I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Avian influenza (AI) dan Newcastle disease (ND) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).

Selama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

TINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease (ND)

HASIL DAN PEMBAHASAN

NEWCASTLE DISEASE VIRUS,,,, Penyebab Newcastle Disease. tahukan Anda???? Margareta Sisca Ganwarin ( )

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

TAHUN Nur Khusni Hidayanto, Ramlah, Ferry Ardiawan dan Yati Suryati

Ringkasan Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Himmvac Dalguban N plus Oil Vaccine.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Skematis virus ND. (FAO 2004)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tetelo yang merupakan salah satu penyakit penting pada unggas. Penyakit ini

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Vaksin Himmvac Dalguban BN Plus Oil Vaccine

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Salah Satu Manajemen Perkandangan pada Peternakan Ayam Broiler.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dapat disebabkan oleh kausa infeksius, non-infeksius dan nutrisional (Ali dkk.,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berproduksi secara maksimal adalah kelompok ayam pada peternakan tersebut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Virus ND merupakan virus dari family Paramyxoviridae sub famili

PENYAKIT VIRUS UNGGAS PENYAKIT VIRUS UNGGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengkajian Keamanan Lingkungan Produk Rekayasa Genetik Vaksin Himmvac Dalguban BEN Plus Oil Vaccine

TINJAUAN PUSTAKA Ayam kampung

DETEKSI MOLEKULER DAN KERAGAMAN VIRUS NEWCASTLE DISEASE PADA AYAM KAMPUNG DI WILAYAH ACEH

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

Proses Penyakit Menular

Indonesia Medicus Veterinus Juni (3):

METODE PENELITIAN. Kerangka Konsep. Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai. berikut :

RINGKASAN. Kata kunci : Titer antibodi ND, Newcastle Disease, Ayam Petelur, Fase layer I, Fase Layer II

UJI PENEGUHAN REAL TIME PCR AVIAN INFLUENZA DI BBKP SURABAYA TERHADAP METODE UJI STANDAR AVIAN INFLUENZA SESUAI STANDAR OIE.

Wahai Burungku, Ada Apa Denganmu (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan

FLU BURUNG. HA (Hemagglutinin) NA (Neoraminidase) Virus Flu Burung. Virus A1. 9 Sub type NA 15 Sub type HA. 3 Jenis Bakteri 1 Jenis Parasit

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur . Sistem Kekebalan pada Ayam

Inokulasi Virus pada Telur Ayam Berembrio

SEROEPIDEMIOLOGI PASCA VAKSINASI NEWCASTLE DISEASE (ND) DENGAN 2 STRAIN ANTIGEN

BAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya

TINJAUAN PUSTAKA. Btetapi banyak juga ditemukan isolat asal burung dari subtipe H5 dan H7B Byang

AMINO ACID ANALYSIS OF FUSION (F) GENE AND PREDICTION OF EPITOPE B-CELL NEWCASTLE DISEASE SURABAYA ISOLATE AS VACCINE CANDIDATE

BAB I PENDAHULUAN. positif, dan membentuk spora merupakan agen etiologik penyakit antraks yang

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar penampang virus ND, permukaan protein F (Fusion) dan HN (Hemaglutinin Neuraminidase) (Samal, 1997).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Broiler atau ayam pedaging merupakan ternak yang efisien dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ikan merupakan komoditas budidaya unggulan di Indonesia, karena

SURVEILANS SWINE INFLUENZA DI WILAYAH KERJA BBVET WATES JOGJAKARTA TH

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. sapi secara maksimal masih terkendala oleh lambatnya pertumbuhan populasi sapi

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan Kasus AI pada Itik dan Unggas serta Tindakan Pengendaliannya

DETEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5 PADA BEBERAPA JENIS BURUNG DI JAKARTA DAN SUKABUMI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Broiler merupakan istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya

PEDOMAN BUDI DAYA BURUNG PUYUH YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur Sistem Kekebalan Tubuh Pada Unggas

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Maesaroh, 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Kasus penyebaran :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. badan yang bertujuan untuk memproduksi daging. Ayam pedaging dikenal dengan

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi. Ikan mas dibudidayakan untuk tujuan konsumsi, sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maternal antibodi atau yang bisa disebut maternally derived antibodies atau

EVALUASI HASIL PENGUJIAN UJI KEAMANAN VAKSIN GUMBORO AKTIF DI BBPMSOH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kandungan berbagai asam amino, DHA dan unsur-unsur lainnya yang dibutuhkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Industri Peternakan unggas dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor 1 merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Virus Influenza A, B dan C

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

Penyebaran Avian Flu Di Cikelet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian

I. PENDAHULUAN. tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi

FAKTOR DAN AGEN YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT & CARA PENULARAN PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu

Perbandingan Tingkat Proteksi Program Vaksinasi Newcastle Disease pada Broiler

Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia memegang peran penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan maupun secara usaha berskala besar untuk komersial. Jenis unggas yang dibudidayakan antara lain ayam, itik, burung puyuh dan merpati. Ayam komersial seperti broiler dan layer merupakan jenis unggas yang paling banyak dibudidayakan karena teknik beternak ayam relatif mudah sehingga dapat dilakukan oleh banyak orang, disamping itu harga produk terjangkau dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Produk utama dari budidaya ayam tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan gizi dan produk sampingan seperti feses dapat digunakan untuk pupuk organik perkebunan (Tabbu, 1996). Keunggulan dari usaha budidaya ayam komersial ini diiringi dengan resiko tinggi, munculnya penyakit yang mampu menimbulkan kerugian cukup tinggi. Salah satu penyakit ayam komersial yang penting adalah penyakit ND (Alexander and Senne, 2008). Penyakit Newcastle disease (ND) merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan dan pencernaan pada unggas yang disebabkan oleh virus avian paramyxovirus tipe 1 (APM-1) pertama kali ditemukan di Pulau Jawa pada tahun 1926 dan merupakan virus paling patogen pada unggas (Quinn et al., 2011; Alexander and Senne, 2008). Penyakit ini masih menjadi permasalahan penting karena merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan kerugian ekonomi pada industri peternakan unggas baik di Indonesia maupun di dunia (Tabbu, 2000;

2 Robinson, 1961; Hodder et al., 1994), meskipun vaksinasi rutin diberikan pada ayam tetapi infeksi virus ND pada ayam tetap terjadi. Penyakit ND memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi dan dapat mencapai 100% akibat infeksi galur velogenik terutama pada kelompok ayam peka, morbiditas 50% pada galur mesogenik, dan morbiditas mencapai 30% pada infeksi galur lentogenik (Tabbu, 2003). Rata-rata morbiditas dan mortalitas ND dalam suatu flok ayam bervariasi antara 90-100% (Haque et al., 2010). Virus ND merupakan virus ribonucleid acid (RNA), memiliki amplop, memiliki bentuk pleomorfik dengan diameter 13-18 nm. Genom tidak bersegmen, berutas tunggal (single stranded), dan berpolaritas negative (Alexander, 2000; Mohammadamin dan Qubih, 2011). Berdasarkan jumlah kandungan nukleotida genom, virus ND dikelompokkan menjadi kelas I yang terdiri atas 15.198 nukleotida dan kelas II yang memiliki 15.186 atau 15.192 nukleotida (Czeglédi et al., 2006; Khrisnamurthy and Samal, 1998; Huang et al., 2004). Virus virulen yang sering ditemukan pada ayam, burung peliharaan, dan unggas air dikelompokkan dalam kelas II (Dortmans et al., 2011). Genom virus ND memiliki enam open reading frame yang mengkode nucleocapsid protein (NP), phospoprotein (P), matrix protein (M), fusion protein (F), hemagglutinin-neuraminidase (HN), dan large RNA-directed RNA polymerase (L) (Oberdorfer and Werner, 1998; Adi et al., 2010). Karekteristik biologis Paramyxovirus ditentukan berdasarkan aktivitas hemaglutinin, neuraminidase, hemolysis dan fusi sel. Kemampuan virus ND mengaglutinasi sel darah merah disebabkan oleh ikatan hemaglutinin pada reseptor

3 permukaan sel. Hambatan aglutinasi oleh serum spesifik dapat digunakan untuk mengidentifikasi virus. Enzim neuraminidase berperan untuk melepaskan progeni virus dari permukaan sel dan mencegah reattachment, sehingga virus dapat menginfeksi sel-sel baru. Aktivitas neuraminidase akan menghambat kerja hemaglutinin untuk menempel pada sel inang dengan menghilangkan reseptor sialic acid (Rout, 2007). Perlekatan virus ND pada reseptor di ikuti dengan fusi membran virus pada membran sel. Reaksi fusi digunakan untuk memasukkan materi genetik virus ke dalam sel hospes (Alexander and Senne, 2008). Tingkat virulensi berhubungan dengan tropisme jaringan dan sistem kekebalan inang. Spesies inang, status imunitas, umur, lingkungan, ko-infeksi dengan organisme lain, dosis virus, dan jalur paparan juga dapat memengaruhi keparahan penyakit (Umali et al., 2013). Faktor yang menentukan tingkat virulensi antar galur antara lain terletak pada kecepatan multiplikasi virus, semakin cepat virus bereplikasi akan semakin ganas. Sampai saat ini penyakit ND tetap endemik di banyak negara (OIE, 2012), temasuk di antaranya di Indonesia dengan kejadian penyakit yang terus berlangsung sepanjang tahun (Kencana et al., 2012). Selain menghambat produksi peternakan, kerugian lain yang ditimbulkan oleh penyakit ND adalah biaya penanggulangan yang sangat besar terutama untuk melakukan tindakan biosekuriti dan sanitasi terhadap lingkungan yang telah tercemar virus (Sudarisman, 2009). Salah satu tindakan yang diharapkan mampu melindungi ayam dari penyakit ND adalah melalui vaksinasi (Paniago, 2007). Vaksin ND telah banyak ditemukan dan digunakan sebagai pencegahan terhadap penyakit akan tetapi ND belum dapat diatasi dengan baik sampai saat ini. Penerapan program vaksinasi terhadap virus

