68 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum National Center for Sustainability Reporting (NCSR) adalah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2005 oleh lima organisasi terkemuka, yaitu Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), serta Indonesian-Netherlands Asociation (INA). NCSR bertujuan untuk mendorong dan mempromosikan penggunaan laporan berkelanjutan (sustainability report) oleh perusahaanperusahaan di Indonesia. Melalui laporan ini, perusahaan menunjukan akuntabilitas dan transparasinya dalam pelaksanaan taggung jawab sosial dan lingkungan, berdasarkan rerangka pelaporan yang dikeluarkan oleh Global Report Initiative (GRI). GRI berpusat di Belanda dan merupakan organisasi independen yang menyiapkan laporan berkelanjutan. Pedoman ini sudah diakui secara internasional dan banyak digunakan di berbagai negara. Sejak tahun 2006, NCSR telah menjadi anggota pemangku kepentingan GRI dan ditunjuk oleh GRI sebagai partner pelatihan laporan berkelanjutan untuk wilayah Indonesia, Malaysia, dan Thailand. The Sustainability Reporting Award (SRA) adalah penghargaan tahunan yang perusahaan penghargaan atau organisasi yang telah mengembangkan dan
69 menerbitkan laporan keberlanjutan dan laporan Corporate Social Responsibility (CSR) dan membuat baik penggunaan website perusahaan atau organisasi untuk mengungkapkan kegiatannya. Pelaporan keberlanjutan adalah alat komunikasi melalui mana organisasi mengungkapkan nilai mereka saat ini ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk para pemangku kepentingan, dan menyajikan tanggapan mereka terhadap perubahan iklim, masalah sosial, dan isu-isu keberlanjutan lainnya. Pada penelitian kali ini penulis meneliti perusahaan manufaktur yang menerbitkan dan tidak menerbitkan Sustainability Report dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan daftar perusahaan manufaktur yang menerbitkan sustainability report dapat dilihat di http://isra.ncsr-id.org. Dari hasil tersebut didapat 6 perusahaan manufaktur yang menerbitkan sustainability report selama 2010-2013 dan terdapat 9 perusahaan yang tidak melaporkan sustainability report. Totalnya terdapat 15 perushaan manufaktur yang dijadikan sampel sehingga jumlah sampel selama 4 tahun menjadi 60 sampel. B. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis Statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel penelitian selama periode tahun 2010-2013. Dari analisis tersebut, dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Analisis statistik deskriptif secara ringkas disajikan dalam tabel sebagai berikut :
70 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance ROA 60,7684 70,2970 16,845912 13,2004800 174,253 ROE 60 2,2005 125,8059 30,280012 26,1701494 684,877 NPM 60,9207 25,5094 10,622147 6,0856796 37,035 GC 60,0000 1,0000,450000,5016921,252 SR 60,0000 1,0000,400000,4940322,244 Valid N (listwise) 60 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa : 1. Jumlah sampel (N) ada 60 yang terdiri dari perusahaan manufaktur selama 4 tahun yang terdiri dari variabel return on assets (ROA),return on equity (ROE),net profit margin (NPM), dan governance comittee (GC) 2. Return on Assets (ROA) menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan perusahaan. ROA memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,7684 yaitu pada PT Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2013 dan nilai terbesar (maximum) sebesar 70,2970 yaitu pada PT Metrodata Electronic Tbk pada tahun 2012. 3. Return on equity (ROE) adalah pengukuran dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal uang mereka investasikan dalam perusahaan. ROE memiliki nilai terendah sebesar 2,2005 yaitu pada
71 PT Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2013. Nilai terbesar (maximum) sebesar 125,8059 yaitu pada PT Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013. 4. Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai minimum sebesar 0,9207 yaitu pada PT Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2013 dan nilai terbesar (maximum) 25,5094 pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2010. 5. Governance Committee adalah variabel independen dummy yang ditambahkan pada penelitian ini. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat pembentukan governance committee dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pembentukan governance committee. C. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Berikut hasil olahan SPSS pengujian Hosmer dan Lemeshow Tabel 4.2 Menilai Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 5,510 8,702 Dari tabel 4.2 dilakukan Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow. Probabilitas signifikansi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikasi (α) 5 %. Jika nilai statistiknya lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak
72 dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasi atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. (Ghozali, 3013) Tabel menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai statistik Homser and Lemeshow Goodness of fit sebesar 5,510 Dengan probabilitas signifikansi menunjukkan angka 0,702, nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada 0,05, maka Ho tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. D. Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Fit model) Berikut hasil pengolahan SPSS pengujian overall fit model. Dengan menilai Menilai angka -2 log likelihood pada awal (blok number = 0) dan angka -2 log likelihood pada blok number =1, jika terjadi penurunan angka -2 log likelihood maka menunjukkan model regresi yang baik. Log likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian sum of squared error pada model regresi, sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi yang baik. (Imam Ghozali, 2013).
