BABV PENUTUP. signifikan antara variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Asli Daerah, Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum terhadap Alokasi

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah

Powered by TCPDF (

BAB V PENUTUP. terhadap alokasi belanja modal. PAD diukur dengan indikator retribusi daerah,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi. masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara maupun daerah (Mardiasmo, 2002 : 50). Pengamat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

BAB V PENUTUP. adalah tersedianya sumber sumber pembiayaan, sumber pembiayaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Abimanyu, Anggito, Format Anggaran Terpadu Menghilangkan Tumpang Tindih. Bappekki Depkeu, Jakarta.

: Dalila Rahmawati Ester NPM : Pembimbing : Dr. Ir. Budiman, MS.

TUGAS AKHIR PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA DAERAH PEMERINTAH PROPINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

BAB I PENDAHULUAN. No. 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No.32 tahun

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebijakan pemerintah pusat yang memberikan kewenangan dalam kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara maupun daerah. sumber daya alamnya sendiri. Sumber dana bagi daerah antara lain terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah ditetapkan pada Undang-Undang No 32 Tahun

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA MODAL

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Sukriy dan Abdul Halim Studi atas Belanja Modal Anggaran

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DAN SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL

BAB I PENDAHULUAN. dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen dokumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengelolaan keuangan daerah sejak tahun 2000 telah mengalami era baru,

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim. (2001). Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : AMP YKPN

PENGARUH BELANJA PEGAWAI, INVESTASI PEMERINTAH, DAN PEMBAYARAN UTANG PEMERINTAH DAERAH TERHADAP FENOMENA FLYPAPER EFFECT

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 25 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat daerah terhadap tiga permasalahan utama, yaitu sharing of power,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL (Study Empiris Kabupaten/ Kota Jawa Tengah)

BAB V PENUTUP. Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK).

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah (PEMDA), Pemerintah Pusat akan

Disusun oleh : Nama : Ismy Chaerunissa Oktia NPM : Jurusan : Akuntansi / S1 Pembimbing : Supiningtyas P., SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. dampak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan peraturan sektor publik yang disertai dengan adanya tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai

INUNG ISMI SETYOWATI B

Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan. merata berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar negara republik

I N F O A R T I K E L. Diah Ekaningtias 1. ¹STIE Perbanas Surabaya, Jalan Nginden Semolo Surabaya Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah ditandai dengan dikeluarkan Undang-Undang (UU No.22 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah, yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sejalan dengan menguatnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan daerah akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal

DAFTAR PUSTAKA. Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

BAB V PENUTUP. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

Jurnal Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH DI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1999 dan UU no. 25 tahun 1999 yang dalam perkembangannya kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal dan otonomi daerah telah membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan publik, mengoptimalkan potensi pendapatan daerah

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD.

Natalie Trisnawati, Vidya Vitta Adhivinna Universitas PGRI Yogyakarta Jl. PGRI I No. 117, Sonosewu, Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA. Darwanto & Yulia Yustikasari Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki hak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dengan didasarkan pada peraturan-peraturan mengenai otonomi daerah.

BAB I PENDAHULUAN. era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Pembiayaan

ANALISIS PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

Oleh: Uyik Retnaning Sayekti Politeknik Kediri. Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Tingkat Kemandirian, Efektifitas dan Efisiensi

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi menjadi sistem desentralisasi merupakan konsekuensi logis dari

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif dalam menangani sejumlah masalah berkaitan dengan stabilitas dan. pertumbuhan ekonomi di dalam suatu negara demokrasi.

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA ANALISIS FLYPAPER EFFECT

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi ciri yang paling menonjol dari hubungan keuangan antara pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tidak meratanya pembangunan yang berjalan selama ini sehingga

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 1, Februari 2015: 1-12

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi. daerah berkewajiban membuat rancangan APBD, yang hanya bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi desentralisasi menandai proses demokratisasi di daerah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya desentralisasi fiskal, saat ini Indonesia

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu mengenai topik yang relevan dengan pendapatan asli daerah

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sidik et al, 2002) UU No.12 tahun 2008

Transkripsi:

65 BABV PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Alokasi Belanja Daerah yang diperoleh dari penjumlahan belanja tidak langsung dan belanja langsung pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sampel penelitian ini di ambil dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah sebanyak 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2009-2012 dengan data penelitian sebanyak 133 Kabupaten/Kota setelah dikurangi dengan kriteria penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan dua variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU), satu variabel dependen yaitu Alokasi Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota Jawa Timur periode 2009-2012 menunjukkan bahwa: 1. Hipotesis pertama Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh signifikan terhadap Belanja Alokasi Belanja Daerah. Pendapatan Asli Daerah kabupaten/kota di Jawa Timur terbesar diperoleh dari pajak daerah dan retribusi daerah. Hal ini, membuktikan bahwa pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur tahun 2009 samapai dengan 2012 mampu mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang dimiliki oleh kegiatan pemerintah sehingga mampu memberikan pelayanan yang terbaik untuk 65

