BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB III HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekolah Negeri yang ada di bawah naungan Departemen Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

PANDUAN PKBR Pengertian Fungsi PKBR Tujuan PKBR

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

HASIL OBSERVASI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait bagi guru, tenaga

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

DAMPAK IMPLEMENTASI NILAI- NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMAN 6 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

B. Pedoman Wawancara diajukan kepada : 1. Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP N I Mirit 2. Kepala sekolah SMP N I Mirit 3. Siswa SMP N I Mirit

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

Kejadian Sehari-hari

PROGRAM KERJA UKS. No. Jenis Program Tujuan Jenis Waktu Sasaran Pelaksana Sumber Dana Ket. pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB V PENUTUP. 1. Perencanaan dari program S3 (Salam, Slaman, Sholat)

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam. Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN (SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. pendidikan agama Islam dalam membangun karakter, implementasi peran guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL. Oleh:

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB V PEMBAHASAN. dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus. penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut :

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai lahan seluas 8.655 m² dengan luas tanah yang sudah dibangun 3.485 m². 1 SMP N 1 Wiradesa dapat dijangkau dari semua jurusan, karena berada dalam jalur pantura, sehingga sekolahan yang kaya akan prestasi ini dapat diakses oleh berbagai kendaraan dan angkutan umum, yang memudahkan transportasi peserta didik, guru dan karyawan. Batas-batas SMP N 1 Wiradesa: a. Sebelah barat berbatasan dengan SD Pekuncen 1. b. Sebelah selatan berbatasan dengan tempat fotocopyan. c. Sebelah timur berbatasan dengan toko baju Barokah. d. Sebelah utara berbatasan dengan tempat pemakaman umum. 2 B. Deskripsi Data Pendidikan Akhlak di SMP N 1 Wiradesa Data tentang pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP N 1 wiradesa yaitu meliputi tentang pendidikan akhlak yang diajarkan melalui pembiasaan, kegiatan keagamaan yang msuk ke dalam program OSIS dan juga melalui pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Islam (PAI). Data-data tersebut yaitu: 1. Melalui Pembiasaan Pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa yang diajarkan melalui pembiasaan meliputi, mengucapkan salam ketika memasuki ruangan, baik 1 Hasil dokumentasi SMP N 1 Wiradesa yang diperoleh dari bapak Miftahudin, selaku kaur TU SMP N 1 Wiradesa bagian urusan umum, pada hari Sabtu tanggal 25 Februari 2012 di ruang TU. 2 Hasil observasi, pada hari Senin tanggal 20 Februaru 2012 di SMP N 1 Wiradesa. 41

ruang guru, kepala sekolah, TU dan ruang kelas, berjabat tangan dengan guru, kepala sekolah dan karyawan ketika bertemu di jalan, membaca Al Qur an setiap pagi sebelum jam pertama dimulai, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. 3 Selain itu juga diadakan jumat bersih, karena dengan diadakannya jumat bersih tersebut akan menjadi suatu kebiasaan bagi peserta didik untuk menjaga kebersihan. 4 2. Melalui Kegiatan Keagamaan Pendidikan akhlak yang diajarkan melalui kegiatan keagamaan salah satunya adalah melalui peringatan hari besar Islam yang merupakan salah satu program dari organisasi intra sekolah (OSIS). 5 Dengan diadakannya kegiatan keagamaan akan ada kerja sama antar anggota OSIS karena pasti akan ada susunan panitia yang secara tidak langsung akan mengajarkan tentang menjalin persaudaraan dan saling kerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 3. Melalui pembelajaran mata pelajaran PAI Sesuai dengan observasi yang telah peneliti lakukan di kelas VII. 1, pendidikan akhlak yang sedang diajarkan pada proses pembelajaran hari itu adalah materi tentang sabar dan taat. 6 Pada proses pembelajaran tersebut, guru PAI membagi pserta didik menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Pada saat itu ibu Kholifah selaku guru PAI menggunakan metode kisah yang menceritakan tentang suatu peristiwa keluarga yang sedang mendapatkan musibah, setelah itu peserta didik disuruh untuk memberikan pendapat atau komentar terhadap peristiwa yang telah 3 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah, selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 4 Hasil observasi di SMP N 1 Wiradesa, pada hari Jumat tanggal 24 Februari 2012. 5 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah, selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 6 Hasil observasi saat pembelajaran di ruang kelas VII, pada hari Jumat tanggal 24 Februari 2012. 42