73 Tabel 4.3 Menilai Keseluruhan Model Block 0: Beginning Block Iteration Iteration History a,b,c -2 Log likelihood Coefficients Constant 1 80,762 -,400 Step 0 2 80,761 -,405 3 80,761 -,405 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 80,761 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than,001. Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model Block 1 : Method = Enter Model Summary Step -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R likelihood Square Square 1 33,532 a,545,737 a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than,001. Dari tabel 4.3 dan 4.4 menunjukkan perbandingan antara nilai -2logL blok awal dengan -2logL blok akhir. Dari hasil perhitungan nilai -2logL terlihat bahwa nilai blok awal (Blok Number = 0) adalah 80,761 dan nilai -2logL pada blok akhir (Blok Number = 1 ) adalah 33,532 mengalami penurunan sebesar 48,229 (80,761-32,532).
74 Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pada persamaan logistik dalam penelitian ini merupakan model regresi yang lebih baik. E. Hasil Uji Koefisien Determinasi ( Nilai Nagel Karke (R 2 ) ) Nilai Nagel Kerke digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model variabel bebas secara bersama-sama dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali, 2013:341). Tabel 4.5 Menilai Koefisien Determinasi Step Model Summary -2 Log Cox & Snell R likelihood Square Nagelkerke R Square 1 33,532 a,545,737 a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than,001. Tabel 4.5 dapat dijelaskan hasil uji regresi logistik didapat Cox & Snell R Square sebesar 0,545 dan Nagelkerke R Square sebesar 0,737. Nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,545 tidak digunakan karena didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterprestasikan. Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,737 berarti bahwa ada kontribusi sebesar 73,7% variabel Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Governance Committee terhadap praktik
75 pengungkapan Sustainability Report secara bersama-sama. Sedangkan sisanya sebesar 26,3% dipengaruhi oleh sebab-sebab yang lain di luar variabel yang diteliti. F. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh variabelvariabel bebas terhadap variable terikat. Dalam uji hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat Variables in the Equation, pada kolom Significant dibandingkan dengan tingkat kealfaan 0.05 (5%). Apabila tingkat signifikansi < 0.05, maka Ha diterima. Tabel 4.6 Pengujian Hipotesis Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) ROA,029,050,331 1,565 1,029 ROE,004,033,011 1,916 1,004 Step 1 a NPM,406,164 6,169 1,013 1,501 GC 3,591 1,145 9,837 1,002 36,279 Constant -7,407 2,339 10,028 1,002,001 a. Variable(s) entered on step 1: ROA.ROE,NPM,GC. 1. Analisis Regresi Logistik Berdasarkan tabel 4.6 persamaan regresi logistik yang terbentuk adalah sebagai berikut : SR = -7,407 + 0,029 ROA + 0,004 ROE + 0,406 NPM+ 3,591 GC
76 Keterangan koefisiensi regresi logistik : 1. Konstanta sebesar -7,407 menyatakan bahwa jika variabel independen = 0, maka pengungkapan sustainability report akan sebesar -7,407 2. Koefisien ROA sebesar 0,029 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% ROA dan variabel independen lainnya tetap, pengungkapan sustainability report akan naik sebesar 0,029. 3. Koefisien ROE sebesar 0,004 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% ROE dan variabel independen lainnya tetap, pengungkapan sustainability report akan naik sebesar 0,004. 4. Koefisien NPM sebesar 0,406 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% NPM dan variabel independen lainnya tetap, pengungkapan sustainability report akan naik sebesar 0,406. 5. Koefisien Governance Committee (GC) sebesar 3,591 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan governance committee dan variabel independen lainnya tetap, pengungkapan sustainability report akan naik sebesar 3,591. 2. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen 2.1 Pengaruh ROA Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Dari hasil pengujian analisis regresi logistik diatas, variabel return on assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi sebesar 0,565 nilainya jauh di atas 0,05.
