BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah PVT dapat dijadikan sebuah alat ukur kelelahan mental/stress yang dialami oleh pekerja. Tujuan penelitian ini didasari karena besarnya angka kecelakaan kerja dan stress kerja serta besarnya kerugian yang harus ditanggung oleh pihak-pihak yang bersangkutan yang diakibatkan oleh human error. Oleh karena itu, kajian dari penelitian ini mencoba melihat bagaimana faktor kelelahan mental dapat mempengaruhi aspek kognitif manusia dalam hal eksekusi keputusan dan performa kerja. Pengujian PVT dilakukan dengan simulasi pemberian beban kerja mental dengan responden mahasiswa sebagai objek penelitian. Hal ini dilatarbelakangi karena penelitian ini merupakan penelitian pribadi (tidak bekerja sama dengan instansi manapun) sehingga tidak mendapatkan sumbangan dana oleh pihak manapun. Secara umum, metodologi penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Mulai Studi pendahuluan Perancangan Penelitian Pendahuluan Pengidentifikasian Permasalahan Penelitian Penentuan Tujuan Penelitian Studi Literatur Penentuan Alat Uji Penelitian Perancangan Simulasi Beban Mental Perancangan Metode Penelitian Uji Coba Pengambilan Data Pengambilan Data Mahasiswa Pengambilan data Pengisian VAS Pengukuran dengan PVT 5 menit Pengerjaan Task Pengolahan Data Analisis Kesimpulan & Saran Selesai Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian Keseluruhan
3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan adalah studi yang dilakukan untuk melihat kondisi yang sedang terjadi. Studi ini dapat diperoleh dari data sekunder yang dikumpulkan dan dianalisis untuk menetapkan tujuan penelitian. Pada tahap ini, data diperoleh dari berbagai sumber seperti internet, data statistik nasional dan internasional, fakta diluar dan didalam negeri, kondisi lingkungan kerja, atau dari penelitian sebelumnya, sehingga dapat membuat sebuah penyelesaian yang dapat diimplementasikan untuk perbaikan. 3.2 Pengidentifikasian Masalah Penelitian Setelah dilakukan studi pendahuluan, informasi yang tersedia diolah dan dibuatlah sebuah question research. Dalam penelitian ini, hasil dari studi pendahuluan diketahui bahwa kelelahan sangat mempengaruhi tingkat stress, penurunan kinerja, dan peningkatan tingkat error yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Hasil dari pengukuran kelelahan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari penjadwalan yang buruk, lingkungan kerja yang tidak nyaman, akumulasi kelelahan baik berupa fisik ataupun mental, pekerjaan yang monoton, dan repetitif. Selain itu, penelitian ini mengevaluasi apakah PVT dapat digunakan dengan efektif dan efisien dalam pengukuran beban mental pekerja dilapangan khususnya di Indonesia, karena di Indonesia sendiri PVT belum dimanfaatkan dengan baik. Disamping itu, masih minimnya kesadaran pihak perusahaan kepada sumber daya manusia. 3.3 Penentuan Tujuan Penelitian Tahap ini adalah tahap kelanjutan setelah masalah teridentifikasi dengan baik. Penentuan tujuan penelitian adalah untuk menjawab question research yang telah dirumuskan sebelumnya, apa yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi PVT sebagai alat ukur beban mental yang dapat digunakan untuk pengukuran kelelahan mental, khususnya di Indonesia. 3.4 Studi Literatur Studi literatur adalah sebuah kajian mendalam mengenai teori-teori yang digunakan. Teori-teori dan fakta yang ada dijadikan acuan dalam hal tujuan penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, analisis hingga usulan perbaikan. Studi literatur dapat diperoleh dari buku-buku, artikel, informasi, data statistik, pemaparan para ahli dan hasil penelitian sebelumnya atau penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian baik yang telah dipublikasikan atau tidak. 