Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

dokumen-dokumen yang mirip
Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengenai penerapan Medical Check Up (MCU) berkala di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut :

SATKER. NOMOR SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan Oleh

KEP.333/MEN/1989 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.333/MEN/1989 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan. Terutama bagi tenaga kerja indonesia yang bekerja di luar negeri atau

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak,

3. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus) dan Buta Warna. Pemeriksaan HBs Ag Malaria (untuk daerah endemis malaria)

BAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

LAPORAN KASUS (CASE REPORT)

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS INDONESIA

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR: 26/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015

TAHAPAN REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA (PKHI) TAHUN 2017

RSUP RSUP

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

Memenuhi syarat-syarat menjadi tenaga kerja pelaut antara lain :

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

Pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis penyakit dalam

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMANTAUAN KESEHATAN UNTUK PEKERJA RADIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Akademi Metrologi dan Instrumentasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI HASIL PENELITIAN. VI.1.1 Sejarah didirikannya PT. Lotus Indah Textile Industries

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

PANDUAN MEDICAL CHECK UP RSU NIRMALA PURBALINGGA

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

Ditetapkan Tanggal Terbit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RISET KESEHATAN DASAR 2007 NASKAH PENJELASAN*

LAMPIRAN. : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik. Respirasi FK-USU/RSHAM

2016, No Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,

Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari Jln. Bhayangkara No. 01 Manokwari Papua Barat

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULIR. No Dok : F.PUDIR III.UK.12 Tgl Terbit : 1 Juli 2013 No Rev : 00 Tgl.Rev: Hal: 1 dari 2

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Tilus Astina Halim R

Asuhan Keperawatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Oleh : Retno Indarwati S.Kep.Ns

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159 TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

No. ISBN: Survei Kesehatan Nasional. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Volume 3. Daftar Isi i

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN PADA LEHER ( ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

PERATURAN MENTERI NO. 04 TH 1993

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

2017, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 200

7. Peraturan Pemerintah...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI

Transkripsi:

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Disarikan Oleh : dr. Lin Yuwarni, MKKK dari Continuing Professional Development untuk Dokter Kesehatan Kerja di Layanan Primer P2KB Dokter Kesehatan Kerja Editor: Prof DR. Dr. Meily Kurniawidjaja, MSc, SpOK Dr. Lin Yuwarni, MKKK Dr. Devi Dwirantih, MKKK

Pendahuluan Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja perlu karena: Merupakan upaya keselamatan dan kesehatan berkaitan dengan perlindungan pekerja. Merupakan hak pekerja Pekerja selalu berhadapan dengan berbagai sumber bahaya yang berpotensi dan berisiko thd PAK maupun KK. Pekerja harus memenuhi tuntutan kesehatan thd pekerjaannya (fit to the job)

Tujuan Pembelajaran A. Tujuan umum: Setelah mengikuti modul, peserta mampu; Menyusun, Melaksanakan, Mengelola dan mengevaluasi Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja di perusahaan/institusi sesuai dengan kebutuhan dan kemampulaksanaan setempat.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan dan meyusun program pemeriksaan kesehatantenaga kerja berdasarkan health mapping (seperti audiometri, spirometri, biomonitoring) 2. Menjelaskan dan melaksanakan Hazard based Medical Check Up/ MCU (prakarya/prapenempatan berkala & khusus prapurnakarya), 3. Menjelaskan dan melaksanakan FTW berdasarkan kesesuaian antara hasil MCU dan tuntutan pekerjaan (fisik dan mental) 4. Menjelaskan dan melaksanakan Program RTW (batasan & SOP RTW, penyakit, PAK, KAK), 5. Menjelaskan dan melaksanakan pemeriksaan kesehatan dengan mengikuti prinsip etika, kerahasiaan medis dan strategi penyampaiannya

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut. Pokok Bahasan: 1. Perencanaan dan informasi kebutuhan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja 2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja 3. Pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

1. PERENCANAAN DAN INFROMASI

A. Informasi Kebutuhan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Informasi umum ttg: Jumlah unit kerja Jumlah pekerja masing-masing unit kerja Faktor risiko masing-masing unit kerja Waktu kerja masing-masing unit kerja Tindakan pengendalian yang telah dilakukan informasi berupa data: Data administrasi tenaga kerja Data hasil penilaian lapangan yang akurat Juga perlu dipersiapkan tempat, formulir dan perangkat yang diperlukan

B. Informasi waktu kerja dan shift kerja di unit-unit kerja Pada sistem kerja shift perlu: Data mengenai waktu kerja dan jadwal kerja shift Jumlah tenaga kerja yang bekerja Hal ini berguna u/pengaturan jadwal dan jumlah tenaga kerja yang akan dilakukan pemeriksaan kesehatan shg tidak mengganggu proses produksi.

