BAB I PENDAHULUAN. penting oleh banyak kalangan. Banyak faktor yang dinilai menjadi penyebab

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang

TINJAUAN PUSTAKA. Polonsky (dalam Wu and Chen, 2014) mendefinisikan green marketing

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Menurut Fallah dan

BAB I PENDAHULUAN. beragam dimulai dari isu-isu lingkungan di bumi yang semakin merebak,

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan untuk membudayakan sustainable consumption menjadi semakin. menggema di mana-mana. Berdasarkan kenyataan tersebut, sangat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. dan bagi kelanjutan suatu perusahaan, karena jika sebuah produk dipasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang aman, menggunakan kemasan yang ramah lingkungan serta dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh green perceived

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kepedulian serta kesadaran akan lingkungan saat ini telah menjadi

Kata kunci: green brand image, green perceived value, green trust, green brand equity

BAB I PENDAHULUAN. kelestarian lingkungan. Hal ini menunjukkan isu lingkungan saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) adalah suatu tahap peningkatan suhu rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Isu pemanasan global (global warming) mulai dikenal oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan merupakan tantangan serius pada saat ini. Produk-produk berbasis

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

Judul : Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value dan Green Perceived Risk terhadap Green Repurchase Intention (Studi Produk The Face Shop

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Jayanti dkk. (2013) Green consumer behavior merupakan perilaku

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAMPU PHILIPS. (Studi Kasus pada Masyarakat Sukoharjo)

PERAN GREEN TRUST DALAM MEMEDIASI PENGARUH GREEN PERCEIVED VALUE TERHADAP GREEN PURCHASE BEHAVIOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap produk-produk yang mereka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar produsen terjadi hampir di semua sektor industri. Salah satu

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk yang inovatif dan memilik daya saing yang tinggi. Banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Banyak perusahaan yang mulai beralih untuk mendesain produk-produk hijau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki daya tarik yang tinggi. Oleh sebab itu, Yogyakarta menjadi kota

BAB I PENDAHULUAN. pada peningkatan konsumsi dunia. Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Bukti-bukti yang ditunjukan

BAB I PENDAHULUAN. ini menyatakan telah terjadi pemanasan udara secara global. Kondisi ini

2 Dalam dunia bisnis saat ini, aspek lingkungan sudah mulai dijadikan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan aktivitas pemasaran. M

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor saat ini yaitu jenis automatik, sepeda motor jenis automatik menguasai pangsa

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada permasalahan sosial dan lingkungan hidup. Dalam hal ini

PENDAHULUAN. dapat membuat konsumen tertarik untuk membelinya dari segi kualitas, harga, dan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak era 80-an, permasalahan lingkungan mendapat perhatian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hijau, dan kepercayaan hijau pada ekuitas merek hijau produk elektronik di

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Mereka berusaha melakukan berbagai cara untuk tetap sehat serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perusahaan dalam menjalankan usahanya dihadapkan pada 2 macam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Th 1991 Tentang Konversi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Shamdasami et al., (dalam Sumarsono dan Giyatno, 2012), produk

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tempatnya tinggal menjadi semakin rusak karena ulah mereka sendiri. Salah

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan namun bahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil PT. Phillips Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. yang mengancam lingkungan serta generasi dimasa. merusak alam.hal-hal tersebut dilakukan hanya untuk mencari keuntungan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, yang di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan hijau seperti didefinisikan oleh Banerjee et. al. dalam Tariq (2014)

Transkripsi:

BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pemanasan global telah menjadi sorotan utama masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumsi tinggi (gaya hidup konsumtif). Memang tidak banyak yang memahami dan peduli terhadap isu perubahan iklim. Pada titik inilah masalah lingkungan sering dianggap tidak penting oleh banyak kalangan. Banyak faktor yang dinilai menjadi penyebab terjadinya masalah-masalah mengenai lingkungan hidup, diantaranya adalah perkembangan industri dan teknologi. Selain memberikan dampak positif, perkembangan industri dan teknologi juga memberikan dampak negatif dalam jangka panjang yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global (Pratama, 2014). Gambar di bawah ini menunjukkan faktorfaktor penyebab pemanasan global dari sektor ekonomi. 2,8% 17,4% 13,5% 19,4% 25,9% 13,3% 7,9% Persediaan Energi tranportasi Bangunan Komersial & Perumahan Industri Pertanian Kehutanan Air limbah Sumber: www.climatehotmap.org Gambar 1.1 Emisi Pemanasan Global dari Sektor Ekonomi 1