diceritakan tersebut. Selain jujur dan disiplin tentunya ada materi lain seperti tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan ibadah. 7 Berdasarkan data tersebut yang telah penulis paparkan, yang termasuk kedalam pendidikan akhlak terhadap Allah adalah membaca Alquran setiap pagi sebelum jam pelajaran pertama. Sedangkan yang termasuk kedalam pendidikan akhlak terhadap makhluk (sesama manusia) adalah mengucapkan salam, bersalaman, dan menjalin persaudaraan. Ada juga akhlak terhadap diri sendiri yaitu jujur, disiplin, menjaga kebersihan badan, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Lain daripada itu, ada lagi akhlak terhadap lingkungan hidup yaitu menjaga kebersihan lingkungan kelas dan lingkungan sekolahan. Dalam mengajarkan pendidikan akhlak tersebut, metode yang digunakan oleh guru SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan adalah melalui pemahaman, pembiasaan dan teladan yang baik. Jadi, guru PAI khususnya, melalui pembelajaran pendidikan agama Islam memberikan informasi atau pemahaman kepada peserta didik bahwa akhlak yang baik itu perlu dimiliki oleh setiap orang. Kemudian seluruh komponen sekolahan berperan serta dalam mewujudkan peserta didik untuk memiliki akhlak yang baik dengan cara memberikan contoh untuk membiasakan dan melatih diri peserta didik untuk berbuat baik yang sesuai dengan syariat Islam. Itulah data-data mengenai pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa yang dapat penulis deskripsikan. Lain daripada itu, dalam pengajaran pendidikan akhlak tersebut, juga terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat. Serta juga ada sanksi ketika diketahui ada peserta didik yang tidak menerapkan pendidikan akhlak di lingkungan sekolah. Bagi peserta didik yang diketahui melanggar akan dilaporkan k guru BP, kemudian diberi peringatan ketika melanggar satu kali, akan diberikan skor jika melanggar dua kali dan jika melanggar lebih dari dua kali akan diadakan pemanggilan orang tua dari pihak sekolah. 7 Hasil dokumentasi yang diperoleh dari ibu Kholifah, selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 43

Sebagai contoh dari pelanggaran peserta didik yaitu ketika tidak membuang sampah pada tempatnya akan diberi teguran terlebih dahulu dari guru yang mengetahuinya. Setelah peserta didik terus menerus ditegur oleh gurunya, maka lama-kelamaan menjaga kebersihan itu akan menjadi kebiasaan bagi dirinya yang akan diterapkan di berbagai lingkungan. Seperti yang telah peneliti sebutkan diatas, bahwa ada faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mengajarkan pendidikan akhlak. Yang menjadi faktor pendukung diantaranya adalah mengenai program sekolah yaitu tentang kegiatan keagamaan yang penyelenggaranya adalah melalui program kerja OSIS di SMP N 1 Wiradesa, kurikulum tentang materi akhlak, yaitu disampaikan melalui pembelajaran mata pelajaran PAI, dan adanya tata tertib yang memang harus dipatuhi oleh seluruh komponen yang ada di SMP N 1 Wiradesa, baik guru, kepala sekolah, peserta didik dan karyawan. Dan yang menjadi faktor penghambat yaitu kurangnya kesadaran diri dan dukungan penuh dari guru lain, terkadang ada guru yang tidak begitu perduli terhadap kepribadian siswa, adanya tata tertib sekolah Padahal untuk mengajarkan pendidikan akhlak itu tidak hanya tugas dari guru PAI saja, tetapi semua guru harus berperan serta dalam mengajarkan pendidikan akhlak kepada peserta didik. 8 Selain faktor pendukung dan penghambat juga terdapat manfaat dan tujuan dari diajarkannya pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa. Manfaatnya adalah bisa menjadikan peserta didik untuk berperilaku baik. Seperti yang dikatakan oleh ibu Kholifah: manfaatnya itu bisa menjadikan peserta didik bersikap baik, pendidikan kan tidak selalu hitam diatas putih, tidak normatif saja, tidak hanya yang tadinya tidak tahu menjadi tahu tapi kan juga menjadikan perilaku siswa menjadi baik Yang menjadi tujuan dari diajarkannya pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa adalah karena sesuai kurikulum yang didalamnya terdapat pembelajaran tentang materi akhlak. Karena sekolah juga bukan hanya menjadikan anak menjadi pintar, akan tetapi juga mengajarkan akhlak. Di 8 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah, selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 44

