Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

TABEL 4-4. MATRIKS RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank.

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

Bab-2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,

Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,

Tabel 2.1. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara Ambient Jalan Raya. Provinsi Jawa Barat

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

Makalah Baku Mutu Lingkungan

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

KESESUAIAN LOKASI PERUMAHAN

RINGKASAN EKSEKUTIF KOTA BONTANG DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/103/KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN RUMAH MAKAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL

PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

Pencemaran Lingkungan

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

V. GAMBARAN UMUM. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab-3 RENCANA PENGELOLAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

KATA PENGANTAR. Banjarbaru. Juli 2015 Untuk dan Atas Nama PT PLN (Persero) UIP IX

PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PETROKIMIA HULU

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013 IZIN LINGKUNGAN HIDUP PEMBANGUNAN PABRIK PENGEPAKAN SEMEN PENGOLAHAN KLINKER DAN TERMINAL KHUSUS OLEH PT. SEMEN PAPUA DI POMAKO DISTRIK MIMIKA TIMUR KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA A. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Pembangunan Pabrik Pengepakan Semen, Pengolahan Klinker dan Terminal Khusus di Pomako (RPL) No A. Penting Yang Tahap Konstruksi 1 Penurunan kualitas udara 1. Mobilisasi alat berat dan material. 2. Pembersihan dan pematangan lahan 3. Pembangunan pabrik pengepakan semen, pengolahan terminal khusus. mengendalikan faktor pencemar udara dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dampak penurunan kualitas udara mengacu pada PPRI No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yaitu konsentrasi partikulat/debu (230 μg/nm 3 ), NOx (400 μg/nm 3 ) dan SO2 (900 μg/nm 3 ) dan CO (30.000 μg/nm 3 ). 1. Menggunakan kendaraan dan alat berat yang laik pakai. 2. Memelihara mesin kendaraan dan alat berat secara berkala. 3. Mengatur kecepatan kendaraan terutama pada daerah yang melewati pemukiman penduduk. 4. Menggunakan truk pengangkut material yang dilengkapi penutup guna mencegah ceceran tanah dan terdispersinya debu. 5. Menyiram badan jalan yang belum memiliki perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku di sekitar proyek. Di sekitar lokasi kegiatan hingga Jalan Raya Pomako dengan batas ekologis radius 3 km dari lokasi kegiatan.

2 Peningkatan Kebisingan 3 Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha 1. Mobilisasi alat berat dan material. 2. Pembersihan dan pematangan lahan. 1. Penerimaan tenaga kerja. mengendalikan faktor pencemar kebisingan dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dampak peningkatan kebisingan mengacu pada Keputusa Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, untuk lingkungan pelabuhan atau industri (70 dba) dan pemukiman (55 dba). kewajaran keseimbangan perbandingan antara tenaga kerja lokal dan 6. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara intensif. 7. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 1. Menggunakan kendaraan dan alat berat yang laik pakai. 2. Memelihara mesin kendaraan dan alat berat secara berkala. 3. Mengatur kecepatan kendaraan terutama pada daerah yang melewati pemukiman penduduk. 4. Melakukan aktivitas yang tidak berkesinambungan sewaktu melakukan pembersihan lahan menggunakan chainsaw. 5. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 1. Prioritas penerimaan tenaga kerja lokalsesuai dengan keahlian dan kebutuhan perusahaan. Di sekitar lokasi kegiatan hingga Jalan Raya Pomako dengan batas ekologis radius 3 km dari lokasi kegiatan. Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Provinsi 2. BLH Kabupaten

tenaga kerja dari daerah lain sesuai dengan keahliannya dan kebutuhan perusahaan. 2. Tolok ukur dampak adalah: a. Besarnya persentase tenaga kerja dari lokal yang diterima atau mendapat kesempatan bekerja pada rencana kegiatan. b. Terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang berusaha bagi penduduk sekitar yang terkait langsung dengan rencana kegiatan seperti: penyewaan mobil atau terbukanya sektor informal serta penyediaan jasa lainnya. 2. Pendekatan kepada sekitar melalui program sosialisasi yang efektif. 3. Bekerjasama dengan Distrik Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mimika dalam sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan pelaksanaan rekrutmen. 4. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. c. Tingkat pendapatan di sekitar lokasi rencana kegiatan.

