BAB Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGOLAHAN DATA

STUDI KINERJA PERANGKAT LUNAK LEICA GEO OFFICE 8.1 UNTUK PENGOLAHAN DATA GPS BASELINE PANJANG TUGAS AKHIR. Oleh: SIDIQ PURNAMA AGUNG

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS. Lama Pengamatan GPS. Gambar 4.1 Perbandingan lama pengamatan GPS Pangandaran kala 1-2. Episodik 1 Episodik 2. Jam Pengamatan KRTW

Studi Kinerja Perangkat Lunak Starpoint untuk Pengolahan Baseline GPS Irwan Gumilar, Brian Bramanto, dan Teguh P. Sidiq

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1 Suhu, tekanan, dan nilai ZWD saat pengamatan

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

BAB III PENGAMATAN GPS EPISODIK DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Halaman Latar Belakang

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

BAB IV ANALISIS. = = = = tan θ

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS) Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

B A B I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bab 1 pendahuluan

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

UKURAN PENYEBARAN DATA

OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Cakupan

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. TNR 12 SPACE 2.0 BEFORE AFTER 0 MARGIN 3,4,3,3 KERTAS A4 TULISAN INGGRIS ITALIC 1.2 Rumusan Masalah

Satatistik dan Probabilitas. Ir. I Nyoman Setiawan, MT. NIP HP

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap

sehingga dari tabel 3.1 diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut:

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB IV ANALISIS PENGARUH VARIASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB II DISTRIBUSI FREKUENSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS)

Jurnal Geodesi Undip April 2016

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

ANALISA NILAI TEC PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI PEMBIMBING EKO YULI HANDOKO, ST, MT

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

BAB 3 DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Tabel 3.1 Data dampak penurunan tanah

BAB III PENENTUAN ZENITH TROPOSPHERIC DELAY

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

PENGGUNAAN TURUNAN. Maksimum dan Minimum. Definisi. Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. Kita katakan bahwa:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Wonopringgo Pekalongan (Variabel X), peneliti menggunakan metode angket yang

BAB IV PENGOLAHAN DATA

TINJAUAN PUSTAKA. (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

Probabilitas dan Statistika Analisis Data Lanjut. Adam Hendra Brata

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bringin 01. Letak sekolah

PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN HITUNGAN VOLUME METODE FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT DAN METODE TACHYMETRI

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI VARIASI MENGAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS V DI MIS KERTIJAYAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai dasar dalam pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Hasil

BAB III METODE PENELITIAN

Latar Belakang STUDI POST-SEISMIC SEISMIC GEMPA ACEH 2004 MENGGUNAKAN DATA GPS KONTINYU. Maksud & Tujuan. Ruang Lingkup

PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB III KARAKTERISTIK DAN PENGOLAHAN DATA GPS GUNUNGAPI PAPANDAYAN

KONSISTENSI ESTIMATOR

ESTIMASI. Podojoyo, SKM, M.Kes. Podojoyo 1

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

PENGARUH DATA METEOROLOGI TERHADAP NILAI KOORDINAT HASIL PENGAMATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

BAB IV ANALISIS DATA. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data eksplorasi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

Lampiran 1. No 1-2. No.:..1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Satriyan kecamatan Tersono kabupaten Batang. Langkah-langkah yang dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR,

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Kuswondo ( )

BAB 2 STUDI REFERENSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing di deskripsikan dalam bentuk rata rata atau Mean (M), Median

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan menggunakan metode elemen

Pengumpulan & Penyajian Data

4.1. Pengumpulan data Gambar 4.1. Contoh Peng b untuk Mean imputation

BAB III BASIS DAN EVALUASI DATA

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0 Pada subbab ini akan dibahas mengenai analisis terhadap hasil pengolahan data yang didapatkan. Dari koordinat hasil pengolahan kedua perangkat lunak yang telah dihitung, untuk mengetahui tingkat repeatabilitas LGO 8.1 (model troposfer Saastamoinen), data koordinat tersebut diselisihkan terhadap nilai sebenarnya lalu ditampilkan seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.1 di bawah. Nilai sebenarnya ini didapatkan dari data pengamatan GPS selama 6 hari sesi 24 jam yang diolah menggunakan perangkat lunak ilmiah Bernese 5.0. Dari pengamatan selama 6 hari tersebut didapatkan 6 data koordinat, lalu dicari rata-rata dan standar deviasinya. Gambar 4.1 Grafik penyimpangan koordinat hasil LGO 8.1 terhadap nilai sebenarnya 42