dalam masyarakat pun akhlak juga sangat diperlukan, anaknya pintar tetapi akhlak buruk sama saja tidak memiliki kepribadian yang bernilai positif dari masyarakat selain itu agar punya rasa empati dan simpati dengan teman. Jika peserta didik pintar dan memiliki akhlak yang baik, tentunya akan menjadi nilai plus tersendiri bagi dirinya. 9 C. Implementasi dan Analisis Pendidikan Akhlak di SMP N 1 Wiradesa Pendidikan akhlak ditanamkan sejak penerimaan peserta didik tahun ajaran baru. Akhlak tersebut dipraktekkan oleh para guru, peserta didik dan karyawan ketika bertatap muka dan berkomunikasi dengan wali murid ataupun dengan calon peserta didik baru, kemudian dikembangkan dalam setiap kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah, seperti proses pembelajaran dan interaksi dengan guru dan karyawan. Di lingkungan sekolah, guru, karyawan dan peserta didik harus bersikap sesuai dengan aturan yang telah dibuat, seperti sikap memasuki ruang kelas, ruang guru, ruang TU, dan ruang BK, sikap terhadap seluruh warga sekolahan, cara berpakaian dan sebagainya. Pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa diantaranya: 1. Mengucapkan salam ketika memasuki ruang guru, ruang TU, ruang BK dan sebagainya. 2. Bersalaman ketika bertemu di jalan. 3. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. 4. Memeringati hari besar Islam 5. Membaca Al qur an setiap pagi. 10 6. Jujur 7. Disiplin 8. Menjaga kebersihan 9 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 10 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 45

9. Membina persaudaraan 11 Mengucapkan salam sebelum memasuki sebuah ruangan adalah sebuah aturan yang memang harus diajarkan kepada anak-anak agar terbiasa bersikap sopan terhadap siapa pun. Melatih sopan santun kepada anak-anak merupakan tanggung jawab orang tua di rumah dan para guru di sekolah. Karena salam adalah penghormatan keberkahan oleh Allah untuk kaum muslimin. Yang dinamakan mengajarkan sopan santun tidak hanya mengucap salam, akan tetapi masih sangat banyak. Seperti halnya bersalaman ketika bertemu seseorang di jalan. Di dalam Islam pun telah diajarkan, untuk saling berjabat tangan sambil mengucapkan salam ketika bertemu sesama muslim. Akan tetapi, tetap ada aturannya siapa yang diperbolehkan utuk saling berjabat tangan, yaitu seorang perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki, guru dengan murid, boleh berjabat tangan antara laki-laki dengan perempuan jika sudah muhrim. Di dalam Islam juga diajarkan alangkah baiknya membaca bismillah dulu sebelum melakukan suatu perbuatan, dan ketika selesai melakukan suatu kegiatan hendaklah diakhiri dengan doa atau ucapan hamdalah.. Sebagai umat muslim, hendaklah kita mengikuti ajaran-ajaran yang telah diajarkan di dalam Islam. Dan tetap berpegang teguh pada Al Qur an dan hadist. Jagalah Al Qur an dengan cara membacanya setiap hari. Selain dengan pembiasaan, pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa juga disampaikan atau diajarkan melalui kegiatan peringatan hari besar Islam dan melalui pembelajaran PAI. Dengan memeringati hari besar Islam berarti peserta didik diajarkan untuk mengetahui dan memahami makna dari kegiatan-kegiatan tersebut. Dan dengan diajarkan pendidikan akhlak melalui pembelajaran, peserta didik akan lebih mengetahui betapa penting dan bermanfaatnya tentang pendidikan akhlak seperti taat kepada ulil amri, yang dimksud disini adalah guru dan orang tua, taat kepada ulil amri juga dapat diartikan taat kepada peraturan 11 Hasil dokumentasi yang diperoleh dari ibu Kholifah, selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 46

