PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PHAIR SHARE DIERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 PADANG Gusti Yunda Rinjani 1, Mulyati 2, Novi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat yundarinjani94@gmail.com ABSTRACT The result of biology study of class VIII grade at SMP Negeri 24 Padang has not reached the minimum mastery criteria (KKM) a that is 78. That us due to less active students only some students have source books, students are less serious in listening to teachers explain learning, teachers have not useel varied models and media, this study aims to determine the result of the influence of applaying the cooperative model of think pair share in accampanied by the image media on the biology learning out comes of VIII grade at SMP Negeri 24 Padang. The type of research is experiment with Randomized Control Group Postest Only design. The population in this study were all students enrolled in the second semester of 2016/2017 academic years. The experiment used purposive sampling with VIII B grade of experiment class and VIII C grade of control class. This study used instrument of coqnitive written test in the form of objective questions, the affective pages of sell-assessment sheets as a comparison used the appraisal sheet between friends and psycomotor domain used observation sheets. Data analysis used to t test. Based on the result of domain affective average mark of safe assessment exerimental class is 78,76 and control class is 83,10 while between friends assessment esperimental is 76,91 and control class 81,14. The average of safe assessment with between friends similar, which that is experimental class and control class the student fill saffe assessment with honesty. Domain cognitive with t test is t count (4,29) and t table (2,04) which means that H 1 is accepted. From this study it can be concluded that cooperative model type think pair share with picture media can increase learning outcome of students class VIII SMP Negeri 24 Padang. Domain affective and psycomotor experiment class and control class the result is B. Key words : Think Pair Share, Picture Media, Result of Studying PENDAHULUAN Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas VII SMP Negeri 24 Padang didapatkan informasi siswa kurang serius dalam mendengarkan guru menjelaskan pembelajaran, hanya sebagian siswa yang aktif dan memiliki buku sumber, guru menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab
serta model dan media yang digunakan belum bervariasi. Hasil belajar pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 78. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas VIII semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan. Nilai ratarata siswa dapat dirincikan sebagai berikut yaitu kelas VIII A (55,65), kelas VIII B (56,90), kelas VIII C (52,44), kelas VIII D (54,79), kelas VIII E (59,03), kelas VIII F (61,29), kelas VIII G (64,35), dan kelas VIII H (60,33). Rendahnya hasil belajar biologi siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan disebabkan karena pada materi ini siswa dituntut untuk memahami struktur jaringan yang tidak dapat diamati secara langsung oleh siswa serta memahami masing-masing fungsi dari struktur jaringan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan di atas maka dilakukan penerapan model Think Pair Share. Model kooperatif TPS diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Menurut Lufri (2007:50) secara spesifik model TPS dirancang agar siswa memahami sendiri materi yang sedang dipelajari dari pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian mencari informasi atau ide dengan cara berpasangan. Menurut Huda (2014:206) manfaat model TPS yaitu memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain, mengoptimalkan partisipasi siswa, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Menurut Lufri (2007:50) langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share adalah sebagai berikut: 1) Thinking, guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian anak didik diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. 2) Pairing, guru meminta anak didik berpasangan dengan temannya untuk mendiskusikan sekitar 4-5 menit apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. 3) Sharing, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi ide,
informasi, pengetahuan atau pemahaman dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini dilakukan secara bergiliran pasangan demi pasangan sampai sekitar 25% pasangan mendapat kesempatan. Agar informasi dapat disampaikan dengan baik maka digunakan media gambar untuk membantu siswa lebih mudah mempelajari dan memahami materi. Selain itu media gambar juga lebih konkrit, mudah didapat, bisa digunakan kapan dan dimana saja, serta tidak membutuhkan keterampilan khusus untuk memanfaatkannya. Berdasarkan uraian di atas penulis telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Model Kooperatif Think Pair Share disertai media gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh penerapan model kooperatif Think Pair Share disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan bulan Februari sampai Maret 2017 di SMP Negeri 24 Padang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdaftar di kelas VIII semester II SMP Negeri 24 tahun pelajaran 2016/2017, penentuan sampel digunakan teknik purposive sampling. Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara undian, yang terambil pertama sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII B dan yang terambil kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas VIII C. Instrumen yang digunakan untuk ranah kognitif adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif. Ranah afektif menggunakan lembaran penilaian diri sebagai pembanding digunakan lembaran penilaian antar teman. Pada ranah psikomotor menggunakan lembaran observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan Model Think Pair Share disertai media gambar pada kelas eksperimen
