BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengenai penerapan Medical Check Up (MCU) berkala di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut :
|
|
- Liana Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai penerapan Medical Check Up (MCU) berkala di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut : 1. PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja dan sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 8 ayat 2 bahwa Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur. 2. Pemeriksaan secara berkala untuk tenaga kerja Non-Resti yang jauh dari paparan faktor bahaya fisik dan kimia yang berada didalam kantor sudah dilakukan medical check up sekali dalam setahun dan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER:02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat (2) bahwa Semua perusahaan sebagaimana dimaksudkan pasal 2 ayat (2) tersebut diatas harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga kerja. 82
2 83 3. Pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU untuk tenaga kerja Resti (Risiko Tinggi) yang bekerja terpapar dengan faktor bahaya fisik dan kimia sudah dilakukan medical check up dua kali setahun dan sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum Pasal 27 ayat (3) bahwa Tenaga kerja tambang bawah tanah harus diperiksa kesehatannya sekurang-kurangnya dua kali setahun. 4. Berdasarkan hasil Medical Check Up untuk tenaga kerja yang mengalami kelainan dirujuk ke dokter spesialis untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan hingga kondisi menjadi optimal sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER: 02/Men/1980 pasal 3 ayat (6) bahwa Dalam hal ditemukan kelainan-kelainan atau gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja pada pemeriksaan berkala, pengurus wajib mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kelainan-kelainan tersebut dan sebabsebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja. 5. Penggolongan untuk tenaga kerja Risiko Tinggi (Resti) dan tenaga kerja Non-Resti berdasarkan jenis tenaga kerja sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER: 02/Men/1980 pasal 3 ayat (4) bahwa Pengusaha atau pengurus dan
3 84 dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan kebutuhan menurut jenis-jenis tenaga kerja yang ada. 6. Pelaporan kesehatan kerja tenaga kerja di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU belum sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja pasal 6 ayat (2) bahwa Pengurus wajib membuat laporan dan menyampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sesudah pemeriksaan kesehatan dilakukan kepada Direktur Jenderal Bina-Lindung Tenaga Kerja melalui Kantor Wilayah Ditjen Bina Lindung Tenaga Kerja setempat. 7. Berdasarkan gambar 2, gambar 3 dan gambar 4 pada bab hasil penelitian tentang derajat kesehatan tenaga kerja di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut : a. Tenaga kerja Resti pada tahap 1 (satu) terdapat 38 orang mengalami Fit Optimal dan setelah 6 (bulan) kemudian dilakukan MCU untuk tahap 2 (dua) derajat kesehatan menurun menjadi 32 orang. b. Tenaga kerja Resti pada tahap 1 (satu) terdapat 237 orang mengalami Fit Moderate, kemudian dilakukan MCU tahap 2 (dua) setelah 6 bulan berikutnya meningkat menjadi 260 orang yang artinya derajat kesehatan tenaga kerja menurun. c. Tenaga kerja Resti pada tahap 1 (satu) terdapat 47 orang mengalami Fit Restriktif, kemudian dilakukan MCU tahap 2 (dua)
