BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIK

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

Belajar yang Efektif dan Kreatif

Universitas Negeri Malang

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

BAB II KAJIAN TEORITIK. mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Adjie (2006) mengatakan bahwa matematika adalah bahasa, sebab matematika

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

BAB II KAJIAN TEORITIK. communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP)

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA. Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan. Abstract. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN PENGOLAHAN MATEMATIKA DALAM MENYELESAIAKAN MASALAH LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi lingkungannya.

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

BAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia

Kata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: VB SD Bonggalan sebagai berikut:

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

LEARNING STYLE INVENTORY SYSTEM BERBASIS FUZZY LOGIC UNTUK MENENTUKAN TIPE BELAJAR SISWA

Kecenderungan Kesalahan Siswa Auditorial Dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Segiempat

PROSIDING ISSN: PM-30 ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR

ANALISIS KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

Pendahuluan. Sekar Tyas Asih et al., Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan...

Dari beberapa definisi tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai sebuah pembelajaran yang mempelajari

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan

Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Analisis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika perlu dilakukan, agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat diketahui dan dapat ditindaklanjuti cara terbaik untuk memaksimalkan hasil belajar siswa. Menurut Sudjana (2009) analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur/ bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Lebih lanjut Sudjana juga mengemukakan bahwa dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehesif dan dapat memilih integritas menjadi bagian bagian yang tetap terpadu. Menurut Bungin (2008) Analisis kesalahan merupakan suatu analisis yang berbentuk analisis kualitatif. Hal ini dikarenakan analisis kesalahan tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi namun dapat digunakan sebagai alat menganalisis dan memahami proses dan fakta yang ada. Menurut Bogdan & Biklen sebagaimana dikutip oleh Moleong (2005) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 8

9 Di dalam menyelesaikan permasalahan matematika tentu banyak kesalahan-kesalahan yang dialami. Sukirman (Wardoyo,2013) mengemukakan bahwa kesalahan didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap hal yang benar dan sifatnya sistematis, konsisten, maupun insidental pada daerah tertentu. Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu memahami kesalalahan-kesalahan yang dialami siswanya beserta penyebab-penyebab dari kesa lahan tersebut. Dengan memahami dan mengetahuinya maka guru dapat mengupayakan penyelesaian masalah tersebut. Menurut Wulandari (2015) masalah dalam matematika biasanya berhubungan dengan soal-soal matematika. Menyelesaikan soal atau suatu masalah matematika merupakan bagian yang sangat penting dalam pembelajaran, siswa dapat menggunakan pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman yang dimiliki untuk diterapkan dalam penyelesaian suatu soal atau sebuah masalah (Umam, 2014). Dari beberapa uraian para ahli di atas tentang kesalahan-kesalahan siswa maka dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan merupakan kegiatan memilah-milah kesalahan yang sering terjadi pada siswa ketika menyelesaikan persoalan di dalam matematika. Diantaranya pada saat menyelesaikan permasalahan dalam bentuk soal cerita. Soal cerita dalam pembelajaran matematika sangatlah penting, sebab diperlukan dalam pengembangan proses berpikir siswa. Kemampuan siswa yang dibutukan untuk menyelesaikan soal cerita tidak hanya kemampuan skil ataupun

10 algoritma tertentu, tetapi dibutuhkan kemampuan yang latin. Menurut Hartini (2008) soal cerita merupakan salah satu bentuk soal yang menyajikan permasalahan terkait dengan kehidupan sehari-hari dalam bentuk soal cerita. Soal cerita merupakan soal yang dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Soal cerita yang berbentuk tulisan berupa sebuah kalimat dan pertanyaan ataupun yang mengilustrasikan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam matematika, soal cerita banyak terdapat dalam aspek pemecahan masalah, dimana dalam menyelesaikannya siswa harus mampu memahami maksud dari permasalahan yang akan diselesaikan, dapat menyusun model matematikanya serta mampu mengaitkan permasalahan tersebut dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari sehingga dapat menyelesaikannya dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Menurut Soedjadi (2000) untuk menyelesaikan soal cerita matematika dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membaca soal cerita dengan cermat untuk menangkap makna pada tiap kalimat b. memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan dalam soal c. Membuat model matematika dari soal d. Menyelesaikan model matematika menurut aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari soal tersebut e. Mengembalikan jawaban ke dalam konteks soal yang ditanyakan.

