USIA SUBUR REPRODUKSI PEREMPUAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR WILI WULANDARI

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

JANGKA REPRODUKSI WANITA SUKU BADUY, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN ENENG NUNUZ ROHMATULLAYALY

JANGKA REPRODUKSI WANITA DI KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT SEKARWATI SUKMANINGRASA

METODE PENELITIAN LAUT JAWA. Gambar 5 Peta wilayah kecamatan di Kabupaten Cirebon.

HASIL. Persentase. Umur (Tahun) Gambar 7 Jangka reproduksi wanita menopause akseptor KB non hormonal dan alamiah di Kabupaten Cirebon.

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

JANGKA REPRODUKSI DAN KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA WANITA DI KABUPATEN CIREBON PROVINSI JAWA BARAT WATI AH

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Lampiran 1 Kuisioner jangka reproduksi (probandus usia tahun)

DATA PRIBADI :... :... bulan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa

STUDI MORFOLOGI DAN KARAKTERISTIK KELAMIN SEKUNDER SEBAGAI PENENTU JENIS KELAMIN PADA IKAN ARWANA (Scleropages) LINDA SUGIARTI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

AFIKA DWI KISSWARDHANI J410

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

MODE LOKOMOSI PADA ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus Linn.) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, JAKARTA MUSHLIHATUN BAROYA

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS BANYUDONO I KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk merupakan alasan untuk diperlukannya pelayanan Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

Anatomi/organ reproduksi wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

OPTIMALISASI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING MITRA CV. JANU PUTRO DI KEC. PAMIJAHAN KAB. BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memaparkan tentang ASI eksklusif dan berbagai pilihan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

POLA PERTUMBUHAN BESAR TUBUH ANAK ARFAK

SURAT PERNYATAAN PENELITI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

SIKLUS HIDUP BLACK SOLDIER FLY (Hermetia illucens) PADA MEDIA BUNGKIL KELAPA SAWIT DENGAN PENAMBAHAN SILASE IKAN ISTIROKHAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

Gangguan Hormon Pada wanita

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alur Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller)

KARAKTERISTIK, STATUS GIZI DAN PRAKTIK MENYUSUI DENGAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA DOMBO KECAMATAN SAYUNG DEMAK ABSTRAK

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN

KAJIAN KOMPARATIF PELAKSANAAN PROGRAM INSEMINASI BUATAN DAN TINGKAT KEBERHASILANNYA DI PROPINSI RIAU (Tahun 1999 sampai dengan Tahun 2002) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

Lampiran 1 Kriteria keluarga sejahtera BKKBN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

SKRIPSI PERBEDAAN FAKTOR KEJADIAN MENARCHE BERDASARKAN TEMPAT TINGGAL (PEDESAAN DAN PERKOTAAN)

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

USIA SUBUR REPRODUKSI PEREMPUAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR WILI WULANDARI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

ABSTRAK WILI WULANDARI. Usia Subur Reproduksi Perempuan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan BAMBANG SURYOBROTO dan ALEX HARTANA. Dalam kehidupannya seorang perempuan memiliki kemampuan bereproduksi yang terbatas. Usia subur bereproduksi seorang perempuan dimulai dari menarke dan diakhiri dengan menopause. Tujuan penelitian ini mengetahui usia subur bereproduksi perempuan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Rata-rata usia menopause perempuan Kecamatan Pamijahan yang tidak berkb adalah 45.0 tahun dengan usia rata-rata menarke 13.5 tahun, sedangkan rata-rata usia menopause perempuan Kecamatan Pamijahan yang menggunakan KB hormonal 44.8 tahun dengan usia rata-rata menarke 13.3 tahun, sehingga rata-rata usia subur reproduksi kedua subsampel adalah 31.5 tahun. Usia subur bereproduksi perempuan di daerah rural Kecamatan Pamijahan lebih pendek daripada usia subur bereproduksi perempuan di daerah urban. Perempuan yang tinggal di daerah perkotaan (urban) memiliki status gizi yang baik daripada perempuan yang tinggal di daerah perdesaan (rural). Kata Kunci : menarke, menopause, usia subur, perkotaan, perdesaan ABSTRACT WILI WULANDARI. Reproductive span of women s in Kecamatan Pamijahan, Bogor. Supervised by BAMBANG SURYOBROTO and ALEX HARTANA. Woman has limited ability to reproduce. Reproductive span of woman starts from menarche and ends at menopause. The objective of this research was to know the women s reproductive span in Kecamatan Pamijahan, Bogor. The average age at menopause of women without family planning in Kecamatan Pamijahan was 45.0 years with the average age at menarche was 13.5 years, while the average age at menopause of women with hormonal contraceptive was 44.8 years with the average age menarche 13.3 years, so that average reproductive span of both subsamples was 31.5 years. Reproductive span of woman in rural area of Kecamatan Pamijahan was shorter than reproductive span of woman in urban areas. Women who live in urban areas have a good nutritional status than women living in rural areas. Keywords: menarche, menopause, reproductive span, urban, rural