Informasi statistik pada Gambar 4.1 dapat dilihat dari Tabel 4.1 s/d 4.6 berikut : Tabel 4.1 Informasi statistik pada komponen easting sesi 24 jam ~117-0.022 0.032-0.004-0.085 0.080 ~250 0.018 0.007 0.024 0.008 0.017 ~450 0.059 0.062 0.147 0.004 0.143 ~557 0.111 0.046 0.189 0.054 0.135 ~1003 0.153 0.016 0.169 0.124 0.044 Tabel 4.2 Informasi statistik pada komponen northing sesi 24 jam ~117-0.005 0.005-0.001-0.014 0.013 ~250 0.034 0.004 0.041 0.029 0.012 ~450 0.072 0.014 0.092 0.056 0.036 ~557 0.047 0.005 0.055 0.043 0.012 ~1003 0.075 0.008 0.087 0.068 0.020 Tabel 4.3 Informasi statistik pada komponen ellips H sesi 24 jam ~117-0.042 0.024-0.025-0.090 0.064 ~250 0.009 0.015 0.024-0.017 0.041 ~450 0.182 0.018 0.214 0.167 0.047 ~557 0.153 0.043 0.206 0.091 0.115 ~1003 0.150 0.039 0.212 0.112 0.100 Tabel 4.4 Informasi statistik pada komponen easting sesi 12 jam ~117-0.021-0.013 0.034 0.021-0.004 0.000-0.091-0.051 0.087 0.051 ~250 0.018 0.002 0.009 0.039 0.028 0.021 0.006-0.072 0.022 0.092 ~450 0.064 0.035 0.095 0.060 0.238 0.128-0.010 0.011 0.248 0.117 ~557 0.089 0.117 0.031 0.129 0.132 0.129 0.051 0.095 0.081 0.034 ~1003 0.239 0.239 0.017 0.264 0.171 0.274 0.125 0.190 0.047 0.084 43

Tabel 4.5 Informasi statistik pada komponen northing sesi 12 jam ~117-0.006-0.005 0.011 0.008 0.002 0.009-0.028-0.011 0.031 0.020 ~250 0.033 0.040 0.007 0.050 0.044 0.059 0.024 0.030 0.020 0.029 ~450 0.073 0.076 0.018 0.085 0.104 0.092 0.058 0.047 0.045 0.046 ~557 0.047 0.048 0.008 0.052 0.060 0.052 0.040 0.044 0.021 0.008 ~1003 0.043 0.043 0.010 0.048 0.099 0.055 0.071 0.021 0.028 0.034 Tabel 4.6 Informasi statistik pada komponen ellips H sesi 12 ~117-0.039-0.039 0.023 0.025-0.019-0.008-0.084-0.076 0.065 0.069 ~250 0.015-0.019 0.014 0.037 0.029 0.005-0.005-0.064 0.034 0.069 ~450 0.209 0.176 0.029 0.197 0.256 0.208 0.177 0.096 0.079 0.112 ~557 0.115 0.193 0.052 0.221 0.162 0.278 0.033 0.119 0.129 0.159 ~1003 0.221 0.221 0.042 0.247 0.205 0.286 0.099 0.137 0.106 0.149 Pada Tabel 4.1 s/d 4.6 di atas, perlu dilakukan pemeriksaan data terlebih dahulu, apakah masih terdaat outlier atau tidak. Dari informasi statistik yang dihasilkan, pada masing-masing data dilakukan uji statistik dengan bantuan distribusi t-student. Distribusi normal tidak digunakan karena diasumsikan bahwa data hasil pengolahan LGO 8.1 merupakan sample yang terdiri dari 6 data pada tiap sesinya. Untuk persamaan matematis yang digunakan [Wolf dan Ghilani, 1997], yaitu : ȳ ± t α/2. S/ n....(4.1) Dimana, ȳ adalah rata-rata dari sekumpulan sample t α/2 adalah nilai distribusi t pada tingkat signifikasnsi α/2 S adalah simpangan baku sample n adalah jumlah sample Jika terdapat data sample yang bernilai diluar rentang persamaan (4.1), maka akan dianggap sebagai outlier dan dibuang. Tetapi jika simpangan data tersebut relatif lebih kecil daripada data lainnya, akan tetap dimasukan dalam perhitungan (walaupun diluar rentang persamaan (4.1)) Setelah dilakukan pemerikasaan tersebut lalu didapatkanlah hasil yang bebas outlier. Untuk lebih jelasnya, hasil dari pengolahan LGO 8.1 terbaru dapat dilihat pada Tabel 4.7 s/d 4.12 berikut : 44

