AMBIGUITAS PEMBELAJARAN TEMATIK. Supriyadi Universitas Muhammadiyah Malang

dokumen-dokumen yang mirip
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP Tematik Kelas 1 SDN 1 Pagerpelah Halaman: 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1

SILABUS TEMATIK. Satuan Pendidikan : SD/ MI Kelas/ Semester : I/ 1 : Diri Sendiri

SILABUS TEMATIK KELAS I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEMBELAJARAN TEMATIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS 1 SEMESTER 1 TEMATIK TEMA 2 KEGEMARANKU SUB TEMA1 PEMBELAJARAN 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : Diriku/Aku dan Teman Baru Pertemuan ke- : 4 Alokasi Waku : 1 hari (5 x 35 )

SILABUS TEMATIK KELAS I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TEMA 1 : DIRIKU Nama Sekolah : Kelas / Semester : I (Satu) / 1 Nama Guru : NIP / NIK :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 2 Tema / Topik : Mari Bermain dan Berolah Raga Petemuan ke : 1

Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

SILABUS TEMATIK KELAS II

SILABUS PEMBELAJARAN KELAS 1 SEMESTER 1 TEMATIK TEMA 2 KEGEMARANKU SUB TEMA1 PEMBELAJARAN 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

JARINGAN KD/INDIKATOR

SILABUS KELAS: I (satu)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

Nama Sekolah : SDN Sekarsari. Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 3 minggu

SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah Alokasi Sumber.

KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA. Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

KD yang dicapai : 1.1, 2.2, 2.8, , , , , ,

JARINGAN KD/INDIKATOR

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat.

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SIKLUS I

Nasional Pendidikan pasal 20 bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK KELAS 1 SD

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Samaritania dilaksanakan dengan membagi anak berdasarkan kelompok usia.

desentralisasi pendidikan. Dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip Kesatuan dalam kebijakan dan keragaman dalam pelaksanaan. Kesatuan dalam kebijakan

KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

Tema 4 : Keluargaku Subtema 1 : Anggota Keluargaku

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

MODEL. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PEMBELAJARAN TEMATIK untuk Kelas II SD/MI Semester 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Tema 7 Indahnya Keragaman Negeriku Sub Tema 1 Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan

KONSEKUENSI PEMBELAJARAN TEMATIK DI TK DAN SD Waluyo Adi *)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Percobaan 2. Tema : 1 (Selalu Berhemat Energi )/ Sub 1 Pembelajaran : 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 1

PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR. Dayani Suleman Dosen Universitas Negeri Gorontalo

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PEMBELAJARAN TEMATIK 2A

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK

SD HIKARI KISI-KISI SOAL UAS KELAS 1 SEMESTER 1 PKn

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 (Dua/ 2 (dua) : Kegiatan Sehari-hari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas : 4 / 2 Tema / Topik : Menghargai Jasa Pahlawan Minggu ke : 1

2. IPA : Mengenal bagian-bagian anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

Transkripsi:

AMBIGUITAS PEMBELAJARAN TEMATIK Supriyadi Universitas Muhammadiyah Malang Pembelajaran tematik kemudian menjadi barometer baru bagi kemodernan dan kepiawan seorang guru dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Bernarkah model pembelajaran terpadu/tematik merupakan solusi alternatif bagi pembelajaran di sekolah dasar? Model pembelajaran apapun akan sangat bergantung pada guru yang menerapkannya. Untuk itu, yang harus diperhatikan secara seksama bukanlah pada tataran konsep pembelajaran akan tetapi lebih mengarah pada pembentukkan calon guru yang handal dan berkompetensi dalam menerapkan jenis konsep pembelajaran yang akan diterapkan. Jika guru sudah baik maka secara otomatis pembelajaran akan berjalan dengan baik. Dalam hal ini baik yang dimaksud adalah baik lahir batin. Secara khusus, pola atau model pembelajaran tematik sangat baik akan tetapi hal yang harus diperhatikan adalah konsep (RPP) yang akan diterapkan. Harus ada desain atau format baku yang dapat diterapkan oleh semua guru. Kata kunci: Pembelajaran tematik, format RPP, model pembelajaran PENDAHULUAN Dunia pendidikan merupakan wadah utama dalam membentuk dan menciptakan manusia yang berkempuan dan berkeadaban tinggi. Pendidikanlah yang mampu mengangkat citra dan taraf hidup masyarakat suatu bangsa. pentingnya pendidikan itulah yang kemudian mendorong perangcang dan praktisi pendidik untuk mendesain sistem pendidikan menjadi lebih baik, termasuk pendesainan model pembelajaran yang tepat untuk siswa sekolah dasar. Akhir-akhir ini, muncullah pembelajaran tematik sebagai wujud invensi dan inovasi terbaru dari model pembelajaran yang dicanangkan bagi sekolah dasar terutama kelas rendah (I III) oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pembelajaran tematik kemudian menjadi barometer baru bagi kemodernan dan kepiawan seorang guru dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Oleh karena itu, seorang guru dituntut tidak hanya sekedar mengetahuinya akan tetapi harus mampu melaksanakan secara nyata di dalam pembelajaran. Hal itu terlihat dengan banyaknya kegiatan seminar dan pelatihan serta buku yang membahas secara khusus tentang model pembelajaran tematik. Memperhatikan arus pertumbuhan pembelajaran tematik, ada beberapa hal yang kemudian muncul semacam keraguan dalam pikiran saya, anatar lain: Bernarkah model pembelajaran terpadu/tematik merupakan solusi alternatif bagi pembelajaran di sekolah dasar? Keraguan itu