66 meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah yang memiliki PAD tinggi maka pengeluaran untuk Alokasi Belanja Daerah juga semakin tinggi. 2. Hipotesis kedua Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh signifikan terhadap Alokasi Belanja Daerah. Oleh karena itu pemerintah pusat memberikan dana transfer kepada pemerintah daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan daerah. Hal ini menujukkan bahwa Pemerintah Daerah yang memiliki DAU tinggi memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pemerintah pusat, Sehingga pemerintah pusat memberikan Dana Alokasi Umum yang diharapkan dapat meningkatkan pengalokasian belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. 5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian yang diperoleh selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini yaitu.periode penelitian ini hanya empat tahun (Tahun 2009-2012) sehingga masih kurang dalam melakukan generalisasi. Selain itu variabel bebas yang digunakan hanya dari aspek keuangan sehingga kurang lengkap. 2. Studi ini tidak menganalisis lebih jauh efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran (misalnya tidak mempertimbangkan jumlah, struktur usia, dan tingkat pendidikan pegawai dan penduduk).

67 3. Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen yaitu PAD dan DAU karena masih ada variabel-variabel lain yang mampu mempengaruhi Alokasi Belanja Daerah. 4. Dalam menguji normalitas data, data yang diperoleh tidak terdistribusi secara normal. 5.3 Saran Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penelitian selanjutnya perlu menambah, atau mengganti variabel-variabel lain baik ukuran-ukuran atau jenis-jenis penerimaan Pemerintah Daerah lainnya, maupun variabel nonkeuangan. 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperbanyak sensus yang digunakan agar hasilnya lebih representatif terhadap populasi yang dipilih dan mengambil sempel selain kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. 3. Pemerintah Daerah sebaiknya lebih mengoptimalkan potensi ekonomi lokalnya untuk menambah penerimaan daerah sehingga tercipta kemandirian daerah untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya. Hal ini akan memberikan dampak bahwa ketergantungan pada Pemerintah Pusat bisa dikurangi. 67

68 Daftar Rujukan Aisyiah, N., dan Safitri, (2008), "Analisi Kimerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006 Studi pada Pemerintah Kabupaten Kudus". Anggraeni, U. Dain., & Suhardjo, (2010). Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, SOLUSI, Vol. 9 No. 1, 69-81. Bastian, Indra. (2002). Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba 4. Darise, Nurlan. (2008). Akuntansi Keungan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). Jakarta: PT Indeks. Ferry,. 2013. Bagian V111 Federalisme. Available online at: http:// ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/bagian-viii Federalisme.pdf. (diakses Oktober 2013) Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Abdul. (2002). Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba 4., (2009). Akuntansi sektor publik"akuntansi keuangan daerah". Jakarta: Salemba 4. Halim, Abdul., dan S. Kusufi. (2012). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Kawedar, W. A. (2007). Akuntansi Sektor Publik: Pendekatan Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah. Semarang: UNDIP. Maimunah, M. (2006). Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapata Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Simposium Nasional Akuntansi IX. Mangunkusumo, S. (2012). Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Alokasi Belanja Daerah (ABD). Nurjanna Ladjin. (2008). Analisis Kemandirian Fiskal Di Era Otonomi Daerah(Studi Kasus Di Propinsi Sulawesi Tengah). Tesis Pasca Sarjana (dipublikasikan). Fakultas Ekonomi UNDIP: Semarang. Oates, W. E. (1999). An Essay On Fiscal Federalism. Journal of Economic Literature.

Paujiah, S. Puji. (2012). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Modal (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Tasikmalaya). Prakosa, K. B. (2004). Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi Empiris di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY. JAAI Vol 08 No 2. Prasetya, S. M. (2012). MODUL EKONOMI PUBLIK, BAGIAN VII: TEORI FISKAL FEDERALISME. Malang., (2012). Bagian VIII: Federalisme. Malang. Rahmawati, N. Indah. (2010). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Alokasi Belanja Daerah. Skripsi Sarjana (Tidak Dipublikasikan). Universitas Diponegoro: Semarang. Samekto, A. (2011). Dampak Desentralisasi Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Pada Kabupaten/Kota Di Jawa Timur. Desertasi Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya: Malang. Sait Abdullah, Desentralisasi : Konsep, Teori dan perdepatannya, Jurnal Desentralisasi Vol.6 No 4 Tahun 2005. Suhardjo, Y., & Anggreeni. (2010). Analisis Pengaruh Dana Lokasi Umum (DAU) dan PendapatanAsli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provpinsi Jawa Tengah. Solusi, Vol. 9 No. 1, 69-81. The World Bank. 2011. Analisa Pengeluaran Publik Jawa Timur. The World Bank. (www.worldbank.org, diakses 1 mei 2013) Ulfi, M., & Endrawati. (2010). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokaasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol.5 No.2;ISSN 1858-3687, 68-84. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Otonomi Daerah). Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah. 69 69