4 85 setelah 6 (enam) bulan berikutnya menurun menjadi 15 orang yang artinya derajat kesehatan tenaga kerja meningkat karena tenaga kerja yang dapat melakukan tenaga kerja terbatas karena adanya kelainan menurun. d. Derajat kesehatan untuk Fit Optimal dan Fit Moderate tenaga kerja Resti menurun disebabkan karena beberapa faktor antara lain tenaga kerja Resti yang terpapar dengan faktor bahaya fisik dan kimia, mayoritas tenaga kerja mengkonsumsi kopi dan kebiasaan merokok yang tinggi, olahraga yang tidak teratur, sedangkan meningkatnya derajat kesehatan Fit Restriktif yang dilakukan oleh perusahaan karena dapat meminimalkan kelainan yang dialami oleh tenaga kerja yang hanya melakukan tenaga kerja tertentu karena kelainan dengan upaya kuratif seperti pemberian obat dan rotasi tenaga kerja untuk sementara waktu sampai kelainan yang diderita pulih. e. Tenaga kerja Non-Resti untuk Fit Optimal sebanyak 16 orang, Fit Moderate dengan 228 orang dan Fit Restriktif sebanyak 8 orang. Hal ini disebabkan karena gaya hidup yang salah dan olahraga yang tidak teratur. 8. Berdasarkan gambar 5, gambar 6 dan gambar 7 pada bab hasil penelitian, tenaga kerja Resti mayoritas berusia lebih dari 40 tahun yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan tenaga kerja di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU karena pengaruh usia yang mempengaruhi daya
5 86 tahan tubuh dan bekerja di lingkungan kerja dengan risiko tinggi. Sedangkan, tenaga kerja Non-Resti mayoritas berusia lebih dari 30 tahun yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan karena pola gaya hidup, pola makan yang tidak teratur, kebiasaan merokok dan olahraga yang kurang teratur. 9. Berdasarkan tabel 2 pada bab hasil penelitian tentang hasil pemeriksaan fisik MCU, sebagai berikut : a. Pemeriksaan Mata Tenaga kerja Resti dan Non-Resti paling tinggi mengalami presbiopia karena tenaga kerja di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU mayoritas berusia lebih dari 40 tahun. Namun, untuk tenaga kerja Resti tahap 1 (satu) presbiopia terdapat 120 orang dan menurun pada tahap 2 (dua) setelah 6 (enam) bulan berikutnya menjadi 95 orang hal ini dikarenakan adanya rotasi kerja ataupun mutasi pada saat pelaksanaan MCU pada tahap 2 (dua) tahun Upaya yang dilakukan oleh PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU terhadap hasil pemeriksaan mata seperti buta warna partial, miopia dan presbiopia adalah fasilitas pengadaan kacamata untuk tenaga kerja yang mengalami kelainan tersebut. b. Pemeriksaan Gigi Gigi abnormal dari hasil pemeriksaan gigi untuk tenaga kerja Resti pada tahap 1 (satu) sebanyak 55 orang dan meningkat pada tahap 2 (dua) menjadi 69 orang dan tenaga kerja Non-Resti
6 87 sebanyak 44 orang, hal ini dikarenakan karena mayoritas tenaga kerja di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi kopi. c. Pemeriksaan Kulit Pemeriksaan untuk tenaga kerja Resti tahap 2 (dua) sebanyak 28 orang yang mengalami lipoma, kelainan kulit sebanyak 17 orang dan tenaga kerja Non-Resti sebanyak 1 orang, hal ini dikarenakan untuk tenaga kerja Resti terpapar oleh bahan kimia dan kebersihan individu yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan kulit hasil MCU tersebut masih kurang spesifik karena lipoma memiliki beberapa jenis dan kelainan kulit seperti apa juga masih kurang spesifik. Penyakit kulit termasuk penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh tenaga kerja atau lingkungan kerja yang berupa faktor risiko mekanik, fisik, kimia, biologik dan psikologik, akan tetapi kelainan kulit dari hasil MCU yang diderita belum bisa ditentukan sebagai penyakit akibat kerja karena perlu monitoring langsung terhadap lingkungan kerja dan kontrol individu tiap tenaga kerja. d. Pemeriksaan Tekanan Darah Tenaga kerja Resti untuk pemeriksaan tekanan darah paling tinggi mengalami hipertensi stadium 1 (satu), pada tahap 1 (satu) sebanyak 33 orang dan meningkat pada tahap 2 (dua) menjadi 40 orang yang dikarenakan tenaga kerja Resti mayoritas berusia lebih
