PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERMODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR REAKSI REDOKS PADA SISWA KELAS X SMAN 1 MERANGIN KARYA ILMIAH OLEH SITI KUMALA SARI A1C110046 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS 2014
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERMODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR REAKSI REDOKS PADA SISWA KELAS X SMAN 1 MERANGIN Oleh: Siti Kumala Sari *, Rayandra Asyhar #, Wilda Syahri # Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetauan Alam FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh sistem pembelajran yang masih berpusat pada guru, sehingga kurangnya motivasi dan minat belajar siswa pada saat proses pembelajaran. Kurang sesuainya metode pembelajaran dengan karakteristik materi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan siswa tidak tertarik terhadap materi yang diajarkan sehingga indikator pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks Termodifikasi terhadap hasil belajar reaksi redoks pada siswa kelas X SMA N 1 Merangin yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014, yang diajar pada guru yang sama. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik undian, dimana kelas X.E sebagai kelas kontrol dan kelas X.F sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Control Group Pretest-Postest. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Merangin pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil analisis data nilai rata-rata pre-test pada kelas kontrol yang relatif sama dengan kelas eksperimen. Kemudian setelah diberi perlakuan di lakukan post-test dengan nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol dimana nilai rata-rata kelas eksperimen = 78,9 dan kelas kontrol = 63. Berdasarkan uji statistik pada α = 0,05 diperoleh t hitung = 6,16 dan t tabel = 1,697. Karena nilai t hitung > t tabel berarti terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks Termodifikasi terhadap hasil belajar Reaksi Redoks pada siswa kelas X SMA N 1 Merangin. Kata kunci : Pre-test Post-test hasil belajar, pengaruh, model Pair Checks
PENDAHULUAN Belajar merupakan kegiatan sehai-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan ini dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah pada pencapaian tujuan dari kegiatan belajar yang sudah dirumuskan dan diterapkan sebelumnya. Keberhasilan dalam belajar terlihat dari siswa yang berprestasi. Pendidikan terjadi melalui pembelajaran atau proses belajar di sekolah. Di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran. Guru mempunyai pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi pendidikan anak tetapi juga pada sikap anak disekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada umumnya. Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik, (Chotimah dalam Asmani, 2009: 20). Materi reaksi redoks adalah salah satu materi yang bersifat teoritis. Karakteristik dari materi ini terdiri dari pengertian, pengelompokan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi, penentuan bilangan oksidasi, serta penentuan reduktor dan oksidator dalam suatu reaksi redoks. Dilihat dari karakteristiknya materi reaksi redoks membutuhkan ketelitian, pemahaman dan daya ingat yang cukup kuat. Untuk mampu memahami konsep dari materi tersebut siswa harus aktif untuk membangun pemahamannya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Merangin Sistem pembelajaran yang dilakukan oleh guru kimia dikelas X regular SMA N 1 Merangin masih mengacu kepada teacher centered, sehingga siswa tidak terlibat langsung dalam aktivitas belajar mengajar. Guru pernah menggunakan model pembelajran kooperatif tetapi tidak berhasil. Hal ini mungkin di karenakan model dan materi yang tidak cocok. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa. Siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dimana penulis melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajran kooperatif tipe Pair Checks. Penulis berharap dengan digunakannya model pembeajran kooperatif tipe Pair Checks hasil belajar siswa akan meningkat khususnya pada materi reaksi redoks. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dan kenyataan yang ada dilapangan penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Termodifikasi Terhadap Hasil Belajar Reaksi Redoks Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Merangin
KAJIAN PUSTAKA Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara baru, keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu tersebut dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010). Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati. Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan perilaku tersebut bias dalam hal tahunan, afektif, maupun psikomotorik. Menurut Djamarah (2010) suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK) -nya dapat tercapai. Fungsi penilaian ini adalah memberikaan umpan balik kepada guru dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Pembelajaran kooperatif terkadang disebut juga kelompok pembelajaran (group learning), yang merupakan istilah genetik bagi bermacam prosedur intruksional yang melibatkan kelompok kecil yang interaktif. Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama kelompok mereka serta dengan kelompok yang lain. Pada umumnya implementasi metode pembelajaran kooperatif, para siswa saling berbagi (sharing), bertukar pikiran. (Warsono dan Hariyanto;161) METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimen.. Pada penelitian ini, desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah Control Group Pretest-Postest. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen di beri perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dan kelompok control menggunakan model pembelajaran Direct Interaction. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh siswa SMAN 1 Merangin kelas X yang terdaftar di sekolah tersebut pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel di ambil dengan teknik Cluster Random Sampling (pengambilan kelas secara acak). Pengambilan menggunakan undian yang dipilih secara acak, yang terpilih pertama merupakan kelas eksperimen yaitu kelas Xf dan pengambilan berikutnya merupakan kelas control yakni kelas Xe.
