ANALISIS PENGARUH IKLAN NON KOMPARATIF TERHADAP LOYALITAS MEREK YANG DIMEDIASI OLEH ATRIBUT KUALITAS PRODUK (Studi Pada Iklan Luwak White Koffie)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH IKLAN NON KOMPARATIF TERHADAP LOYALITAS MEREK YANG DIMEDIASI OLEH ATRIBUT KUALITAS PRODUK (Studi Pada Iklan Luwak White Koffie)

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tanggapan yang negatif. Studi Nye et al., (2008) tentang iklan komparatif dalam konteks lintas negara, sikap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. brand ambassador iklan Luwak White Koffie karena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

MOTTO. mengurus (makhluk-nya); tidak mengantuk dan. tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan. Allah tanpa izin-nya? Allah mengetahui apa-apa

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Dalam berbagai hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

ANALISA PRODUK, KUALITAS LAYANAN, HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DENGAN METODE SEM

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

PENGARUH NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN LONDON BEAUTY CENTRE DI SURABAYA SKRIPSI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KENDARAAN TOYOTA YARIS DI KOTA SURABAYA

UPAYA PKU MUHAMMADIYAH MEMBANGUN LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KUALITAS LAYANAN DAN IMAGE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN PERILAKU PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK, MEREK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SATRIA F150: HYPER UNDERBONE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

BAB 5. SIMPULAN dan SARAN

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

KUESIONER. Kami mengucapkan terimakasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Martabak Boss merupakan martabak variasi khas Bandung yang

PENGARUH CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP BRAND TRUST SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY PRODUK SUSU CAIR FRISIAN FLAG DI GIANT MARGOREJO SURABAYA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dapat menggarap konsumen-konsumen potensial baru agar tertarik dengan. perusahaan dan tidak memilih perusahaan pesaing.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

KAJIAN STORE ATMOSPHERE PADA PEMBELIAN PRODUK ORGANIK PENDAHULUAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya.

Pengaruh Strategi Marketing Mix Dan Kualitas Layanan Terhadap Dan Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Bengkel Sugali Nabire)

Abstract. Pendahuluan

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan bab ini adalah untuk memberikan landasan yang valid terhadap prosedur

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Kepuasan Pelanggan, Kualitas Layanan, Kualitas Produk, Minat Pembelian Ulang.

PENERAPAN GREEN MARKETING MELALUI DESAIN PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP BRAND IMAGE DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ABSTRAK

BAB V PENUTUP. Hasil kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Syaodih (2010) survei (survey) digunakan untuk. mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang

PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN, SIKAP DAN KEYAKINAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SMARTPHONE BLACKBERRY SKRIPSI. Diajukan Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB II TINJUAN PUSTAKA. model atau kerangka penelitian, sedangkan teori di rujuk dari buku mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Switching Intention Pengguna Jasa Rumah Kost di Wilayah Kecamatan Sumbersari Jember