4 Perubahan persepsi positif 1. Penerimaan tenaga kerja. 2. Mobilisasi alat berat dan material. adalah peningkatan persepsi positif dari sekitar rencana kegiatan secara khusus dan di Kabupaten Mimika secara umum. 2. Tolok ukur yang dapat digunakan antara lain dengan: a. pemahaman terhadap rencana kegiatan pembangunan PTSP. b. ada dan tidak adanya konflik antara perusahaan dengan sekitarnya. 1. Melakukan kegiatan ramah-tamah atau temu wicara dengan dalam rangka penjelasan secara langsung tentang keberadaan rencana kegiatan. 2. Melakukan kegiatan pengembangan kean di bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan ekonomi. 3. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 4. Bekerjasama dengan Distrik Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mimika dalam sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan pelaksanaan rekrutmen serta penjelasan rincian rencana kegiatan PTSP. Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu.

B. Penting Yang Tahap Operasi 1 Penurunan kualitas udara 1. Kegiatan terminal khusus semen. 2. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. mengendalikan faktor pencemar udara dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dan parameter dampak penurunan kualitas udara mengacu pada PPRI No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.Yaitu konsentrasi partikulat/debu (230 μg/nm 3 ), NOx (400 μg/nm 3 ) dan SO2 (900 μg/nm 3 ) dan CO (30.000 μg/nm 3 ). 1. Menggunakan kendaraan dan alat berat yang laik pakai. 2. Memelihara mesin kendaraan dan alat berat secara berkala. 3. Mengatur kecepatan kendaraan terutama pada daerah yang melewati pemukiman penduduk. 4. Menggunakan truk terbuka pengangkut semen dalam kantong yang dilengkapi penutup. 5. Menyiram badan jalan yang belum memiliki perkerasan lentur ataupun perkerasan kaku di sekitar proyek. 6. Menggunakan penangkap debu di sumber pencemar seperti: fabric filter (baghouses) dan atau jet pulse filter, yang sesuai dengan polutan yang akan ditangkap. 7. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara intensif. 8. Membuat tinggi cerobong asap dengan mengikuti Keputusan Kepala Bapedal No. 205 tahun 1996 tentang Pedoman Tenis Pengendalian Pencemaran Sumber Tidak Bergerak, yang tercantum pada lampiran III. Di sekitar lokasi kegiatan hingga Jalan Raya Pomako dengan batas ekologis radius 3 km dari lokasi kegiatan. operasi

9. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 2 Peningkatan kebisingan 1. Kegiatan terminal khusus semen. 2. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. mengendalikan faktor pencemar kebisingan dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dampak peningkatan kebisingan mengacu pada KepMenLH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, untuk lingkungan pelabuhan atau industri (70 dba) dan pemukiman (55 dba). 1. Menggunakan kendaraan dan alat berat yang laik pakai. 2. Memelihara mesin kendaraan dan alat berat secara berkala. 3. Mengatur kecepatan kendaraan terutama pada daerah yang melewati pemukiman penduduk. 4. Pembuatan ruang yang dapat mengurangi kebisingan untuk alat alat yang bisa disimpan di dalam ruangan 5. Penggunaan mesin kedap suara atau memilih alat yang lebih rendah intensitas kebisingan yang dikeluarkan 6. Pemakaian ear plug bagi karyawan yang bekerja di dekat sumber bising 7. Pembuatan kawasan hijau dengan pemanfaatan sebagian areal lahan (dalam lokasi) untuk dijadikan kawasan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon Di sekitar lokasi kegiatan hingga Jalan Raya Pomako dengan batas ekologis radius 3 km. operasi

pelindung 8. Penerapan pelaksanaan pendekatan keselamatan, kesehatan kerja (K3) 9. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 3 Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha 1. Penerimaan tenaga kerja. adalah keseimbangan penerimaan tenaga kerja lokal dan tenaga kerja dari daerah lain sesuai dengan keahliannya dan kebutuhan perusahaan. 2. Tolok ukur dampak adalah: a. Besarnya persentase tenaga kerja dari lokal yang diterima atau mendapat kesempatan bekerja pada rencana kegiatan sesuai dengan keahliannya. b. Terbukanya lapangan pekerjaan dan 1. Prioritas penerimaan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian dan kebutuhan perusahaan. 2. Pendekatan kepada sekitar melalui program sosialisasi yang efektif. 3. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 4. Bekerjasama dengan Distrik Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mimika dalam sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan pelaksanaan rekrutmen. Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu operasi