7 88 dari 40 tahun yang mempengaruhi tekanan darah tinggi dan aktivitas fisik yang berat. Tenaga kerja Non-Resti paling tinggi mengalami pre-hipertensi sebanyak 13 orang dikarenakan kebiasaan merokok dan kurang aktivitas fisik sehingga tekanan darah dalam tubuh meningkat yang dominan bekerja didalam kantor. e. Pemeriksaan Status Gizi (BMI) Tenaga kerja Resti dan Non-Resti untuk pemeriksaan status gizi paling tinggi mengalami overweight. Tenaga kerja Resti tahap 1 (satu) sebanyak 131 orang dan meningkat pada tahap 2 (dua) menjadi 132 orang dan tenaga kerja Non-Resti sebanyak 71 orang, hal ini dikarenakan untuk pemenuhan energi (kalori) tiap tenaga kerja menjadi tanggung jawab tiap tenaga kerja walaupun di perusahaan sudah terdapat kantin dan tenaga kerja tambang membawa makanan atau bekal dari rumah yang pemenuhan energi (kalori) tidak diperhatikan dengan baik sehingga pemenuhan energi menjadi berlebihan. Begitu pula dengan status gizi seperti obesitas juga tinggi dikarenakan olahraga yang kurang, pola gaya hidup dan pemenuhan energi tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Sedangkan, untuk underweight dikarenakan tata cara diet yang kurang benar dan pemenuhan energi yang kurang. 10. Berdasarkan tabel 3 pada bab hasil penelitian tentang hasil pemeriksaan laboratorium MCU, sebagai berikut :
8 89 a. Pemeriksaan Darah Hematologi Hasil pemeriksaan darah hematologi paling banyak dialami oleh tenaga kerja di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU adalah borderline yang berarti nilai normal hampir berada diatas atau dibawah nilai normal untuk setiap pemeriksaan. Hasil tertinggi yang dialami oleh tenaga kerja Resti adalah borderline high LED, pada tahap 1 (satu) sebanyak 48 orang dan turun pada tahap 2 (dua) menjadi 21 orang, dan pada tenaga kerja Non-Resti sebanyak 21 orang, hal ini dikarenakan kesehatan individu saat pemeriksaan dan pola makan yang banyak mengkonsumsi lemak. b. Pemeriksaan Darah Biokimia Hasil pemeriksaan darah biokimia paling tinggi yang dialami tenaga kerja Resti adalah hipertrigliseridemia, pada tahap 1 (satu) sebanyak 109 orang dan meningkat pada pemeriksaan tahap 2 (dua) menjadi 134 orang, hal ini dikarenakan pola gaya hidup yang salah dan ketidakseimbangan pola makan 4 sehat 5 sempurna, lebih banyak mengkonsumsi daging maupun makanan yang banyak mengandung lemak, begitu pula untuk tenaga kerja Non- Resti banyak mengalami hiperkolesterolemia yang disebabkan karna lifestyle, ketidakseimbangan antara pemenuhan kalori dan aktivitas fisik yang dilakukan, dan olahraga yang kurang.
9 90 c. Pemeriksaan Urin Hasil pemeriksaan urin tertinggi dialami oleh tenaga kerja Resti dan tenaga kerja Non-Resti adalah hiperuricemia, pada tahap 1 (satu) untuk tenaga kerja Resti sebanyak 25 orang dan meningkat pada pemeriksaan tahap 2 (dua) menjadi 37 orang serta tenaga kerja Non-Resti sebanyak 12 orang, hal ini dipengaruhi pada pemeriksaan fisik mayoritas tenaga kerja mengalami overweight pada pemeriksaan status gizi, pada pemeriksaan tekanan darah mayoritas tenaga kerja mengalami hipertensi stadium 1, dan pola gaya hidup. 11. Berdasarkan tabel 4 pada bab hasil penelitian tentang hasil pemeriksan audiometri paling tinggi dialami oleh tenaga kerja Resti adalah penurunan abang dengar pada frekuensi nada tinggi pada tahap 1 (satu) sebanyak 106 orang dan turun pada pemeriksaan tahap 2 (dua) menjadi 58 orang, dikarenakan lingkungan kerja Resti memiliki potensi bising yang cukup tinggi seperti didalam tambang yang berasal dari bising blower dan alat berat, sedangkan untuk process plant berasal dari generator dan chrushing. Sedangkan, tenaga kerja Non-Resti paling tinggi mengalami tuli konduktif sebanyak 3 orang, hal ini dikarenakan usia, tuli bawaan sebelum bekerja di PT. Antam dan gaya hidup yang terlalu sering memakai headset mendengarkan musik hingga berjamjam. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan termasuk penyakit akibat kerja yang diatur dalam Permenakertrans No.
10 91 01/MEN/1981, namun pihak PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU belum memastikan bahwa penurunan ambang dengar pada frekuensi nada tinggi yang dialami tenaga kerjanya adalah penyakit akibat kerja, karena dalam memastikan apakah kelainan tersebut termasuk penyakit akibat kerja harus ditentukan oleh dokter kesehatan kerja dan perlunya kontrol lingkungan kerja serta kontrol individu yang pada pelaksanaannya PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sedang dalam proses ke arah hal tersebut. 12. Berdasarkan tabel 5 pada bab hasil penelitian tentang hasil pemeriksaan spirometri paling tinggi dialami tenaga kerja Resti dan Non-Resti adalah campuran (obstruksi dan restriksi), tenaga kerja Resti tahap 1 (satu) sebanyak 38 orang dan meningkat pada tahap 2 (dua) sebanyak 57 orang, serta tenaga kerja Non-Resti sebanyak 49 orang, hal ini dikarenakan kebiasaan olahraga yang tidak teratur, mayoritas usia lebih dari 40 orang, kebiasaan merokok dan untuk tenaga kerja Resti yang bekerja didalam tambang dengan iklim kerja yang panas juga dapat mempengaruhi pemeriksaan spirometri. Pemeriksaan spirometri ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit akibat kerja dalam hal gangguan pernafasan. 13. Berdasarkan tabel 6 pada bab hasil penelitian tentang hasil pemeriksaan EKG paling tinggi dialami tenaga kerja Resti adalah Incomplete RBBB dan ischemia, serta tenaga kerja Non-Resti mengalami Situs Inversus DD Dextrocardia sebanyak 1 orang, hal ini
11 92 dikarenakan dari pemeriksaan laboratorium mayoritas tenaga kerja Resti dan Non-Resti mengalami hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung, mempunyai riwayat penyakit jantung dan kebiasaan merokok. 14. Berdasarkan tabel 7 pada bab hasil penelitian tentang hasil pemeriksaan radiologi yang paling tinggi dialami oleh tenaga kerja Resti dan Non-Resti adalah KP (Koch Pulmonum) atau adanya infeksi TBC, pada tenaga kerja Resti tahap 1 (satu) sebanyak 7 orang dan meningkat pada pemeriksaan tahap 2 (dua) menjadi 8 orang serta tenaga kerja Non-Resti sebanyak 6 orang, hal ini dikarenakan oleh kuman atau bakteri yang bersumber dari tenaga kerja melalui udara maupun berasal dari penggunaan bahan kimia dalam proses produksi. 15. Berdasarkan tabel 8 pada bab hasil penelitian tentang pemeriksaan biomonitoring yang dilakukan oleh PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU terhadap tenaga kerja yang terpajan oleh faktor kimia seperti, debu, gas dan bahan kimia yang memiliki faktor risiko terhadap kesehatanya. Jika dalam biomonitoring terdapat hasil melebihi nilai normal yang sudah ditentukan, maka tenaga kerja diistirahatkan untuk beberapa waktu dan monitoring lingkungan kerja oleh pihak Occupational Health. Pemeriksaan biomonitoring ini dapat mendeteksi adanya penyakit akibat kerja karena memeriksa secara khusus adanya bahan kimia di dalam darah karena tenaga kerja yang terpajan langsung
12 93 dengan bahan kimia tersebut, seperti benzene, kadmium, timbal dan krom. 16. Gambar 8 pada bab hasil peneilitian tentang sepuluh besar kelainan yang dialami tenaga kerja Resti pada hasil MCU akumulasi dari hasil pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tiga kelainan tertinggi yang dialami tenaga kerja Resti adalah Overweight, hipetrigliseridemia dan presbiopia. Pada umumnya dipengaruhi oleh faktor usia, pola gaya hidup dan olahraga yang tidak teratur. 17. Gambar 9 pada bab hasil penelitian tentang sepuluh besar kelainan yang dialami tenaga kerja Non-Resti pada hasil MCU akumulasi dari hasil pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tiga kelainan tertinggi yang dialami tenaga kerja Non-Resti adalah hiperkolesterolemia, overweight dan hipertrigliseridemia. Pada umumnya dipengaruhi pola makan yang sering mengkonsumsi makanan mengandung lemak, ketidakseimbangan antar pemenuhan energi dengan aktivitas fisik yang dilakukan dan lifestyle yang salah. 18. Untuk mengidentifikasi adanya penyakit akibat kerja adalah dengan monitoring lingkungan kerja, sedangkan untuk penyakit akibat hubungan kerja adalah dengan monitoring lingkungan kerja dan monitoring dari higiene setiap tenaga kerja dan riwayat kesehatannya. Oleh karena itu, untuk mendiagnosis adanya PAK juga adanya campur tangan dokter kesehatan kerja dan rekam medis tenaga kerja sebelum
13 94 bekerja dan setelah bekerja. Maka dari itu, hasil pemeriksaan MCU PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU tahun 2013 masih belum bisa dikategorikan antara penyakit akibat kerja maupun penyakit akibat hubungan kerja dan masih di kategorikan dalam penyakit umum.
BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Resiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Tilus Astina Halim R
PENERAPAN MEDICAL CHECK UP BERKALA SEBAGAI UPAYA PENDETEKSI DINI PENYAKIT AKIBAT KERJA DI PT. ANTAM (PERSERO) Tbk. GOLD MINING BUSINESS UNIT BOGOR, JAWA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciPemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Disarikan Oleh : dr. Lin Yuwarni, MKKK dari Continuing Professional Development untuk Dokter Kesehatan Kerja di Layanan Primer P2KB Dokter Kesehatan Kerja Editor: Prof
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyelenggaraan kantin, faktor higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap penyajian makanan,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor hal ini Berdasarkan Undang-undang No 1
BAB V PEMBAHASAN A. Tempat Kerja dan Faktor Bahaya Kantor atas, kantor bawah atau kantor tambang, laboratorium, dan tambang underground merupakan tempat kerja yang berada di PT. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Menimbang : a. bahwa penyakit akibat kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi listrik setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan proyeksi kebutuhan listrik PLN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kegemukan bukanlah hal baru dalam masyarakat kita, bahkan 20 tahun yang lalu kegemukan merupakan kebanggaan dan lambang kemakmuran. Bentuk tubuh yang gemuk
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
Halaman: 1 dari 6 Dibuat oleh, Direview oleh, Disahkan oleh 1 Halaman: 2 dari 6 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman: 3 dari 6 Daftar Isi 1. Tujuan... 4 2. Ruang Lingkup...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengimpor dari luar negeri. Hal ini berujung pada upaya-upaya peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era industrialisasi di Indonesia kini telah memasuki masa dimana upaya swasembada bahan pokok sangat diupayakan agar tidak melulu mengimpor dari luar negeri. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis penyakit. Penyakit menular sudah digantikan oleh penyakit yang tidak menular seperti penyakit degeneratif, metabolik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan produktivitas kerja. Bentuk bentuk paparan yang berupa faktor risiko bahaya harus diminimalisasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi Obesitas adalah penumpukan jaringan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO,2011). Batas yang tidak wajar untuk
Lebih terperinciPresented by: Dr. M. Arief Novianto, MKK, SpOk Master of Occupational Health and Safety
Presented by: Dr. M. Arief Novianto, MKK, SpOk Master of Occupational Health and Safety P R Medical check up sebagai alat untuk memonitor status kesehatan Medical check up merupakan salah satu rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat terjadi seiring dengan meningkatnya arus globalisasi, perkembangan teknologi dan industri. Hal ini juga mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan teknologi tersebut berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak perubahan yang terjadi. Selain perubahan fisik karena bertambahnya
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN. VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa
BAB VII PEMBAHASAN VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Kesehatan tenaga kerja merupakan hal yang paling utama dalam perusahaan. Jika perusahaan dapat menjaga kesehatan tenaga kerja, maka proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan tingginya permintaan atas Crude Palm Oil
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :
BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Penyelenggaraan Makan Siang Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan yang mempekerjakan 22.563 orang telah menyediakan kantin untuk tenaga kerja, hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing
BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh
BAB VII PEMBAHASAN 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh Prosedur kerja yang diterapkan oleh pekerja las asetilin di bagian Rangka Bawah PT. Kereta Api belum sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol total puasa dalam darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak (profilipid) darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,
Lebih terperinciMENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET
MENGATUR POLA HIDUP SEHAT DENGAN DIET Oleh : Fitriani, SE Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan, mulai dari aspek kesehatan,makanan, nutrisi yang dikonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum pernah tuntas ditanggulangi di dunia. 1 Gizi merupakan kebutuhan utama dalam setiap proses
Lebih terperincikondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk
PERTEMUAN 8 kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya
Lebih terperinciContoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?
Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang
Lebih terperinciRimba Putra Bintara Kandung E2A307058
Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel X Wonogiri Rimba Putra Bintara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA
LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit paru (Suma mur, 2011). Penurunan fungsi paru
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan kerja yang penuh oleh debu, uap dan gas dapat mengganggu produktivitas dan sering menyebabkan gangguan pernapasan serta dapat menyebabkan penyakit paru (Suma
Lebih terperinciHipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi gigi yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia adalah karies.1 Menurut World Health Organization (WHO) karies gigi merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya. Terutama industri tekstil, industri tersebut menawarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat keberadaannya. Terutama industri tekstil, industri tersebut menawarkan berbagai kesempatan yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelebihan berat badan saat ini merupakan masalah yang banyak terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur lebih dari 30 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang berdiri di Indonesia.
Lebih terperinciOCCUPATIONAL HEALTH MANAGEMENT PROGRAM. Yusmardiansah
OCCUPATIONAL HEALTH MANAGEMENT PROGRAM Yusmardiansah 1 PENDAHULUAN Adanya penyakit akibat kerja telah menjadi perhatian oleh manajemen perusahaan karena sangat merugikan dari segi biaya kesehatan, absen
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa
BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Meningkatnya taraf hidup masyarakat terutama di kota besar membawa perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa pula pada perubahan pola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciMengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan
Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan yang ada disekitarnya, khususnya pengaruh
Lebih terperinciPANDUAN MEDICAL CHECK UP RSU NIRMALA PURBALINGGA
PANDUAN MEDICAL CHECK UP RSU NIRMALA PURBALINGGA Jl. Letnan Yusuf Purbalingga Telp: (0281)892845 Fax : (0281)892845 e-mail: rsunirmalapbg@yaho.co.id 2013 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSU NIRMALA PURBALINGGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Secara fisiologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang industri dan manufacture merupakan bidang yang banyak memberikan kesempatan kerja kepada rakyat. Namun bukan rahasia lagi bahwa semakin tinggi teknologi yang
Lebih terperinciKeselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG HIPERKES DAN KK TUJUAN M A N F A A T a Melindungi Tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan remaja saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan unsur terpenting dalam perusahaan untuk meningkatkan produksi perusahaan, di samping itu tenaga kerja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Menimbang : a. bahwa penyakit akibat kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi di Indonesia pada saat ini perlu mendapat perhatian serius, karena masyarakat masih menganggap masalah kesehatan gigi belum menjadi prioritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memulai aktifitas sehari-hari dengan sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja, maupun dewasa. Sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat beraneka ragam serta begitu padat. Mereka bersaing demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinci1 of 5 18/12/ :36
1 of 5 18/12/2015 14:36 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN
Lebih terperinciArmaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja
Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja 1. Mengetahui latar belakang klinik di tempat kerja 2. Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi klinik di tempat kerja
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan taraf kesehatan pada masyarakat di Indonesia, berakibat pada usia harapan hidup yang diiringi oleh pertambahan jumlah kelompok usia lanjut (usila/lansia)
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta
Purnomo, S.KM Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta OLEH: TUJUAN PENGELOLAAN DM SECARA
Lebih terperinciObat Diabetes Paling Ampuh
Obat diabetes paling ampuh merupakan hal yang paling dicari oleh orang-orang penderita diabetes mellitus. Beragam obat diabetes pun banyak ditawarkan di publik. Baik obat herbal diabetes rumahan yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Secara global, penyakit terkait dengan gaya hidup. dikenal sebagai penyakit tidak menular (PTM).
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Secara global, penyakit terkait dengan gaya hidup dikenal sebagai penyakit tidak menular (PTM). Kelompok penyakit ini merupakan kelompok penyakit yang terdiri atas:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lama telah diketahui bahwa pekerjaan dapat mengganggu kesehatan dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan pelaksanaan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan
Lebih terperinci3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, prevalensi obesitas meningkat secara tajam di kawasan Asia Pasifik, dari beberapa penelitian oleh WHO di Cina, Jepang, Taiwan dan Hongkong, dilaporkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.657, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Pemeriksaan Kesehatan. Calon Tenaga Kerja Indonesia. Pelayanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29
Lebih terperinciBAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat
Lebih terperinci