ANALISIS PENGARUH STRATEGI PEMASARAN DAN EKUITAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

Oleh : Apdian Cahyadi 1), Sumarsono 2) Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Asri Nur Mutiara / Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH IKLAN NON KOMPARATIF TERHADAP LOYALITAS MEREK YANG DIMEDIASI OLEH ATRIBUT KUALITAS PRODUK (Studi Pada Iklan Luwak White Koffie) Ansori Wibowo Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia ansorywibowo@gmail.com Abstrak Tanggapan yang negatif terhadap penggunaan iklan komparatif pada budaya tinggi konteks seperti budaya Asia membuat penggunaan iklan komparatif semakin tidak populer. Termasuk di Indonesia penggunaan komparatif untuk iklan-iklan produk low involvement semakin banyak yang beralih ke penggunaan iklan non komparatif. Teknik Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Luwak White Koffie dengan jumlah responden sebanyak 200. Penelitian ini diuji dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa iklan terhadap atribut intrinsik kualitas produk. Iklan non atribut ekstrinsik kualitas produk. intrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. ekstrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Iklan non komparatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. intrinsik dapat memediasi pengaruh iklan non komparatif terhadap loyalitas merek. Dan atribut ekstrinsik kualitas produk dapat memediasi pengaruh iklan komparatif terhadap loyalitas merek. Kata Kunci: Iklan non Komparatif, Intrinsik Kualitas Produk, Ekstrinsik Kualitas Produk, Loyalitas Merek 402 I. PENDAHULUAN Kompetisi di pasar dunia semakin meningkat, peningkatan penggunaan iklan komparatif pun tak terelakkan. Penelitian yang memeriksa iklan komparatif dalam konteks lintas budaya. Penelitian tersebut mengindikasikan penggunaan iklan komparatif pada konteks budaya Asia mempunyai tanggapan yang negatif. Studi Nye et al., (2008) tentang iklan komparatif dalam konteks lintas negara, sikap negatif responden terhadap iklan komparatif banyak ditemukan pada negara-negara dimana iklan komparatif belum banyak digunakan. Temuan ini menunjukkan bahwa pemasar harus hati-hati dalam menggunakan dan mengeksekusi iklan komparatif pada pasar internasional, Nye et al., (2008). Pergeseran dari penggunaan format iklan komparatif ke format iklan non komparatif juga selain dipengaruhi oleh semakin ketatnya peraturan penggunaan konten iklan, tetapi juga oleh dampak persuasif iklan komparatif yang berjangka pendek. Kelebihan kognitif iklan komparatif akan segera disaingi oleh kelebihan kognitif iklan kompoaratif yang lain. Pembuat iklan akan menganjurkan pemilik-pemilik merek untuk menggunkan iklan non komparatif karena yang dibangun dalam iklan non komparatif lebih baik dalam membangun merek. Pergeseran dari penggunaan iklan komparatif untuk produk-produk low involvement ke dalam format iklan non komparatif saat ini sangat menarik untuk dikaji. Hampir semua produsen mengiklankan produknya dengan format iklan non komparatif. Peneliatian sebelumnya berkesimpulan dampak dari ketidakmenentuan iklan komparaif menjadi penyebab semakin tidak populernya iklan komparatif digunakan di dalam konteks budaya timur seperti Indonesia. Mediasi kualitas produk dipilih oleh peneliti didasari oleh konstruk teori yang dikemukakan oleh Fandos dan Flavian (2006) yang menyebutkan daya saing pertumbuhan pasar berarti mencapai serangkaian tujuan antara lain; kualitas yang dirasakan lebih tinggi, mencapai kepuasan, komitmen yang lebih besar, keyakinan di pihak pelanggan, dan tujuan akhirnya yaitu dapat meningkatkan loyalitas. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengetahui pengaruh iklan non komparatif terhadap loyalitas merek yang di mediasi oleh atribut kualitas produk pada konsumen produk low involvement. Selanjutnya hasil penelitian ini akan dituangkan dalam Tesis dengan judul Pengaruh Iklan Non Komparatif terhadap Loyalitas Merek yang Dimediasi oleh Kualitas Produk (Studi pada Iklan Luwak White Koffie). Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah ada pengaruh iklan non komparatif terhadap atribut intrinsik kualitas produk pada konsumen Luwak White Koffie? Apakah ada pengaruh iklan non komparatif terhadap atribut ekstrinsik kualitas produk pada konsumen Luwak White Koffie? Apakah ada pengaruh atribut intrinsik kualitas produk terhadap loyalitas merek pada konsumen Luwak White Koffie? Apakah ada pengaruh atribut ekstrinsik kualitas produk terhadap loyalitas merek pada konsumen Luwak White Koffie? Apakah ada pengaruh iklan non komparatif terhadap loyalitas merek pada konsumen Luwak White Koffie? Apakah atribut intrinsik kualitas produk dapat memediasi pengaruh iklan non komparatif