Untuk memperoleh hasil belajar dilakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang digunakan yakni tes tertulis berupa soal objektif yang ditinjau dari aspek kognitif dan berada pada rentang C 1 sampai C 3 yang berjumlah 25 soal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan member soal tes hasil belajar setelah siswa belajar materi reaksi redoks. Setealh di lakukan Post-test slanjutnya di lakukan uji hipotesis, yang terlebih dahulu dilakuakn uji normalitas dan uji homogenitas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum digunakan, soal-soal terlebih dahulu di uji coba kepada siswa kelas XI IPA 2. Berikut rekapitulasi hasil validasi soal uji coba: Table 4.1 Rekapitulasi Validitas, Tinggkat Kesukaran dan Daya Beda Uji Coba Soal N o Validas i Kriteria Tingkat kesukaran Daya Beda Nomor soal 1 Cukup Sedang Cukup 1,2,4,8,11,15,21,34,38 2 Cukup Sedang Baik 7,13,22,25,26,2 7,30,32,36,37,3 9,40 3 Cukup Sukar Cukup 14 4 Cukup Sukar Baik 24 5 Sangat tinggi 6 Sangat tinggi Sedang Cukup 3,10 Sedang Baik 29 Sebelum diberi perlakuan, terhadap kelas sampel terlebih dahulu dilakukan pre-test untuk mengambil data awal dari kemampuan siswa, yang digunakan sebagai landasan dalam pembagian kelompok siswa khususnya untuk siswa di kelas eksperimen. Data yang di peroleh seperti yang terlampir pada lampiran halaman, dengan rata-rata sebagai berikut : Table 4.1 Nilai rata-rata pre-test siswa Kelas Jumlah Siswa Rata-rata X E 29 orang 54 X F 30 orang 50,1 Setelah diberi perlakuan yang berbeda terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol di lakukan test akhir ( post-test) untuk mengetahui hasil belajar, jumlah soal yang di gunakan sebanyak 25 soal. Berdasarkan data hasil post-test, dilakukan perhitungan rata-rata dari masing-masing kelompok sampel, dapat dilihat pada tabel berikut : Table. 4.3 Nilai Rata-rata Hasil belajar Siswa Kelas Jumlah Siswa Rata-rata X E ( kelas 29 orang 63 kontrol ) X F ( kelas 30 orang eksperimen ) 78,9 Dari tabel 4.3 dapat dilihat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tingi di bandingkan rata-rata kelas kontrol. Data hasil berlajar siswa dapat di lihat pada lampiran. Berikut persentase data hasil belajar siswa yang menjawab soal pada tingkatan C1, C2, dan C3: Persentase 80 60 0 64.38 59.28 40 26.79 17.26 18.35 20 13.92 Kontrol Eksperimen Gambar 4.1 diagram siswa menjawab soal pada tingkatan C1,C2,C3 C1 C2 C3
Dari diagram di atas dapat dilihat persentase siswa yang menjawab soal pada tingkatan C3 di kelas eksperimen sebanyak 27,15% sedangkan persentase siswa yang menjawab soal dengan tigkatan C3 pada kelas control hanya 24,38 %. Hasil belajar yang diperoleh kemudian dilakukan uji hipotesis. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, 2000). Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan di lakukannya modifikasi terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks misi dari penelitian ini tercapai. Dimana kelemahan dari model ini dapat teratasi. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa model pembelajaran kooperatif tipe pair checks berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam bidang studi kimia pokok bahasan reaksi redoks. Dari pengujian hipotesis yang telah diuraikan, maka terdapat pengaruh antara hasil tes kelas kontrol dan kelas eksperimen, pada taraf signifikansi (α = 0,05) atau pada tingkat kepercayaan 95%. Ratarata hasil belajar kimia siswa pada kelas eksperimen materi reaksi redoks dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks termodifikasi adalah 78,9 dan untuk kelas yang menggukan model direct interaction adalah 63. Untuk melihat berhasilnya