Usia Subur Reproduksi Perempuan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor WILI WULANDARI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Judul Karya Ilmiah Nama NIM : Usia Subur Reproduksi Perempuan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor : Wili Wulandari : G34080022 Disetujui Pembimbing I Pembimbing II Dr. Bambang Suryobroto Prof. Dr. Ir. Alex Hartana NIP. 19580326 198803 1 003 NIP. 19491230 197503 1 001 Diketahui Ketua Departemen Biologi FMIPA IPB Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si NIP. 19641002 198903 1 002 Tanggal Lulus :

Prakata Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang selalu menjadi suri tauladan bagi kita. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul usia subur reproduksi perempuan di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Bambang Suryobroto dan Prof. Dr. Ir. Alex Hartana selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi, nasehat, dan waktu konsultasi selama penelitian dan pembuatan karya ilmiah ini. Terima kasih kepada mama, papa, Ditra, kakak-kakak ku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dan semangat dengan tulus hati serta tenaga dan waktunya selama pengambilan sampel. Terima kasih kepada ibu-ibu Kecamatan Pamijahan yang telah bersedia untuk menjadi probandus penelitian saya dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun sebagai perbaikan di masa mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Bogor, Desember 2012 Wili Wulandari

Riwayat Hidup Penulis dilahirkan pada tanggal 28 November 1990 di Tebing Tinggi, Sumatera Utara dari ayah Sarianto dan ibu Jumiati sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan di SD N 165726 pada tahun 1996, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP N II Tebing Tinggi pada tahun 2002, dan melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah atas di SMA N I Tebing Tinggi pada tahun 2005. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA N I Tebing Tinggi dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan memilih Mayor Biologi pada Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota Bina Desa Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) IPB pada tahun 2009/2010, pengajar private IPA pada tahun 2012, pengajar biologi SMP dan SMA serta IPA di bimbingan belajar Gama Learning Center, asisten praktikum perkembangan hewan pada tahun 2012/2013, dan asisten praktikum biologi dasar 2012/2013. Penulis melakukan kegiatan magang di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tunggal Perkasa Plantation Indragiri Hulu, Riau, dan melakukan kegiatan studi lapangan di Pantai Pangandaran dengan judul Habitat In-situ Rafflesia patma di Pantai Pangandaran Ciamis, Jawa Barat. Selain itu penulis juga melakukan kegiatan praktek lapangan di PTPN III dengan judul Proses Pengolahan Minyak dan Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

` viii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL...... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 BAHAN DAN METODE... 1 Waktu dan Tempat... 1 Kriteria Probandus... 1 Penentuan Usia... 2 Penentuan penggunaan alat kontrasepsi (KB)... 2 Pengeluaran Keluarga Per Bulan... 2 Analisis Data... 2 HASIL.... 2 PEMBAHASAN... 5 SIMPULAN... 6 DAFTAR PUSTAKA... 6 LAMPIRAN... 8

` viii DAFTAR TABEL Halaman 1 Usia subur reproduksi perempuan akseptor KB hormonal dan alamiah di Kecamatan Pamijahan... 4 2 Perbandingan usia menarke, menopause, dan usia subur reproduksi perempuan di daerah urban dan rural... 4 3 Pengeluaran keluarga perbulan (PKP)... 4 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Grafik usia menopause perempuan alamiah di Kecamatan Pamijahan... 3 2 Grafik usia menopause perempuan akseptor KB hormonal di Kecamatan Pamijahan... 3 3 Plot hubungan usia menopause dengan usia menarke pada perempuan... 4 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Peta Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor... 9 2 Peta desa di Kecamatan Pamijahan... 10 3 Lembar Persetujuan... 11 4 Kuisioner... 12