2 Gambar di atas menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab pemanasan global dari sektor ekonomi. Sektor persediaan energi menjadi yang paling besar presentasenya, yaitu sebesar 25,9%. Berikutnya disusul oleh sektor industri sebesar 19,4%, sektor kehutanan sebesar 17,4%, sektor transportasi 13,1%, sektor pertanian 13,5%, dan sektor bangunan komersial dan perumahan sebesar 7,9%. Faktor terakhir yang memiliki presentase paling kecil adalah sektor limbah dan air limbah, yaitu sebesar 2,8%. Jumlah konsumen yang bersedia membayar lebih untuk layanan dan produk yang berkesinambungan terus meningkat, menurut Nielsen terbaru Global Corporate Sustainability Report. Asia Tenggara yang paling cenderung global untuk membeli merek tanggung jawab sosial dengan bersedia membayar ekstra untuk produk dan jasa yang berasal dari perusahaan yang berkomitmen untuk menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang positif. 100% 80% 60% 40% 20%. 0% Vietnam Filipina Thailand Indonesia Malaysia Singapura Global 2015 2014 Sumber: Nielsen Global Survey Sustainability 2015 Gambar 1.2. Konsumen yang Bersedia Membayar Lebih Layanan dan Produk Berkesinambungan

3 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kesadaran terhadap lingkungan di Indonesia berjalan lambat namun terus meningkat, berdasarkan survey yang dilakukan oleh AC Nielsen ditahun 2015, masyarakat yang ada di Indonesia telah menunjukkan bahwa konsumen tersebut memiliki kepedulian yang besar terhadap permasalahan lingkungan. Vietnam sebagai puncak memiliki persentase sebesar (86%) diikuti oleh Filipina (83%), Thailand (79%), Indonesia (78%), Malaysia (69%) dan Singapura (55%). Rata-rata global adalah (66%). Penyebab lain dari pemanasan global saat ini sebagian berasal dari pemakaian produk yang berbahaya secara terus-menerus. Salah satu fenomena baru dalam menghadapi tantangan tersebut berupa penerapan strategi pemasaran ramah lingkungan (green marketing). Banyak perusahaan yang memanfaatkan pelestarian lingkungan sebagai konsep dan peluang baru dalam mengembangkan bisnis karena kepedulian lingkungan menjadi bisnis yang potensial dan mendatangkan keuntungan yang lebih efisien. Di masa sekarang, perusahaan yang cerdas akan melihat suatu pengembangan hijau dalam hal ini, pengembangan produk ramah lingkungan sebagai suatu peluang bisnis (Pickett-Baker and Ozaki, 2008; Polonsky and Rosenberg, 2001; Taghian and D Souza, 2008). Perhatian konsumen mengenai kesadaran lingkungan menjadi kecenderungan dalam dunia pemasaran, apabila dilihat dari perspektif pemasaran, hal ini sangatlah berguna untuk mencari tahu bagaimana konsumen membuat suatu pilihan mengenai produk ramah lingkungan. (D Souza, et al., 2006 dalam Cheah dan Phau, 2011). Banyak perusahaan menaruh perhatian terhadap green marketing ini dalam sistem pemasaran produknya, diantaranya yaitu dengan menciptakan inovasi baru

4 dalam teknologi pencahayaan dengan menghasilkan produk lampu dengan teknologi Light Emitting Diode (LED). Lampu LED merupakan jenis lampu hemat energi yang berbeda dengan lampu pijar tradisional. Dasar dari lampu LED ada pada teknologi chip, di jantung dari lampu tersebut terdapat sebuah diode pijar. Dioda pijar merupakan sebuah alat semi konduktor komposisi bahan tertentu yang ketika dilewati arus arus listrik akan mengeluarkan cahaya. Teknologi LED ini memberi banyak keuntungan terutama dalam penghematan energi sebesar 50-70%. Berdasarkan data yang dikeluarkan The Climate Group (2012), dengan membeli produk tersebut dapat mengurangi dampak pada lingkungan bahwa sekitar 20% dari energi listrik dunia digunakan untuk konsumsi penerangan. Penggunaan lampu teknologi LED ini diperkirakan dapat mencapai penghematan 40% dari keseluruhan konsumsi tersebut yang setara dengan 550 juta ton gas CO2. Untuk pangsa pasarnya saat ini berdasarkan data yang dikeluarkan APERLINDO, masih berkisar 3% dari total konsumsi lampu hemat energi (LHE) pada tahun 2013 (Whatindonews, 2013) dan diperkirakan pada akhir tahun 2013 pasar lampu LED akan mencapai 15 juta unit (IMQ, 2013). Lee (2009) menyatakan bahwa kesediaan konsumen mengambil keputusan untuk mengkonsumsi atau membeli produk hijau (produk ramah lingkungan) merupakan salah satu tindakan nyata manusia untuk menekan laju kerusakan lingkungan. Konsumen yang tidak bersedia membeli atau mengkonsumsi produk yang dibuat dengan tidak ramah lingkungan akan menyebabkan produk yang bersangkutan tidak diproduksi lagi atau tidak laku.