4 Peningkatan pendapatan 1. Penerimaan tenaga kerja. peluang berusaha bagi penduduk sekitar yang terkait langsung dengan rencana kegiatan seperti: penyewaan mobil atau terbukanya sektor informal. c. Perbandingan tingkat pendapatan di sekitar lokasi rencana kegiatan. meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi keluarga karyawan PTSP. 2. Tolok ukur yang dapat digunakan antara lain dengan meningkatnya daya beli karyawan PTSP 1. Memberikan informasi kepada tentang rencana kebutuhan tenaga kerja dan proses rekrutmen secara transparan. 2. Memprioritaskan tenaga kerja lokal sesuai kemampuan dan kebutuhan perusahaan. 3. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 4. Bekerjasama dengan Distrik Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. operasi

Kabupaten Mimika dalam sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan pelaksanaan rekrutmen. 5 Gangguan aktifitas nelayan 1. Kegiatan terminal khusus semen mengendalikan traffic lalulintas kapal di sekitar rencana kegiatan sehingga tidak menghalangi aktifitas nelayan. 2. Parameter dan tolok ukur dampak gangguan aktifitas nelayan adalah volume dan kelancaran laju lalulintas sungai. 1. Bekerjasama dengan UPP Pelabuhan Pomako untuk melakukan penjadwalan kapal masuk dan keluar pelabuhan. 2. Mengatur kecepatan kapal ketika memasuki perairan Sungai Uhurupa. 3. Pada saat melakukan manuver/memutar kapal hendaknya diiringi dengan bunyi sirine kapal sebagai tanda ada aktivitas manuver kapal dan dibantu dengan kapal tunda. 4. Membuat ramburambu kerja berupa bola merah-putihmerah untuk siang hari atau lampu merah-putih-merah pada malam hari. 5. Melakukan sosialisasi kepada nelayan mengenai arti atau makna ramburambu tersebut kepada pengguna perairan lainnya. 6. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang Pengelolaan dilakukan area terminal khusus dan fasilitas penunjangnya. Pengelolaan lingkungan dilakukan selama tahap operasi PT Semen

bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 6 Peningkatan lalulintas sungai 1. Kegiatan terminal khusus semen terkendalinya traffic lalulintas kapal di sekitar rencana kegiatan di sekitar perairan Kawasan Pelabuhan Pomako. 2. Parameter dan tolok ukur dampak peningkatan lalulintas sungai adalah volume dan kelancaran laju lalulintas sungai. 1. Bekerjasama dengan UPP pelabuhan Pomako untuk melakukan penjadwalan kapal masuk dan keluar pelabuhan 2. Mengatur kecepatan kapal ketika memasuki perairan Sungai Uhurupa. 3. Pada saat melakukan manuver/ memutar kapal hendaknya diiringi dengen bunyi sirine kapal sebagai tanda ada aktivitas manuver kapal dan dibantu dengan kapal tunda. 4. Membuat ramburambu kerja berupa bola merah-putihmerah untuk siang hari atau lampu merah-putih-merah pada malam hari. 5. Melakukan sosialisasi kepada nelayan mengenai arti atau makna ramburambu tersebut. 6. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan Pengelolaan dilakukan area terminal khusus dan fasilitas penunjangnya. Pengelolaan lingkungan dilakukan selama tahap operasi PT Semen Papua

pengembangan kean. 7 Perubahan persepsi positif 1. Penerimaan tenaga kerja. 2. Kegiatan terminal khusus semen. 3. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. meningkatkan persepsi positif dari. 2. Tolok ukur yang dapat digunakan antara lain dengan: a. tingkat pemahaman terhadap kegiatan PTSP. b. jumlah keluhan dari baik berupa protes atau tuntutan dari. 1. Melakukan pengelolaan dampak penting yang timbul sesuai aspek teknis, sehingga tidak terjadi lepasan pencemaran ke. 2. Melakukan kegiatan sosialisasi. 3. Menyerap aspirasi dan harapan serta melaksanakannya secara wajar. 4. Melakukan kegiatan pengembangan kean di bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan ekonomi. 5. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 6. Bekerjasama dengan aparat kecamatan Mimika Timur dan Dinas Tenaga Kerja serta Sosial di Kabupaten Mimika untuk sosialisasi kebutuhan tenaga kerja dan juga penjelasan rincian kegiatan terminal khusus semen dan kegiatan pengolahan Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. operasi

pengepakan semen. C. Lingkungan Lainnya Yang Tahap Konstruksi 1 Penurunan kualitas air permukaan 1. Pembersihan dan pematangan lahan. mengendalikan faktor pencemar kualitas air dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dan paramter dampak penurunan kualitas air permukaan mengacu pada PPRI No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air sarana/prasaran a rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratka n mutu air yang sama dengan kegunaan 1. Membuka lahan dilakukan sesuai dengan luasan tapak kegiatan. 2. Menyediakan fasilitas MCK dilengkapi dengan septic tank. 3. Menampung oli bekas dari kegiatan pemeliharaan alat berat dalam drum @ 200 liter dan dikirim ke pihak ketiga berizin. 4. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. Pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan PTSP.. PT Semen Papua

