BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Mellitus ataupun yang lebih sering dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Efek domino dari fenomena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. penerus dari masa depan mereka. Dalam kesehariannya, dunia anak memang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi pemandangan sehari-hari bila jalan protokol di Jakarta dipadati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Hasdianah, Siyoto, dan Peristyowati (2014:69) dalam buku Gizi, Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. waktu untuk berkendara setiap saat, padahal itu merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan pertimbangan Undang-undang nomor 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

Retno Murti

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya, terhitung hingga tahun 2014 terdapat 173 mall yang ada di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian. Namun pada kenyataannya, kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti kebutuhan seperti apa yang di perlukan oleh pasarnya, termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

A). Perbandingan pelanggaran lalu lintas selama 12 hari pelaksanaan Ops Zebra Siak 2017 dengan Ops Zebra Siak 2016, sbb :

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. itu berdasarkan beberapa indikasi, seperti jumlah kelahiran penduduk dan

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarana transportasi massal di Indonesia yang minim menjadi penyebab mengapa masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi sebagai pilihan utama, baik itu sepeda motor ataupun mobil. Namun sepeda motor dengan harganya yang sangat terjangkau dan dapat dicicil, praktis dan biaya perawatannya yang murah pula, tak diherankan, menjadi favorit di kalangan masyarakat. Mendukung hal tersebut, menurut data Kementerian Perhubungan, sebagaimana yang diakses dalam situs www.kompas.com dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda Motor, 72 persen keluarga memilih sepeda motor untuk transportasi utama. Dari setiap 1.000 penduduk di Indonesia terdapat 210 motor atau berskala 4,7:1. Inilah yang menjadi bukti bahwa memang sepeda motor merupakan kendaraan alternatif pilihan masyarakat. Sangat disayangkan diantara para pengendara sepeda motor masih ditemukan perilaku yang tidak bertanggung jawab mulai dari yang tidak mematuhi rambu lalu lintas, menggunakan jalur yang salah sampai pada kelengkapan surat dan perlengkapan berkendara yang tidak lengkap. Kerap kali pengendara sepeda motor merugikan dirinya sendiri sekaligus pengguna lalu lintas lainnya. Menurut Kepala Bagian Binops Polda Metro Jaya, AKBP Budianto sebagaimana dimuat dalam situs www.tribunnews.com, dalam Sepeda Motor Paling Banyak Kena Tilang, berdasar pada hasil pendataan Direktorat Lalu 1

Lintas (Ditlantas) dari operasi Patuh Jaya, diketahui bahwa pelanggaran masih dikuasai sepeda motor, tercatat sebanyak 17.982 sepeda motor menguasai pelanggaran diikuti oleh kendaraan pribadi sebanyak 2.525 kendaraan, 1.949 mikrolet, 1.354 kendaraan bermuatan, 1.278 taksi, 787 metromini dan 495 pelanggaran untuk bus kota. Berdasar pula pada hasil wawancara yang dilakukan pada 11 April 2014 dengan Brigadir Polisi Polsek Serpong, Bed Bernad, dijelaskan bahwa pengendara motor di Tangerang Selatan masih belum tertib, terutama pada ketertiban dalam menggunakan helm dan menggunakan lajur berkendara yang salah. Pelanggaran tata tertib tersebut diketahui juga menjadi pelanggaran yang paling banyak ditemui. Menggunakan lajur berkendara yang salah atau sering juga disebut melawan arus, ditemukan penulis sebagai hal yang sering terjadi di daerah Tangerang Selatan melalui observasi langsung yang sempat dilakukan. Melihat permasalahan tersebut, penulis yang sehari-harinya kuliah dan tinggal di daerah Tangerang Selatan ikut menyaksikan masalah tersebut, merasa perlu dilakukan sebuah kampanye yang dapat menyampaikan pesan pentingnya lalu lintas kepada masyarakat luas. berdasarkan latar belakang itulah dibuat tugas akhir berupa kampanye sosial tertib berkendara sepeda motor di Tangerang, sebagai bentuk mengkampanyekan pentingnya ketertiban lalu lintas. 2

1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan poin permasalahan : Bagaimana perancangan kampanye sosial yang dapat menciptakan kepedulian masyarakat Tangerang Selatan akan tertib berkendara sepeda motor. 1.3. Batasan Masalah 1. Demografi Sasaran utama Kampanye sosial ini adalah pengendara sepeda motor yang aktif di daerah Tangerang Selatan dengan kategori masa dewasa umur 25 50 tahun. 2. Konten Luasnya pembahasan mengenai tata tertib berkendara sepeda motor yang dibahas sebatas pada tata tertib berkendara berupa penggunaan lajur jalan yang salah (melawan arus kendaraan). 3. Geografis Luasnya pembahasan mengenai tata tertib berkendara sepeda motor, akan dibatasi sebatas pada wilayah kota Tangerang Selatan mengingat tingginya pelanggaran yang masih terjadi di daerah tersebut. 4. Psikografis Orang yang kurang peduli dengan keselamatan berkendara sepeda motor dan menggunakan sepeda motor untuk kegiatan sehari-harinya. 3