C. Kapasitas pemeriksaan kesehatan perhari Untuk mendapatkan informasi kapasitas pemeriksaan kesehatan perhari, hal-hal yang perlu diketahui yaitu: 1. Jumlah unit kerja 2. Jumlah pekerja masing-masing unit 3. Jadwal waktu kerja dan shif kerja 4. Ketersediaan ruangan dan peralatan 5. Ketersediaan personil pemeriksa kesehatan

D. Informasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan Informasi harus diberikan kepada masing-masing pekerja yang akan diperiksa di unit kerja. Berisi tentang; Nama pekerja, Waktu pelaksanaan hari/tanggal/jam Tempat pelaksanaan Bila perlu buat daftar nama dan tanggal pemeriksaan 1 bulan sebelumnya dan kirimkan dilengkapi dengan undangan undangan tertulis.

2. PELAKSANAAN

A. Prosedur Pemeriksaan Kesehatan 1. Persiapan tenaga kerja sesuai dengan rencana pemeriksaan seperti; puasa 12 jam, tidak terpajan kebisingan selama 12 jam, dll. 2. Tenaga kerja mengambil formulir, mengisinya dengan lengkap dan menyerahkan kembali ke meja pendaftaran 3. Pemeriksaan tinggi badan, berat badan dan tekanan darah 4. Pemeriksaan fisik dokter, meliputi : Anamnesis lengkap termasuk keterkaitan keluhan dengan faktor bahaya di tempat kerja; Pemeriksaan fisik secara menyeluruh; Menyimpulkan diagnosis sementara; Menyarankan pemeriksaan penunjang sesuai keluhan dan faktor bahaya di tempat kerja bila diperlukan. 5. Pemeriksaan Rontgen Toraks 6. Pemeriksaan mata (visual, ketajaman penglihatan) 7. Pemeriksaan EKG (bila diperlukan) 8. Pemeriksaan penunjang lainnya (bila diperlukan)

B. Tahapan Pemeriksaan Kesehatan 1. Anamnesis Anamnesis (Interview) harus teliti dan lengkap sehingga: Pada pemeriksaan calon tenaga kerja, dapat menilai kondisi kesehatan calon tenaga kerja yang akan diterima. Pada pemeriksaan tenaga kerja berkala, dapat menilai sesuai dengan faktor risiko di tempat kerja. Kemampuan yang harus dimiliki interviewer: Mampu menggali informasi mengenai riwayat penyakit Mampu menggali informasi mengenai riwayat pekerjaan Mampu menggali informasi mengenai faktor-faktor yang bahaya di tempat kerja sesuai dengan keluhan tenaga kerja Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan penunjang sesuai dengan faktor bahaya Mampu menganalisis hubungan faktor bahaya dan keluhan

Formulir Anamnesis Formulir pemeriksaan kesehatan mencakup hal-hal berikut (sebagian bisa menggunakan kuesioner): a) Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala: Identitas Riwayat penyakit Riwayat penyakit khusus (asma, allergi, epilepsi dll) Riwayat kecelakaan Riwayat pekerjaan Pemeriksaan kesehatan dasar (fisik/badan dan mental, pemerisaan laboratorium, pemeriksaan Rontgen dada), Pemeriksaan penunjang khusus lainnya sesuai faktor risiko Simpulan Saran b) Pemeriksaan kesehatan khusus: Pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja secara khusus

2. Pemeriksaan fisik Fisik diagnostik dari seluruh bagian badan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, pengukuran tekanan darah, nadi, pernafasan, tinggi badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan, reflek. Formulir pemeriksaan fisik mencakup: Tinggi badan Berat badan Indeks massa tubuh Pemeriksaan mata (visual dan visus) Pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorokan Pemeriksaan gigi dan mulut Pemeriksaan kulit Pemeriksaan jantung (auskultasi) Pemeriksaan paru (perkusi, auskultasi) Pemeriksaan abdomen (palpasi, perkusi, auskultasi) Pemeriksaan anggota gerak otot, tulang, sendi (ROM, nyeri gerak, perhatikan WMSDs dll) Pemeriksaan refleks (refleks fisiologis dan patologis) Pemeriksaan fisik lain sesuai keluhan dan penilaian dokter pemeriksa Diagnosis (tetap/sementara) Saran.