sekolah, karena peraturan tersebut dibuat atas kesepakatan dari guru dan kepala sekolah. Selain itu, pendidikan akhlak yang diajarkan melalui pembelajaran PAI adalah tentang berlaku jujur, sabar serta menjaga kebersihan. Menurut pengamatan peneliti, kegiatan harian yang dilakukan di SMP N 1 Wiradesa untuk menanamkan pendidikan akhlak sudah tepat dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Ketika berjabat tangan pun tidak keluar dari ajaran Islam, dalam artian tidak dibebaskan berjabat tangan antara peserta didik putra dan putri, hanya guru perempuan dengan guru perempuan, guru laki-laki dengan guru laki-laki, peserta didik dengan guru, begitu pula dengan staf karyawan, dan berhubung kepala sekolahnya laki-laki, maka yang bersalaman dengan kepala sekolahnya hanya guru dan karyawan laki-laki. Pengucapan salam ketika memasuki setiap ruangan, kecuali kamar mandi sudah dibiasakan oleh seluruh komponen sekolahan, baik kepala sekolah, guru, peserta didik dan karyawan. Semua komponen sekolah sudah melaksanakan pendidikan akhlak yang ada di SMP N 1 Wiradesa, termasuk membaca Al Qur an setiap pagi sebelum mulai pelajaran pertama dan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Pendidikan akhlak yang diimplementasikan di SMP N 1 Wiradesa yaitu mengucap salam ketika memasuki ruang guru, ruang TU dan ruang kepala sekolah, berjabat tangan ketika bertemu di jalan, membaca Al Qur an setiap pagi sebelum pelajaran pertama, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, jujur, disiplin atau taat, menjaga kebersihan, dan membina persaudaraan. Untuk mengajarkan pendidikan akhlak, para guru menggunakan metode pembiasaan dan teladan yang baik. Adapun implementasinya adalah sebagai berikut: 1. Mengucapkan Salam Dalam Islam diajarkan kepada kita untuk mengucapkan kata salam disertai dengan tatapan yang bersifat persaudaraan. Ucapan salam tersebut bisa dilakukan ketika kita bertemu sesama muslim disertai dengan berjabat 47

tangan dan dengan senyuman, lebih-lebih jika kita akan memasuki sebuah ruangan alangkah baiknya kita mengucapkan Assalamu alaikum terlebih dahulu. Keharusan mengucapkan salam ini, dijadikan sebagai salah satu pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa yang harus selalu dilakukan oleh seluruh komponen sekolah jika akan memasuki ruangan. Terutama untuk peserta didik harus dilatih untuk terbiasa mengucapkan salam ketika akan masuk ke ruang guru, TU, BK dan ruangan lainnya kecual kamar mandi. Dengan dilatihnya peserta didik untuk mengucapakn salam, akan menjadi kebiasaan yang akan selalu diulang-ulang. Peserta didik dilatih untuk terbiasa mengucapkan salam dengan cara kebiasaan dan contoh atau teladan yang baik dari seluruh guru dan kepala sekolah. Seseorang jika disapa dengan ramah tentu hatinya akan sangat senang, apalagi bila sapaan itu disertai dengan doa bagi keselamatannya. Dengan sapaan salam yang begitu tinggi nilai keakrabannya. Jadi, secara tidak langsung seluruh komponen sekolah yang ada di SMP N 1 Wiradesa saling mendoakan satu sama lain karena selalu mengucapkan salam ketika akan memasuki ruangan. Terlebih untuk peserta didik, selain mengajarkan pendidikan akhlak kepada mereka, peserta didik juga akan mendapatkan pelayanan dari karyawan dengan baik jika dia memasuki ruang TU guna keperluan tertentu. 2. Kejujuran Kejujuran sangat urgensi jika berbicara tentang akhlak, karena pada dasarnya bahwa kejujuran harus dimiliki setiap orang. Terlebih jika kejujuran diterapkan pada peserta didik yang terhitung masih taraf pembentukan moral. Kejujuran dilakukan oleh semua warga sekolah yang ada di SMP N 1 Wiradesa. Penerapannya yaitu dengan membiasakan peserta didik untuk berkata jujur dan bertutur kata santun pada saat menggunakan jasa layanan bimbingan dan konseling, yakni harus mengungkapkan masalah yang sedang dihadapi dengan jujur serta harus bersikap jujur ketika diadakan ulangan semesteran ataupun ujian nasional. Tidak hanya itu, di lingkungan sekolah juga terdapat kantin jujur, yaitu setiap peserta didik yang membeli di kantin 48