11 b. Newman Error Analysis (NEA) Metode analisis kesalahan Newman diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di Australia. Newman Error Analysis (NEA) adalah suatu metode analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita yang telah dikembangkan oleh Anne Newman. Menurut Newman (White : 2005) mengklasifikasikan ada 5 jenis kesalahan berdasarkan prosedur Newman yaitu : 1. Kesalahan Membaca (Reading Error) Kesalahan membaca yaitu ketika siswa tidak dapat membaca sebuah kata kunci atau simbol yang tertulis dalam masalah, sehingga tidak mampu memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat 2. Kesalahan Pemahaman (Comprehension Error) Kesalahan pemahaman yaitu ketika siswa mampu membaca semua kata dalam pertanyaan, tetapi tidak memahami arti keseluruhan dari kata-kata dan oleh karena itu tidak mampu memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat 3. Kesalahan Transformasi (Transformation Error) Kesalahan Transformasi yaitu ketika siswa telah mengerti pertanyaan yang telah ia baca tetapi tidak mampu mengidentifikasi operasi hitung yang diperlukan untuk memecahkan masalah

12 4. Kesalahan Ketrampilan Proses (Process Skill Error) Kesalahan ketrampilan proses yaitu siswa mampu mengidentifikasi operasi yang sesuai tetapi tidak mengetahui prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan operasi ini secara akurat. 5. Kesalahan Penyimpulan (Encoding Error) Kesalahan menarik kesimpulan yaitu siswa secara benar dalam memecahkan solusi sebuah masalah, tetapi tidak bisa mengungkapkan sebuah solusi dalam bentuk tertulis yang tepat. Menurut Newman (Singh,2010) mendefinisikan bahwa ada 5 hierarki yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan soal matematika uraian, kelima hirarki tersebut adalah reading, comprehension, transformation, procces skill, dan encoding. Menurut Newman (White,2005) ketika peserta didik ingin mencoba mendapatkan solusi yang tepat dari suatu masalah matematika dalam bentuk soal uraian, maka peserta didik diminta untuk melakukan lima kegiatan berikut : 1. Silahkan bacakan pertanyaan tersebut 2. Katakan apa pertanyaan yang diminta untuk kamu kerjakan 3. Katakan metode apa yang kamu gunakan untuk menemukan jawaban 4. Tunjukkan apa saja langkah-langkah yang kamu lakukan dan ceritakan bagaimana kamu berpikir untuk menemukan jawaban 5. Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut

13 Dalam proses penyelesaian masalah, ada banyak faktor yang mendukung peserta didik untuk mendapatkan jawaban yang benar. Prakitipong dan Nakamura (2006) menyatakan bahwa dalam menyelesaikan masalah menggunakan metode Newman terdapat dua jenis rintangan yang menghalangi peserta didik untuk mencapai jawaban yang benar, yaitu : 1. permasalahan dalam membaca dan memahami konsep yang dinyatakan dalam tahap memaca dan memahami masalah, dan 2. permasalahan dalam proses perhitungan yang terdiri atas transformasi, ketrampilan proses, dan penulisan jawaban Berdasarkan uraian di atas kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika dapat diketahui berdasarkan langkahlangkah penyelesaian soal cerita. Kesalahan (Reading error) dan (Comprehension error) merupakan kesalahan dalam memahami soal, dalam aspek ini siswa harus mampu membaca keseluruhan kalimat dan mencari informasi penting saat membaca dan memahami soal cerita. Kesalahan transformasi (Transformation error) merupakan kesalahan dalam mengubah kalimat soal kedalam model matematika, dalam aspek ini siswa harus mampu mengubah kalimat soal ke dalam model matematika. Kesalahan ketrampilan proses (Process skill error) merupakan kesalahan proses dalam menyelesaiakn soal cerita matematika, dalam aspek ini siswa dapat melakukan kesalahan komputasi yaitu siswa melakukan kesalahan dalam

14 operasi aritmatik atau kesalahan prosedural. Kesalahan penulisan jawaban akhir (Encoding error) merupakan kesalahan menarik kesimpulan yaitu siswa tidak dapat menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan konteks soal yang ditanyakan. Berdasarkan uraian di atas, indikator kesalahan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Indikator kesalahan membaca soal sebagai berikut a. siswa salah dalam membaca kata kunci dalam soal cerita b. siswa salah dalam membaca simbol dalam soal cerita 2). Indikator kesalahan memahami soal sebagai berikut a. siswa tidak mengetahui apa yang diketahui dari soal cerita b. siswa tidak mengetahui apa yang ditanyakan dari soal cerita 3). Indikator kesalahan transformasi sebagai berikut a. siswa tidak dapat mengubah kalimat soal cerita ke dalam kalimat matematika b. siswa tidak dapat menentukan operasi hitung yang diperlukan 4). Indikator kesalahan ketrampilan proses yaitu a. siswa tidak menguasai prosedur b. siswa kurang menguasai teknik menghitung 5). Indikator kesalahan penyimpulan a. siswa tidak dapat menuliskan jawaban akhir b. siswa tidak menuliskan satuan yang sesuai dengan soal cerita

