Menunjukkan permintaan akhir (final demand), yaitu penggunaan barang dan jasa bukan untuk proses produksi.

dokumen-dokumen yang mirip
Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel IO akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai: mencakup struktur output dan nilai tambah masingmasing

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

PERANAN SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono

Perilaku Konsumen, Produsen, dan Perilaku Konsumen, Pr Efisiensi Pasar Kuliah 06 Universitas Komputer Indonesia

permintaan antara di Kota Bogor pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 4.49 triliun.

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

III. KERANGKA PEMIKIRAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN PADA STRUKTUR PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

ANALISIS INPUT OUTPUT DALAM PERENCANAAN EKONOMI

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin maju, Indonesia

BAB 4 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mengkonsumsi makanan sebagai kebutuhan pokok untuk

Tejo Nurseto, M.Pd P. Ekonomi FE UNY DEMAND & SUPPLY

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

Model Input Output dan Aplikasinya pada Enam Sektor

PEREKONOMIAN WILAYAH

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Analisis Pendapatan Nasional Empat Sektor

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi. BPPT. Jakarta. Indonesia. Jakarta. Prosising Workshop Nasional Biodesel dab Bioethanol Di Indonesia.

KAJIAN STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN BEKASI

Kerangka IS-LM. Sebuah Pengantar untuk Keseimbangan Permintaan Agregat (AD)

Pengantar Ekonomi Mikro PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA & PERMINTAAN PASAR & PERILAKU KONSUMEN.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Sektor Pertanian

Pengukuran Pendapatan Nasional

BAB VII Pendapatan Nasional

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

BAB 2. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana)

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. Pelaku Kegiatan Ekonomi (Konsumen dan Produsen)

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

Diagram Alir Data (Data Flow Diagram) Metode Yang Digunakan Tujuan Penelitian

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

V. PROSEDUR PENYUSUNAN INPUT-OUTPUT WILAYAH SENDIRI DAN ANTAR WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan

Analisis Input-Output (I-O)

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jadi, dengan menggunakan simbol Y untuk GDP maka Y = C + I + G + NX (2.1)

Modul ke: Pendahuluan. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS. Cecep W. Program Studi. S-1 Manajemen.

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

III. KERANGKA TEORITIS. adalah perbedaan antara permintaan dan penawaran di suatu negara. Perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK PENGGANDA SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA. Pada bab ini akan dilakukan analisa berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

Transkripsi:

Nama/NIM Kelas Tugas : Dyonisius H S Jewaru/11.6631 : 3SE4 I-O Contoh : MODEL TABEL I-O TIGA SEKTOR Kuadran pertama: Menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan digunakan oleh sektor-sektor tertentu (sebagai input antara) dalam suatu perekonomian; - Menunjukkan distribusi penggunaan barang dan jasa untuk suatu proses produksi. Transaksi yang digambarkan dalam kuadran ini disebut transaksi antara/permintaan antara. Kuadran kedua: Menunjukkan permintaan akhir (final demand), yaitu penggunaan barang dan jasa bukan untuk proses produksi. Kuadran ketiga: Memperlihatkan input primer sektor-sektor produksi.