tersebut selalu membayar snack yang dibeli sesuai dengan daftar harga yang telah tersedia. 12 Kejujuran ini diajarkan melalui kegiatan pembelajaran PAI materi tentang akhlak. Menurut peneliti, penyediaan kantin jujur tersebut merupakan salah satu pendukung untuk mengembangkan pendidikan akhlak yang telah diajarkan kepada peserta didik. Karena untuk mengajarkan pendidikan akhlak tersebut, para guru di SMP N 1 Wiradesa tidak hanya menggunakan teori saja, akan tetapi setiap guru memberikan contoh kepada peserta didik, bagaimana caranya bersikap jujur. Sifat jujur yang telah diajarkan ini, menurut peneliti sudah berhasil dilihat dari sikap peserta didik yang membeli snack di kantin jujur tersebut. Peneliti sependapat bahwa kejujuran merupakan sikap dan perilaku yang sangat diperlukan dan penting di berbagai lingkungan, khususnya lingkungan sekolah bagi peserta didik. Kejujuran tidak hanya dikemukakan secara teoritis, melainkan disertai contoh-contoh kongret yang telah dikemukakan yakni jujur dalam mengungkapkan masalah dan jujur ketika ada ulangan harian ataupun ulangan semester dan ketika ada ujian nasional. Kejujuran sudah diterapkan di SMP N 1 Wiradesa. Selain itu, kejujuran tidak cukup diterapkan di lingkungan sekolah saja, banyak hal yang harus dilakukankan dengan bersikap jujur yang sifatnya sebagai pembentukan jati diri individu masing-masing peserta didik yang bertujuan menjadikan insan kamil. Kejujuran merupakan salah satu proses untuk membekali peserta didik di masa yang akan datang. 3. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan pencerminan dari kepribadian seseorang. Maka dari itu sikap disiplin perlu diajarkan kepada peserta didik. Kedisiplinan tidak hanya diajarkan di lingkungan sekolah, akan tetapi di berbagai lingkungan, terutama lingkungan keluarga karena keluargalah lingkungan yang paling utama dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Di SMP N 1 Wiradesa telah diajarkan bagaimana caranya untuk hidup 12 Hasil observasi di SMP N 1 Wiradesa pada hari Jumat tanggal 23 Novemeber 2012. 49

disiplin guna mendidik peserta didik untuk dapat menerapkan kedisiplinan di berbagai lingkungan dan untuk menghadapi masa depan, karena kedisiplinan akan sangat dibutuhkan jika sudah menghadapi dunia kerja. Kedisiplinan ini diajarkan melalui pembiasaan, seperti halnya dibiasakan untuk mematuhi peraturan sekolah. Kedisiplinan tersebut diterapkan dalam hal berpakaian, yaitu harus sesuai dengan standar berpakaian yang telah ditetapkan di sekolah, mematuhi setiap peraturan/tata tertib sekolah, yakni membaca doa sebelum dan sesudah pelajaran serta membaca Al-quran setiap pagi sebelum mata pelajaran pertama dimulai. Karena di SMP N 1 Wiradesa, membaca doa sebelum dan sesudah pelajaran, dan membaca Al-quran setiap pagi, masuk kedalam tata tertib sekolah, serta peserta didik dibiasakan tidak terlambat datang ke sekolahan. Jika terlambat, bisa diberi sanksi yang berupa disuruh membuat surat pernyataan tidak akan terlambat lagi. Dengan membaca Al- Quran setiap pagi berarti seluruh masayrakat SMP N 1 Wiradesa berusaha menjaga Al-Quran, karena Al-Quran jugalah yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Dan peserta didik diwajibkan untuk membawa Al- Quran, jika tidak membawa akan dilaporkan ke guru BK, karena dia sudah termasuk melanggar peraturan yang ada di sekolahan. 13 Menurut peneliti, sikap disiplin sangat dibutuhkan oleh setiap orang, termasuk peserta didik. Jadi, sikap tersebut perlu ditingkatkan lagi demi masa depan peserta didik yang akan mengalami dunia karir setelah mereka lulus sekolah. Karena di dalam sebuah karir dibutuhkan sikap disiplin demi kemajuan dan peningkatan mutu sumber daya manusia. Kewajiban disiplin tidak cuma diterapkan di lingkungan sekolah saja, karena disiplin modal awal ketika peserta didik ingin meraih kehidupan yang sukses. Tanpa peran guru dan orang tua, seorang anak ataupun peserta didik tidak akan memahami arti dari sebuah kedisiplinan, karena awal peserta didik belajar adalah dari lingkungan keluarga. Sehingga di SMP N 1 13 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 50