2 Peningkatan laju limpasan air permukaan 3 Peningkatan lalulintas sungai 1. Pembersihan dan pematangan lahan 2. Pembangunan pabrik pengepakan semen, pengolahan terminal khusus. 1. Mobilisasi alat berat dan material. tersebut. mengendalikan faktor yang menjadikan limpasan air permukaan meningkat. 2. Tolok ukur dan parameter dampak peningkatan laju limpasan air permukaan adalah: meningkatnya laju erosi tanah dan meningkatnya kandungan padatan tersuspensi (TSS) di aliran air permukaan. terkendalinya traffic lalulintas kapal di sekitar rencana kegiatan di sekitar perairan Kawasan Pelabuhan Pomako. 2. Parameter dan tolok ukur dampak peningkatan lalulintas sungai adalah volume dan kelancaran laju lalulintas 1. Pembuatan saluran drainase sementara. 2. Memasang penahan tanah di daerah yang berbatasan dengan sungai untuk menghindari erosi 3. Sesegera mungkin melakukan tindakan konservasi tanah baik berupa mekanikal maupun vegetatif sesudah pembangunan dilaksanakan. 4. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Manager yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 1. Bekerjasama dengan UPP pelabuhan Pomako untuk melakukan penjadwalan kapal masuk dan keluar pelabuhan 2. Mengatur kecepatan kapal ketika memasuki perairan Sungai Uhurupa. 3. Pada saat melakukan manuver/ memutar kapal hendaknya diiringi dengen bunyi sirine kapal sebagai tanda ada aktivitas manuver kapal dan dibantu dengan kapal tunda. Pengelolaan dilakukan lokasi kegiatan. Pengelolaan dilakukan area terminal khusus dan fasilitas penunjangnya. kosntruksi.. PT Semen PT Semen Papua

sungai. 4. Membuat ramburambu kerja berupa bola merah-putihmerah untuk siang hari atau lampu merah-putih-merah pada malam hari. 5. Melakukan sosialisasi kepada nelayan mengenai arti atau makna ramburambu tersebut. 6. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. 4 Peningkatan lalulintas jalan 1. Mobilisasi alat berat dan material. mengendalikan traffic lalulintas di sekitar rencana kegiatan sehingga tidak terjadi kemacetan. 2. Parameter dan tolok ukur dampak peningkatan lalulintas jalan adalah volume dan kelancaran laju lalulintas yang melewati jalan Pomako. 1. Pengaturan kegiatan lalulintas terhadap kendaraan perusahaan. 2. Bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk pembuatan rambu-rambu keselamatan. 3. Pengaturan lalulintas di Jalan Pomako saat mobilisasi kendaraan, bekerja sama dengan Kepolisian dan Dinas Perhubungan. 4. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal Pengelolaan dilakukan jalan Pomako, khususnya di sekitar pintu masuk pelabuhan. PT Semen

pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. D. Lingkungan Lainnya Yang Tahap Operasi 1 Penurunan kualitas air permukaan 1. Kegiatan pengolahan pengepakan semen mengendalikan faktor pencemar kualitas air dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Tolok ukur dan paramter dampak penurunan kualitas air permukaan mengacu pada PPRI No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air sarana/prasaran a rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratka n mutu air yang 1. Menyediakan fasilitas MCK dilengkapi dengan septic tank. 2. Melakukan tindakan konservasi tanah baik berupa mekanikal maupun vegetatif sesudah pembangunan dilaksanakan. 3. Semua bangunan pabrik dan bangunan lain akan dibangun sistem saluran sendirisendiri dan kemudian mengalir ke saluran pembagi. 4. Membangun kolam pengendapan sebagai muara dari semua saluran air. Setelah dilakukan pengendapan, selanjutnya air dari kolam pengendapan akan dialirkan menuju Sungai Uhurupa. 5. Menampung oli bekas dari kegiatan pemeliharaan alat berat dalam drum @ 200 liter dan dikirim ke pihak ketiga berizin. 6. PTSP akan Quality Control (QC) dan Support Pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan PTSP. operasi PT Semen Papua

