISIS EFISIENSI USAHATANGKAP UDANG DENGAN JARING ARAD DI KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

KUESIONER RESPONDEN/PENGOLAH IJUK AREN

Maria Ulfah., R, dkk, dkk, Analisis Usaha Pengolahan Ikan Tenggiri...

karbohidrat asal beras. Bahan sumber karbohidrat lain belum secara umum digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

STUDI KOMPARATIF USAHA ALAT TANGKAP BUBU KARANG

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN JARING ARAD (BABY TRAWL) DI PANGKALAN TAMBAK LOROK KOTA SEMARANG

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu tahun 2010

membuat keputusan investasi Oman Suharto, 1995). Karena pada umumnya

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

C E =... 8 FPI =... 9 P

Sensitivity of Gillnet Fisheries in Tegal City, Central Java Province

6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

Analisis finansial usaha rumpon pada kelompok tani nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi, dimana

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 7 Nomor 1. Juni 2017 e ISSN Halaman : 40-49

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Pengusaha Pengolahan Minyak Goreng Bahan Mentah Kelapa

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

6 KEBERLANJUTAN PERIKANAN TANGKAP PADA DIMENSI EKONOMI

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DAN NILAI TAMBAH TEPUNG KARAGINAN DI KECAMATAN KEI KECIL, KABUPATEN MALUKU TENGGARA

Financial Feasibility Analysis of Gillnet Fishing Business in PPI Banyutowo Pati. Habieb Noor Zain, Imam Triarso *),Trisnani Dwi Hapsari

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

Lampiran 1. Status dan jumlah nelayan di Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya

IV. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

Transkripsi:

103 7. PRODUKSI DAN PENDAPATAN PERIKANAN TANGKAP SIMPING 7.1. Intensitas Usaha Penangkapan Intensitas usaha penangkapan yaitu jumlah RTP yang beroperasi per hari di perairan Kronjo. Intensitas tangkapan tiap trip yaitu jumlah alat yang dioperasikan dikali dengan jumlah operasi dalam satu tripnya. Sedangkan intensitas usaha penangkapan bulanan yaitu jumlah usaha yang diberikan (alat tangkap yang dioperasikan) dalam satu bulan. Hasil perhitungan jumlah intensitas setiap musim seperti Tabel 35 dan Lampiran 15. Tabel 35. Intensitas tangkap dan hasil tangkap usaha perikanan simping* ) Variabel RTP Operasi Hasil Waktu Musim Barat Peralihan Timur Timur Peralihan Barat Harian (unit) 65 150 141 152 RTP Bulanan (unit) 1.562,6 3.602,6 3.388 3.639 Per trip (kg) 3,9 1,7 3,3 2,1 Total perhari (kg) 253.5 255 465,3 319,2 Keterangan * ) = sumber data tangkapan nelayan tahun 2008 Jumlah RTP operasi perhari berkisar antara 65-152 RTP. Jumlah RTP operasi perhari tertinggi pada musim peralihan barat (152 unit), dan terendah pada musim barat (65 unit). Rata-rata RTP operasi perhari sebesar 127,00 unit alat. Hasil tangkap per trip RTP berkisar antara 1,7-3,9 kg. Hasil per trip tertinggi pada musim barat yang mencapai 3,9 kg dan terendah pada musim peralihan timur yaitu 1,7 kg. Total hasil per hari berkisar antara 253.5-465.5 kg. Hasil per hari tertinggi pada musim timur yang mencapai 465.3 kg dan terendah pada musim barat sebesar 253.5 kg. Dari hasil ini diperkirakan bahwa total hasil sebulan tertinggi pada musim timur dan terendah pada musim barat. 7.2. Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap Nelayan penangkap umumnya bukan nelayan pemilik kapal simping. Nelayan pemilik adalah mereka yang memiliki kapal, alat tangkap, dan mesin kapal. Nelayan pemilik umumnya tidak ikut melakukan penangkapan, namun mereka membeli hasil tangkapan dari nelayan penangkap. Satu orang nelayan