Jawab: 1. Buatlah Struktur Input (Komponen)! Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total 210 490879,660 387251,332 2128143,927 88893,503 578441,811 730934,638 398425,512 352188,048 533115,852 5688274,283 Persentase 8,63% 6,81% 37,41% 1,56% 10,17% 12,85% 7,00% 6,19% 9,37% 100,00% Cat: 210= Total input Dari tabel diatas maka dapat ditarik analisis : Sektor 3 (Singkong) merupakan sektor yang menggunakan input terbesar diantara sektorsektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor pengguna barang dan jasa terbesar dalam proses produksinya. Sektor ini memberi kontribusi sebesar 37.41% dari total input seluruh sektor atau sekitar Rp 2,128,144 Milyar. Sektor 4 (Kentang) merupakan sektor yang menggunakan input terkecil diantara sektorsektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor pengguna barang dan jasa paling sedikit dalam proses produksinya. Sektor ini memberi kontribusi sebesar 1.56% dari total input seluruh sektor atau sekitar Rp 88,894 Milyar. 2. Buatlah Strutur / Alokasi Permintaan (Demand) Berikut merupakan alokasi Permintaan Antara, Permintaan Akhir, dan Total Permintaan (Permintaan antara + Permintaan akhir) Tabel alokasi Permintaan Antara 180 364,544 274,600 1,473,535 61,341 49,460 42,061 146,482 282,863 116,497 2,811,383 (Permintaan Antara) Persentase 12.97% 9.77% 52.41% 2.18% 1.76% 1.50% 5.21% 10.06% 4.14% 100.00% Dari tabel Permintaan Antara diatas dapat ditarik analisis : Sektor 3 (Singkong) menjadi sektor yang paling besar kontribusinya pada Permintaan Antara dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling banyak diminati sebagai bahan baku (output antara) untuk diolah lagi menjadi produk lain oleh produsen berikutnya. Sektor ini memberi kontribusi yang sangat besar yakni 52.41% dari total Permintaan Antara atau sekitar Rp 1,473,536 Milyar. Sektor 6 (Kacang Tanah) menjadi sektor yang paling kecil kontribusinya pada Permintaan Antara dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling sedikit diminati sebagai bahan baku (output antara) untuk diolah lagi menjadi produk lain oleh

produsen berikutnya. Sektor ini member kontribusi yang sangat kecil yakni 1.50% dari total Permintaan Antara atau sekitar Rp 42,061 Milyar. Tabel alokasi Permintaan Akhir 309 266,462 200,935 1,727,646 27,553 528,981 195,308 187,960 137,774 444,404 3,717,023 (Permintaan Akhir) Persentase 7.17% 5.41% 46.48% 0.74% 14.23% 5.25% 5.06% 3.71% 11.96% 100.00% Dari tabel Permintaan Akhir diatas dapat ditarik analisis : Sektor 3 (Singkong) menjadi sektor yang paling besar kontribusinya pada Permintaan Akhir dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling banyak diminati untuk dikonsumsi langsung (output akhir) oleh para konsumen akhir. Sektor ini memberi kontribusi yang besar yakni 46.48% dari total Permintaan Akhir atau sekitar Rp 1,727,646 Milyar. Sektor 4 (Kentang) menjadi sektor yang paling kecil kontribusinya pada Permintaan Akhir dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling sedikit diminati untuk dikonsumsi langsung (output akhir) oleh para konsumen akhir. Sektor ini memberi kontribusi yang sangat kecil yakni 0.74% dari total Permintaan Akhir atau sekitar Rp 27,553 Milyar. Tabel alokasi Total Permintaan 310 631,006 475,535 3,201,181 88,894 578,442 237,369 334,441 420,638 560,901 6,528,406 (Total Permintaan) Persentase 9.67% 7.28% 49.03% 1.36% 8.86% 3.64% 5.12% 6.44% 8.59% 100.00% Dari tabel Total Permintaan diatas dapat ditarik analisis : Secara agregatif, sektor 3 (Singkong) menjadi sektor yang paling besar kontribusinya pada Total Permintaan (Permintaan Antara + Permintaan Akhir) dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling banyak diminati baik untuk dikonsumsi langsung oleh konsumen maupun sebagai bahan baku (output antara) untuk diolah lagi menjadi produk lain oleh produsen berikutnya. Sektor ini memberi kontribusi yang sangat besar yakni 49.03% dari Total Permintaan atau sekitar Rp 3,201,181 Milyar. Secara agregatif, sektor 4 (Kentang) menjadi sektor yang paling kecil kontribusinya pada Total Permintaan (Permintaan Antara + Permintaan Akhir) dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling sedikit diminati baik untuk dikonsumsi langsung oleh konsumen maupun sebagai bahan baku (output antara) untuk

diolah lagi menjadi produk lain oleh produsen berikutnya. Sektor ini memberi kontribusi yang kecil yakni 1.36% dari Total Permintaan atau sekitar Rp 88,894 Milyar. 3. Struktur / Alokasi Penyediaan (Supply) Berikut merupakan alokasi Penyediaan Barang dan Jasa dari Dalam Negeri (PDN), Penyediaan Barang dan Jasa dari Luar Negeri (Import) dan Total Penyediaan (PDN + Import) Penyediaan Barang dan Jasa dari Dalam Negeri (PDN) 509 + 600 602,839 399,492 2,624,792 88,894 578,442 223,080 285,290 352,188 533,257 5,688,274 (PDN) Persentase 10.60% 7.02% 46.14% 1.56% 10.17% 3.92% 5.02% 6.19% 9.37% 100.00% Dari tabel Penyediaan Barang dan Jasa dari Dalam Negeri (PDN) diatas dapat ditarik analisis : Sektor 3 (Singkong) menjadi sektor yang paling besar kontribusinya pada Penyediaan Barang dan Jasa dari Dalam Negeri (PDN) dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, di dalam negeri sektor ini merupakan sektor paling banyak menghasilkan hasil produksi. Sektor ini memberi kontribusi yang besar yakni 46.14% dari total Penyediaan Barang dan Jasa dari Dalam Negeri (PDN) atau sekitar Rp 2,624,792 Milyar. Sektor 4 (Kentang) menjadi sektor yang paling kecil kontribusinya pada Penyediaan Barang dan Jasa dari Dalam Negeri (PDN) dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, di dalam negeri sektor ini merupakan sektor paling sedikit menghasilkan hasil produksi. Sektor ini memberi kontribusi yang kecil yakni 1.56% dari total Penyediaan Barang dan Jasa dari Dalam Negeri (PDN) atau sekitar Rp 88,894 Milyar. Penyediaan Barang dan Jasa dari Luar Negeri (Import) 409 (Import) 28,167 76,043 576,388 0 0 14,288 49,151 68,450 27,644 840,132 Persentase 3.35% 9.05% 68.61% 0.00% 0.00% 1.70% 5.85% 8.15% 3.29% 100.00% Dari tabel Penyediaan Barang dan Jasa dari Luar Negeri (Import) diatas dapat ditarik analisis : Sektor 3 (Singkong) menjadi sektor yang paling besar kontribusinya pada Penyediaan Barang dan Jasa dari Luar Negeri (Import) dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling banyak diimpor dari luar negeri. Sektor ini memberi kontribusi yang besar yakni 68.61% dari total Penyediaan Barang dan Jasa dari Luar Negeri (Import) atau sekitar Rp 576,388 Milyar.

Sektor 4 (Kentang) dan sektor 5 (Holtikultura) menjadi sektor yang paling kecil kontribusinya pada Penyediaan Barang dan Jasa dari Luar Negeri (Import) dibanding sektor-sektor lainnya. Tidak terdapat kegiatan import di kedua sektor ini dimana masingmasing kontribusinya adalah 0.00% dari total Penyediaan Barang dan Jasa dari Luar Negeri (Import). Total Penyediaan (PDN + Import) 700 631,006 475,535 3,201,181 88,894 578,442 237,369 334,441 420,638 560,901 6,528,406 (PDN + Import) Persentase 9.67% 7.28% 49.03% 1.36% 8.86% 3.64% 5.12% 6.44% 8.59% 100.00% Dari tabel Total Penyediaan (PDN + Import) diatas dapat ditarik analisis : Tabel Total Penyediaan (PDN + Import) di atas sama dengan tabel Total Permintaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keseimbangan (equivalen) antara jumlah supply = jumlah demand. Sektor 3 (Singkong) menjadi sektor yang paling besar kontribusinya pada Total Penyediaan (PDN + Import) dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling banyak jumlah penyediaanya dibanding sektor lain. Sektor ini memberi kontribusi yang besar yakni 49.03% dari Total Penyediaan (PDN + Import) atau sekitar Rp 3,201,181 Milyar. Sektor 4 (Kentang) menjadi sektor yang paling kecil kontribusinya pada Total Penyediaan (PDN + Import) dibanding sektor-sektor lainnya. Artinya, sektor ini merupakan sektor paling sedikit jumlah penyediaanya dibanding sektor lain. Sektor ini memberi kontribusi yang sangat kecil yakni 1.36% dari Total Penyediaan (PDN + Import) atau sekitar Rp 88,894 Milyar.