Tabel 4.7 Informasi statistik deviasi LGO 8.1 terhadap nilai sebenarnya pada komponen easting sesi 24 jam setelah pembuangan outlier ~117-0.005 0.001-0.004-0.006 0.001 ~250 0.017 0.006 0.024 0.008 0.016 ~450 0.025 0.024 0.051 0.004 0.047 ~557 0.105 0.024 0.132 0.088 0.044 ~1003 0.158 0.006 0.164 0.152 0.013 Tabel 4.8 Informasi statistik deviasi LGO 8.1 terhadap nilai sebenarnya pada komponen northing sesi 24 jam setelah pembuangan outlier ~117-0.002 0.001-0.001-0.003 0.002 ~250 0.033 0.002 0.034 0.029 0.006 ~450 0.070 0.058 0.087 0.056 0.031 ~557 0.044 0.002 0.047 0.043 0.005 ~1003 0.071 0.002 0.073 0.069 0.004 Tabel 4.9 Informasi statistik deviasi LGO 8.1 terhadap nilai sebenarnya pada komponen ellips H sesi 24 jam setelah pembuangan outlier mean deviasi (m) std. deviasi (m) deviasi max (m) deviasi min (m) Range (m) ~117-0.033 0.002-0.032-0.035 0.003 ~250 0.014 0.009 0.024 0.003 0.021 ~450 0.179 0.189 0.192 0.170 0.022 ~557 0.150 0.052 0.191 0.091 0.100 ~1003 0.151 0.030 0.178 0.119 0.059 45

Tabel 4.10 Informasi statistik deviasi LGO 8.1 terhadap nilai sebenarnya pada komponen easting sesi 12 jam setelah pembuangan outlier ~ 117-0.007-0.005 0.003 0.004-0.004 0.000-0.010-0.011 0.006 0.011 ~ 250 0.018 0.016 0.009 0.004 0.028 0.021 0.006 0.012 0.022 0.008 ~ 450 0.009 0.014 0.014 0.007 0.020 0.015-0.010 0.011 0.030 0.004 ~ 557 0.087 0.117 0.022 0.129 0.113 0.129 0.063 0.095 0.051 0.034 ~ 1003 0.157 0.239 0.010 0.264 0.171 0.274 0.148 0.190 0.022 0.084 Tabel 4.11 Informasi statistik deviasi LGO 8.1 terhadap nilai sebenarnya pada komponen northing sesi 12 jam setelah pembuangan outlier ~ 117 0.000-0.008 0.002 0.003 0.002-0.003-0.003-0.011 0.005 0.008 ~ 250 0.028 0.036 0.003 0.004 0.031 0.040 0.024 0.030 0.007 0.010 ~ 450 0.063 0.073 0.008 0.019 0.076 0.090 0.058 0.047 0.017 0.043 ~ 557 0.043 0.048 0.003 0.052 0.046 0.052 0.040 0.044 0.007 0.008 ~ 1003 0.080 0.043 0.004 0.048 0.086 0.055 0.077 0.021 0.009 0.034 Tabel 4.12 Informasi statistik deviasi LGO 8.1 terhadap nilai sebenarnya pada komponen ellips H sesi 12 jam setelah pembuangan outlier ~ 117-0.028-0.032 0.006 0.019-0.019-0.008-0.034-0.054 0.015 0.046 ~ 250 0.021 0.000 0.012 0.009 0.029 0.005 0.002-0.013 0.027 0.018 ~ 450 0.192 0.165 0.013 0.041 0.204 0.192 0.177 0.096 0.027 0.096 ~ 557 0.124 0.193 0.038 0.221 0.145 0.278 0.067 0.119 0.078 0.159 ~ 1003 0.126 0.221 0.031 0.247 0.168 0.286 0.099 0.137 0.069 0.149 Dari tabel di atas, kolom mean deviasi menunjukan besar rata-rata penyimpangan LGO 8.1 terhadap hasil Bernese 5.0, kolom std. deviasi menunjukan standar deviasinya, kolom deviasi max menunjukan nilai maksimum besar penyimpangan, 46