terhadap loyalitas merek pada konsumen Luwak White Koffie? Apakah atribut ekstrinsik kualitas produk dapat memediasi pengaruh iklan non komparatif terhadap loyalitas merek pada konsumen Luwak White Koffie? Adapun tujuan penelitian ialah untuk mengetahui sikap pada iklan mengukur efektifitas iklan Ekstra Joss pada konsumen Ekstra Joss. Untuk mengetahui sikap pada merek mengukur efektifitas iklan Ekstra Joss pada konsumen Ekstra Joss. Untuk mengetahui niat pembelian mengukur efektifitas iklan Ekstra Joss pada konsumen Ekstra Joss. Untuk mengetahui pengaruh iklan komparatif terhadap atribut intrinsik kualitas produk pada konsumen Ekstra Joss. Untuk mengetahui pengaruh iklan komparatif terhadap atribut ekstrinsik kualitas produk pada konsumen Ekstra Joss. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh atribut intrinsik kualitas produk terhadap loyalitas merek pada konsumen Ekstra Joss. Untuk mengetahui pengaruh atribut ekstrinsik kualitas produk terhadap loyalitas merek pada konsumen Ekstra Joss. A. Iklan Konsumen membentuk berbagai perasaan (affective) dan penilaian (cognitive) akibat adanya eksposure dari iklan. Perasaan atau komponen afektif dapat diungkapkan seperti suka atau tidak suka, menyenangkan atau tidak menyenangkan, baik atau buruk, dan sebagainya. Penilaian/pertimbangan atau komponen kognitif yaitu ditimbulkan akibat pengalaman terhadap suatu objek secara langsung (dalam hal ini iklan). Perasaan dan penilaian ini akan mempengaruhi sikap konsumen pada iklan, Yusuf dan Afiff (2007). Berikut ini penjelasan mengenai ketiga dimensi sikap konsumen pada iklan, sikap konsumen pada merek, dan niat beli konsumen : 1) Sikap Konsumen Pada Iklan Sikap konsumen pada iklan telah didefinisikan sebagai kata depan untuk menanggapi secara baik dan menguntungkan pada stimulus iklan tertentu dalam situasi eksposure tertentu Biehal et al., (1992). Sikap komsumen pada iklan mungkin mengandung reaksi afektif, menciptakan perasaan kebahagiaan, dan evaluasi, kredibilitas iklan atau keinformatifan iklan. Sikap konsumen pada iklan diarahkan pada meninggalkan sikap positif pada benak konsumen setelah konsumen memproses iklan, Shimp (1981). 2) Sikap Konsumen Pada Merek Sikap konsumen pada merek merupakan pendekatan yang mencoba untuk mempengaruhi pemilihan merek oleh sikap konsumen yang melahirkan keuntungan terhadap merek yang diiklankan, Shimp (1981). Hal ini dilakukan dengan penataan iklan untuk mempengaruhi kepercayaan konsumen dan evaluasi mengenai konsekuensi yang menguntungkan dalam menggunakan merek. Cara yang dilakukan seperti penekakan atribut produk yang spesifik dan manfaat yang ditekankan. Jika dilakukan dengan sukses, akan terbentuk sikap yang menguntungkan, dengan peluang terjadinya pembelian berulang. Sikap pada merek adalah pendekatan yang dipandu oleh asumsi implisit rasional konsumen, dan keputusan sistematis konsumen, Shimp (1981). 3) Niat Beli Konsumen Konsumen mungkin berniat untuk membeli merek tertentu karena mereka menganggap bahwa merek tersebut menawarkan fitur yang tepat, kualitas, atau kinerja sesuai dengan manfaat yang diharapkan. Persepsi kualitas tinggi mungkin berhubungan erat dengan diferensiasi dan keunggulan merek tertentu dan dengan demikian mendorong mereka untuk memilih merek yang lebih dari sekedar merek bersaing, Lee dan Kim (2008). Sederhananya, aspek lain dari setiap dua merek yang sama, konsumen dapat membeli merek dengan kualitas yang lebih tinggi. Sementara konsumen dapat memilih merek tertentu berdasarkan kualitas, pembelian merek mereka semakin didorong oleh kebutuhan emosional mereka juga. Karena nilai emosional berkaitan erat dengan perasaan positif dari menggunakan merek dan meningkatkan niat konsumen untuk melakukan pembelian kembali merek, Lee dan Kim (2008). Dengan kata lain, konsumen yang emosional puas dengan pembelian sebuah merek cenderung untuk kembali membeli merek bahkan ketika diberi pilihan merek lain. Lee dan Kim (2008) berpendapat bahwa manfaat emosional yang diinginkan oleh konsumen dari merek memiliki dampak lebih besar pada niat dan perilaku yang sebenarnya, misalnya pilihan merek daripada sikap merek. Ketiga dimensi mengukur efektivitas iklan digambarkan dalam gambar berikut: Gambar 1. Dimensi Efektivitas Iklan B. Loyalitas Merek Mengukur hanya satu segi yaitu sikap pada aspek perilaku pada loyalitas merek pada dasarnya akan menghasilkan pengukuran sikap palsu yaitu sikap tidak stabil yang tidak mempengaruhi perilaku berikutnya atau perilaku palsu yaitu perilaku internal yang tidak stabil dan tak terduga, Kim et al., (2008). Untuk alasan ini Kim et al., (2008) baru-baru ini mengusulkan perlunya memahami perbedaan antara loyalitas benar (true loyalty) dan loyalitas palsu (spurious loyalty). Mereka berpendapat bahwa arti sebenarnya dari aspek sikap loyalitas merek telah hilang dalam loyalitas merek penelitian tradisional, Kim et al., (2008). Kim et al., (2008) mengasumsikan bahwa pembelian kembali merek 403