104 pemilik dapat memiliki sampai 5 buah kapal penangkapan. Dalam analisa usaha perikanan tangkap simping, perhitungan tingkat investasi ditentukan dari permodalan yang dikeluarkan nelayan pemilik, sedang pemerimaan ditentukan dari hasil tangkapan nelayan. Nilai jual setiap hasil tangkapan yang ditetapkan yaitu harga rata-rata jual nelayan pemilik terhadap nelayan pengumpul atau perusahaan penerima. Analisa usaha perikanan tangkap simping berasal dianalisis dari rata-rata hasil tangkapan nelayan setiap operasi penangkapan. Analisa usaha penangkapan yaitu menentukan besarnya modal yang dikeluarkan, dengan hasil yang diperoleh, dengan tingkat investasi yang secara layak secara ekonomi. Selanjutnya juga dapat ditentukan intensitas usaha optimal. Analisa yang dilakukan meliputi biaya investasi, tingkat penerimaan, biaya (tetap dan variabel), keuntungan dan waktu pengembalian modal. Hasil analisis usaha simping disajikan pada Lampiran 16. Investasi Investasi usaha penangkapan simping terdiri dari perahu, mesin dan alat tangkap. Total investasi awal untuk kegiatan penangkapan mencapai Rp 13 juta. Biaya ini terdiri dari biaya perahu Rp 10 jt, mesin Rp 2,5 dan alat tangkap garok per unit senilai Rp 0,5 jt. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Biaya tetap antar zona berkisar Rp 21.912,20- Rp 23.065,48. Hasil analisa anova satu arah dari biaya tetap antar zona tidak berbeda nyata. Dengan demikian, biaya tetap untuk per trip operasinya sebesar Rp 4.057,73. Biaya tetap ini berasal dari biaya penyusutan tiap trip operasi penangkapan dari kapal, alat dan mesin kapal. Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan untuk setiap kali operasi minyak, oli, bahan makanan, upah pembersih kerang, gaji nelayan penangkap, dan karung penampung. Hasil analisa anova dua arah (two way anova) antar zona dan antar musim tidak berbeda nyata. Dengan demikian dapat di nyatakan bahwa biaya variabel antar musim dan zona sebesar Rp 198.437,5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya biaya tetap dan biaya variabel antar zona sama.

105 Analisa Usaha Analisa usaha mencakup total penerimaan (TR), total biaya (total cost), keuntungan ( rasio penerimaan terhadap cost dan tingkat titik impas (BEPproduksi) dan BEP harga. Analisa usaha penangkapan simping antar musim di tiap zona di tampilkan pada Tabel 36 (zona 1), Tabel 37 (zona 2) dan Tabel 38 (zona 3) sebagai berikut. Tabel 36. Nilai dari TR, TC,, R/C, dan BEP pada Zona 1 Variabel Kerja Barat Peralihan Timur Timur Peralihan Barat Sig TR 350.000,00 525.000,00-1.029.000.00 Sig TC 166.912,20 181.912,20 136.912,20 225.112,20 Ns 183.087,80 343.087,80-803.887.80 Sig R/C 2,10 2,89-4,57 Sig BEPp 47,69 51,97-64.32 Ns BEPh 1.669,12 1.212,75-765,69 Ns Keterangan: Sig=signifikan dan Ns=tidak signifikan. Nilai TR per RTP nelayan di zona 1 antar musim berbeda nyata berkisar antara Rp 350.000-1.029.000 per trip (RTP). Nilai TR tertinggi diperoleh pada musim peralihan barat sebesar Rp 1.029.000 per trip RTP, kemudian musim peralihan timur sebesar Rp 525.000 per trip (RTP) dan terendah pada musim barat Rp 350.000 per trip (RTP). Hasil TC pada antar musim tidak berbeda nyata yang berkisar antara Rp 136,912-225,112. Keutungan per RTP nelayan pada zona 1 berbeda nyata yang berkisar antara Rp 183,087-803.887. Keuntungan terbesar diperoleh pada musim peralihan barat yaitu 803,887,80, kemudian musim peralihan timur dan terendah musim barat. Nilai R/C per RTP antar musim berbeda nyata yaitu antara 2,1-4,57. Nilai R/C tertinggi diperoleh pada musim peralihan barat. Nilai BEPproduksi per RTP nelayan tidak berbeda nyata antar musim, yang berkisar antara 47,69-64,32 kg/trip. Begitu juga dengan BEPharga per RTP nelayan yang tidak berbeda nyata yaitu berkisar antara Rp 765,69-1.669,12 kg/trip nelayan. Keuntungan terbesar terjadi pada musim peralihan barat dan terkecil pada musim barat. Pola perubahan antara keuntungan dan penerimaan sama, yaitu