kolom deviasi min menunjukan nilai minimum penyimpangan, dan kolom range menunjukan rentang nilai maks-min. Pada kolom mean deviasi dapat dianggap merepresentasikan tingkat akurasi, karena menunjukan besar penyimpangan terhadap nilai yang dianggap benar. Sedangkan kolom std. deviasi merepresentasikan tingkat presisi, karena menunjukan standar deviasi dari besar penyimpangan yang dihasilkan. Untuk memudahkan dalam melihat perubahan tingkat presisi dan akurasi hasil LGO 8.1 terhadap perubahan jarak akan disajikan pada Gambar 4.2 yang mengacu pada Tabel 4.7 s/d 4.12. Gambar 4.2 Tingkat perubahan akurasi dan presisi terhadap jarak hasil pengolahan LGO 8.1 Gambar 4.2 di atas menunjukan tingkat presisi dan akurasi pada 3 komponennya. Sedangkan untuk mengetahui kualitas jarak baseline hasil dari pengolahan LGO 8.1 47

dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan Tabel 4.13 s/d 4.15. Data baseline ini sudah melalui tahap pembuangan outlier. Gambar 4.3 Tingkat perubahan akurasi dan presisi baseline terhadap jarak hasil pengolahan LGO 8.1 Tabel 4.13 Informasi statistik baseline hasil pengolahan LGO 8.1 sesi 24 ~ 117 0.005 0.001 0.006 0.004 0.002 ~ 250 0.037 0.004 0.041 0.033 0.008 ~ 450 0.080 0.013 0.095 0.072 0.023 ~ 557 0.120 0.025 0.148 0.104 0.044 ~ 1003 0.185 0.007 0.191 0.177 0.014 Tabel 4.14 Informasi statistik baseline hasil pengolahan LGO 8.1 sesi 12 jam I ~ 117 0.006 0.003 0.009 0.002 0.007 ~ 250 0.034 0.003 0.038 0.030 0.008 ~ 450 0.070 0.009 0.081 0.060 0.021 ~ 557 0.102 0.021 0.128 0.079 0.049 ~ 1003 0.185 0.010 0.199 0.177 0.022 48