penelitian ini selain melihat pada hasil belajar yang di peroleh siswa, dapat juga dilihat dari persentase siswa yang menjawab soal pada tingakat berpikir C3 di kelas eksperimen yang lebih besar dibandingkan persentase siswa di kelas kontrol yakni sebesar 26,79 %, sedangkan pada kelas kontrol hanya sebesar 18,35 % saja. Dalam penelitian ini peneliti sengaja memberikan soal pre-test pada kelompok sampel untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi yang dipelajari. Soal-soal pre-test yangdi berikan memiliki tingkat kesukaran yang sama dengan soal-soal post-test. Peneliti sengaja membedakan soal pre-test dan post-test guna mengantisipasi kecurangan pada saat mengerjakan soal-soa post-test nantinya. Selain itu pre-test di gunakan sebagai pembanding dengan nilai post-test siswa. Perbandingan nilai rata-rata pre-test dan posttest siswa kelas kontrol yakni meningkat sebanyak 9 dari 54 menjadi 63. Sedangkan pada kelas eksperimen rata-rata pre-test siswa yakni sebesar 50,1 kemudian setelah di beri perlakuan meningkat menjadi 78,9. Berdasarkan penjelasan di atas, maka kesimpulan akhir yang dapat diambil adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks termodifikasi memungkinkan siswa untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan hasil belajar yang lebih tinggi dari pada menggunakan model pembelajaran Direct Interaktion. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami materi, khususnya pada materi reaksi redoks. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks termodifikasi dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas. KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian dan pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada materi reaksi Redoks di SMA N 1 Merangin. DAFTAR RUJUKAN Arend, R. 2008. Learning To Teach. Jakarta : Pustaka Pelajar. Arikunto. S, 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 2, Jakarta : Bumi Aksara Baharuddin dan Wahyuni,N,E.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar- Rzz Media Bernilia S, Iin. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks terhadap Pemahaman KonsepMatematis siswa Kelas VIII SMPAN 3 Batang Kapas Kabupaten pesisir.skripsi. Sumatra Barat; STKIP PGRI Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widiya Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dimyati dan Mudjiono, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Djamarah,B,S,Zain A. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka cipta Hamalik. O, 1998. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara Isjoni.2007. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta Isjoni.2010. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Nana,S.2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta : Remaja Rosdakarya Novita, Dwi. 2010. Pemblajaran Kooperatif tipe Pair Checks Untuk Meningkatkan Aktivita, Kreatifitas, dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-A Pada Materi Fungsi di MA Miftahul UlumLenteng-Sumenep.skripsi. Purba, M.2007. Kimia SMA kelas X. Jakarta : Erlangga Riduwan, 2012. Pengantar Statistika Sosial, Bandung : Alfabeta Rosyadi,M. 2011. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Persamaan Garis Lurus Kelas VIII MTs Mu allimat NW Kelayu.Pancor : STKIP Sagala,S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Sudirman, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana,N.2000. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung : Sinar Baru Sudjana,N. 2005. Metode Statistika, Bandung : Tarsito Sudjana,N.2010, Evaluasi dan Hasil Belajar, Bandung : Tarsito Sugiyono.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta