9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dil

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

DI PABRIK GULA MADUKISMO, PT. MADUBARU, YOGYAKARTA: DENGAN ASPEK KHUSUS MEMPELAJARI PRODUKTIVITAS TIAP KATEGORI TANAMAN

KEADAAN UMUM Sejarah PG Cepiring

HASIL DAN PEMBAHASAN

44 masing 15 %. Untuk petani tebu mandiri pupuk dapat diakses dengan sistem kredit dengan Koperasi Tebu Rakyat Indonesia (KPTRI). PG. Madukismo juga m

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

Lampiran 1. Jurnal Harian Pelaksanaan Magang di PG. Krebet Baru

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. KEADAAN UMUM PG. KREBET BARU

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS.

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian

L.) LAHAN KERING DI PG MADUKISMO PT MADUBARU YOGYAKARTA DENGAN ASPEK KHUSUS PEMUPUKAN BEBERAPA KATEGORI TANAMAN TEBU LAHAN KERING

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DI PABRIK GULA MADUKISMO DENGAN ASPEK KHUSUS PENATAAN VARIETAS SEMA DEVI OKTAVIA

TEBU. (Saccharum officinarum L).

BAB I PENDAHULUAN. Gula (PG) dan Pabrik Spirtus (PS) Madukismo. PG dan PS Madukismo

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortilkultura 26 November 2009

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharumm officinarum L.) DI PG. KREBET BARU, PT. PG. RAJAWALI I, MALANG, JAWA TIMUR ASPEK KHUSUS PEGELOLAAN KEBUN BIBIT

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

MAKALAH SEMINAR DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA Institut Pertanian Bogor, 2009

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L. ) DI PABRIK GULA MADUKISMO DENGAN ASPEK KHUSUS MANAJEMEN TEBANG MASTHA TARIDA MAGDALENA SITINJAK

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA

Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula dalam Perspektif Perusahaan Perkebunan Negara

PENGELOLAAN TANAMAN TEBU

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Tebu merupakan tumbuhan sejenis rerumputan yang dikelompokkan

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

III. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. lebih satu tahun. Di Indonesia sendiri tanaman tebu banyak dibudidayakan di

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. alkohol atau spirtus. Pabrik ini menjadi satu-satunya pabrik. Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

BAB VIII ORGANISASI PERUSAHAAN

I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati

I. PENDAHULUAN. zaman pendudukan Belanda. Pabrik-pabrik gula banyak dibangun di Pulau Jawa,

BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

KEADAAN UMUM KEBUN. Sejarah Kebun. Letak Geografis dan Administratif Kebun

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

PEMBAHASAN Aspek Teknis

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan TA Dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan TA Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Bandung, 14 Maret 2018

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

8 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo, PT. Madubaru, Yogyakarta pada 13 Februari 2012 hingga 14 Mei 2012. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode secara langsung dan secara tidak langsung. Metode secara langsung yang telah dilaksanakan selama magang meliputi kegiatan yang menyangkut aspek teknis dan manajerial, serta aspek khusus. Sementara itu metode tidak langsung dilaksanakan selama magang adalah mengumpulkan data sekunder PG. Madukismo dan studi pustaka. Metode secara langsung yang dilaksanakan sebagai berikut: Aspek teknis Pada aspek teknis mahasiswa bekerja langsung di lapangan sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) selama tiga minggu. Kegiatan KHL meliputi pengolahan lahan (pemetaan lahan, pembajakan, pembuatan layout kebun), persiapan bahan tanam dalam penanaman, pembibitan. Pada kegiatan pemeliharaan yang diikuti yaitu pemupukan, pembumbunan, pengendalian gulma, klentek (roges), aplikasi pias. Pemanenan (tebang, muat angkut) dan pengolahan hasil. Selai itu mahasiswa juga menyusun jurnal harian yang diketahui pembimbing lapang dengan mencatat prestasi kerja yang diperoleh mahasiswa dan karyawan. Aspek manajerial Pada aspek manajerial pertama mahasiswa bekerja sebagai pendamping mandor selama tiga minggu. Kegiatan yang telah dilakukan adalah membantu mengawasi pekerjaan di kebun, membantu membuat perencanaan kebutuhan fisik, biaya, teknis untuk pekerjaan yang akan dilakukan, pembuatan jurnal (harian, mingguan, bulanan), dan hasil kegiatan di kebun.

9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dilaksanakan adalah membantu mengelola dan megawasi pekerjaan tenaga kerja, mengamati dan membantu penyusunan laporan, mempelajari keadaan kebun, serta mempelajari dan menganalisis kegiatan adminitrasi kebun. Aspek khusus Aspek khusus, yaitu mahasiswa mempelajari produktivitas pada berbagai kategori tanaman. Data primer diperoleh dengan cara mengikuti kegiatan, melakukan pengamatan, wawancara langsung dengan petani dan pengambilan data dari divisi Bagian Tanaman. Data primer merupakan data produktivitas atau TTH (Ton Tebu per Hektar) dari empat kategori tanaman, yaitu tanaman pertama (Plant Cane/PC), tanaman keprasan I (Ratoon Cane/RC1), tanaman keprasan II (Ratoon Cane /RC2), tanaman keprasan III (Ratoon Cane/RC3). Metode tidak langsung dilaksanakan dengan pengumpulan data sekunder yang yang meliputi sejarah dan perkembangan perusahaan, letak geografis dan topografi, keadaan iklim, kondisi lahan, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen perusahaan. Selain itu pengumpulan data penunjang juga dibutuhkan melalui studi pustaka yang ada di perusahaan. Pengumpulan Data dan Informasi Melakukan pengamatan langsung Data diambil dari 3 blok berdasarkan kategori tanaman yang sama yaitu kategori tanaman keprasan ke tiga. Setiap blok diamati satu petakan. Setiap petakan diamati 10 juring. Data primer yang didapat berupa data data yang mempunyai pengaruh pada nilai produktivitas tebu yaitu: 1. Rata-rata jumlah tebu permeter juring 2. Rata-rata panjang batang tebu 3. Rata-rata bobot tebu per batang 4. Rata-rata diameter batang

10 Wawancara langsung dengan petani Contoh yang diambil adalah petani penggarap sebanyak 12 orang petani dari 2 wilayah kerja yang masing-masing wilayah meliputi lahan sawah dan lahan tegalan, diambil 3 orang petani penggarap dari tiap-tiap wilayah. Data dari Bagian Tanaman Data yang diperoleh adalah data sejarah produktivitas dari lahan yang diambil sample, data diperoleh dari kantor Bina Sarana Tani (BST) Bagian Tanaman. Data sekunder yang didapat berupa arsip perusahaan meliputi: a. Letak geografis dan topografi kebun b. Keadaan lingkungan tumbuh. c. Kondisi areal dan tanaman. d. Organisasi dan manajemen perusahaan. e. Produktivitas gula. Analisis Data dan Informasi Seluruh data dan informasi yang diperoleh selama kegiatan magang dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata, persentase, dan perhitungan matematis sederhana lainnya. Pengolahan data juga dilakukan dengan menggunakan uji t- student dengan taraf 5%. Kemudian dibandingkan dengan standar kerja dan norma-norma baku dari setiap kegiatan yang berlaku.

11 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah PG. Madukismo Pemerintah Hindia Belanda mendirikan 17 Pabrik Gula di Yogyakarta Sebelum kemerdekaan, yang semuanya berada dibawah kekasaan mereka. Pada tahun 1942 jepang masuk ke Indonesia dan mengambil alih kekuasaan termasuk semua pabrik gula yang ada di Yogyakarta. Keadaan seperti itu berlanjut sampai pada saat perang kemerdekaan, yang menyebabkan semua pabrik gula yang ada di Yogyakarta hancur menjadi puing-puing. Hal ini dikarenakan pabrik pabrik gula dijadikan markas para penjajah. Saat pemerintahan Indonesia sudah berjalan normal tepatnya pada tahun 1950 Sri Sultan Hamengkubuwono IX memprakarsai pembangunan pabrik gula baru yang bertujuan untuk: 1. Menampung dan mempekerjakan mantan buruh pabrik gula 2. Menambah kesejahteraan rakyat yang berada di sekitar pabrik 3. Menamah pendapatan pemerintah pusat dan daerah PG Madukismo mulai dibangun pada tahun 1955 dengan akta notaries perseroan terbatas dengan nama Pabrik Pabrik Gula Madubaru PT ( P2G Madubaru PT). diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 28 mei 1958. Pada tahun 1962 dilakukan program nasionalisasi oleh pemerintah dimana terjadi perubahan satus P2G Madubaru PT menjadi Perusahaan Negara di bawah pengawasan Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara. Status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas pada 3 September 1968 dengan nama PT. Madubaru yang memperluas usaha dengan merambah pabrik spirtus Madukismo. Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyetujui dikelolanya kembali PT. Madubaru oleh Pemerintah RI melalui Departemen Keuangan, dan Departemen Pertanian pada tanggal 4 Maret 1984. Pemerintah RI menunjuk PT. Rajawali Nasional Indonesia untuk mengelola PT Madubaru yang disahkan dengan tanda tangan kontrak manajemen oleh dirut PT RNI dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pabrik gula Madukismo Pada awal berdiri memiliki kapastas giling sebesar 1.500 Ton Tebu per Hari (TTH), kemudian bertahap kapasitas pabrik ditingkatkan

12 menjadi 2.500 TTH pada tahun 1976 dan 3.300 TTH pada tahun 1993. Saat ini kapasitas giling di PG. Madukismo sudah 3.500 TTH, dimana produksi gula SHS 1 yang merupakan produk utama pabrik gula sekitar 40.000 ton tiap tahunnya. Produksi alkohol sekitar ± 2,5 juta liter pertahun dan spirtus sekitar 24.000 liter/hari. Pupuk yang dihasilkan sekitar ± 30 ton per tahun. Jumlah tersebut sangat bergantung pada jumlah tebu yang digiling di pabrik. Letak Geografi Secara geografi PG. Madukismo terletak pada 110 20 BT dan 7 56 LS pada ketinggian 84 m dpl. Lebih spesifik lagi, Parik Gula Madukismo terletak kurang lebih 5 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Tepatnya di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pabrik Gula Madukismo menempati areal seluas 276.00 m 2 dengan luas areal bangunan sekitar 51.000 m 2. Wilayah kerja PG. Madukismo terbagi menjadi empat rayon, yaitu pertama Rayon Bantul dan Gunung Kidul (BGK) yang secara geografis terletak pada 107 15-110 50 BT dan 7 35-8 09 LS seperti tercantum pada peta Rayon Bantul dan Gunung Kidul (Lampiran 2). Kemudian Rayon Kulonprogo, Magelang, dan Temanggung (KMT) yang secara geografis terletak pada 110 o 23-110 12 BT dan 7 14-7 52 LS seperti yang tercantum pada peta Rayon KMT (Lampiran 3). Ke tiga adalah Rayon Sleman terletak pada 110 15-110 29 BT dan 7 34-7 47 LS seperti tercantum pada peta Rayon Sleman (Lampiran 4); serta yang ke empat adalah Rayon Purworejo dan Kebumen (PKB) yang secara geografis terletak pada 109 39-110 04 BT dan 07 30-07 42 LS seperti yang tercantum pada peta Rayon Purworejo dan Temanggung (Lampiran 5).. Keadaan Iklim dan Tanah Wilayah kerja PG. Madukismo memiliki keadaan iklim yang menurut Oldemen masuk dalam Zone C atau beriklim agak basah, dengan curah hujan ratarata 2000 mm/tahun dan bulan kering pada bulan Juni September serta bulan basah antara Nopember Maret seperti yang tertera pada tabel curah hujan di