Wiradesa penerapan kedisiplinan tidak hanya diwajibkan kepada peserta didik saja, akan tetapi guru dan stafnya juga diwajibkan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. 4. Menjaga Kebersihan Kebersihan sangatlah penting bagi kehidupan. Dengan menjaga kebersihan kita akan sehat jasmani dan rohani. Menjaga kebersihan di SMP N 1 Wiradesa dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan kelas dan lingkungan sekolahan. Setiap kelas akan dibentuk jadwal piket harian untuk membersihkan lingkungan kelas. Peserta didik diwajibkan untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Tempat sampahnya pun dibedakan antara sampah organik dan anorganik. 14 Selain itu, diadakan jumat bersih dan diadakan perlombaan kebersihan antar kelas ketika ada classmitting atau pada hari ulang tahun SMP N 1 Wiradesa. 15 Menjaga kebersihan ini adalah salah satu pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa yang diajarkan melalui pembiasaan. Bukan hanya peserta didik yang diwajibkan untuk menjaga kebersihan, semua komponen sekolah diwajibkan untuk berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Di SMP N 1 Wiradesa juga ada tukang kebun yang bertugas untuk membersihkan lingkungan sekolah. Dengan adanya aturan tersebut, maka di SMP N 1 Wiradesa sudah diterapkan untuk hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan di lingkungan sekolah. Setelah beberapa hari melakukan observasi, saya melihat beberapa peserta didik yang sedang melaksanakan piket harian yang sudah terjadwal di setiap kelas. Berarti, mereka sudah sadar dan memahami begitu pentingnya menjaga kebersihan jasmani dan rohani. Untuk selanjutnya, diharapkan peserta didik tetap menerapakn hidup sehat di dalam kehidupan setiap peserta didik. 14 Hasil observasidi SMP N 1 Wiradesa pada hari Senin tanggal 20 Februari 2012. 15 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 51

5. Membina persaudaraan Pergaulan anak dengan teman-temannya merupakan suatu proses pendidikan yang sedang berlangsung. Maka fungsi orang tua adalah untuk mengontrolnya pada setiap ia bergaul, karena lingkungan pergaulan akan memengaruhi sikap dan perilaku anak. Sebaiknya pendidikan rasa persaudaraan harus dimulai sejak dini oleh kedua orang tua. Lebih-lebih ketika anak mengenal teman sepermainannya. Pendidikan rasa persaudaraan juga harus ditanamkan di lingkungan pendidikan, agar peserta didik dapat membentuk kepribadian yang mampu menjalin hubungan persaudaraan dengan baik antar peserta didik dan guru, serta karyawan. Dalam hasil penelitian, saya mengamati ada sekelompok peserta didik yang sedang menikmati makanan di depan kelas, ketika itu ada peserta didik dari kelas lain yang berjalan di depan kelas mereka. Sekelompok peserta didik tersebut saling menyapa satu sama lain, mereka tidak saling acuh. Hal ini menggambarkan bahwa di SMP N 1 Wiradesa sikap kekeluargaan dan barbagi kasih keakraban sudah terjalin dan mampu menjiwai hubungan sosial antara satu dengan yang lain, lalu dengan cara seperti itulah membina persaudaraan diimplementasikan antar peserta didik. Selain itu, ketika diadakan kegiatan keagamaan oleh pengurus OSIS, secara tidak langsung mereka telah mendapatkan pendidikan akhlak untuk saling menjalin persaudaraan yaitu dengan cara saling bekerjasama dalam susunan kepanitiaan kegiatan tersebut. 16 Dengan adanya kebiasaan saling menyapa, saling berjabat tangan antar guru dan pesert didik juga merupakan cara untuk membina persaudaraan di lingkungan SMP N 1 Wiradesa. Dalam Islam pun telah diajarkan untuk saling membina, menghargai persaudaraan baik sesama muslim ataupun non muslim. 16 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 52