3.5 Penentuan Alat Uji Pengukuran Setelah melakukan studi literatur, ditentukanlah alat uji apa yang dapat digunakan untuk pengukuran kelelahan mental pada pekerja. Secara objektif, pengukuran kelelahan mental menggunakan Psychomotor Vigilance Task (PVT) telah diujicobakan di Amerika, Australia dan negara lainnya, sedangkan untuk Indonesia sendiri alat ini belum dimanfaatkan dengan baik. PVT merupakan sebuah software yang mencoba menghitung kecepatan tanggap dari stimulus yang diberikan, oleh karena itu responden harus mengetahui betul bagaimana software ini bekerja sehingga hasil dari pengukuran ini benar-benar menggambarkan kelelahannya. Untuk menghilangkan efek dari kurva belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran, maka dilakukan uji coba (trial) 1-3 kali sebelum pengambilan data penelitian (Dinges,1997). Dalam penelitiannya, Roach (2006) mengatakan bahwa pengujian hasil PVT antara 5 menit, 10 menit dan 90 detik menunjukkan hasil yang signifikan terhadap performansi respondennya. Namun Roach menyarankan untuk menggunakan PVT 5 menit untuk pengukuran studi lapangan, hal ini dinilai lebih praktis dan lebih singkat. Karena PVT 10 menit lebih cocok digunakan untuk pengukuran di
laboratorium dengan kesediaan waktu yang panjang bagi responden, tidak cocok digunakan dalam pengukuran lapangan dan PVT 10 menit secara tidak langsung membuat kejenuhan dan kelelahan karena durasi yang lama. Selain itu, terjadi penurunan tingkat signifikansi terhadap PVT dengan durasi 2 menit (Loh et.al, 2004), hal inilah yang melatarbelakangi pemilihan PVT 5 menit sebagai alat yang digunakan dalam penelitian pengukuran beban mental ini. 3.6 Perancangan Simulasi Beban Mental Perancangan simulasi ini bertujuan untuk memberikan beban mental terhadap responden. Setelah responden menyelesaikan PVT, responden mengerjakan task ini sehingga responden mendapatkan beban mental dan dapat dilakukan pengukuran beban mental setelah itu. Dengan membandingkan hasil PVT sebelum dan sesudah task, dapat diketahui bagaimana hubungan kelelahannya terhadap tingkat kesalahannya dan perbedaan antara sebelum dan sesudah menyelesaikan task. Simulasi yang diberikan terdiri dari 6 lembar halaman yang berisi bacaan tanpa spasi antarparagrafnya, dengan Font Times New Roman, size 12. Task-nya adalah responden diharuskan menghitung total huruf A dalam setiap halaman dengan total durasi seluruhnya adalah 30 menit. Hasil yang dihitung responden kemudian diselisihkan dengan jumlah sesungguhnya. Hasil selisih inilah yang dikatakan sebagai tingkat kesalahan (error). Selain itu, penggunaan Visual Analogue Scale (VAS) sebagai persepsi subjektif dalam penilaian kondisi kelelahan mental responden dilakukan 3 kali. Pertama, responden menentukan titik awal kondisi mentalnya pada saat sebelum pengukuran dengan PVT ataupun simulasi task mental workload diberikan. Kedua, responden menentukan titik ke-2 setelah menyelesaikan 3 lembar dari total 6 halaman mental workload task. Ketiga, responden menentukan titik akhir setelah selesai mengerjakan mental workload task 6 lembar dalam kurun waktu ± 30 menit. Hasil dari VAS akan dikorelasikan dengan hasil PVT saat sebelum dan sesudah simulasi tersebut.
3.7 Perancangan Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan responden mahasiswa, dimana proses pengambilan datanya adalah sebagai berikut : Pengisian form persetujuan Memainkan PVT 5min Finish Mengisi visual analogue scale Mengisi VAS form ke-3 Memainkan PVT 4x 5min Mengerjakan kembali task load 3 lembar Mengerjakan Task Load 3 lembar pertama Mengisi VAS form ke-2 Gambar 3. 2 Rancangan Metode Pengambilan Data Mahasiswa 3.8 Uji Coba Pengambilan Data Sebelum melakukan pengambilan data untuk penelitian, penulis melakukan uji coba pengambilan data untuk mengetahui apakah prosedur pengambilan data dapat berjalan dengan lancar dan untuk mengetahui karakteristik-karakteristik faktor yang dapat mempengaruhi hasil. Dari hasil uji coba ternyata didapatkan kesimpulan bahwa kebisingan, pencahayaan dan ruang terbuka sangat berpengaruh pada konsentrasi responden. Hal ini yang melatarbelakangi penelitian dilakukan di ruang tertutup yang tidak bising dan pencahayaan yang cukup terjaga tanpa lalu-lalang manusia disekitar. 3.8 Pengambilan Data Data yang didapatkan berasal dari responden mahasiswa yang pengambilan datanya dilakukan di Laboratorium Praktikum (bertujuan agar menghindarkan keramaian dan menjaga ketenangan). Pengujian dilakukan untuk mengevaluasi