77 2.2 Pengaruh ROE Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Variabel return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi sebesar 0,916 nilainya jauh di atas 0,05. 2.3 Pengaruh NPM Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Berbeda dengan kedua variabel diatas, variabel net profit margin (NPM) memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi sebesar 0,013 dimana nilainya di bawah 0,05. 2.4 Pengaruh GC Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Sama halnya dengan NPM, governance committee (GC) juga memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report, ha ini dapat dilihat dari probabilitas signifikan sebesar 0,002 yang dimana nilainya juga dibawah dari 0,05. G. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut :
78 Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Regresi Logistik Hasil Hipotesis Variabel Uji Keterangan Ha 1 ROA 0,565 Ha 1 ditolak, tidak terdapat pengaruh signifikan Ha 2 ROE 0,916 Ha 2 ditolak, tidak terdapat pengaruh signifikan Ha 3 NPM 0,013 Ha 3 diterima, terdapat pengaruh signifikan Ha 4 GC 0,002 Ha 4 diterima, terdapat pengaruh signifikan Dari hasil pengujian pada Ha 1 (hipotesis pertama) menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, hipotesis 1 ditolak. Hasil penelitian ini memiliki nilai koefisien regresi untuk ROA sebesar 0,029 dengan nilai signifikansi sebesar 0,565 dimana pada tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa Ha 1 tidak berhasil didukung. Variabel ROA tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report menunjukkan bahwa nilai ROA tidak secara langsung mempengaruhi pengungkapan sustainability report pada saat itu. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imam Wibowo dan Sekar Akram Faradiza (2014). Profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan aktiva (asset). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki nilai ROA tinggi belum tentu perusahaan tersebut melakukan pengungkapan SR. Hal ini disebabkan karna pengungkapan SR di Indonesia masih bersifat voluntary, artinya perusahaan dengan
79 sukarela menerbitkannya dan belum ada peraturan khusus yang mewajibkan seperti halnya penerbitan financial reporting. Saat ini masih banyak perusahaan di Indonesia yang mulai berkembang dan kebanyakan perusahaan masih berfokus pada pencarian keuntungan belaka. Perusahaan menganggap sumbangannya kepada masyarakat hanya berasal dari penyediaan lapangan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan melalui produknya, dan pembayaran pajak kepada negara sudahlah cukup padahal anggapan tersebut bukanlah suatu hal yang cukup jika suatu perusahaan ingin membentuk nilai jangka panjang karena sebenarnya masyarakat tidak kemudian hanya menuntut pemenuhan kebutuhan mereka melalui penyediaan produk. Sama halnya seperti pengujian pada Ha 1, hasil pengujian pada Ha 2 (hipotesis kedua) menunjukkan bahwa return on equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, hipotesis 2 ditolak. Hasil penelitian ini memiliki nilai koefisien regresi untuk variabel return on equity sebesar 0,004 dengan nilai signifikasi sebesar 0,916 dimana pada tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa Ha 2 tidak berhasil didukung. Profitabilitas yang diukur dengan ROE tidak berpengaruh dalam pengungkapan sustainability report. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi para investor atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan perusahaan untuk setiap modal dari investor. Nilai ROE yang tinggi menunjukan semakin baik manajemen dalam mengelola modal yang telah diinvestasikan oleh investor. ROE juga salah satu perhatian yang
80 menjadi pusat perhatian para stakeholder untuk menginvestasikan dananya. Namun nilai ROE yang tinggi ternyata tidak berpengaruh dengan pengungkapan sustainability report. Karna belum ada peraturan di Indonesia yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan pengungkapan sustainability report, maka masih banyak perusahaan di Indonesia yang belum melakukan pengungkapan sustainability report tersebut. Sustainability report di Indonesia masih tergolong baru dalam beberapa tahun ini sehingga masih banyak pula investor yang tidak memperhatikan hal tersebut sebelum mereka menginvestasikan dananya di suatu perusahaan. Dari hasil pengujian pada Ha 3 (hipotesis ketiga) menunjukkan bahwa net profit margin (NPM) berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, hipotesis 3 diterima. Hasil penelitian ini memiliki nilai koefisien regresi untuk variabel NPM sebesar 0,406 dengan nilai signifikasi sebesar 0,013 dimana pada tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa Ha 3 berhasil didukung. Berbeda dari dua variabel diatas, profitabilitas yang diukur dengan NPM berpengaruh dalam pengungkapan sustainability report. NPM menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Nilai NPM yang tinggi menunjukan semakin besar keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Hal ini berarti semakin banyak penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut cenderung melakukan pengungkapan laporan berkelanjutan untuk menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan penjualan.
81 Dari hasil pengujian pada Ha 4 (hipotesis keempat) menunjukkan bahwa governance committee (GC) berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, hipotesis 4 diterima. Hasil penelitian ini memiliki nilai koefisien regresi untuk variabel GC sebesar 3,591 dengan nilai signifikasi sebesar 0,002 dimana pada tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa Ha 4 berhasil didukung. Corporate Governance yang diukur dengan governance committee (GC) berpengaruh dalam pengungkapan sustainability report. Penciptaan Good Corporate Governance (GCG) suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui penunjukan anggota GC yang kompeten dan berkualitas. Ada atau tidaknya GC dalam suatu perusahaan berpengaruh dalam pengungkapan sustainability report.