yang sama di bawah kondisi yang kuat antara perbedaan merek yang dirasakan adalah ciri dari loyalitas merek. Secara konseptualisasi perbedaan merek yang dirasakan sebagai sensitivitas merek, dan berpendapat bahwa tingkat sensitivitas merek adalah sebagai pembeda dari loyalitas sebenarnya (true loyalty) dan loyalitas palsu (spurious loyalty), Kim et al., (2008). C) Kualitas Produk Ketika konsumen membentuk pertimbangan nilai dalam persepsi kualitas mereka, menjadi perlu membagi konsep kualitas ke dalam dua kelompok besar yaitu atribut intrinsik dan ekstrinsik, Fandos dan Flavian (2006): 1) intrinsik merupakan pengukuran yang objektif kualitas produk. Kualitas dalam Intrinsik produk berhubungan dengan fungsi dan aspek fisik produk. Menurut Fandos dan Flavian (2006), atribut intrinsik secara khusus terdapat pada setiap produk, dicirikan dengan hilang begitu saja ketika dikonsumsi, dan tidak dapat diubah tanpa merubah sifat produk itu sendiri. 2) Ekstrinsik merupakan aspek yang terkait dengan produk tetapi tidak secara fisik merupakan bagian dari produk, seperti nama atau brand image. Ekstrinsik juga dikenal sebagai image variabel. Fandos dan Flavian (2006), berpendapat bahwa image variabel termasuk merek, harga, dan selera kedaerahan. Ekstrinsik berbeda dari produk itu sendiri tetapi sangat terkait dengan produk dan harus dipertimbangkan dalam evaluasi karakteristiknya. Gambar 3. Kerangka Penelitian II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif. Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif asosiatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 dengan lokasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen Luwak White Koffie yang ada di DIY. Objek penelitian ini ialah efektifitas iklan Luwak White Koffie, kinerja atribut kualitas produk Luwak White Koffie, dan loyalitas merek pada konsumen Luwak White Koffie di Provinsi DIY. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen produk Luwak White Koffie di Provisnsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan penulis adalah menggunakan teknik purposive sampling. Dengan pertimbangan faktor kesesuian jumlah sampel maka ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini diuji dengan menggunkan SEM (Structural Equation Modeling). Gambar 2. Dimensi Kualitas Produk Berdasarkan pemikiran di atas, kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut : III. HASIL DAN PEMBAHASAN Iklan Luwak White Koffie banyak mendapat perhatian dan mendapat perbincangan dari masyarakat luas, bahkan sebelum iklan tersebut dirilis. Didasari banyaknya perbincangan dan perhatian masyarakat terhadap iklan ini, maka peneliti memustuskan untuk mengambil iklan ini sebagai objek penelitian. Kuesioner yang disebar langsung dalam penelitian ini sebanyak 200 Kuesioner. Dalam waktu kurang lebih 2 bulan kuesioner yang kembali sudah sebanyak 200 kuesioner. TABLE I. JENIS KELAMIN RESPONDEN Jenis Kelamin Frekuensi Presentase%) Laki-laki 132 66% Perempuan 68 34% 404