Latar Belakang PENDAHULUAN Dalam masa kehidupannya seorang perempuan memiliki kemampuan bereproduksi yang terbatas. Kehamilan perempuan hanya terjadi di dalam usia subur bereproduksi sehingga mampu menghasilkan ovum, dan terjadinya ovulasi (Sukmaningrasa 2009). Usia subur bereproduksi seorang perempuan dihitung dari usia menopausenya dikurangi dengan usia menarkenya. Usia subur bereproduksi pada kehidupan seseorang perempuan berbeda-beda. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yaitu suatu periode seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan seksual, serta awal masa bereproduksi (Bogin 1999). Pada saat pubertas terjadi peningkatan hormon luteinisasi (Luteinizing Hormone/LH) dan hormon perangsang folikel (Follicle Stimulating Hormone/FSH), sehingga merangsang pembentukan hormon seksual estrogen dan progesteron yang disekresikan oleh ovarium. Perubahan pertama yang terjadi pada masa pubertas seorang perempuan tampak menonjolnya payudara dan terjadi menstruasi yang pertama (menarke) (Parent et al. 2003). Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulan (28 hari) kecuali pada saat kehamilan. Menarke terjadi pada usia 12 tahun, tetapi bisa juga terjadi menarke dini pada usia 9 tahun atau menarke lambat lebih dari 17 tahun (Bogin 1999; Suhartini 2007). Fase reproduksi pada perempuan akan berakhir pada saat menopause (Bogin 1999). Menopause adalah keadaan seorang perempuan yang sudah tidak mengalami ovulasi dan siklus menstruasi berhenti. Ovarium akan kehilangan responsivitasnya terhadap FSH dan LH dari pituitari, dan terjadi penurunan produksi estrogen oleh ovarium (Campbell et al. 2009). Kejadian menopause pada seorang perempuan biasanya pada usia antara 46 tahun sampai 54 tahun (Bogin 1999). Usia menopause dipengaruhi beberapa faktor antara lain: faktor keturunan, nutrisi, waktu menarke, berat badan, status sosial, pendidikan, pernikahan, penyakit yang diderita, penggunaan alat kontrasepsi, jumlah anak, dan kebiasaan merokok (Reis et al. 1998; Gold et al. 2001). Kecamatan Pamijahan terletak di wilayah Barat Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 8.088.286 Ha dan ketinggian 500-700 mdpl. Kecamatan Pamijahan merupakan wilayah dataran rendah dengan kemiringan 60. Ratarata curah hujan 250-300 mm/tahun dengan suhu rata-rata 28 C. Kecamatan Pamijahan terdiri dari 15 desa, 45 dusun, 135 rukun warga, dan 457 rukun tetangga dengan jumlah penduduk 134.214 jiwa yang terdiri dari lakilaki 68.562 jiwa dan perempuan 65.652 jiwa dari 29.140 Kepala Keluarga (BPS 2009). Penelitian mengenai usia subur reproduksi perempuan di Kecamatan Pamijahan belum pernah di laporkan. Kecamatan Pamijahan merupakan desa yang memiliki keragaman penduduk yang kecil karena mereka melakukan pernikahan sesama penduduk yang yang ada di Kecamatan Pamijahan, oleh karena itu Kecamatan Pamijahan dapat dijadikan laboratorium alamiah untuk mengetahui usia subur bereproduksi di suatu tempat. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usia subur bereproduksi perempuan di kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2012 di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor (Lampiran 1). Analisis data dilakukan di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan Departemen Biologi FMIPA IPB. Kriteria Probandus Probandus penelitian ini adalah perempuan Kecamatan Pamijahan yang sudah menopause. Probandus didapat dengan cara mendatangi desa-desa yang sudah ditentukan. Probandus berasal dari empat desa yaitu desa Cimayang, Cibening, Gunung Menyan, dan Gunung Bunder I (Lampiran 2) dengan rentang usia antara 46 sampai 54 tahun. Keaslian suku diketahui melalui wawancara dengan menanyakan probandus tempat lahir dan orang tua dua generasi keatas dengan menanyakan pertanyaan. Probandus yang ditemukan terlebih dahulu mengisi lembar persetujuan (Lampiran 3), setelah probandus