106 perubahan keuntungan mengikuti pola perubahan revenue. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan di zona 1 selalu mengikuti perubahan revenue dari tiap operasi penangkapan. Tabel 37. Nilai dari TR, TC,, R/C, dan BEP pada Zona 2 Variabel kerja Barat Peralihan Timur Timur Peralihan Barat Sig TR 253.750,0 227.500,0 227.500,0 2.401.000,0 Sig TC 219.478,2 217.228,2 217.228,2 403.528,2 Ns 34.271,8 10.271,8 10.271,8 1.997.471,8 Sig R/C 1,2 1,0 1,0 6,0 Sig BEPp 62,71 62,07 62,07 115,29 Ns BEPh 3.027,29 3.341,97 3.341,97 588,23 Sig Nilai TR per RTP nelayan di zona 2 antar musim berbeda nyata yang berkisar antara Rp 227.500 2.401.000 per trip RTP. Nilai TR tertinggi diperoleh pada musim peralihan barat sebesar Rp 2.401.000 per trip RTP, kemudian musim barat sebesar Rp 253.750 per trip RTP dan terendah pada musim peralihan timur dan timur yang mencapai Rp 227.500 per trip RTP. Hasil TC pada antar musim tidak berbeda nyata yang berkisar antara Rp 217.228,2 403.528. Keutungan per trip RTP nelayan pada zona 2 berbeda nyata yang berkisar antara Rp 10,271-1.997.471 per trip RTP. Keuntungan terbesar diperoleh pada musim peralihan barat yaitu 1.997.471,8 kemudian musim barat Rp 34.271 per trip RTP, dan terendah musim peralihan timur dan timur yaitu 10.271.8 per trip RTP. Nilai R/C juga berbeda nyata antara musim. R/C tertinggi diperoleh pada musim peralihan barat, kemudian musim barat dan terendah peralihan timur dan musim timur. Nilai BEPproduksi per RTP nelayan berbeda nyata antar musim, yang berkisar antara 62,07-115,29 kg per trip. BEP produksi tertinggi pada musim peralihan barat yaitu 115,29 kg per trip, kemudian musim timur dan musim peralihan timur. BEPharga per RTP nelayan berkisar antara Rp 588,23-3.341,97 kg/trip nelayan. BEPharga tertinggi pada musim peralihan timur, kemudian musim timurdan terendah musim peralihan barat dan musim barat. Keuntungan terbesar terjadi pada musim peralihan barat dan terkecil pada musim peralihan timur dan musim timur. Pola perubahan antara keuntungan dan

107 penerimaan sama, yaitu perubahan keuntungan mengikuti pola perubahan revenue. Peningkatan keuntungan pada musim peralihan barat yang mencapai 3,8 kali dari rataan keuntungan tahunan terjadi karena peningkatan produksi hasil tangkapan. Rataan keuntungan terkecil didapatkan pada musim peralihan timur dan timur yaitu sebesar 0,02 kali dari rataan tahunan produksi tangkapan simping. Tabel 38. Nilai dari TR, TC,, R/C, dan BEP pada Zona 3 Variabel Kerja Barat Peralihan Timur Timur Peralihan Barat TR - 367.500,0 700.000,0 - TC 198,065.5 229,.65,5 258.065,5 198.065.5-137.934,5 441.934.5 - R/C - 1,6 2,7 - BEPp - 65,59 73,73 - BEPh - 2.186,34 1.290,33 - Nilai TR per RTP nelayan di zona 3 pada musim peralihan timur Rp 367.500 dan musim timur Rp 700.000 per trip RTP. Hasil TC pada pada musim timur yaitu Rp 229.565 dan pada musim timur yaitu Rp 258.065,5. Keutungan per trip RTP nelayan pada musim peralihan timur yaitu Rp 137.934,5 dan pada musim timur yaitu Rp 441.934,5. Nilai R/C musim peralihan timur sebesar 1,6 dan musim timur 2,7. Nilai BEPproduksi pada musim peralihan timur yaitu 65,59 kg per trip RTP musim timur 73,73 kg per trip RTP. Nilai BEPharga pada musim peralihan timur mencapai Rp 2.186,34 per trip RTP, dan musim timur Rp 1.290,33 per trip RTP. Keuntungan terbebesar terjadi pada musim timur dari musim peralihan timur. Pola perubahan antara keuntungan dan penerimaan sama, yaitu perubahan keuntungan mengikuti pola perubahan revenue. Dari urairan diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan selalu mengikuti perubahan revenue. Dari uraian diatas, usaha penangkapan simping di zona 1, 2, dan 3 masih produktiv dan menguntungkan serta berkelanjutan yaitu 1) Hasil tangkapan pada zona 1 sebesar 181,3 kg per trip RTP, zona 2 sebesar kg 222,13 per trip RTP dan pada zona 3 sebesar kg 101,67 per trip RTP. 2) penerimaan pada zona 1 Rp 634.666,67, pada zona 2 sebesar Rp 777.437,5 dan pada zona z sebesar Rp 266.875 per trip RTP.

108 Keuntungan pada zona 1 sebesar Rp 298.287,9, pada zona 2 sebesar Rp 513.071,8 dan pada zona 3 sebesar Rp 45.934,54 per trip RTP. Tingkat keuntungan rata-rata zona 1 dan 3 yang berada dalam kisaran rataan tahunan mengindikasikan bahwa usaha penangkapan simping menguntungkan berkelanjutan, dengan pengecualian pada zona 2 di musim peralihan barat keuntungan mencapai 3 kali lipat rataan keuntungan tahunan.