Tabel 4.15 Informasi statistik baseline hasil pengolahan LGO 8.1 sesi 12 jam II ~ 117 0.008 0.005 0.014 0.002 0.012 ~ 250 0.039 0.003 0.045 0.034 0.010 ~ 450 0.079 0.019 0.097 0.055 0.042 ~ 557 0.135 0.013 0.146 0.109 0.037 ~ 1003 0.252 0.037 0.285 0.192 0.093 Terdapatnya perbedaan koordinat hasil pengolahan dari kedua perangkat lunak tersebut bisa berbeda karena dipengaruhi oleh metode pemodelan dan estimasi kesalahan dan bias yang berbeda seperti yang ditunjukan pada Tabel 4.16. Perbedaan ini terletak pada model ionosfer dan model troposfer yang digunakan serta metode pemecahan bilangan ambiguitas fase. Pada buku manual software LGO diterangkan bahwa software ini akan menghitung sendiri model ionosfernya sesuai dengan kondisi umum pada saat waktu pengamatan di lokasi pengukuran atau dengan kata lain dimodelkan. Namun tidak dijelaskan lebih mendalam lagi mengenai model yang dibentuk tersebut. Sedangkan pada Bernese 5.0, pengaruh ionosfer hanya diestimasi (tidak dimodelkan) saja. Sedangkan untuk bias troposfer, pada software LGO 8.1 hanya dimodelkan saja menggunakan Hopfield & Saastamoinen, sedangkan Bernese dimodelkan menggunakan Saastamoinen, lalu diestimasi. Untuk pemecahan bilangan ambiguitas fase dari bilangan real menjadi bilangan bulat, pada software LGO menggunakan metode Fast Ambiguity Resolution Approach (FARA) dan Bernese menggunakan metode Quasi Ionosphere Free (QIF). Tabel 4.16 Perbedaan parameter pengolahan data Parameter LGO 8.1 Bernese 5.0 Ionosfer Menghitung & membuat model sendiri Estimasi Troposfer Saastamoinen (model) Saastomoinen (model & estimasi) Ambiguitas Fase Fast Ambiguity Resolution Approach (FARA) Quasi Ionosphere Free (QIF) 49

4.2 Analisis Spesifikasi SNI Jika hasil pengolahan LGO 8.1 pada Tabel 4.7 s/d 4.12 pada komponen horisontalnya saja, dibenturkan terhadap spesifikasi SNI 2002, maka akan dapat diketahui jenis kegiatan survei yang dapat diaplikasikan menggunakan perangkat lunak LGO 8.1 ini. Berdasarkan desain spasi tipikal JKHN pada Tabel 1.1, spesifikasi SNI pada Tabel 2.4, dan panjang baseline yang dikaji hanya dapat diketahui jenis survei dari kelas A hingga 3A dari tingkat presisinya. Batas sumbu panjang ellips kesalahan yang diperbolehkan pada persamaan (2.5) hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.17. Lalu nilai mutlak mean deviasi pada hasil LGO 8.1 akan dianggap sebagai ellips kesalahan yang terjadi. Hasil mutlak mean deviasi ini dapat dilihat hasilnya pada Tabel 4.18. Tabel 4.17 Sumbu panjang ellips kesalahan horisontal yang diperbolehkan berdasarkan spesifikasi SNI 2002 Kelas c (ppm) r = c ( d + 0.2 ) / 1000 ~ 117 km ~ 250 km ~ 450 km ~ 557 km ~ 1003 km 3A 0.01 0.001 m 0.003 m 0.005 m 0.006 m 0.010 m 2A 0.1 0.012 m 0.025 m 0.045 m 0.056 m 0.100 m A 1 0.117 m - - - - Tabel 4.18 Nilai mutlak dari mean deviasi horisontal yang terjadi pada setiap baseline Easting (m) Northing (m) 24 jam 12 jam I 12 jam II 24 jam 12 jam I 12 jam II ~ 117 0.005 0.007 0.005 0.002 0.000 0.008 ~ 250 0.017 0.018 0.016 0.033 0.028 0.036 ~ 450 0.025 0.009 0.014 0.070 0.063 0.073 ~ 557 0.105 0.087 0.117 0.044 0.043 0.048 ~ 1003 0.158 0.157 0.239 0.071 0.080 0.043 50

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.17 dan 4.18, tampak bahwa perangkat lunak LGO 8.1 dapat digunakan untuk kelas A dan 2A pada seluruh sesi pengamatan untuk panjang baseline ~117 km. Jadi sebaiknya agar tidak membuang waktu dan tenaga, pada saat pengukuran lama waktu yang dibutuhkan cukup 12 jam saja. Analisis ini berdasarkan tingkat presisi yang diperbolehkan, bukan berdasar pada tingkat akurasi SNI 2002. 51