2 setuju, lalu akan diberikan kuisioner (Lampiran 4). Penentuan Usia Usia menarke dan menopause seorang perempuan dicatat dari probandus yang sama. Penentuan usia menopause dengan menanyakan kapan menstruasi berhenti. Perempuan dianggap sudah menopause apabila ia tidak menstruasi selama 1 tahun. Penentuan tanggal pertama menstruasi sama dengan penentuan tanggal terakhir menstruasi hanya berbeda tahun. Penentuan penggunaan alat kontrasepsi keluarga berencana (KB) Probandus yang menggunakan pil KB, suntik KB, dan implant/susuk KB digolongkan ke dalam akseptor KB hormonal. Probandus yang menggunakan Intra Uterine Device (IUD) atau spiral, steril (tubektomi), dan kondom dimasukkan ke dalam kelompok akseptor KB non hormonal, dan probandus yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dimasukkan ke dalam kelompok alamiah. Pengeluaran Keluarga Per Bulan Pengeluaran dana keluarga per bulan untuk konsumsi makan ditanyakan untuk mengetahui sosial ekonomi dari probandus. Analisis Data Untuk menghitung usia subur reproduksi seorang perempuan dengan cara mengurangkan tanggal terakhir menstruasi dengan tanggal pertama menstruasi dibagi banyaknya rata-rata hari dalam setahun (365.25). Persentase probandus yang sudah mengalami menopause dihitung dan diplotkan sepanjang kelas usia yang ada. Kurva yang sesuai untuk titik-titik ini dihitung dengan menggunakan metode Probit Generalized Linear Models (GLM) pada program R. Garis horizontal yang ditarik dari persentase 50% probandus yang memotong kurva menunjukkan median usia menopause dan usia menarke seseorang perempuan (Venables & Ripley 1999). HASIL Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Pamijahan ini ditemukan probandus perempuan sebanyak 420 orang dengan rentang usia antara 31 tahun sampai 91 tahun. Probandus yang didapat tidak semuanya telah memasuki masa menopause. Probandus dinyatakan menopause apabila siklus menstruasi berhenti selama 12 bulan atau 1 tahun (Gold et al. 2001). Probandus yang telah memasuki masa menopause ditemukan 325 orang dan 95 orang probandus belum menopause yang terdiri dari probandus yang menggunakan alat kontrasepsi keluarga berencana (KB) dan probandus yang menopause alamiah (tidak menggunakan KB). Usia rata-rata probandus yang telah memasuki masa menopause dihitung menggunakan Probit Generalized Linear Models (GLM). Garis horizontal persentase 50% probandus yang memotong kurva probit menunjukkan rata-rata usia menopause dan usia menarke seseorang perempuan. Rata-rata usia menopause perempuan Kecamatan Pamijahan yang alamiah berusia 45.0 tahun dengan usia rata-rata menarke 13.5 tahun (Gambar 1), sedangkan rata-rata usia menopause perempuan Kecamatan Pamijahan yang menggunakan KB hormonal 44.8 tahun dengan usia rata-rata menarke 13.3 tahun (Gambar 2), sehingga rata-rata usia subur reproduksinya 31.5 tahun. Usia menarke dan usia menopause perempuan alamiah (tidak ber-kb) dengan perempuan akseptor KB hormonal berbeda dua bulan (Tabel 1). Perempuan yang tinggal di daerah perkotaan (urban) memiliki status gizi yang baik daripada perempuan yang tinggal di daerah perdesaan (rural), sehingga usia menarke perempuan urban terjadi lebih cepat daripada perempuan rural. Hal ini berhubungan dengan keadaan sosial ekonominya. Usia subur bereproduksi perempuan rural Kecamatan Pamijahan (31.5 tahun) lebih pendek daripada usia subur bereproduksi perempuan di daerah urban di Kabupaten Bandung (35.5 tahun) (Sukmaningrasa 2009). Usia menarke perempuan rural Kecamatan Pamijahan 13.5 tahun (tahun 1980) lebih cepat dibandingkan usia menarke perempuan urban di Kabupaten Bandung yakni 14.0 tahun (tahun 1973) (Sukmaningrasa 2009), dan begitu juga dengan usia menopausenya (Tabel 2).