semakin membesar setelah melihat konsep dan rencana pembelajaran yang ditawarkan dalam model pembelajaran tematik. Penjelasan dan penjabaran beberapa tersebut sebagai berikut. PERMASALAHAN DALAM TATARAN KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tematikyang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: (1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, (2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; (3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; (5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; (7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan (Poerwadarminta dalam Panitian Sertifikasi Guru Rayon 44, 2009:65). Memperhatikan konsepsi tematik di atas, secara mendasar tidak ada yang terlalu istimewa bahkan ada semacam keraguan dan kebimbangan yang mengendap dalam konsep tersebut. Hal itu terlihat dari adanya kata [mengaitkan] yang dipakai dalam konsep tersebut. Mendengar kata mengaitkan maka asosiasi yang terlintas adalah sesuatu yang tidak kuat, tidak mengakar, tidak mengikat, kurang teguh, tidak menyatu. Intinya, sesuatu itu hanya sekadar sampiran saja tidak terlalu masuk ke inti atau menjadi isi. Selain itu, jika ditelusur lebih jauh maka akan semakin kabur atau bahkan menjadi rancu. salah satu sumber kerancuan tersebut terletak pada mata pelajaran yang menjadi pokok kaitan tema. Dalam arti, tema mata pelajaran manakah yang akan diambil untuk dijadikan tema pokok atau tema besar dalam bahasan. Jika seandainya kita telah berhasil menetapkan satu tema pokok, maka hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengajarkan isi/materi dari beberapa mata pelajaran. Hal tersebut akan menjadi jelas dalam tinjauan mengenai Rencana Pembelajaran tematikberikut ini. PERMASALAHAN DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK Rencaana pembelajaran pada hakikatnya merupakan konsep kegiatan belajar mengajar yang akan dipraktikkan atau dilaksanakan guru di depan kelas.

Dengan demikian, seyogyanya RPP harus rinci dan terinci agar dapat dengan mudah dipraktikkan oleh guru bersangkutan maupun oleh guru yang lain. Begitu halnya dengan RPP Pembelajaran Tematik, semua elemen yang terkandung di dalam RPP harus jelas dan terinci serta memiliki kekhasan atau ciri pembeda dengan RPP biasa. Pengertian rinci dalam hal ini bermakna cermat, tepat, sesuai atau proporsional antar bagian dalam pembelajaran. Jika hal itu dikaitkan dengan RPP tematik maka harus proporsional dalam membelajarkan materi antar mata pelajaran yang turut terkait dalam RPP tematik tersebut. Berikut ini adalah dua contoh RPP tematik, marilah kita cermati bersama. Contoh:1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Sumber: akhmadsudrajat.files.wordpress.com) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas : I Tema : Lingkungan Minggu/hari : I/Senin Alokasi waktu : 5 x 35 menit Indikator: Bahasa Indonesia: Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf Matematika: Membilang atau menghitung secara urut Menyebutkan banyak benda Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari IPA Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu IPS Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan Seni Budaya dan Keterampilan Bertepuk tangan dengan pola Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat. Sarana dan Sumber Belajar: Kartu-kartu kata Lembar kerja (jam) Bola STRATEGI KEGIATAN A. Pembukaan (1 X 35 menit) - Berdoa bersama Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2 Guru meminta beberapa anak untuk menyebutkan identitas dirinya seperti nama dan alamatnya, dan menceritakan suatu pengalaman yang menyenangkan dirinya Guru meminta anak untuk berkeliling di kelas sambil melompat satu kakidengan membilang (menghitung secara urut) lompatannya Guru meminta beberapa anak mengemukakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari

B. Inti (3 x 35 menit) Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas, menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali) - Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata yang sudah disiapkan guru - Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan menggambarkannya. C. Penutup (1 x 35 menit) - Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang dilanjutkan dengan tanya jawab - Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air, perlunya mandi/menjaga kebersihan - Berdoa pulang Contoh 2: RPP Tematik (Sumber: Buku Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar 1a. Oleh SA dun Akbar dkk.) Tema : Diri Sendiri Subtema : Identitas Diri Kompetensi Dasar : 1. Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun. 2. menyanyikan lagu anak-anak secara individual, kelompok maupun klasikal 3. mengidentifikasi identitas diri, keluarga dan kerabat 4. membilang banyak benda Indikator: 1. berkenalan dengan teman sekelas 2. bernyanyi lagu Hei Halo Siapa Namamu? 3. menyebutkan identitas diri (nama, jenis kelamin, agama, alamat) 4. berkelompok menurut jenis kelamin 5. menghitung jumlah anak laki-laki dan perempuan 6. menjumlah anak laki-laki dan anak perempuan 7. membandingkan jumlah anak lakilaki dan anak perempuan Waktu: 1 x pertemuan Kegiatan Pembelajaran: 1. Guru mengaajak anak belajar di halaman 2. Guru menunjukkan gambar, anak diminta menirukan posisi dalam gambar 3. Anak-anak membentuk barisan melingkar, guru ada di tengah-tengah 4. Guru dan anak berdoa 5. Guru dan anak berkenalan dengan menyanyikan lagu hei hello siapa namamu? 6. Anak yang ditunjuk (melalui lempar tangkap bola) mengenalkan diri 7. Guru meminta anak berkelompok menurut jenis kelaminnya 8. Anak menghitung jumlah temannya yang ada di kelompok lain

9. Anak menjumlahkan seluruh temannya di bawah bimbingan guru 10. Anak membandingkan jumlah anak laki-laki dan anak perempuan, dengan cara mencari pasangan satusatu. 11. Guru mengajak anak kembali ke kelas Sumber dan Media: 1. Anak dan guru 2. Gambar 3. Syair lagu Hei Hello Siapa Namamu? Penilaian: Performan anak (Sebagai tambahan informasi, RPP tematik ini dilengkapi dengan pengalaman belajar yang berisi penjabaran atau seperti pentunjuk pelaksanaan dari RPP tematik tersebut) Kedua contoh RPP Tematik di atas memiliki bentuk atauformat yang berbeda. Perbedaan yang paling signifikan dari keduanya terlihat dalam penentuan waktu dan kegiatan pembelajaran. Dalam Contoh 1 waktu ditetapkan sebanyak 5 x 35 menit sedangkan dalam contoh 2 waktu ditetapkan 1 x pertemuan. Adapun dalam kegiatan pembelajaran, contoh 1 membagi dalam tiga bagian yaitu pembukaan, inti dan penutup sedangkan contoh 2 tidak terdapat pembagian tersebut tetapi langsung dituliskan dengan memakai bantuan penomoran yaitu dari nomor 1-11. Perbedaan format dari kedua contoh RPP Tematik di atas menimbulkan suatu pertanyaan Apakah tidak ada format baku dari RPP tematik yang bisa dijadikan rujukan oleh kalangan lain?. Pertanyaan tersebut berkembang lagi menjadi suatu pesimis Kalau dalam segi format saja sudah berbeda, apalagi dalam tataran pelaksanaannya. Berangkat dari pertayaan dan pesimis terhadap RPP tematik, maka pembukaan atau penelaahan secara seksama dan proporsional terhdap RPP tematik mutlak dilakukan agar kejelasan tentang keberadaan RPP Tematik khususnya dan pembelajaran Tematik di SD umumnya dapat dipahami dengan baik. Berikut ini adalah bagian yang harus dicermati. Berkaitan dengan masalah penetapan alokasi waktu yang terdapat pada contoh 1 yaitu 2 x 35 menit, maka hal pertama yang tergambar dalam pikiran adalah RPP atau kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan. Secara sepintas hal itu sangat wajar, akan tetapi kemudian akan menjadi tidak logis jika disandarkan atau dikaitkan dengan durasi yang ditetapkan dalam strategi pembelajaran yaitu pembukaan (1 x 35 menit), Inti (3 x 35 menit) dan penutup (1 x 35 menit). Permasalahannya adalah setiap pertemuan akan berlangsung secara tidak sempurna. Dalam arti lain, akan terdapat pertemuan yang hanya menyelenggarakan bagian pembukaan saja, menyelenggarakan bagian inti saja, dan menyelenggarakan bagian penutup. Logikanya, satu pertemuan berdurasi 35 menit sedangkanbagian pembukaan dilakukan pada satu pertemuan dengan jumlah durasi 35 menit juga, maka secara otomatis dalam pertemuan itu tidak ada materi lain selain bagian pembukaan saja. demikian juga halnya dengan bagian-