5. Teknis Media kampanye yang akan digunakan untuk kampanye sosial ini, akan digunakan media below the line, yaitu media cetak berkenaan dengan batasan geografis yang hanya mencakup daerah Tangerang Selatan. 1.4. Tujuan tugas Akhir Tujuan pengerjaan media komunikasi ini adalah merancang media kampanye sosial yang dapat menciptakan kepedulian masyarakat akan tertib berkendara sepeda motor di Tangerang Selatan. 1.5. Manfaat Tugas Akhir Manfaat dari tugas akhir yang penulis buat adalah : 1. Mengurangi tingkat kecelakaan di Kota Tangerang Selatan 2. Merubah kebiasaan para pengendara motor yang tidak tertib 3. Menciptakan kenyamanan diantara para pengguna lalu lintas di Tangerang Selatan 1.6. Metode Pengumpulan Data Dalam perancangan media kampanye sosial ini, metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah metode pengumpulan data kualitatif, seperti yang dijelaskan dalam buku Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, oleh Bungin, B. (2007), untuk riset yang dilakukan oleh penulis, digunakanlah desain deskriptif kualitatif yang belum 4

sepenuhnya kualitatif karena masih mengandung pengaruh dari tradisi kuantitatif, dalam penempatan teori pada data yang diperoleh. Teknik dan sumber pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner, penelusuran data online dan dokumenter. a. Observasi Penulis melakukan observasi secara langsung situasi dan kondisi di lapangan. Penulis terjun ke lapangan untuk melihat secara langsung dan merasakan situasi dan keadaan yang terjadi pada saat itu sehingga dapat menganalisa secara aktual dan melengkapi data yang dibutuhkan. Observasi tersebut dilakukan pada jam lalu lintas paling aktif di Tangerang Selatan guna mendapatkan data secara maksimal sesuai dengan data yang ingin diperoleh. b. Wawancara Wawancara dilakukan oleh penulis terhadap narasumber yang ahli dalam bidangnya. Dengan begitu penulis dapat mendapatkan data dan informasi dari sudut pandang mereka yang selama ini berkecimpung secara langsung dalam bidangnya sehingga dapat membantu membahas topik penelitian dan pengumpulan data lebih lanjut. c. Penulusuran data online Untuk data pendukung penulis juga melakukan penulusuran data secara online melalui situs situs terpercaya melalui internet seperti berita 5

online, situs lembaga pemerintah situs organisasi sosial yang dirasa penulis berguna untuk membantu melengkapi proses pengerjaan tugas akhir ini. d. Dokumenter Metode dokumenter dilakukan untuk mendapatkan informasi dari fakta - fakta yang sebelumnya pernah terjadi. Jenis dokumen yang penulis gunakan yaitu dokumen interen dan eksteren dari badan yang resmi. 1.7. Metode Perancangan Dalam perancangan media kampanye sosial ini penulis menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Desain ini berdasar pada fokus dari suatu fenomena yang ditemui. Didalamnya terdapat teorisasi deduktif, yaitu dimana saat teori menjadi acuan dalam suatu penelitian yang pada hasil akhirnya merupakan kesimpulan bahwa hasil penelitian tersebut mendukung keunggulan isi dari teori tersebut (Bungin, 2007). Dalam prakteknya, penelitian dalam perancangan kampanye dibagi menjadi beberapa model. Untuk kampanye sosial, penulis menggunakan model kampanye Ostergaard, seperti yang dijelaskan oleh Venus, A. (2009) dalam bukunya Manajemen Kampanye, ada lima tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian, yaitu : a. Identifikasi masalah Pada tahapan ini dilakukan identifikasi pada permasalahan sosial yang dibahas kemudian dihubungkan dengan fakta yang ada kemudian dari situ 6

dapat disimpulkan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. (hal. 15) b. Perancangan pengelolaan kampanye Dalam tahap ini target audiens ditentukan, sehingga dilakukan perumusan rancangan kampanye yang dianggap paling sesuai untuk diaplikasikan agar pesan yang dikemas tepat pada sasaran. c. Evaluasi Disini dilakukan evaluasi bahwa kampanye sosial tersebut berhasil mempengaruhi target audiens dan apakah pesan - pesan yang ingin disampaikan diterima apa tidak dalam pelaksanaan kampanye sosial tersebut. (hal. 18) 7

1.8. Skematika Perancangan Latar Belakang Perlunya ajakan untuk para pengguna kendaraan sepeda motor di Indonesia, khususnya daerah Tangerang Selatan agar sadar untuk mematuhi peraturan tata tertib lalu lintas yang sudah dibuat guna mendukung keamanan dan kelancaran berlalu lintas. Rumusan Masalah Bagaimana perancangan kampanye sosial tertib berkendara sepeda motor di Tangerang Selatan yang tepat? Tujuan merancang media kampanye sosial yang dapat menciptakan kepedulian masyarakat akan tertib berkendara sepeda motor di Tangerang Selatan. Studi Kepustakaan 1. Desain Komunikasi Visual 2. Kampanye sosial 3. Lalu lintas Survei Lapangan 1. Observasi ke lapangan 2. Wawancara dengan kepolisian 3. Studi Literatur Khalayak Sasaran 1. Demografis: Usia: 25 50 tahun Ekonomi : Menengah 2. Psikografis Kebiasaan: kurang peduli dengan keselamatan bersepeda motor. 3. Geografis: Tangerang selatan Insight Para pengendara motor peduli akan pentingnya tata tertib berlalu lintas demi keselamatan. Konsep Perancangan BIG IDEA: Perancangan media kampanye sosial yang menampilkan tentang pentingnya ketertiban dan akibat apabila tidak tertib. Visualisasi : Menggunakan desain vektor atau fotografi Media : Mengunakan media cetak. Bagan 1.1 Skematika perancangan 8