Persentase Persentase 3 Persentase (%) probandus 100% 50% Menarke Menopause 0% 13.54 45.00 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Umur (Tahun) Gambar 1 Grafik usia menopause perempuan alamiah (tidak ber-kb) di Kecamatan Pamijahan 100% Persentase (%) probandus 50% 0% 13.34 Menarke Menopause 44.82 10 20 30 40 50 60 Umur (Tahun) Gambar 2 Grafik usia menopause perempuan akseptor KB hormonal di Kecamatan Pamijahan Usia subur bereproduksi seorang perempuan ditentukan oleh usia menarke dan usia menopausenya. Hubungan usia menopause dan usia menarke perempuan di Kecamatan Pamijahan dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil uji plot menunjukkan bahwa perempuan yang menarkenya usia 13 tahun, mengalami usia menopause rata-rata 52 tahun, perempuan yang usia menarkenya 14 tahun mengalami menopause rata-rata pada usia 52 tahun, dan perempuan yang usia menarkenya 15 tahun dapat mengalami menopause rat-rata pada usia 52 tahun. Semakin lanjut usia menarke seorang perempuan maka ada kecenderungan usia menopausenya semakin muda walaupun korelasinya (hubungannya) dengan nilai R 2 kurang dari 50%. Status sosial ekonomi di Kecamatan Pamijahan dapat dilihat dari Pengeluaran Konsumsi Keluarga Perbulan (PKP) untuk makan. Lebih dari 80% probandus mempunyai PKP untuk setiap keluarga kurang dari Rp. 1.000.000,00 (Tabel 3).

4 Tabel 1 Usia subur reproduksi perempuan akseptor KB hormonal dan alamiah di Kecamatan Pamijahan Probandus Jumlah (orang) Usia menarke (tahun) Usia menopause (tahun) Usia subur reproduksi (tahun) Alamiah (tidak ber- KB) 325 13.5 45.0 31.5 Akseptor KB 95 13.3 44.8 31.5 hormonal Total 420 Tabel 2 Perbandingan usia menarke, menopause, dan usia subur reproduksi perempuan di daerah urban dan rural Penelitian Usia menarke (tahun) Tahun menarke Usia menopause (tahun) Usia subur reproduksi (tahun) Sumber Kab.Bandung (urban) 14.0 1973 49.5 35.5 Sukmaningrasa (2009) Kampung Naga (rural) 14.5 1973 51.0 36.5 Vidiawati (2009) Suku Baduy (rural) 15.0 1976 49.0 34.0 Rohmatullayaly (2010) Kab. Cirebon (rural) 14.5 1976 48.5 34.0 Wati ah (2011) Kab. Pesawaran (rural) 14.6 1976 49.0 34.5 Maretta (2011) Kecamatan Pamijahan (rural) 13.5 1980 45.0 31.5 Penelitian ini Gambar 3 Plot hubungan usia menopause dengan usia menarke probandus Tabel 3 Pengeluaran Konsumsi Keluarga Perbulan (PKP) Kategori (000) Jumlahprobandus Persentase (%) (n) PKP Rp 1.250 7 1.67 PKP<Rp 500 40 9.52 Rp 1.000 PKP<Rp 1.250 54 12.86 Rp 500 PKP<Rp 750 154 36.67 Rp 750 PKP<Rp 1.000 165 39.28 Jumlah 420 100