sama dengan kegunaan tersebut. Manageryang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan. 2 Peningkatan lalulintas jalan 1. Kegiatan pengolahan pengepakan semen mengendalikan traffic lalulintas di sekitar rencana kegiatan sehingga tidak terjadi kemacetan. 2. Parameter dan tolok ukur dampak peningkatan lalulintas jalan adalah volume dan kelancaran laju lalulintas yang melewati jalan Pomako. 1. Pengaturan kegiatan lalulintas terhadap kendaraan perusahaan. 2. Bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk pembuatan rambu-rambu keselamatan. 3. Pengaturan lalulintas di Jalan Pomako saat mobilisasi kendaraan, bekerja sama dengan Kepolisian dan Dinas Perhubungan. 4. PTSP akan Human Resources (HR) dan General Affair (GA) Manager yang bertanggung dalam hal pengelolaan tenaga kerja dan pengembangan kean. Pengelolaan dilakukan jalan Pomako, khususnya di sekitar pintu masuk pelabuhan. operasi PT Semen Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli KEPALA BIRO HUKUM GUBERNUR PAPUA, CAP/TTD LUKAS ENEMBE, SIP, MH ROSINA UPESSY, SH

Lampiran I : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013 IZIN LINGKUNGAN HIDUP PEMBANGUNAN PABRIK PENGEPAKAN SEMEN PENGOLAHAN KLINKER DAN TERMINAL KHUSUS OLEH PT. SEMEN PAPUA DI POMAKO DISTRIK MIMIKA TIMUR KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA B. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Pembangunan Pabrik Pengepakan Semen, Pengolahan Klinker dan Terminal Khusus di Pomako (RKL) No. Jenis yang Timbul yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Metode Pengumpulan dan Analisa Data Lokasi Pantau Waktu & Frekuensi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan A. Penting Yang Dipantau Tahap Konstruksi 1 Penurunan kualitas udara Parameter kualitas udara mengacu pada PPRI No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Yaitu konsentrasi partikulat/debu (230 μg/nm3), NOx (400 μg/nm3), SO2 (900 μg/nm3) dan CO (30.000 μg/nm3). 1. Mobilisasi alat berat dan material 2. Pembersihan dan pematangan lahan 3. Pembangunan pabrik pengepakan smen, pengolahan terminal khusus 1. Melakukan pengukuran kualitas udara. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul sampel seperti High Volume Air Sampler (HVAS), gas detector atau gas analyzer (SNI 19-7119.6-2005). Sampel yang tertampung dianalisa di laboratorium. Parameter yang dianalisis adalah debu, SO2, CO, dan NO2. Melakukan uji emisi kendaraan secara berkala. 1. Lokasi kegiatan 136 o 46 03,5 BT dan 4 o 48 18,7 LS 2. Pelabuhan Pomako 136 o 46 05,7 BT dan 4 o 48 07,7 LS 3. Depan Gereja 136 o 45 51,1 BT dan 4 o 48 10,6 LS 1. 1 (satu) kali sebelum. 2. 6 (enam) bulan masa 2. Analisis data dengan menggunakan SNI 19-7119.6-2005

. Jenis yang Timbul 2 Peningkatan Kebisingan 3 Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Indikator dari peningkatan kebisingan adalah besarnya tingkat kebisingan mengacu pada KepMenLH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, untuk kegiatan industri dan pelabuhan (70 dba) Pemukiman (55 dba). 1. Besarnya persentase tenaga kerja dari lokal yang diterima atau mendapat kesempatan bekerja pada rencana kegiatan. 2. Terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang berusaha bagi penduduk sekitar yang terkait langsung dengan rencana kegiatan seperti: 1. Mobilisasi alat berat dan material. 2. Pembersihan dan pematangan lahan. 1. Penerimaan tenaga kerja. Metode Pengumpulan dan Analisa Data 1. Melakukan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kebisingan dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan, yaitu menggunakan alat Sound Level Meter serta dengan melakukan pengamatan lapangan (SNI 7231 : 2009). 2. Metode analisis yang digunakan adalah menganalisis data hasil pengukuran di lapangan yang menggunakan sound level meter dengan menggunakan rumus sesuai dengan KepMenLH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. 1. Memantau jumlah, daerah asal dan persentase tenaga kerja yang bekerja di PTSP. Memantau jumlah, persentase kontraktor lokal yang terlibat dalam proyek. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi. Lokasi Pantau 1. Lokasi kegiatan 136 o 46 03,5 BT dan 4 o 48 18,7 LS 2. Pelabuhan Pomako 136 o 46 05,7 BT dan 4 o 48 07,7 LS 3. Depan Gereja 136 o 45 51,1 BT dan 4 o 48 10,6 LS Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 1. 1 (satu) kali sebelum kegiatan (sebagai data dasar). 2. 6 (enam) bulan kegiatan 1. 1 (satu) kali sebelum kegiatan (sebagai data dasar). 2. 6 (enam) bulan kegiatan Pelaksana Papua Pengawas Penerima Laporan