TABLE II. JENIS PEKERJAAN RESPONDEN Jenis Kelamin Frekuensi Presentase%) Pelajar/Mahasiswa 43 21,5% penelitian ini kurang baik, meskipun masih masuk dalam kriteria kesusuaian model yang fit. PNS 20 10% Swasta 106 53% Petani/Buruh 24 12% Lain-lain 7 3,5% TABLE III. KLASIFIKASI UMUR RESPONDEN Jenis Kelamin Frekuensi Presentase%) 18-34 tahun 116 58% 35-54 tahun 77 38.5% >55 tahun 7 3.5% Melihat tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling banyak peminum Luwak White Koffie ada di kalangan laki-laki. Dengan presentase sejumlah 66%, dan sisanya 34% oleh kalangan perempuan. Menurut kategori jenis pekerjaan, banyak peminum Luwak White Koffie adalah mereka yang bekerja di sektor swasta, dengan angka presentase sebesar 53%. Dan menurut kategori usia paling banyak peminum Luwak White Koffie ada pada usia 18-34 tahun dengan persentase 58%. Hal ini dapat diartikan bahwa market share produk Luwak White Koffie ada pada kalangan muda, dan pada usia-usia produktif. Evaluasi kesuaian model dilakukan untuk memastikan sampai seberapa jauh model yang dihipotesiskan sesuai dengan sampel data. Evaluasi kesesuaian model mengacu pada beberapa kriteria berikut ini. Goodness of fit indeks Chi-square X 2 significance probability TABLE IV. HASIL UJI GOODNESS OF FIT Cut of value X 2 diharapkan lebih kecil dari Chisquare tabel: 157.610 Hasil Analisis 469,438 0,05 0,00 Relative X 2 (CMIN/DF) 2,00 3,612 GFI (Goodness of Fit Index) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) 0,90 0,767 0,90 0,694 Tucker-Lewis Index (TLI) 0,90 0,889 Comparative Fit Index (CFI) Comparative Fit Index (NFI) Root Mean square Error of Approximation (RMSEA) Evaluasi Model 0,90 0,906 0,90 0,889 0,08 0,121 Melihat hasil pada tabel diatas terlihat bahwa kesesuaian model masih belum cukup baik, walaupun telah dilakukan langkah-langkah untuk memperbaiki model. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model Gambar 4. Analisis Model Persamaan Struktural Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Iklan Non Komparatif Iklan Non Komparatif Iklan Non Komparatif Intrinsik Kualitas Produk Ekstrinsik Kualitas Produk TABLE V. JENIS KELAMIN RESPONDEN Ekstrinsik Intrinsik Loyalitas Merek Loyalitas Merek Loyalitas Merek Estimate S.E. C.R. P.727.064 11.276 ***.696.059 11.864 ***.230.111 2.076.038.297.103 2.874.004.210.088 2.393.017 H1 : Terdapat pengaruh yang positif antara iklan non komparatif terhadap atribut intrinsik kualitas produk. diperoleh sebesar 0,696. Pengujian menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai c.r = 11,864 dengan probabilitas < 0,001 pada probability Value (P). Dengan demikian Hipotesis 1 diterima yang berarti iklan atribut intrinsik kualitas produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklan non atribut intrinsik kualitas produk. Hasil penelitian ini menguatkan teori yang diungkapkan oleh Zeithaml (1988), Steemkamp (1997) yang dikutip Fandos dan Flavian (2006). Konsumen membentuk pertimbangan nilai dalam persepsi kualitas mereka, menjadi perlu membagi konsep 405

