BAB V PENUTUP. bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa

BAB IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN. bulan yakni dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pembangunan tersebut untuk mensejahterakan rakyat indonesia

BAB 4 PEMBAHASAN. adalah analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan penagihan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan

BAB I PENDAHULUAN. (rakyat) agar berbuat, atau bersikap sesuai dengan kehendak Negara, agar mematuhi

BAB V. Simpulan dan Saran. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan peneliti pada bab

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama

BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak

ANALISIS PROSEDUR PELAKSANAAN PENAGIHAN PPh BADAN DENGAN SURAT PAKSA, GUNA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini status Indonesia masih menjadi negara berkembang, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu, Jalan Rasuna Said

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaaan yang tidak sedikit dan salah satunya bersumber dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor perpajakan merupakan penerimaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/PMK.03/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi Perpajakan dan mata kuliah yang harus dicapai oleh setiap

ALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Instansi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 413/KMK.03/2005 TENTANG

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Tindakan Penagihan Pajak Untuk Mencairkan Tunggakan

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak berperan penting dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44/PJ/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal

RIFARI WIDYA KUSUMO NIM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Telah terjadi kenaikan tax ratio yang cukup besar. 14,8 trilyun, tahun 2000 sebesar Rp.16,9 trilyun.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hal tersebut

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan salah

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TERHADAP EFEKTIVITAS PENGUMPULAN PPN DALAM PENDAPATAN PAJAK DI KANTOR KPP PRATAMA SEMARANG BARAT A.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Republik. Negara kita Negara Indonesia ini mempunyai sebuah landasan atau sebuah

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG SELATAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Cikarang Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Wajib Pajak dalam membayar kewajiban PBB-nya maka daerah tersebut. berpotensi dapat mengalami kemajuan sehingga dapat meningkatkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan pendapatan Negara yang cukup potensial untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

ANALYSIS OF THE EFFECTIVENESS OF TAX FORECLOSURE MEASURES AT THE TAX OFFICE OF PRATAMA MANADO

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Realisasi Tunggakan Pajak yang lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BITUNG

BAB III METODE PENELITIAN

2013, No. 1003

BAB I PENDAHULUAN. baik secara materiil maupun spiritual (Waluyo dan Wirawan : 2001). Dalam

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisi data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : a. Penagihan pajak penghasilan dengan surat teguran pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga mengalami penurunan jumlah nominal dari tahun 2015 ke tahun 2016. Hal ini mengakibatkan pencairan tunggakan pajak penghasilan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan jumlah. Hal ini disebabkan antara lain karena : 1) tunggakan pajak penghasilan telah dibayar sebelum terbitnya surat teguran 2) sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor 206.2/PMK.01/2014 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, dimana untuk KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga pemecahan kantornya dimulai sejak tanggal 6 Juli 2015 dan sebagian besar wajib pajak yang dulu terdaftar di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga menjadi wajib pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Seiabudi Empat 3) wajib pajak lalai dalam melunasi tunggakan pajak penghasilannya 4) wajib pajak tidak mampu membayar tunggakan pajak penghasilannya 5) wajib pajak tidak mengakui adanya tunggakan pajak penghasilan sehingga wajib pajak mengajukan keberatan 6) surat teguran tidak sampai kepada wajib pajak dan kembali ke seksi penagihan dikarenakan alamat tidak jelas dan tidakdapat ditemukan. 64

Dari hasil penelitian dapat penulis simpulkan bahwa semakin besar nominal surat teguran yang diterbitkan maka akan semakin besar pula jumlah pencairan tunggakan pajak penghasilan yang akan menambah penerimaan negara, begitu pula sebaliknya. b. Penagihan pajak penghasilan dengan surat paksa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga mengalami kenaikan jumlah nominal dari tahun 2015 ke tahun 2016. Hal ini mengakibatkan pencairan tunggakan pajak penghasilan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan jumlah. Hal tersebut terjadi karena pada akhir tahun 2015 KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga dilebur dan dibentuk KPP Jakarta Setiabudi Empat, dengan demikian wajib pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga sebagian menjadi wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Empat. Hal ini menjadi alasan untuk mempertahankan dan mengamankan penerimaan negara, jurusita melakukan intensifikasi melalui pencairan tunggakan pajak penghasilan dari surat paksa. Dari hasil penelitian dapat penulis simpulkan bahwa semakin besar nominal surat paksa yang diterbitkan maka akan semakin besar pula jumlah pencairan tunggakan pajak penghasilan yang akan menambah penerimaan negara, begitu pula sebaliknya. c. Penagihan tunggakan pajak penghasilan dengan surat teguran pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga berdasarkan pengujian dengan formula efektivitas dan klasifikasi pengukuran efektivitas, tergolong tidak efektif yakni sebesar 4,00% pada tahun 2015 dan 7,27% pada tahun 2016. Penyebab rendahnya efektivitas pencairan tunggakan pajak penghasilan dari surat teguran pada tahun 2015 dan 2016 antara lain karena wajib pajak lalai 65