. Jenis yang Timbul 4 Perubahan Persepsi Masyarakat yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan penyewaan mobil, penyedian jasa lokal (kontraktor) atau terbukanya sektor informal. 3. Perbandingan tingkat pendapatan di sekitar lokasi rencana kegiatan. 1. Pemahaman terhadap kegiatan pembangunan PTSP. 2. Ada dan tidak adanya konflik antara perusahaan dengan. 1. Penerimaan tenaga kerja. 2. Mobilisasi alat berat dan material. Metode Pengumpulan dan Analisa Data 1. Data dan jumlah pelaksanaan sosialiasi kegiatan kepada. Data jumlah dan deskripsi keluhan akibat adanya kegiatan. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tabulasi. Lokasi Pantau Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 1. 1 kali sebelum kegiatan (sebagai data dasar). 2. 6 (enam) bulan kegiatan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan B. Penting Yang Dipantau Tahap Operasi 1 Penurunan Kualitas Udara Parameter kualitas udara mengacu pada PPRI No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Yaitu konsentrasi partikulat/debu (230 μg/nm 3 ), NOx (400 μg/nm 3 ) dan SO2 (900 μg/nm 3 ) dan CO (30.000 μg/nm 3 ). 1. Kegiatan terminal khusus semen. 2. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. 1. Melakukan pengukuran kualitas udara. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul sampel seperti High Volume Air Sampler (HVAS), gas detector atau gas analyzer (SNI 19-7119.6-2005). Sampel yang tertampung dianalisa di laboratorium. Parameter yang 1. Lokasi kegiatan 136 o 46 03,5 BT dan 4 o 48 18,7 LS 2. Pelabuhan Pomako 136 o 46 05,7 BT dan 4 o 48 07,7 LS 3. Depan Gereja 136 o 45 51,1 BT dan 4 o 48 10,6 LS 6 (enam) bulan operasi

. Jenis yang Timbul 2 Peningkatan kebisingan 3 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Indikator dari peningkatan kebisingan adalah besarnya tingkat kebisingan mengacu pada KepMenLH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, untuk kegiatan industri dan pelabuhan (70 dba) Pemukiman (55 dba). 1. Besarnya persentase tenaga kerja dari lokal yang diterima atau mendapat kesempatan bekerja pada rencana kegiatan. 2. Terbukanya 1. Kegiatan terminal khusus semen. 2. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. 1. Penerimaan tenaga kerja. Metode Pengumpulan dan Analisa Data dianalisis adalah debu, SO2, CO, dan NO2. Melakukan uji emisi kendaraan secara berkala. 2. Analisis data dengan menggunakan SNI 19-7119.6-2005 1. Melakukan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kebisingan dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan, yaitu menggunakan alat Sound Level Meterserta dengan melakukan pengamatan lapangan (SNI 7231 : 2009). 2. Metode analisis yang digunakan adalah menganalisis data hasil pengukuran di lapangan yang menggunakan sound level meter dengan menggunakan rumus sesuai dengan KepMenLH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. 1. Wawancara responden untuk memantau jumlah, daerah asal dan persentase tenaga kerja yang bekerja di PTSP. Observasi responden yang bertujuan untuk memperhatikan taraf hidup dan perekonomian Lokasi Pantau 1. Lokasi kegiatan 136 o 46 03,5 BT dan 4 o 48 18,7 LS 2. Pelabuhan Pomako 136 o 46 05,7 BT dan 4 o 48 07,7 LS 3. Depan Gereja 136 o 45 51,1 BT dan 4 o 48 10,6 LS Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 6 (enam) bulan operasi 1 (satu) tahun operasi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan

. Jenis yang Timbul 4 Peningkatan pendapatan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan lapangan pekerjaan dan peluang berusaha bagi penduduk sekitar yang terkait langsung dengan rencana kegiatan seperti: penyewaan mobil, penyedia jasa lokal atau terbukanya sektor informal. 3. Perbandingan tingkat pendapatan di sekitar lokasi rencana kegiatan. 1. Meningkatnya daya beli, khususnya yang bekerja di PTSP. 1. Penerimaan tenaga kerja. Metode Pengumpulan dan Analisa Data di sekitar kegiatan, serta mengetahui peluangpeluang yang dapat dikembangkan oleh dari kehadiran kegiatan PTSP. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi. 1. Wawancara responden untuk memantau jumlah, daerah asal dan persentase tenaga kerja yang bekerja di PTSP. Observasi responden yang bertujuan untuk memperhatikan taraf hidup dan perekonomian di sekitar kegiatan, serta mengetahui peluangpeluang yang dapat dikembangkan oleh dari kehadiran kegiatan PTSP. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tabulasi. Lokasi Pantau Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 1 (satu) tahun operasi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan

. Jenis yang Timbul 5 Gangguan aktifitas nelayan 6 Peningkatan lalulintas sungai 7 Perubahan persepsi yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan 1. Tingkat keluhan nelayan karena terganggunya lalulintas kapal mereka 1. Jumlah kunjungan kapal 1. Persepsi sekitar kegiatan baik tertulis maupun lisan. 2. Pemahaman terhadap kegiatan operasional PTSP. 3. Ada dan tidak adanya konflik antara perusahaan dan sekitar. 1. Kegiatan terminal khusus semen 1. Kegiatan terminal khusus semen 1. Penerimaan tenaga kerja. 2. Kegiatan terminal khusus. 3. Kegiatan pengolahan pengepakan semen. C. Lingkungan Lain Yang Dipantau Tahap Konstruksi Metode Pengumpulan dan Analisa Data 1. Pengumpulan data jumlah kunjungan kapal dan wawancara terhadap nelayan. 2. Analisis data secara kuantitatif deskriptif 1. Pengumpulan data kunjungan kapal. 2. Analisis data secara kuantitatif deskriptif. 1. Wawancara responden untuk memantaupersepsi terhadap PTSP. Observasi responden yang bertujuan untuk menggali gejala dan informasi mengenai tanggapan terhadap rencana kegiatan PTSP dan memperhatikan berbagai gejala sosial yang mungkin timbul. Menghitung jumlah dan deskripsi keluhan yang terselesaikan dan tidak dapat diselesaikan. 2. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tabulasi. Lokasi Pantau Pelabuhan PTSP di Sungai Uhurupa Pelabuhan PTSP di Sungai Uhurupa Di Lokasi kegiatan di kampung Pomako, Hiripau, Kaugapu, Mware, Wania, Tipuka, dan Pigapu. Waktu & Frekuensi 1 (satu) kali setiap tahun selama kegiatan operasi 1 (satu) kali setiap tahun selama kegiatan operasi 1 (satu) tahun operasi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan 1 Penurunan kualitas air permukaan Parameter dan tolok ukur dampak penurunan kualitas air permukaan mengacu pada PPRI No. 82 tahun 2001, 1. Pembersihan dan pematangan lahan. 1. Melakukan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kualitas air dengan pengambilan sampel ke lapangan 1. Sungai Uhurupa di bagian hulu 136 o 46 05,90 BT dan 4 o 48 18,09 LS 2. Sungai Uhurupa Bagian Hilir 6 (enam) bulan kegiatan

. Jenis yang Timbul 2 Peningkatan laju limpasan air permukaan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Indikator pemantauan adalah: debit air larian dan genangan 1. Pembersihan dan pematangan lahan. Metode Pengumpulan dan Analisa Data (SNI 6989 57-2008). 2. Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah menganalisis data hasil sampling di laboratorium dengan parameter: a. kualitas air permukaan sesuai PPRI No. 82 tahun 2001 klas II, dengan parameter kunci ph, TSS,TDS, BOD,COD. b. Kualitas air limbah domestik sesuai KepmenLH No 112 tahun 2003 tentang bakumutu air limbah domestik, dengan parameter ph, BOD, TSS, Minyak lemak. 1. Melakukan pengumpulan data curah hujan 2. Analisis debit limpasan. Lokasi Pantau 136 o 46 02,72 BT dan 4 o 48 38,56 LS 3. Outlet air limbah domestik Di Lokasi kegiatan. Waktu & Frekuensi 6 (enam) bulan kegiatan Pelaksana Pengawas Penerima Laporan 3 Peningkatan lalulintas sungai 4 Peningkatan lalulintas jalan. Jumlah kunjungan kapal Volume lalulintas yang melewati jalan Pomako di depan pintu pelabuhan Pomako. 1. Mobilisasi alat berat dan material. 1. Mobilisasi alat berat dan material. 1. Pengumpulan data kunjungan kapal. 2. Analisis data secara kuantitatif deskriptif. 1. Melakukan pengamatan, pengukuran dan perhitungan langsung di lapangan. Data volume lalulintas kendaraan diperoleh dengan cara mencacah setiap kendaraan yang lewat pada titik yang Pelabuhan PTSP di Sungai Uhurupa Di Lokasi kegiatan (di depan pintu masuk pelabuhan Pomako). 1 (satu) kali setiap tahun selama kegiatan dan operasi 6 (enam) bulan kegiatan