kualitas ke dalam dua kelompok besar yaitu atribut intrinsik dan ekstrinsik. Dalam teori Kotler dan Keller (2009:538), menyebutkan keutamaan dari penggunaan iklan ialah dalam membangun ekstrinsik kualitas produk yang berupa brand image produk. Iklan adalah cara yang efektif untuk menyebarkan pesan, dan untuk membangun preferensi merek. Di dalam penelitian ini membuktikan bahwa iklan non komparatif berpengaruh positif terhadap atribut intrinsik kualitas produk. H2 : Terdapat pengaruh yang positif antara iklan non komparatif terhadap atribut ekstrinsik kualitas produk. diperoleh sebesar 0,727. Pengujian menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai c.r = 11,276 dengan probabilitas < 0,001 pada probability Value (P). Dengan demikian Hipotesis 2 diterima yang berarti iklan non atribut ekstrinsik kualitas produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklan non atribut ekstrinsik kualitas produk. Hasil penelitian ini membenarkan teori yang dikemukakan Kotler dan Keller (2009:538) yang menyebutkan keutamaan dari penggunaan iklan ialah dalam membangun ekstrinsik kualitas produk yang berupa brand image produk. Iklan adalah cara yang efektif untuk menyebarkan pesan, dan untuk membangun preferensi merek. H3 : Terdapat pengaruh yang positif antara atribut intrinsik kualitas produk terhadap loyalitas merek. diperoleh sebesar 0,297. Pengujian menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai c.r = 2,874 dengan probabilitas 0,004 pada probability Value (P). Dengan demikian Hipotesis 3 diterima yang berarti atribut intrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. intrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fandos dan Flavian (2006) yang berjudul Intrinsic and Ekstrinsic Quality Attributes, Loyalty, and Buying Intention: An Analysis for a PDO Product. Di dalam penelitian tersebut atribut intrinsik kualitas produk tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Di dalam penelitian tersebut Fandos dan Flavian mengambil objek daging mentah di pasaran, yang dapat disimpulakan pada pasar tersebut bahawa peran atribut ekstrinsik (nama, harga, citra) lebih besar dari peran atribut intrinsik (warna, rasa, teksture, selera, aroma). Berbeda dengan objek pada penelitian ini yang notebenya produk dari bahan olahan industri. Dan dapat disimpulkan bahwa peran atribut intrinsiknya lebih besar dari peran atribut ekstrinsiknya yang berpengaruh pada loyalitas merek. H4 : Terdapat pengaruh yang positif antara atribut ekstrinsik kualitas produk terhadap loyalitas merek. diperoleh sebesar 0,210. Pengujian menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai c.r = 2,393 dengan probabilitas 0,017 pada probability Value (P). Dengan demikian Hipotesis 4 diterima yang berarti atribut ekstrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. ekstrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fandos dan Flavian (2006) yang berjudul Intrinsic and Ekstrinsic Quality Attributes, Loyalty, and Buying Intention: An Analysis for a PDO Product. Di dalam penelitian tersebut atribut ekstrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Hasil penelitian ini membenarkan teori Kotler dan Keller, dalam teori tersebut digambarkan loyalitas terbangun dari penggunaan media televisi sebagai iklan dan pengembangan produk sebagai variabel pembangun interaksi dengan pelanggan yang akhirnya mempengaruhi loyalitas, Kotler dan Keller (2012:163) H5 : Terdapat pengaruh yang positif antara iklan non komparatif terhadap loyalitas merek. diperoleh sebesar 0,230. Pengujian menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai c.r = 2,076 dengan probabilitas 0,038 pada probability Value (P). Dengan demikian Hipotesis 5 diterima yang berarti iklan non komparatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklan non loyalitas merek. Hal ini membenarkan teori dari Kotler dan Keller, yang menyebutkan dalam membangun pertumbuhan jangka panjang diperlukan efisiensi dan efektifitas aktifitas marketing, Kotler dan Keller (2009:70). Iklan termasuk dalam aktifitas marketing yang harus tetap efisien. Tetap efisiennya kegiatan periklanan berarti meningkatkan strategi daya saing pertumbuhan pasar yaitu mencapai serangkaian tujuan antara lain: kualitas yang dirasakan lebih tinggi, mencapai kepuasan, komitmen yang lebih besar, keyakinan di pihak pelanggan, dan tujuan akhirnya yaitu dapat meningkatkan loyalitas, Fandos dan Flavian (2006). H6 : intrinsik kualitas produk dapat memediasi pengaruh iklan non komparatif terhadap loyalitas merek. diperoleh sebesar 0,230. Pengujian menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai c.r = 2,076 dengan probabilitas 0,038 pada probability Value (P). Kemudian nilai pengaruh pengaruh langsung iklan non komparatif terhadap atribut intrinsik kualitas produk 0,823. Dan pengaruh langsung atribut intrinsik kualitas produk terhadap loyalitas merek 0,309. Sehingga pengaruh langsung iklan non komparatif 406