5 Menurut Bolton and Drew (dalam Liang and Chaipoopirutana, 2014), menyebutkan bahwa persepsi nilai hijau merupakan salah satu indikator yang penting untuk meneliti perilaku pembelian (green purchase behavior) konsumen. Selain dipengaruhi oleh manfaat yang dirasakan (green perceived value), perilaku pembelian (green purchase behavior) konsumen juga dipengaruhi oleh kepercayaan (green trust) konsumen pada produk tersebut. Chen (dalam Pratama, 2014) mendefinisikan kepercayaan hijau sebagai sebuah kehendak untuk bergantung pada suatu produk, jasa, atau merek, atas dasar keyakinan atau harapan yang dihasilkan dari kredibilitas, perbuatan baik, dan kecakapan tentang kinerja lingkungannya. Perilaku pembelian hijau adalah suatu pengambilan pertimbangan konsumen tentang atribut lingkungan yang terkait atau karakteristik suatu produk dalam proses pembelian mereka, terutama mengacu pada perilaku pembelian orang-orang yang berkaitan dengan produk yang ramah lingkungan atau produk organik (Li Jianxin dalam Xu Yan, 2013). Perilaku konsumen ditunjukan oleh konsumen pada saat mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk dan jasa yang diharapkan akan memenuhi berbagai kebutuhannya (Suprapti, 2010). Bedasarkan uraian di atas maka lokasi yang tepat dalam melakukan penelitian ini adalah di Yogyakarta, dikarenakan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menghimbau agar masyarakat yang berada di Yogyakarta untuk lebih bijak dalam menggunakan energi dan mematuhi aturan penghematan listrik sesuai dengan peraturan kementerian ESDM No. 13 Tahun 2012 tentang penghematan

6 pemakaian tenaga listrik (www.jogjaprov.go.id diakses pada 29 Oktober 2016). Salah satu produk ramah lingkungan yaitu lampu LED (Light Emitting Diode). Lampu LED dapat menghemat listrik hingga 80% apabila dibandingkan dengan lampu neon biasa. Berdasarkan hal ini diharapkan jawaban yang dihasilkan dapat berkualitas pada kuisioner sehingga mencerminkan tentang Peran kepercayaan hijau dalam memediasi hubungan antara persepsi nilai hijau dan perilaku pembelian hijau produk hijau Lampu LED di Yogyakarta. B. Batasan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas dan untuk menghindari meluasnya permasalahan dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Maka penelitian ini memfokuskan pada masalah peran kepercayaan hijau dalam memediasi persepsi nila hijau terhadap perilaku pembelian hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh persepsi nilai hijau terhadap perilaku pembelian hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta? 2. Apakah ada pengaruh persepsi nilai hijau terhadap kepercayaan hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta? 3. Apakah ada pengaruh kepercayaan hijau terhadap perilaku pembelian hijaupada produk lampu LED di Yogyakarta?

7 4. Apakah ada peran kepercayaan hijau dalam memediasi pengaruh persepsi nilai hijau terhadap perilaku pembelian hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta? D. Tujuan Penelitian Bertolak pada latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah: 1. Menganalisis tentang pengaruh persepsi nilai hijau terhadap perilaku pembelian hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta 2. Menganalisis tentang pengaruh persepsi nilai hijau terhadap kepercayaan hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta 3. Menganalisis tentang pengaruh kepercayaan hijau terhadap perilaku pembelian hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta 4. Menganalisis peran kepercayaan hijau dalam memediasi pengaruh persepsi nilai hijau terhadap perilaku pembelian hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa kegunaan atau manfaat, antara lain: 1. Kegunaan teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan menjadi pembuktian untuk memperkuat teori-teori mengenai variabel atau permasalahan yang diteliti yaitu tentang peran kepercayaan hijau

8 dalam memediasi pengaruh persepsi nilai hijau terhadap perilaku pembelian hijau pada produk lampu LED di Yogyakarta. 2. Kegunaan praktis Hasil dari studi ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi berharga bagi produsen produk-produk hijau lainnya khususnya dalam merancang strategi, serta hasil dari studi ini dapat memberikan informasi mengenai peran kepercayaan hijau dalam memediasi pengaruh persepsi nilai hijau terhadap perilaku pembelian hijau pada produk lampu LED di Yogyakrta.