4 ND juga telah dilakukan secara rutin disetiap peternakan ayam komersial, tetapi masih banyak kasus ayam komersial yang terinfeksi virus ND. Namun demikian sampai saat ini wabah ND tetap menjadi masalah yang serius industri peternakan ayam (Xiao et al., 2012). Hal ini karena perbedaan genotipe virus vaksin yang digunakan untuk vaksinasi dengan virus yang berada dilapangan tidak memberikan kekebalan yang optimal (Kim et al., 2013). Gejala klinis yang muncul dari ayam yang terinfeksi virus ND dari peternakan ayam komersial pada umumnya yaitu kematian dan tortikolis. Virus ND yang menginfeksi ayam dipeternakan komersial perlu dilakukan karakterisasi, sehingga diketahui jenis virus ND yang menyerang pada ayam komersial merupakan virus yang avirulen atau virulen. Penentuan patogenesitas gen F dilakukan dalam penelitian ini sehingga diharapkan dapat memberi informasi patogenesitas molekuler virus ND isolat lapangan dari peternakan ayam komersial yang melakukan vaksinasi secara rutin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat disusun beberapa rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimanakah patogenesitas molekuler dari virus yang teridentifikasi positif virus ND pada peternakan ayam komersial? 2. Apakah virus tersebut merupakan genotip VII seperti yang pernah dilaporkan di Indonesia sebelumnya? 3. Bagaimanakah hubungan kekerabatan genetik antara virus dalam penelitan ini dengan virus ND di Indonesia sebelumnya dan strain vaksin?

5 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui patogenesitas molekuler virus ND berdasarkan kosensus sekuen fragmen gen F 2. Mengetahui genotipe virus ND berdasarkan analisis filogenetik fragmen gen F 3. Melihat hubungan kekerabatan genetik antara isolat dalam penelitian ini dengan isolat ND Indonesia sebelumnya dan strain vaksin. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui dan memperoleh data patogenesitas molekuler virus ND yang telah dikoleksi dari peternakan ayam komersial. Hasil yang diperoleh digunakan sebagai informasi patogenesitas molekuler, genotip dan hubungan kekerabatan genetik virus ND tersebut dengan isolat-isolat virus ND Indonesia yang pernah dilaporkan sebelumnya, sehingga dapat dijadikan acuan terhadap strategi pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit ND pada peternakan yang sudah melaksanakan vaksinasi secara berkala. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk mengkarakterisasi gen F virus Newcastle Disease antara lain: Penelitian Adi et al., (2010) melakukan kajian isolasi dan karakterisasi patogenesitas virus ND pada kasus natural di Indonesia. Xiao et al., (2012) melakukan sekuensing dan analisis filogenetik virus ND yang bersirkulasi di Indonesia. Dharmayanti et al., (2014) yang melakukan analisis filogenetik virus Newcastle Disease genotip VII di Indonesia. Angeliya (2014)

6 melakukan kajian filogenetik gen fusi (F) virus ND isolat asal wilayah kerja balai penyidikan dan pengujian veteriner (BPPV) regional III lampung tahun 2010-2013. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah gen F virus ND yang dianalisis. Perbedaannya adalah isolat yang digunakan dan primer untuk amplifikasi. Keaslian penelitian dilihat dari perbedaan asal isolat. Isolat yang diteliti semua berasal dari peternakan unggas komersial yang menerapkan vaksinasi ND dengan baik, namun muncul kasus dengan gejala klinis yang berbeda yaitu tortikolis, kematian tinggi, serta drop porduksi. Sekuen fragmen gen F yang diperoleh dengan menggunakan primer desain pribadi dengan panjang 710 bp dan pada posisi 91-800 nukleotida. Primer yang telah didesain di uji spesifisitas dengan beberapa virus ayam yaitu avian influenza (AI), infectious bursal disease (IBD), infectious bronchitis (IB), dan infectious laryngotracheitis (ILT).