5 PEMBAHASAN Usia subur reproduksi merupakan interval waktu yang menunjukkan kemampuan seorang perempuan untuk dapat bereproduksi yang ditandai sejak terjadinya menarke sampai menopause (Beall 1982; Thomas et al. 2001). Usia subur reproduksi ditentukan oleh usia menarke dan usia menopausenya. Pemakaian alat kontrasepsi oral (hormonal) dapat mempercepat usia menopause seseorang (Reis et al. 1998). Penelitian ini membuktikan bahwa probandus yang menggunakan alat kontrasepsi keluarga berencana (KB) hormonal mengalami menopause dua bulan lebih cepat dibanding probandus yang menopause alamiah (tidak menggunakan alat KB). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Reis et al. (1998) yang melaporkan bahwa perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi KB hormonal akan mengalami menopause lebih cepat. Pil KB dan sutik KB hormonal mengandung hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan panjang siklus mestruasi menjadi tidak teratur (Fraser et al. 1996), sehingga siklus mestruasi cenderung memendek dan menyebabkan folikel mengalami atresia dan mempercepat terjadinya menopause (Weinstein et al. 2003). Selisih dua bulan usia menopause perempuan di Kecamatan Pamijahan pada penelitian ini dianggap cukup berarti. Jumlah probandus yang ber-kb hormonal yang menopause sebanyak 22.6% (95 orang) dan jumlah probandus yang menopause alamiah (tidak ber-kb) sebanyak 77.4% (325 orang), yang berarti penggunaan alat kontrasepsi KB hormonal tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap usia menopause perempuan di Kecamatan Pamijahan. Hasil penelitian ini berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Gold et al. (2001) yang menyatakan bahwa perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi KB hormonal akan mengalami usia menopause lebih lambat, dikarenakan pengaruh hormon estrogen dan progesteron sintetis yang akan menghambat terjadinya ovulasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 420 orang probandus perempuan dengan rentang usia 31-91 tahun, yang terdiri dari 325 orang di antaranya telah memasuki masa menopause dan 95 orang belum menopause. Penentuan usia menopause seorang perempuan diperoleh dari tanggal menstruasi terakhir dikurangi dengan tanggal lahir dibagi dengan banyaknya rata-rata hari dalam setahun (365.25). Penentuan usia menarkenya diperoleh dari tanggal menstruasi pertama dikurangi dengan tanggal lahir dibagi dengan banyaknya ratarata hari dalam setahun (365.25). Probandus ini didapat perkiraan rata-rata usia menopause perempuan alamiah Kecamatan Pamijahan sekitar 45.0 tahun dan rata-rata usia menarke sekitar 13.5 tahun (Gambar 1). Rata-rata usia menopause seorang perempuan di Kecamatan Pamijahan lebih cepat jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya 50.5 tahun di Jakarta (Samil & Wishnuwardhani 1994), di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya 51.0 tahun (Vidiawati 2009), di Kabupaten Bandung 49.5 tahun (Sukmaningrasa 2009). Usia menopause di beberapa negara seperti di Australia 51.0 tahun, di Cina 49.0 tahun, di Chiang-Mai, Thailand 49.0 tahun (Morabia et al. 1998), dan di Taiwan 49.5 tahun (Lau et al. 1995). Usia menarke perempuan Kecamatan Pamijahan lebih lambat jika dibandingkan dengan penelitian yang pernah dilakukan di kota Bogor dengan usia rata-rata menarke 12.4 tahun (Suhartini 2007), di pedesaan Pekalongan dengan usia rata-rata menarke 13.3 tahun (Ulinuha 2008), dan di suku Arfak dengan usia rata-rata 12.2 tahun (Kawulur 2012). Usia rata-rata menarke di daerah rural cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan daerah urban (Ikaraoha et al. 2005). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawulur (2012) di suku Arfak (rural), usia menarkenya terjadi lebih cepat, karena perempuan di suku Arfak telah beradaptasi dengan resiko kematian yang disebabkan oleh penyakit malaria dan gizi buruk yang menyerang di daerah tersebut. Usia subur reproduksi perempuan di Kecamatan Pamijahan yang cepat ini disebabkan oleh usia menarke yang lebih lambat dan usia menopause yang lebih cepat. Perbedaan usia subur reproduksi perempuan di daerah rural dan urban disebabkan oleh beberapa faktor yaitu status gizi dan keadaan status sosial ekonomi probandus (Mokha et al. 2006). Status gizi masyarakat di daerah rural pada umumnya lebih rendah dibandingkan masyarakat di daerah urban. Keadaan status sosial perempuan di daerah urban lebih baik daripada perempuan di daerah rural dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Usia subur reproduksi perempuan di Kecamatan Pamijahan 31.5 tahun, lebih cepat jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya 36.5 tahun (Vidiawati 2009) dan