Menurut peneliti, cara yang dilakukan untuk memebina persaudaraan antar guru dan peserta didik sudah tepat dalam melatih peserta didik untuk saling membina persaudaraan antar teman dan guru serta berbagi dalam kehidupan yang mengarah pada akhlak yang mulia untuk bekal kehidupan kelak mereka dewasa. Lain dari pada itu, akhlak yang baik dapat menunjang kehidupan yang baik pula dalam membina keluarga. Dalam mengajarkan atau mengimplementasikan pendidikan akhlak kepada peserta didik di SMP N 1 Wiradesa, semua komponen sekolah ikut berperan serta untuk membiasakan menerapkan pendidikan akhlak tersebut. Baik dari kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru BK serta staf karyawan. Untuk menangani peserta didik yang melanggar aturan seperti tidak disiplin dalam berpakaian, terlambat berangkat sekolah, tidak ikut membaca Al- Qur an setiap pagi, guru PAI dibantu oleh guru BK untuk menanganinya. Karena setiap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik akan ditangani oleh guru bimbingan. Dari beberapa pendidikan akhlak yang telah diterapkan di SMP N 1 Wiradesa, yakni kejujuran, kedisiplinan, membina persaudaraan dan menjaga kebersihan, ada faktor yang mendukung serta faktor yang menghambat. Faktor-faktor tersebut tidak hanya dari guru PAI, akan tetapi ada hubungannya juga dengan guru BK, karena guru bimbingan juga ikut menangani peserta didik yang tidak mematuhi peraturan yang ada di sekolahan. Faktor pendukung dari guru BK sendiri adalah untuk memberikan layanan informasi ataupun pengertian kepada peserta didik bahwa kejujuran, kedisiplinan, membina persaudaraan dan menjaga kebersihan itu sangat penting bagi kehidupan seorang muslim. Selain itu, seperti yang telah penulis sebutkan diatas, yaitu adanya kurikulum yang didalamnya terdapat materi tentang akhlak, karena adanya tata tertib yang mengikat terhadp peserta didik, juga karena ada progarm dari sekolahn yaitu untuk melaksanakan kegiatan keagamaan seperti memeringati hari besar Islam. Menurut peneliti, faktor-faktor yang mendukung tersebut harus tetap ditingkatkan guna memperbaiki tingkah laku peserta didik untuk jadi lebih 53

baik. Karena akhlak yang baik sangat diperlukan dalam berbagai lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Terlebih di dalam lingkungan masyarakat akan dituntut untuk bersikap baik antar sesama anggota masyarakat. Melihat dari faktor pendukung tersebut, sekolahan bukan hanya sebagai wadah menjadikan seorang anak yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak pintar menjadi pintar, akan tetapi sekolah juga berfungsi sebagai media menjadikan anak untuk menjadi lebih baik serta memiliki rasa empati dan simpati antar sesama. Faktor penghambat yang dialami adalah peserta didik ada yang tidak memerhatikan ketika diberi penjelasan, walaupun peserta didik sudah tahu pentingnya kejujuran, dan kedisiplinan ada yang tidak mau menerapkan hal tersebut dalam kehidupannya, kurangnya keterlibatan guru mata pelajaran, wali kelas dan kurangnya perhatian orang tua. 17 Guru mata pelajaran hanya memberikan contoh kejujuran, disiplin hanya ketika mengajar, padahal hal tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, melainkan di lingkungan sekolah. Begitu juga dengan wali kelas dan orang tua, tidak selamanya mereka bisa mengawasi dan mengontrol anak-anaknya. Wali kelas mengontrol anak-anak didiknya ketika memberikan informasi yang berkaiatan dengan agenda sekolah seperti pengumuman akan diadakan perlombaan antar kelas. Sedangkan orang tua bisa memerhatikan anaknya ketika di rumah, dan orang tua akan mengetahui sikap anaknya dari wali kelas ketika penerimaan raport yang kadang tidak maksimal karena memang pengawasan dari wali kelas kurang maksimal juga. Sedangkan dari guru PAI sendiri faktor yang mendukung untuk mengajarkan pendidikan akhlak adalah merupakan kewajiban bagi guru PAI khususnya, umumnya bagi guru mata pelajaran yang lain. Karena akhlak akan sangat penting dalam kehidupan setiap peserta didik. Yang menjadi faktor penghambat untuk guru PAI yaitu kurangnya kesadaran diri dari guru lain terhadap pentingnya perubahan perilaku peserta didik, guru pelajaran kurang 17 Hasil wawancara dengan ibu Kholifah selaku guru PAI, pada hari Selasa 21 Februari 54