13 Lampiran 6. Sementara itu untuk wilayah kerja PG. Madukismo, keadaan iklim di rayon Bantul dan Gunung Kidul adalah untuk wilayah kerja Kab. Bantul Curah hujan rata-rata sebesar 1.954,43 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan Nopember April dan musim kemarau antara bulan Mei Oktober dengan curah hujan tahunan lebih dari 2000 mm/tahun. Curah hujan di Kulonprogo rata-rata per tahunnya mencapai 2.150 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 106 hari per tahun atau 9 hari per bulan dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Kabupaten Magelang termasuk B1 (Oldeman) dengan curah hujan rata rata 2.186 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata- rata 103 hari. Kelembaban antara 85 95 dengan suhu antara 16-26 o C. Kabupaten Temanggung Curah hujan rata-rata per tahun sebesar 2.163 mm/tahun, dengan suhu rata-rata 22 o Celcius sampai dengan 23,6 o Celcius. Kondisi tanah di wilayah kerja PG. Madukismo memiliki topografi yang beragam dari datar hingga berbukit dengan kemiringan 3 8 derajat. Keadaan lahan sebagian besar merupakan tanah berat berpengairan lancar, yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Keadaan Lahan Tebu Rakyat Kejasama di PG. Madukismo Keterangan Luas (hektar) Tanah Berat Pengairan Lancar 1,122.46 Tanah Berat Pengairan Tidak Lancar 109.40 Tanah Ringan Pengairan Lancar 631.67 Tanah Ringan Pengairan Tidak Lancar - Tanah Sedang Pengairan Lancar 631.70 Tanah Sedang Pengairan Tidak Lancar 38.75 Jumlah 2,533.98 Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012) Luas Areal dan Tata Guna Lahan Areal kebun di wilayah kerja PG. Madukismo adalah tebu rakyat (TR). Adapun lahan sewa adalah lahan yang dipergunakan untuk kebun bibit. Total luas

14 kebun bibit sekitar 200 hektar yang terdiri dari tiga hektar merupakan lahan milik pabrik sendiri yang digunakan untuk membudidayakan bibit pokok, bibit nenek, serta bibit induk, dan sisanya adalah kerjasama dengan petani tebu rakyat lewat program akselerasi. Keseluruhan areal KTG di PG. Madukismo merupakan TR (Tebu Rakyat) Kerja sama. Total luasan KTG Tebu Rakyat Kerjasama yang terdapat diwilayah di PG. Madukismo tahun 2011/2012 yaitu seluas 2,533.98 ha yang ditunjukkan di Tabel 2. Tabel 2. Luas Areal Tebu Rakyat Kejasama Binaan di PG. Madukismo Rayon Luas ( hektar ) Bantul dan Gunung Kidul (BGK) 1,103.20 Sleman 494.52 Kulonprogo, Magelang, dan Temanggung (KMT) 784.43 Purworejo dan Kebumen (PKB) 151.83 Jumlah 2,533.98 Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012) Keadaan Tanaman dan Produksi Tanaman tebu yang dibudidayakan di PG. Madukismo terbagi menjadi dua kategori, yaitu tanaman pertama (Plant Cane/PC) dan tanaman keprasan (Ratoon Cane/RC). Tanaman pertama merupakan tanaman yang ditanam di areal yang telah dilakukan pengolahan tanah dan dari bibit yang berasal dari KBD, sedangkan tanaman keprasan merupakan tanaman yang tumbuh dan berproduksi kembali dari hasil tebangan tanaman pertama. Di wilayah kerja PG. Madukismo pada umumnya dilaksanakan 3 5 kali pengeprasan. Di PG. Madukismo terdapat dua jenis kebun tebu, yaitu Kebun Bibit dan Kebun Tebu Giling. Pada dasarnya pengelolaan kebun bibit dilakukan secara bertahap, yaitu Kebun Bibit Pokok (KBP), Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI), dan Kebun Bibit Datar (KBD). Tebu Rakyat mandiri (TRM) di PG. Madukismo merupakan kebun yang pengelolaannya dilakukan oleh petani sendiri dan hasilnya diperuntukkan sebagai bahan baku produksi gula. TRM berbeda dengan TR Kerjasama, yang mana TR Kerjasama merupakan bentuk kerjasama antara petani dan pabrik untuk membudidayakan tebu. Tebu rakyat