bagian yang lain sepertri bagian inti dan penutup. Berkait dengan materi pembelajaran dalam RPP tematik pada contoh 1, hal yang membuat rancangan tersebut membingungkan adalah tidak adanya patokan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan pergerakan atau garis penghubung dari beberapa matapelajaran yang digabungkan. Selain itu, tidak adanya kesamarataan kesempatan dalam meyampaikan materi pelajaran juga sangat jelas terlihat. Ketidaksamarataan atau ketidakadilan dalam membagi waktu untuk setiap mata pelajaran ini berimplikasi pada pemahaman yang akan diperoleh anak. di satu sisi ada mata pelajaran yang mereka pahami dengan baik tetapi di sisi lain ada mata pelajaran yang tidak mereka ketahui dengan baik. Dalam bagian kegiatan inti tersebut, mata pelajaran yang paling dominan adalah mata pelajaran matematika sedangkan yang lain hampir tidak tersentuh. Seperti pelajaran seni dan budaya, olah raga, dan IPS. Jika keberadaan mata pelajaran ini tidak tersentuh, maka nilai penggabungan tematik jelas tidak berfungsi. Berbeda dengan contoh 1 yang menetapkan alokasi waktu sebanyak 5 x 35 menit, RPP tematik contoh 2 mengalokasikan waktu sebanyak 1 x pertemuan. Hal ini memiliki pengertian bahwa RPP tersebut akan dilaksanakan satu kali saja dalam satu kali pertemuan. Dalam pertemuan tersebut tidak dijelaskan berapa durasi tiap bagian dari kegiatan pembelajaran. Sementara, jumlah durasi yang maksimal adalah 40 menit. Sedangkan jumlah mata pelajaran yang digabungkan sebanyak empat mata pelajaran (dilihat dari kompetensi dasar yang dituliskan) antara lain: bahasa Indonesia, kesenian, matematika dan IPS. Dengan jumlah mata pelajaran yang banyak, maka dapatlah dibayangkan betapa sulitnya membagi waktu untuk meyampaikan tiap materi dari tiap mata pelajaran tersebut. Penetapan alokasi waktu 1 x pertemuan dalam contoh 2 akhirnya juga berimplikasi pada pembagian atau penyampaian materi ajar dari tiap mata pelajaran. Jika diurutkan kegiatan pembelajaran dalam contoh 2 sekilas sangat sederhana dan mudah diterapkan, akan tetapi jika dikaitkan dengan kondisi di lapangan maka hal itu menjadi sangat sulit. Logikanya sebagai berikut, jika jumlah siswa dalam satu kelas sebanyak 30 siswa sedangkan durasi waktu sebanyak 40 menit maka jumlah kesempatan tiap anak untuk berbicara atau bertidak sebanyak 1,33 menit. Dalam waktu yang begitu singkat ini, mungkinkah tiap anak bisa untuk bernyanyi, memperkenalkan diri, menjumlah teman dalam kelompok dan kemudian membandingkan jumlah anak laki-laki dan perempuan. Sungguh sesuatu yang sangat sulit terjadi. Bertolak dari analisis RPP tersebut, maka secara sepihak dan untuk sementara saya berkeyakinan bahwa RPP tematik dan Pembelajaran Tematik umumnya sangat sulit untuk diterapkan dalam praktik pembelajaran yang sesungguhnya. KESIMPULAN. Model pembelajaran apapun akan sangat bergantung pada guru yang menerapkannya. Untuk itu, yang harus

diperhatikan secara seksama bukanlah pada tataran konsep pembelajaran akan tetapi lebih mengarah pada pembentukkan calon guru yang handal dan berkompetensi dalam menerapkan jenis konsep pembelajaran yang akan diterapkan. Jika guru sudah baik maka secara otomatis pembelajaran akan berjalan dengan baik. Dalam hal ini baik yang dimaksud adalah baik lahir batin. Secara khusus, pola atau model pembelajaran tematik sangat baik akan tetapi hal yang harus diperhatikan adalah konsep (RPP) yang akan diterapkan. Harus ada desain atau format baku yang dapat diterapkan oleh semua guru.

DAFTAR PUSTAKA Akbar, Sa dun, dkk.. 2009. pembelajaran Tematik Sekolah Dasar. Yogyakarta: Cipta Media Aksara. Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Sudrajad, Akhmad. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal. http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com. (diakses tanggal 17 Desember 2007)