(VIII B ) dan metode ceramah serta diskusi pada kelas kontrol (VIII C ) diperoleh hasil untuk ketiga ranah yang ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1.Nilai Rata-rata Hasil Belajar siswa pada ranah afektif, kognitif dan ranah psikomotor Kelas Ranah Afektif Ranah Kognitif Ranah Psikomotor Skor rata-rata Predik at Skor ratarata Predikat Skor ratarata Predik at Eksperi men Diri 78,76 Teman 76,91 Diri 83,1 Teman 81,14 B 70,59 B 78,86 B B 56,72 C 83,20 B Berdasaran Tabel 1, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada ranah afektif untuk kelas eksperimen nilai rata-rata penilaian diri 78,76 dan penilaian antar teman 76,91 sedangkan kelas kontrol nilai ratarata penilaian diri 83,1 dan penilaian antar 81,6, masing masing kelas sampel memperoleh predikat B. Pada ranah kognitif nilai rata-rata siswa kelas eksperimen 70,59 (B) sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 56,72 (C). Pada ranah psikomotor nilai rata-rata capaian optimum siswa kelas eksperimen 78,86 sedangkan nilai rata-rata capaian optimum siswa kelas kontrol 83,20 masing-masing kelas sampel memperoleh predikat B. masingmasing ranah dijelaskan sebagai berikut. 1. Ranah Afektif Penilaian pada ranah afektif digunakan lembar penilaian diri sebagai pembanding digunakan lembar penilaian antar teman. Lembar penilaian antar teman ini bertujuan untuk melihat kejujuran siswa dalam menilai dirinya sendiri. Indikator yang dinilai yaitu disiplin, bekerjasama dan saling menghargai. Data penilaian afektif dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3. a. Penilaian diri 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 94,12 91,32 76,8 75 65,36 A B C 82,99 Ekperimen Gambar 1. Penilaian diri ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol Keterangan : A : Disiplin B : Bekerjasama C : Saling Menghargai Berdasarkan Gambar 1 di atas, nilai rata-rata siswa pada lembar
penilaian diri kelas eksperimen indikator disiplin (94,12), bekerja sama (76,8) dan saling menghargai (65,36) sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol pada lembar penilaian diri indikator disiplin (91,32), bekerjasama (75) dan saling menghargai (82,99). b. Penilaian antar teman 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 93,79 87,15 75,16 76,39 61,76 A B C 79,86 Ekperimen Gambar 2. Penilaian antar teman ranah afektif kelas ekperimen dan kelas kontrol Keterangan : A : Disiplin B : Bekerjasama C : Saling Menghargai Berdasarkan Gamabar 2 di atas, nilai rata-rata siswa pada lembar penilaian antar teman kelas eksperimen indikator disiplin (93,79), bekerja sama (75,16) dan saling menghargai (61,76) sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol pada lembar penilaian antar teman indikator disiplin (87,15), bekerjasama (76,39) dan saling menghargai (79,86). c. Nilai rata-rata ranah afektif 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83,1 81,14 78,76 76,91 A B Ekperimen Gambar 3. Nilai rata-rata Ranah Afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol Keterangan : A : Penilaian Diri B : Penilaian Antar Teman Berdasarkan Gambar 3 di atas, nilai rata-rata siswa pada lembar penilaian diri kelas eksperimen (78,76) dan kelas kontrol (83,1) sedangkan nilai rata-rata siswa pada lembar penilaian antar teman kelas eksperimen (76,91) dan kelas kontrol (81,14) dengan predikat msingmasing kelas sampel sama yaitu B. Pada proses pembelajaran Indikator disiplin pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 94,12 dan kelas kontrol nilai rata-rata 91,32 dengan predikat yang diperoleh masing-masing kelas yaitu
A. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa telah menjalankan intruksi yang diberikan oleh guru, sebagian besar siswa telah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sesuai dengan penjelasan dan buku sumber yang diberikan oleh guru, serta telah menyelesaikan tugas tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Menurut Latisma (2011:19) hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran dan kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran. Indikator bekerjasama pada kelas eksperimen diperoleh nilai ratarata 76,8 dan kelas kontrol nilai ratarata 75 dengan predikat yang diperoleh masing-masing kelas yaitu B. Hal ini disebabkan siswa telah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, mengeluarkan pendapat pada saat diskusi kelompok dan sebagain besar siswa telah bertanya pada guru tentang materi atau pertanyaan yang kurang dipahami. Menurut Asma (2012: 3) pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antar siswa dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Indikator saling menghargai pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 65,36 dengan predikat yang diperoleh C. Hal ini disebabkan sebagian siswa yang mengganggu temannya serta kurang memperhatikan pada saat diskusi berlangsung. Pada kelas kontrol nilai rata-rata 82,99 (B) tingginya nilai saling menghargai pada kelas kontrol karena pada saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas hanya beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru menjelaskan pelajaran, ada juga sebagian siswa yang menggangu teman kelompok lain dan ada juga beberapa siswa yang tidak memperhatikan pada saat diskusi berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Lie (2010:34) keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengar
dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Hasil penilaian diri pada kedua kelas sampel diisi secara jujur, karena pada lembaran penilaian diri yang diisi oleh siswa itu sendiri dengan penilaian antar teman yang diisi oleh salah satu anggota kelompoknya memperoleh predikat yang sama pada kedua kelas sampel yaitu B. 2. Ranah kognitif Penilaian ranah kognitif diperoleh dari tes akhir siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang dilakukan diakhir penelitian. Jumlah soal tes akhir adalah 20 butir soal pilihan ganda. Data hasil penelitian ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 4. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 70,56 VIII B 56,72 VIII C Eksperimen Gambar 4. Nilai rata-rata ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan Gambar 4 di atas, setelah dilakukan analisis data diperoleh kedua kelas sampel berdistribusi normal dan bervarian tidak homogen sehingga dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Didapat F hitung 4,92 sedangkan F tabel 2,04 yang berarti H 1 diterima karena F hitung > F tabel, artinya dengan model pembelajaran Think Pair Share disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif tetapi belum tuntas KKM. Meningkatnya hasil belajar pada kelas eksperimen disebabkan karena pada tahapan think sebagian siswa telah mengerjakan tugas yang diberikan guru secara sendiri-sendiri sesuai dengan media gambar dan buku sumber yang telah disediakan guru. Pada saat mengerjakan jawaban secara sendiri-sendiri ini yang membuat siswa dapat memahami dan mengingat materi pelajaran dengan baik, sesuai dengan pendapat Lufri (2007: 38) pengetahuan yang diperoleh anak didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama (mempunyai retensi yang lama). Pada tahapan pair siswa berdiskusi menyatukan pendapat dengan pasangan masing-
masing,. Kemudian tahapan share siswa tampil kedepan kelas untuk mempersentasikan hasil diskusinya dan pasangan yang tidak tampil diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan dan pertanyaan. Tahapan ini membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran karena semakin banyak tanggapan atau pertanyaan yang diberikan oleh temannya semakin paham siswa dengan materi yang dipelajari dan dapat membantu siswa saling berinteraksi dengan temannya serta saling menghargai pendapat orang lain. Pada kelas kontrol proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi. Apabila guru menerangkan terlalu lama maka siswa merasa bosan dan akhirnya kurang serius dalam proses pembelajaran. Kemudian siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, catatan ini berfungsi untuk membantu siswa mengingat kembali pelajaran yang telah dipelajari. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang kurang dipahami. Untuk mengetahui sampai dimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari guru memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Ketuntasan hasil belajar pada kelas eksperimen dengan penerapan model Think Pair Share disertai media gambar didapatkan nilai siswa yang di atas KKM yaitu 14 orang dengan persentase 41,18 % dengan kriteria tingkat keberhasilan kurang baik sedangkan siswa yang dibawah KKM yaitu 20 orang dengan persentase 58,82 % dengan kriteria tingkat keberhasilan kurang baik. Pada kelas kontrol tidak ada siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Hal ini disebabkan karena tingkat kemampuan siswa yang berbedabeda. 3. Ranah Psikomotor Penilaian pada ranah psikomotor dilakukan setiap kali pertemuan. Indikator yang dinilai yaitu kelengkapan isi tugas, kerapian dan kebersihan tugas. Data dapat dilihat pada Gambar 5.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 55,88 59,64 A Gambar 5. Nilai rata-rata ranah psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol Keterangan : A : Kelengkapan Isi B : Kerapian dan kebersihan Berdasarkan Gambar 5 di atas, indikator pertama yaitu kelengkapan isi tugas pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 55,88 dan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 59,64 masing-masing kelas sampel memperoleh predikat C. Rendahnya nilai kelengkapan tugas pada kedua kelas sampel 76,3 85,54 B Ekperimen disebabkan masih banyak siswa yang tidak mencantumkan identitas tugas dengan lengkap pada lembar tugas tersebut karena siswa kurang mendengarkan intruksi yang diberikan oleh guru. Untuk pertanyaan yang diberikan oleh guru siswa telah mengerjakannya soal dengan baik dan jawaban sudah sesuai dengan buku sumber dan penjelasan dari guru. Indikator kerapian dan kebersihan tugas pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata 85,54 dan pada kelas kontrol nilai rata-rata 76,30 masing-masing kelas sampel memperoleh predikat B. Tingginya nilai rata-rata pada indikator kerapain tugas disebabkan sudah banyak siswa yang membuat tugas dengan rapi (terstuktur) sedangkan untuk kebersihan tugas sudah banyak siswa yang mengerjakan tugasnya dengan bersih tanpa adanya coretan/tipex pada lembaran tugas tersebut dan tulisan pada lembaran tugasnya sudah jelas dibaca. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kelas VIII di SMP Negeri 24 Padang maka dapat disimpulkan sebagai berikut : pada ranah kognitif dengan penerapan model pembelajaran Think-Pair Share (TPS) disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi Struktur
dan Fungsi Jaringan Tumbuhan tetapi belum tuntas KKM. Serta pada ranah afektif dan psikomotor dengan penerapan model pembelajaran Think-Pair Share (TPS) disertai media gambar pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada kelas eksperimen dan kontrol memperoleh predikat yang sama yaitu B. DAFTAR PUSTAKA Asma, N. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: Universitas Negeri Padang Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran : Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: Universitas Negeri Padang.