. Jenis yang Timbul yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Metode Pengumpulan dan Analisa Data diperkirakan (depan pintu masuk pelabuhan). Pencacahan dilakukan setiap interval 15 menit pada pagi, siang dan sore hari. Kendaraan yang dicacah dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu: kendaraan berat (bis dan truk), kendaraan ringan (sedan, mikrobus, pick-up dan microtruck) dan sepeda motor. 2. Analisis data yang diperoleh dari pemantauan di tabulasi, dilakukan analisis secara kuantitatif deskriptif, sehingga didapat besarnya pengaruh pelaksanaan rencana kegiatan, dibandingkan dengan rona lingkungan awal sebelum dilakukannya pembangunan kegiatan, sehingga diketahui besarnya pengaruh rencana kegiatan pada setiap waktu pemantauan. Lokasi Pantau Waktu & Frekuensi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan D. Lingkungan Lain Yang Dipantau Tahap Operasi 1 Penurunan kualitas air permukaan Parameter dan tolok ukur dampak penurunan kualitas air permukaan mengacu pada PPRI No. 82 tahun 2001, 1. Kegiatan pengolahan pengepakan semen 1. Melakukan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat kualitas air dengan pengambilan sampel ke lapangan 1. Sungai Uhurupa di bagian hulu 136 o 46 05,90 BT dan 4 o 48 18,09 LS 2. Sungai Uhurupa Bagian Hilir 6 (enam) bulan kegiatan operasi

. Jenis yang Timbul 2 Peningkatan lalulintas jalan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Volume lalulintas yang melewati jalan Pomako di depan pintu pelabuhan Pomako. 1. Kegiatan pengolahan pengepakan semen Metode Pengumpulan dan Analisa Data (SNI 6989 57-2008). 2. Metode analisis kualitas air yang digunakan adalah menganalisis data hasil sampling di laboratorium dengan parameter: a. kualitas air permukaan sesuai PPRI No. 82 tahun 2001 klas II, dengan parameter kunci ph, TSS,TDS, BOD,COD. b. Kualitas air limbah domestik sesuai KepmenLH No 112 tahun 2003 tentang bakumutu air limbah domestik, dengan parameter ph, BOD, TSS, Minyak lemak. 1. Melakukan pengamatan, pengukuran dan perhitungan langsung di lapangan. Data volume lalulintas kendaraan diperoleh dengan cara mencacah setiap kendaraan yang lewat pada titik yang diperkirakan (depan pintu masuk pelabuhan). Pencacahan dilakukan setiap interval 15 menit pada pagi, siang dan sore hari. Kendaraan yang dicacah dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu: kendaraan berat (bis Lokasi Pantau 136 o 46 02,72 BT dan 4 o 48 38,56 LS 3. Outlet air limbah domestik Di Lokasi kegiatan (di depan pintu masuk pelabuhan Pomako). Waktu & Frekuensi 6 (enam) bulan kegiatan operasi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan

. Jenis yang Timbul yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Metode Pengumpulan dan Analisa Data dan truk), kendaraan ringan (sedan, mikrobus, pick-up dan microtruck) dan sepeda motor. 2. Analisis data yang diperoleh dari pemantauan di tabulasi, dilakukan analisis secara kuantitatif deskriptif, sehingga didapat besarnya pengaruh pelaksanaan rencana kegiatan, dibandingkan dengan rona lingkungan awal sebelum dilakukannya pembangunan kegiatan, sehingga diketahui besarnya pengaruh rencana kegiatan pada setiap waktu pemantauan. Lokasi Pantau Waktu & Frekuensi Pelaksana Pengawas Penerima Laporan GUBERNUR PAPUA, CAP/TTD LUKAS ENEMBE, SIP, MH Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli KEPALA BIRO HUKUM ROSINA UPESSY, SH