15 kerjasama ini dilaksanakan dimana pabrik sebagai sarana untuk membina petani agar petani tersebut dapat menjadi petani mandiri. Varietas tebu yang dibudidayakan di wilayah kerja PG. Madukismo merupakan varietas yang berasal dari P3GI dan pabrik gula lainnya. Varietas yang ditanam disesuaikan dengan karakteristik lahan, masa tanam, dan masa giling. Pada dasarnya komposisi varietas yang ditanam sesuai dengan masa giling. Berikut ini hubungan varietas dan masa tanam ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Kesesuaian Varietas dan Masa Tanam Kategori Kemasakan Varietas Varietas masak awal (mei juli) PS 862, PS 851, PS 881 Varietas masak awal tengah (juli agustus) KK, PS 864, PS 921, PSJT 941 Varietas masak tengah akhir (agustus BL, PS 864, PS 951 oktober) Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012) PG. Madukismo memproduksi produk utama berupa gula dan hasil sampingan berupa tetes (molasses), blotong, abu ketel, dan ampas (bagase). Tetes digunakan sebagai bahan baku industri alkohol dan spirtus. Blotong dan abu ketel dimanfaatkan sebagai kompos yang digunakan oleh petani. Ampas digunakan kembali oleh pabrik gula sebagai bahan bakar. Produksi gula PG. Madukismo selama lima tahun terakhir mengalami penurunan, akan tetapi tidak signifikan (Tabel 4). Tabel 4. Produksi PG. Madukismo Lima Tahun Terakhir Tahun Areal ( Ha ) Produksi Tebu Rendemen Produksi Hablur Ku Ku/Ha (%) Ku Ku/Ha 2007 7,000.13 5,600,107 800 6.80 381,068.24 54.44 2008 6,114.29 4,585,734 750 7.37 337,968.32 55.28 2009 6,677.59 4,780,076 716 6.80 325,042.75 48.68 2010 6,597.92 5,234,137 793 5.66 296,398.10 44.92 2011 6,681.75 4,152,391 621 6.73 279,456.20 41.82 Sumber : Bina Sarana Tani PG. Madukismo, Bantul (2012)

16 Struktur Organisasi PT. Madubaru dipimpin oleh seorang direktur yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh satuan pengawas intern (SPI) dan delapan kepala bagian yaitu: Kepala Bagian Tanaman, Kepala Bagian Instalasi, Kepala Bagian Pabrikasi, Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan, Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum, Kepala Bagian Pemasaran, Kepala Bagian Pabrik Spirtus. Struktur Organisasi PT. Madubaru terera pada Lampiran 7. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab masing masing : 1. Direktur bertugas mengelola unit produksi yang dipimpinnya secara keseluruhan sesuai dengan keputusan dan kebijakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Direktur bertanggung jawab untuk meningkatkan produksi. Tugas direktur adalah sebagai berikut: a. Merumuskan tujuan perusahaan b. Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan c. Menyusun rencana jangka panjang d. Menetapkan kebijakan kebijakan dan pedoman pedoman penyusunan anggaran tahunan e. Menetapkan rencana Rapat Umum Pemegang Saham f. Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan termasuk keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Dewan Direksi. g. Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi h. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya. 2. Satuan Pengawasan Intern (SPI) a. Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi, dan pembinaan terhadap setiap kegiatan dan fungsi organisasi. b. Melakukan pengawasan atas pihak pihak yang terkait dengan perusahaan atas persetujuan Direktur. c. Melakukan audit investigasi terhadap aspek penuh dan bebas keseluruh fungsi, catatn dokumen, asset, dan karyawan. d. Mengalokasikan sumberdaya dan menentukan lingkup kerja, serta menerapkan teknik teknik audit. e. Menjadi counterpart bagi auditor eksternal dalam pelaksanaan tugasnya.

17 3. Kepala Bagian Tanaman Kepala bagian tanaman bertugas untuk melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang berikut: a. Penanaman dan Penyediaan bibit tebu. b. Perluasan areal tebu c. Penyuluhan teknis penanaman tebu d. Rencana tebang dan angkut tebu e. Kegiatan yang menyangkut penyediaan bahan baku berupa tebu. f. Memimpin seksi yang berada dalam bagiannya guna mencapai tujuan dan sasaran yan ditetapkan perusahaan. 4. Kepala Bagian Instalasi a. Bertanggung jab kepada Direktur di bidang instalasi. b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi c. Meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan proses. 5. Kepala Bagian Pabrikasi a. Bertanggung jawab kepada direktur di bidang Pabrikasi b. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang produksi. c. Meningkatkan efisiensi proses dan menjaga kualitas produk (gula). 6. Kepala Bagian Pemasaran a. Menyusun strategi pemasaran b. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk produk PT. Madu Baru. c. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran d. Menilai kinerja staff pemasaran. e. Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan. 7. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan a. Bertanggung jawab di bagian keuangan, tata usaha, keuangan, dan pengadaan barang perusahaan b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang keuangan, anggaran, biaya produksi, kegiatan pembelian dan penjualan. c. Mengkoordinir adminitrasi tebu rakyat dan timbangan tebu. d. Mengawasi hasil produksi di gudang gula.

