PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI Jl. Prof.M.NasroenKel.Sungai Durian Kec.LamposiTigoNagori Kota PayakumbuhKodePos 26219 (0752) 90986 SMS Center 085265712515 Email :puskesmas_lampasi @yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016 TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI MENIMBANG : a. bahwa upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien merupakan tanggung jawab tenaga klinis yang melakukan asuhan pasien; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien. MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan; 2. Undang-Undang R e p u b l i k I n d o n e s i a Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 / MENKES / PER / VIII /2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. MENETAPKAN MEMUTUSKAN
: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN KESATU : Semua tenaga klinis mempunyai kewajiban dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien. KEDUA : Tenaga Klinis adalah dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang bertanggung jawab dalam melakukan asuhan pasien. KETIGA : Panduan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien sebagaimana tertera dalam lampiran keputusan ini harus dijadikan acuan dalam melakukan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas Lampasi. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diubah kembali sebagaimana mestinya jika ditemukan kekeliruan dalam penetapannya. DITETAPKAN DI : PAYAKUMBUH PADA TANGGAL : 4 Januari 2016 Kepala Puskesmas Lampasi HARIKA PUTRA
Lampiran 1 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/167/SK-C/Pusk-LPS/I-2016 TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS LAMPASI 1. Menentukan indikator mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. 2. Menentukan indikator perilaku pemberi layanan klinis. 3. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. 4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP Layanan Klinis yang telah disusun bersama. 5. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk mencegah timbulnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC). 6. Berperan aktif dalam melakukan identifikasi pemasalahan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. 7. Berperan aktif dalam melakukan analisis terhadap permasalahan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. 8. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Perencanaan mutu harus ditetapkan berdasarkan prioritas fungsi dan proses pelayanan Puskesmas Lampasi. 9. Berperan aktif dalam melaksanakan program perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang sudah direncanakan. 10. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.
11. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib berpartisipasi dalam program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. 12. Seluruh tenaga medis wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas Lampasi. 13. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Lampasi dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu. 14. Perencanaan mutu berisi paling tidak: a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah. b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan. d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien. e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome. f. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien. g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera. i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat. j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan. k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien. 15. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini: a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan Puskesmas Lampasi. b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf, c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan, d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat, e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko, f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas, g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik, h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait, i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan. 16. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan. 17. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan. 18. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah: a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien. b. Pelayanan rawat jalan/pelayanan Rawat Inap (Puskesmas Rawatan) c. Pelayanan farmasi d. Pelayanan gawat darurat