terhadap loyalitas merek melalui variabel mediasi atribut intrinsik kualitas produk 0,254. Dan pengaruh tidak langsung iklan non komparatif terhadap loyalitas merek 0,360. Perbandingan antara pengaruh langsung dan tidak langsung 0,360>0,254, yang berarti atribut intrinsik kualitas produk dapat memediasi pengaruh iklan non komparatif terhadap loyalitas merek. Dengan demikian Hipotesis 6 diterima yang artinya terdapat pengaruh yang positif antara iklan non komparatif terhadap loyalitas merek yang dimediasi oleh atribut intrinsik kualitas produk. intrinsik kualitas produk berhasil memediasi hubungan antara iklan non komparatif dengan loyalitas merek. Hal ini membenarkan teori dari Kotler dan Keller (2009:70), yang menyebutkan dalam membangun pertumbuhan jangka panjang diperlukan efisiensi dan efektifitas aktifitas marketing. Iklan termasuk dalam aktifitas marketing yang harus tetap efisien. Tetap efisiennya kegiatan periklanan berarti meningkatkan strategi daya saing pertumbuhan pasar yaitu mencapai serangkaian tujuan antara lain: kualitas yang dirasakan lebih tinggi, mencapai kepuasan, komitmen yang lebih besar, keyakinan di pihak pelanggan, dan tujuan akhirnya yaitu dapat meningkatkan loyalitas, Fandos dan Flavian (2006). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dari dua indikator atribut kualitas produk, atribut intrinsik kulitas produklah yang berhasil memediasi. H7 : ekstrinsik kualitas produk dapat memediasi pengaruh iklan non komparatif terhadap loyalitas merek. diperoleh sebesar 0,230. Pengujian menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai c.r = 2,076 dengan probabilitas 0,038 pada probability Value (P). Kemudian nilai pengaruh pengaruh langsung iklan non komparatif terhadap atribut ekstrinsik kualitas produk 0,783. Dan pengaruh langsung atribut ekstrinsik kualitas produk terhadap loyalitas merek 0,240. Sehingga pengaruh langsung iklan non komparatif terhadap loyalitas merek melalui variabel mediasi atribut ekstrinsik kualitas produk 0,188. Dan pengaruh tidak langsung iklan non komparatif terhadap loyalitas merek 0,360. Perbandingan antara pengaruh langsung dan tidak langsung 0,360>0,188, yang berarti atribut ekstrinsik kualitas produk dapat memediasi pengaruh iklan non komparatif terhadap loyalitas merek. Dengan demikian Hipotesis 7 diterima yang artinya terdapat pengaruh yang positif antara iklan non komparatif terhadap loyalitas merek yang dimediasi oleh atribut ekstrinsik kualitas produk. ekstrinsik kualitas produk berhasil memediasi hubungan antara iklan non komparatif dengan loyalitas merek. Hal ini membenarkan teori dari Kotler dan Keller (2009:70), yang menyebutkan dalam membangun pertumbuhan jangka panjang diperlukan efisiensi dan efektifitas aktifitas marketing. Iklan termasuk dalam aktifitas marketing yang harus tetap efisien. Tetap efisiennya kegiatan periklanan berarti meningkatkan strategi daya saing pertumbuhan pasar yaitu mencapai serangkaian tujuan antara lain: kualitas yang dirasakan lebih tinggi, mencapai kepuasan, komitmen yang lebih besar, keyakinan di pihak pelanggan, dan tujuan akhirnya yaitu dapat meningkatkan loyalitas, Fandos dan Flavian (2006). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dari dua indikator atribut kualitas produk, atribut intrinsik dan ekstrinsik kualitas produk berhasil memedisi. IV. KESIMPULAN Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa iklan terhadap atribut intrinsik kualitas produk. Artinya bahwa format iklan non perbandingan pada iklan Luwak White Koffie edisi Lee Min Ho dapat mempengaruhi persepsi intrinsik konsumen pada produk Luwak White Koffie. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa iklan terhadap atribut ekstrinsik kualitas produk. Artinya bahwa fomat iklan non perbandingan pada iklan Luwak White Koffie edisi Lee Min Ho mempengaruhi persepsi ekstrinsik konsumen pada produk Luwak White Koffie. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa atribut intrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Luwak White Koffie. Artinya faktor intrinsik kualitas produk (warna, rasa, teksture, selera, aroma) Luwak White Koffie berpengaruh positif terhadap loyalitas merek Luwak White Koffie. Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa atribut ekstrinsik kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Luwak White Koffie. Artinya faktor ekstrinsik kualitas produk (nama, harga, citra) Luwak White Koffie berpengaruh positif terhadap loyalitas merek Luwak White Koffie. Hasil uji hipotesis kelima menunjukkan bahwa iklan terhadap loyalitas merek. Artinya iklan dengan format non perbandingan pada iklan Luwak White Koffie edisi Lee Min Ho berpengaruh positif pada loyalitas merek Luwak White Koffie. Hasil uji hipotesis keenam menunjukkan bahwa atribut intrinsik kualitas produk berhasil memediasi hubungan antara iklan non komparatif terhadap loyalitas merek. Artinya atribut intrinsik kualitas produk (warna, rasa, teksture, selera, aroma) dapat memediasi hubungan antara iklan non komparatif terhadap loyalitas merek Luwak White Koffie. Hasil uji hipotesis ketujuh menunjukkan bahwa atribut ekstrinsik kualitas produk berhasil memediasi hubungan antara iklan non komparatif terhadap loyalitas merek. Artinya atribut ekstrinsik kualitas produk (nama, harga, citra) dapat memediasi hubungan antara iklan non komparatif terhadap loyalitas merek Luwak White Koffie. DAFTAR PUSTAKA [1] Biehal, Gabriel., Stephens, Debra dan Curlo, Eleonara. 1992. Attitude Toward the Ad and brand Choice. Journal of Advertising. Vol. 21, No. 3, pp 19-35. 407

[2] Fandos, Carmina dan Flavian, Carlos. 2006. Intrinsic dan extrinsic quality attributes, loyalty dan buying intention: An Analysis for a PDO product. British Food Journal. Vol. 108 No. 8, pp 646-662. [3] Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Marketing Management 13 th Edition, New Jersey: Pearson Education. [4]. 2012. Marketing Management 14 th Edition, New Jersey: Pearson Education. [5] Lee, Min Young dan Kim, Youn Kyung. 2008. Factors affecting Mexican college students purchase intention toward a US apparel brand. Journal of Fashion Marketing and Management. Vol. 12, No. 3, pp 294-307. [6] Nye, Carolyn White., Roth, Martin S dan Shimp, A Terence. 2008. Comparative advertising in markets where brdans dan comparative advertising are novel. Journal of International Business Studies. Vol. 39 No 5, pp 851 863. [7] Shimp, Terence A. 1981. Attitude Toward the Ad is mediator of consumer brand choice. Journal of Advertising. Vol. 10 No. 2, pp 9-15. [8] Yusuf, M Anisa, dan Afif, Adi Zakaria. 2007. Analisis efektifitas iklan komparatif : industry minuman dalam botol. Jurnal Usahawan Vol 2 No 2, pp 10-19. 408