18 8. Kepala Bagian Sumberdaya Manusia (SDM) dan Umum a. Bertanggung jawab di bagian tata usaha dan personalia b. Mengkoordinasi dan memimpin kegiatan pengelolahan tenaga dan kesehatan karyawan. c. Mengkoordinir kegiatan pendidikan bagi karyawan. d. Bertanggung jawab pada kegiatan kegiatan umum, seperti pengaturan dan penggunaan kendaraan dan koordinasi keamanan perusahaan. 9. Kepala Pabrik Spirtus/Alkohol a. Mengkoordinir kegiatan produksi spirtus dan alkohol. b. Melakukan evaluasi terhadap konsentrasi spirtus dan alkohol yang diinginkan pasar. Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan unsur penting dalam berlangsungnya proses produksi di PG. Madukismo. Agar produksi perusahaan dapat ditingkatkan dari periode sebelumnya atau minimal sama seperti periode sebelumnya, maka dibutuhkan manajemen ketenaga kerjaan yang baik. Tenaga kerja di PT. Madubaru dibedakan menjadi dua macam: 1. Tenaga kerja tetap Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam waktu tidak tentu dan saat dimulai hubungan kerja, diawali dengan percobaan selama tiga bulan. Karyawan bekerja sepanjang tahun baik masa giling ataupun tidak. Tenaga kerja tetap dibedakan atas staff dan non staff. 2. Tenaga kerja PKWT ( perjanjian kerja waktu tertentu) Tenaga kerja PKWT adalah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk jangka waktu tertentu dan pada awal dimulainya hubungan kerja tanpa masa percobaan kerja. Karyawan jenis ini biasanya melamar pada saat musim giling dan hanya bekerja selama musim giling saja. Karyawan PKWT dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Karyawan PKWT dalam Karyawan PKWT dalam adalah karyawan yang teribat langsung dala proses produksi, seperti karyawan penimbang tebu, karyawan unit

19 gilingan, dan karyawan unit masakan. Masa kerjanya hanya satu kali masa gilingan. b. Karyawan PKWT luar Karyawan PKWT luar bekerja pada bagian emplasemen, namun tidak terlibat langsung dengan proses produksi. Karyawan yang termasuk jenis ini antara lain adalah pekerja lintas rel, pekerja Derek tebu, supir, dan pembantu supir traktor, juru tulis gudang, dan pekerja pengambil contoh tebu untuk analisa di laboratorium. Masa bekerjanya sama dengan PKWT dalam aitu satu kali masa giling. Hari Kerja dan Jam Kerja Hari kerja dan jam kerja yang diberlakukan di PG. Madukismo ditentukan berdasarkan masa giling, yaitu dalam masa giling (DMG) dan luar masa giling (LMG). Dalam masa giling (DMG), kegiatan produksi berlangsung selama 24 jam, terutama di dalam pabrik, sehingga dibutuhkan pengaturan tenaga kerja (shift) agar proses produksi tetap berjalan. Pelaksanaan jam kerja membagi tenaga kerja menjadi tiga shift, yaitu pagi, siang, dan malam. Pergantian shift dilaksanakan 7 hari sekali. Berikut ini jadwal kerja untuk mandor (Mandor Riet teller, NPP, Laoratorium, Tobong, Gamping pemurnian, penguapan, dan masakan) Shift Pagi 05.30 13.30 WIB Shift Siang 13.30 21.30 WIB Shift Malam 21.30 05.30 WIB Pada saat luar masa giling (LMG), dimana tidak berlangsungnya kegiatan produksi, maka pada masa ini kegiatan perusahaan berjalan dengan normal dengan pembagian hari dan jam kerja sebagai berikut : Hari Senin-Kamis 06.30-15.00 WIB (jam istirahat 12.00-13.00) Hari Jumat 06.30-12.00 WIB (jam istirahat 11.00-13.00) Hari Sabtu 06.30-12.00 WIB