dalam melunasi tunggakan pajak penghasilannya, wajib pajak tidak mampu membayar tunggakan pajak penghasilannya, wajib pajak tidak mengakui adanya tunggakan pajak penghasilan sehingga wajib pajak mengajukan keberatan, surat teguran tidak sampai kepada wajib pajak dan kembali ke seksi penagihan dikarenakan alamat tidak jelas dan tidak dapat ditemukan. d. Penagihan tunggakan pajak penghasilan dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga berdasarkan pengujian dengan formula efektivitas dan klasifikasi pengukuran efektivitas, tergolong tidak efektif yakni sebesar 61,15% pada tahun 2015 dan 26,12% pada tahun 2016. Namun efektivitas pencairan tunggakan pajak penghasilan dari surat paksa tahun 2015 dan 2016 lebih baik daripada efektivitas pencairan tunggakan pajak penghasilan dari surat paksa tahun 2015 dan 2016 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga. Penyebab rendahnya efektivitas pencairan tunggakan pajak penghasilan dari surat paksa pada tahun 2015 dan 2016 antara lain karena wajib pajak lalai dalam melunasi tunggakan pajak penghasilannya, wajib pajak tidak mampu membayar tunggakan pajak penghasilannya, wajib pajak tidak mengakui adanya tunggakan pajak penghasilan sehingga wajib pajak mengajukan keberatan, wajib pajak tidak ditemukan berada pada alamat yang didatangi jurusita untuk menyampaikan secara langsung surat paksa. e. Pencairan tunggakan pajak penghasilan dari program amnesti pajak periode I dan II pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga berdasarkan pengujian dengan formula efektivitas dan klasifikasi pengukuran efektivitas, tergolong tidak efektif yakni sebesar 14,08% pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena wajib pajak yang mengikuti program amnesti pajak 66

periode I dan II pada KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga tidak semuanya memiliki tunggakan pajak penghasilan. f. Kontribusi penagihan pajak penghasilan dengan surat surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan tahun 2015 dan 2016 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga berdasarkan pengujian dengan formula rasio penerimaan tunggakan pajak penghasilan dan klasifikasi kriteria kontribusi, tergolong sangat kurang. Penagihan pajak penghasilan dengan surat teguran hanya sebesar 1,15% pada tahun 2015 dan sebesar 0,42% pada tahun 2016. Penagihan pajak penghasilan dengan surat paksa hanya sebesar 0,06% pada tahun 2015 dan 0,76% pada tahun 2016. Sementara itu kontribusi pelunasan tunggakan pajak penghasilan dari program amnesti pajak periode I dan II juga berdasarkan pengujian dengan formula rasio penerimaan tunggakan pajak penghasilan dan klasifikasi kriteria kontribusi, tergolong sangat kurang yakni sebesar 0,64% dari total penerimaan pajak penghasilan tahun 2016 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis sajikan maka penulis memiliki beberapa saran yang mungkin dapat menjadi masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Tiga untuk meningkatkan penerimaan negara dari proses penagihan pajak melalui surat teguran dan surat paksa antara lain: a. Untuk mengamankan dan meningkatkan penerimaan negara di bidang perpajakan, KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga harusnya melakukan 67

intensifikasi dengan menerbitkan surat teguran dan surat paksa lebih banyak dan lebih efektif lagi. b. KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga perlu memperbaharui database alamat wajib pajak sehingga surat teguran dan surat paksa dapat sampai dan diterima oleh wajib pajak. c. KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga perlu meningkatkan lagi intensitas serta kualitas penyuluhan kepada wajib pajak tentang perpajakan khususnya mengenai kedisiplinan dalam membayar kewajiban perpajakan supaya meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. d. KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga perlu meningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan penagihan pajak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambah jumlah jurusita dan meningkatkan kompetensi jurusita melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan perpajakan serta menjalin kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam melakukan tindakan penagihan untuk mengamankan penerimaan negara. 68