PVT sebagai alat ukur beban mental. Oleh karena penelitian ini tidak didanai oleh pihak manapun, pengolahan data menggunakan statistik nonparametric, sehingga jumlah responden yang diambil sebanyak 10 laki-laki dan 10 perempuan. 3.9 Pengolahan Data Karena data yang diambil < 30 data, maka pengolahan data menggunakan statistik nonparametric. Mengingat data yang diambil cukup banyak, maka penulis menggunakan SPSS sebagai alat bantu dalam hal pengolahan data. Secara detail, pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Data PVT sebelum dan sesudah, 3x Trial PVT, VAS, Error diplot dalam bentuk grafik masing-masing responden untuk menganalisis dan melihat kecendrungan terhadap perubahan secara visual. 2. Data PVT sebelum dan sesudah diolah dengan mencari Mean, Standar Deviasi, Variansi, Range, Persentil (5,10,50,75,90 dan 95). Lalu data ini diuji dengan menggunakan metode wilcoxon untuk uji hipotesis apakah ada perubahan sebelum dan sesudah task. Namun sebelumnya, data PVT dirubauh menjadi 6 transformasi data dari Reaction Time (RT) menjadi 1/RT, 10% Slowest 1/RT, standardized 1/RT, 10% Slowest standardized 1/RT, 10 % Fastest RT, % Lapses lalu diuji dengan uji wilcoxon. 3. Data trial pertama dicut dari 1 data sampai 15 data awal, lalu dari masingmasing cutting tersebut dicari standar deviasinya. Ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat dititik mana data tersebut dapat dihilangkan (dinilai sebagai learning curve) dan sisa datanya dapat diambil sebagai data PVT awal tanpa harus ada 3x trial. 4. Data VAS dikorelasikan dengan waktu pengerjaan task yaitu 0,15 dan 30 menit untuk 3 kali pengambilan data VAS tiap respondennya. Selain itu juga dilihat persamaan dari regresi linier sederhana antara kedua variabel tersebut. Dengan melihat signifikansi dari table ANOVA dapat diambil
kesimpulan apakah persamaan tersebut bisa dipertanggung jawabkan atau tidak oleh variabel-variabelnya. 5. Data Error dikorelasikan dengan waktu pengerjaan task yaitu 5,10,15,20,25 dan 30 menit untuk 6 kali perhitungan error pada tiap lembar task tiap respondennya. Selain itu juga dilihat persamaan dari regresi linier sederhana antara kedua variabel tersebut. Dengan melihat signifikansi dari tabel ANOVA dapat diambil kesimpulan apakah persamaan tersebut bisa dipertanggungjawabkan atau tidak oleh variabelvariabelnya. 3.10 Analisis Analisis dilakukan setelah pengolahan data selesai. Informasi yang ada ditelaah dengan cermat, analisis yang digunakan dalam perhitungan ini adalah analisis nonparametric : 1. uji wilcoxon, Hal ini dilakukan guna untuk menguji apakah ada perbedaan antara kondisi sebelum dan sesudah task. Selain itu juga untuk menentukan parameter mana yang lebih sensitive dalam menggambarkan hasil dari penelitian. 2. Uji korelasi, Error dan VAS dikorelasikan dengan dimensi waktu (t). Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada peningkatan kelelahan dan tingkat error seiring penambahan waktu task. 3. Uji Regresi linier, untuk melihat pola dan gradient kenaikan kelelahan tersebut dari sisi tingkat error dan data subjektif VAS dengan variabel independentnya adalah waktu. 4. Uji standar deviasi untuk melihat titik stabil dari trial PVT awal. Ini untuk menentukan dititik mana data dapat dikategorikan sebagai learning curve dan data awal PVT, sehingga memungkinkan pengurangan jumlah trial untuk mempersingkat waktu pengambilan dan memberikan signifikansi yang jauh lebih baik. Hasil dari uji ini akan digunakan untuk pengujian lanjut dari data PVT sebelum dan sesudah yang telah dicut untuk diuji
wilcoxon kembali dengan semua parameter, lalu dapat dilihat perbedaan dari signifikansi pada hasil pengujian sebelum dicut. 3.11 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan disini merupakan serangkai rangkuman dan pembentukan teori induktif. Sedangkan saran yang dituliskan berisi masukan-masukan untuk penelitian berikutnya dan untuk instansi-instansi terkait untuk melakukan improvement dan membuat tindakan untuk prevention. Serta diharapkan dari penelitian dapat membuat suatu sistematika baru mengenai pengambilan data untuk pengukuran beban mental dan kelelahan mental yang jauh lebih baik dari yang telah ada. Sehingga dapat diaplikasikan dilapangan.