6 di Kabupaten Bandung 35.5 tahun (Sukmaningrasa 2009), karena latar pendidikan perempuan di Kecamatan Pamijahan adalah sekolah dasar (SD). Latar pendidikan berpengaruh pada komposisi gizi sehari-hari yang kurang dari standar kesehatan. Status gizi mempengaruhi terjadinya menarke. Seorang perempuan yang mempunyai status gizi yang baik lebih cepat mengalami usia menarke dibandingkan dengan perempuan yang status gizinya buruk. Jumlah rata-rata pengeluaran konsumsi keluarga per bulan untuk makan di Kecamatan Pamijahan diantara Rp 750.000 sampai Rp 1.000.000 lebih rendah dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bogor tahun 2012, menyatakan bahwa UMK Bogor sebesar Rp. 1.296.000,00 perbulan, sehingga Kecamatan Pamijahan dapat dikategorikan daerah miskin. SIMPULAN Perempuan Kecamatan Pamijahan memiliki usia subur bereproduksi sekitar 31.5 tahun baik yang menggunakan akseptor KB hormonal maupun yang alamiah. Usia subur bereproduksi perempuan Kecamatan Pamijahan tidak dipengaruhi oleh penggunaan alat kontrasepsi keluarga berencana (KB). Usia subur bereproduksi perempuan Kecamatan Pamijahan (rural) lebih cepat dibandingkan usia subur di Kabupaten Bandung (urban). Jumlah rata-rata pengeluaran konsumsi keluarga per bulan untuk makan lebih rendah dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bogor sehingga dikategorikan daerah miskin. DAFTAR PUSTAKA Beall CM. 1982. Ages at Menopause and Menarche in a High Altitude Himalayan Population. J CNAS 9:49-54 Bogin B. 1999. Pattern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge Univ Pr. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Gambaran Umum Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Campbell NA, Reece JB, Taylor MR, Simon EJ, Dickey JL. 2009. Biology Concepts and Connections Sixth Edition. San Francisco: Benjamin Cummings. Fraser IS, Hickey M, Song JY. A Comparison of Mechanisms Underlying Disturbances of Bleeding Caused by Sponntaneous Dysfunctional Uterine Bleeding or Hormonal Contraception. Hum Reprod 11 (2):165-178 Gold EB, Bromberger J, Crawfod S, Samuels S, Greendale GA, Harlow SD, Skurnick J. 2001. Factor Associated with Age at Natural Menopause in a Multietnic Sample of Midllife Woman. Am J Epidemiol 153:865-874. Ikaraoha CI et al. 2005. Menarchial Age of Secondary Girls in Urban and Rural Areas of Riversstase, Nigeria. J Health Allied Scs 4:1-4 Kawulur EIJJ. 2012. Association of Sexual Maturation and Body Size of Arfak Children [disertasi]. Bogor: Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Lau EMC, Tsai KS, Woo J, Chan NF, Leung PC, Lim L. 1995. Bone Mineral Density in Hongkong and Taiwan Chinese Woman: a Comparative Study. HKMJ 1:53-57. Maretta G. 2011. Faktor-faktor Yang Berkaitan Dengan Usia subur Reproduksi Perempuan Tahun 2010 di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung [tesis]. Bogor: Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Mokha R, Kaur AI, Kaur N. 2006. Age at Menarche in Urban-Rural Punjabi Jat Sikh Girls. Anthrop 8(3):207-209 Morabia A, Costanza MC, [WHOCSNSC].the World Health Organization Collaborative. 1998. International Variability in Ages at Menarche, First Livebirth, and Menopause. Am J Epidemiol 148:1195-1205. Parent AS, Teilmann G, Juul A, Skakkebaek NE, Toppari J, Bourguignon JP. 2003. The timming of normal puberity and the age limits of sexual precocity: variations around the world, seculat trend, and changes after migrations. Endo J nls 24:668-693. Reis N, Pasinlioglu T, Dane S. 1998. The Natural Menopause Age of Women in Erzurumand Factors Influencing The Age at Menopause. J Medical Science 28:415-418.

7 Rohmatullayaly EN. 2010. Jangka Reproduksi Wanita Suku Baduy, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Samil RS, Wishnuwardhani SD. 1994. Health of Indonesian Women City-dwellers of Perimenopause Age. Maturitas 19:191-197. Suhartini R. 2007. Tahap-tahap Kematangan Seksual Perempuan di Wilayah Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Intitut Pertanian Bogor. Sukmaningrasa S. 2009. Jangka Reproduksi Wanita di Kabupaten Bandung [tesis]. Bogor: Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Thomas F, Renaud F, Bebefice E, De Meeűs T, Geugan JF. 2001. International Variability of Age at Menarche and Menopause: Pattern and Main Determinants. Human Biology 73:271-290. Ulinnuha DF. 2008. Usia Menarke dan Perkembangan Payudara Perempuan di Pedesaan Kabupaten Pekalongan [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Venables WN, Ripley BD. 1999. Modern Applied Statistic with S-plus. New York: Spinger Inc. Vidiawati V. 2009. Jangka Reproduksi Wanita Kampung Naga [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Wati ah. 2011. Jangka Reproduksi Wanita di Kabupaten Cirebon [tesis]. Bogor: Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Weintein M et al. 2003. Timing of Menopause and Pattern of Menstrual Bleeding. Am J Epidemiol 158:782-791 Wirakusumah ES. 2004. Tips dan Solusi Gizi Agar Tetap Sehat, Cantik, dan Bahagia di Masa Menopause dengan Terapi Estrogen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN

9 Lampiran 1. Peta Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Pamijahan

10 Lampiran 2. Peta Desa di Kecamatan Pamijahan Gunung Menyan Cibening Gunung Bunder 1

11 Lampiran 3. Lembar Persetujuan USIA SUBUR REPRODUKSI PEREMPUAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR Kepada Yth. Ibu... Dalam rangka pengumpulan data untuk penelitian mandiri mengenai Usia subur Reproduksi Perempuan Di Kecamatan Pamijahan, Bogor, maka Saya: Nama : Wili Wulandari Pekerjaan : Mahasiswa Program Sarjana Biologi IPB NIM : G34080022 Alamat : Jl. Bara 3 Rt.01 RW 07 Wisma Bintang 27B Darmaga, Bogor No. Telepon : 085355488003 Memohon kesediaan ibu untuk memberikan persetujuan/ijin kepada Saya untuk melakukan pengambilan data berupa kuisioner dan pengukuran badan terhadap ibu. Hasil penelitian ini nantinya akan sangat bermanfaat untuk mengetahui profil usia menarke dan menopause perempuan di Kecamatan Pamijahan sehingga dapat dijadikan dasar dalam penanganan masalah kesehatan perempuan maupun sistem pelayanan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di Pamijahan khususnya dan di Indonesia umumnya. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini adalah sukarela, jika dalam proses penelitian ini kemudian akan menarik diri atau sejak awal tidak bersedia mengikuti penelitian ini, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi apapun juga dalam kehidupan sehari-hari. Saya menjamin bahwa semua keterangan yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiannya dan tidak akan digunakan atau disebarluaskan ke pihak manapun kecuali untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Demikian, atas bantuan dan kerjasamanya, Saya ucapkan banyak terima kasih. Hormat Saya, Bogor, Februari 2012 Wili Wulandari PERSETUJUAN MENJADI PROBANDUS PENELITIAN Setelah diberi penjelasan mengenai penelitian ini, maka Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sukarela BERSEDIA untuk ikut dalam penelitian ini. Bogor,...2012 Tanda tangan/ Cap Jempol

12 Lampiran 4. Kuisioner Fnum: Tanggal: KUISIONER PENELITIAN USIA SUBUR REPRODUKSI PEREMPUAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN DATA PRIBADI Nama : Alamat : Tempat lahir : Tanggal lahir/usia : Penyakit (jika ada) : Usia anak pertama : Usia anak terakhir : Tanggal menstruasi terakhir : Tanggal menstruasi pertama : Apakah anda merokok : YA/TIDAK Apakah anda menggunakan alat kontrasepsi :YA/TIDAK ( ) DATA ORANG TUA Nama Ayah : Nama Ibu : Tempat lahir Ayah : Tempat lahir Ibu : Tanggal lahir Ayah/Usia : Tanggal lahir Ibu/Usia : Nama Ayah dari Ayah : Nama Ayah dari Ibu : Tempat lahir Ayah dari Ayah : Tempat lahir Ayah dari Ibu: Tanggal lahir Ayah dari Ayah : Tanggal lahir Ayah dari Ibu: Nama Ibu dari Ayah : Nama Ibu dari Ibu : Tempat lahir Ibu dari Ayah : Tempat lahir Ibu dari Ibu : Tanggal lahir Ibu dari Ayah : Tanggal lahir Ibu dari Ibu : Pengeluaran keluarga per bulan untuk makan (pilih salah satu): 1. x <Rp. 500.000 4. Rp. 1.000.000 x < Rp 1.250.000 2. Rp. 500.000 x < Rp. 750.000 5. x Rp. 1.250.000 3. Rp. 750.000 x < Rp. 1.000.000 Keterangan: x= jumlah pengeluaran keluarga per bulan untuk makan Jenis Makanan yang biasa dikonsumsi : 1. 3. 2. 4. No.Foto DATA PENGUKURAN Pengukur : Waktu : No Parameter Hasil Pengukuran 1 Berat Badan Kg 2 Tinggi Badan cm 3 Lingkar Panggul.cm 4 Kadar Lemak.% 5 Kadar Air.%