3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk melihat dan menilai kondisi kesehatan tenaga kerja dikaitkan dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakannya, misalnya Rongent dada, tes alergi, spirometri test, E.C.G., buta warna dan lain-lain. Formulir pemeriksaan penunjang juga mencakup pemeriksaan penunjang: Rontgen dada Tes alergi Spirometri (bila terdapat potensi bahaya thd saluran pernafasan) Audiometri (bila terdapat potensi bahaya thd fungsi pendengaran) EKG Pemeriksaan penunjang lainnya sesuai risiko kesehatan

Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan berupa pengelompokan status kesehatan. Terdapat beberapa jenis pengelompokan hasil Berikut contoh pengelompokan berdasarkan hasil MCU yang dikombinasikan dengan kelayakan kerja: Gol 1 Gol 2 Gol 3 Gol 4 Gol 5 : normal dan fit untuk semua pekerjaan. : terdapat faktor risiko dan fit untuk pekerjaan semula : terdapat penyakit tetapi dapat dikendalikan dengan tatalaksana yang baik dan fit untuk pekerjaan semula. : terdapat cacat atau penyakit yang tidak dapat dikendalikan dan unfit untuk pekerjaan semula. : terdapat cacat atau penyakit yang tak dapat dikendalikan, un fit untuk semua jenis pekerjaan.

Contoh pengelompokan yang hanya berdasar pada kelayakan kerja: 1. Fit to the job 2. Fit with caution (dengan catatan) 3. Temporary unfit 4. Unfit to the job

3. PELAPORAN

Pelaporan Kepada Perusahaan dan Tenaga Kerja Pelaksanaan dilaporkan dalam bentuk laporan yang telah ditentukan. 1. Laporan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja oleh dokter pemeriksa dilaporkan kepada perusahaan dan bila ditemukan faktor risiko/penyakit diberikan saran terapi kepada calon karyawan. 2. Laporan pemeriksaan berkala tenaga kerja dilaporkan kepada: Perusahaan berupa fit/unfit, atau statistik dan pengelompokan status kesehatan karyawan sebagai dasar program promotif dan preventif (prinsip jaga rahasia medis, jangan memberikan hasil lengkap kecuali terdapat alasan yang legal). Masing-masing pekerja berhak atas hasil pemeriksaan, bila terdapat gangguan kesehatan dokter perusahaan wajib memberi bantuan upaya promotif, preventif dan kuratif kepada individu (bila perlu dapat diberikan resume hasil pemeriksaan)

Waktu dan mekanisme laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja kepada Dinas terkait: 1. Pengusaha melaporkan kepada Disnaker Kabupaten/Kota. 2. Kepala Disnaker Kabupaten/Kota melaporkan kepada Disnaker Propinsi. 3. Selanjutnya Kepala Disnaker Propinsi melaporkan kepada Dirjen Binawas. 4. Pengurus wajib membuat laporan dan menyampaikan selambatlambatnya 2 (dua) bulan setelah pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan. 5. Disnaker kabupaten/kota dan Propinsi setelah menerima laporan dari perusahaan selambat-lambatnya dalam waktu 2(dua) minggu membuat rekapitulasi dan melaporkannya kepada Disnaker Propinsi. 6. Disnaker Propinsi setelah menerima laporan dari Disnaker Kabupaten/Kota selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu membuat rekapitulasi dan melaporkannya kepada Dirjen Binawas.

Latihan 1. Jelaskan dengan rinci tahapan persiapan pemeriksaan tenaga kerja? 2. Informasi apa sajakan yang perlu didapat dalam merencanakan pemeriksaan tenaga kerja? 3. Jelaskan secara rinci tahap anamnesis dan syarat interviewer. 4. Jelaskan secara rinci tahap pemeriksaan fisik beserta kelengkapan formulir yang harus tersedia. 5. Jelaskan secara rinci tentang pelaporan hasil pemeriksaan tenaga kerja yang telah dilakukan.

Studi kasus Pabrik sepatu mempunyai tenaga kerja sebanyak 300 karyawan, merencanakan pemeriksaan kesehatan karyawan berkala. Waktu kerja karyawan dari jam 08.00 s/d 17.00 dari Senin s/d Jumat. Karyawan bekerja secara grup masingmasing 10 orang. Tenaga pemeriksa terdiri dari 1 dokter, 3 perawat dan 1 petugas adminintrasi. Buatlah perencanaan dan pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan tenaga kerja pada pabrik sepatu tsb.

Referensi 1. Himpunan Peraturan perundangan Keselamatan dan Kesehatan kerja, Dit. PNK3 -Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. Program perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Depnakertrans RI Tahun Anggaran 2006. 2. Kurniawidjaja LM. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Cetakan ke-3. Jakarta: UI Press; 2012. 3. Suomeksi. Health Examinations. Occupatinal Safety and Health Administration in Finland. 2015. http://www.tyosuojelu.fi/web/en/occupationalhealth/occupational-health-care/health-examinations 4. Standar pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, TA 1993/1994. 5. What is an Occupational Health Check? http://study.com/academy/lesson/what-is-an-occupationalhealth-check-lesson-quiz.html