mendukung dalam mengajarkan pendidikan akhlak, terkadang ada guru yang berfikiran mengajarkan pendidikan akhlak adalah tugas dari guru PAI, padahal untuk mengajarkan pendidikan akhlak adalah tugas dari seluruh personil sekolahan. Menurut peneliti, faktor penghambat tersebut adalah kurangnya komunikasi antara guru yang satu dengan guru yang lain dan kurangnya kesadaran dari guru bahwa mengajarkan pendidikan akhlak kepada peserta didik itu penting guna menghadapi hidup bersosial. Untuk mengatasi hal tersebut, hendaknya diadakan pertemuan guru untuk membahas mengajarkan pendidikan akhlak agar tetap bisa diajarkan kepada peserta didik dan harus ada partisipasi dari semua guru. Dengan diadakan pertemuan guru, diharapkan kesadaran dari guru-guru selain guru PAI akan mulai perduli dengan kepribadian peserta didik. Setelah faktor pendukung dan penghambat, ada beberapa poin lagi yang harus peneliti analisis, yaitu tentang manfaat dan tujuan dari diajarkannya pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa. Manfaat dari diajarkannya pendidikan akhlak adalah untuk membantu memperbaiki perilaku peserta didik agar lebih baik lagi. Jadi tugas dari guru itu bukan hanya menjadikan peserta didik yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Dengan dasar itu guru dituntut untuk mebantu peserta didik, istilahnya bukan hanya hitam diatas putih saja. Bukan hanya sekedar mentransfer ilmu, perilaku peserta didik juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat dia berada. Suatu misal seorang anak sedang berada di lingkungan sekolah, maka dia akan meniru sikap yang diberikan oleh guru, maka dari itu seorang guru harus berperilaku baik ketika menjadi contoh dari peserta didiknya. Dengan melihat contoh perilaku gurunya maka setiap peserta didik juga akan lebih bisa memahami bahwa bersikap baik itu sangat diperlukan di berbagi lingkungan. Setelah peserta didik mengetahui dan memahami pentingnya berperilaku baik, maka dia akan selalu menerapakan perilaku baik tersebut di setiap lingkungan dimana di berada dan diterapkan dalam kegiatan seharihari. 55

Tujuan diadakan pendidikan akhlak di SMP N 1 Wiradesa adalah karena didalam kurikulum terdapat materi tentang akhlak yang harus disampaikan kepada peserta didik, agar mempunyai rasa empati dan simpati antar peserta didik, juga untuk menjadikan peserta didik memiliki akhlak yang baik. Menurut peneliti, tujuan itu merupakan suatu yang harus dicapai oleh seluruh guru dan kepala sekolah, jadi kerjasama dan peran serta guru dan kepala sekolah sangat dibutuhkan guna mencapai tujuan tersebut, yaitu menjadikan peserta didik SMP N 1 Wiradesa memiliki akhlak yang baik, sehingga mempunyai nilai plus di lingkungan masyarakat. Jika tujuan tersebut telah tercapai, otomatis nilai plus tersebut tidak hanya didapatkan oleh peserta didik, melainkan juga membawa nama baik sekolahan karena telah menghasilkan output yang begitu menjunjung tinggi akhlak yang baik. Setelah tujuan dan manfaat diajarkannya pendidikan akhlak itu jelas, diharapkan peserta didik mampu menjaga dan memelihara akhlaknya dengan baik. 56