15 Tabel 1.1 Batasan batasan indikator Kesalahan Indikator 1. Kesalahan membaca soal a. Siswa salah dalam membaca kata kunci dalam soal cerita b. Siswa salah dalam membaca simbol dalam soal cerita 2. Kesalahan memahami soal a. Siswa tidak mengetahui apa yang diketahui dari soal cerita b. Siswa tidak mengetahui apa yang ditanyakan dari soal cerita 3. Kesalahan transformasi a. siswa tidak dapat mengubah kalimat soal cerita ke dalam kalimat matematika b. siswa tidak dapat menentukan operasi hitung yang diperlukan 4. Kesalahan ketrampilan proses a. siswa tidak menguasai prosedur b. siswa kurang menguasai teknik menghitung 5. Kesalahan penyimpulan a. siswa tidak dapat menuliskan jawaban akhir b. siswa tidak menuliskan satuan yang sesuai dengan soal cerita Batasan - Siswa tidak mampu membaca apa yang dimaksud dari soal - Siswa salah membaca simbol dalam soal tersebut - Siswa tidak mampu menyebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut - Siswa tidak mampu menyebutkan apa yang ditanyakan dari soal tersebut - Siswa salah dalam mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika - Siswa salah dalam menentukan operasi hitung yang sesuai dengan soal - Siswa salah menggunakan prosedur yang sesuai dengan soal tersebut - Siswa salah dalam melakukan perhitungan, misalnya dalam menjumlah, mengurang, mengali dan membagi - Siswa salah dalam menuliskan hasil akhir - Siswa salah dalam menuliskan satuan yang sesuai dengan soal c. Gaya Belajar Menurut Soenarjadi (2014) mengemukakan gaya belajar merupakan kecenderungan cara atau teknik seseorang untuk mempermudah dirinya

16 memproses informasi dalam rangka melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Nunan (1999) mengemukakan bahwa Leaning Style are Simply Different Approachers or ways of learning. Gaya belajar sebagai suatu bentuk pendekatan, atau cara terbaik dan yang disukai oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan selama proses belajar. Menurut Gunawan (2012) menjelaskan bahwa gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi. Menurut Nasution (2008) gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam mengangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah. Menurut DePorter dan Hernacki (2010) gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur dan mengolah informasi. Menurut Parshning (2007) gaya belajar adalah cara manusia mulai berkosentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit. Gaya belajar merupakan cara yang dianggap paling mudah dan sesuai dengan karakter masing-masing individu dalam proses belajarnya sehingga dalam kegiatan belajar mampu mengkombinasikan antara kosentrasi, menyerap, dan menampung informasi dengan baik. Seorang siswa tidak akan terlepas dari penggunaan gaya belajar dalam kegiatan belajarnya. Gaya belajar merupakan cerminan karakteristik seseorang, setiap orang akan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik masing-masing. Gaya belajar siswa yang diutarakan oleh

17 Hamzah, B.U (2007) adalah cara yang paling disukai oleh siswa dalam kegiatan belajarnya sehingga siswa tersebut dapat menangkap dan memahami materi yang sedang dipelajari. Menurut Samples (2002) gaya belajar siswa adalah cara yang lebih disukai oleh siswa untuk memproses pengalaman dan informasi. Menurut DePorter (2000) gaya belajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Gaya belajar Visual Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang mengakses secara visual, yang diciptakan maupun diingat. Contohnya : Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambaran. 2. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar ini merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. Contohnya : musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol 3. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. Contohnya : gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Gaya belajar setiap individu merupakan keunikan yang dimiliki oleh seseorang untuk memudahkan dirinya belajar. Secara umum dalam proses belajar, manusia menggunakan tiga media, yaitu berdasarkan penglihatan

18 (visual), pendengaran (auditori), dan sentuhan atau gambaran (kinestetik). Ciri-ciri dari setiap gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Orang orang visual Menurut De Porter (2003), ciri-ciri individu dengan gaya belajar visual, yaitu : a. Rapi dan teratur b. Berbicara dengan cepat c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik d. Teliti terhadap detail e. Mementingkan penampilan, baik dalam hal f. pakaian maupun presentasi g. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka h. Mengingat apa yang dilihat, daripada apa yang didengar i. Mengingat dengan asosiasi visual j. Biasanya tidak terganggu oleh keributan k. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya l. Pembaca cepat dan tekun m. Lebih suka membaca daripada dibacakan n. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek

19 o. Mencoret coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dalam rapat p. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain q. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak r. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato s. Lebih suka seni daripada musik 2. Orang orang auditori Menurut DePorter (2003), ciri-ciri dindividu dengan gaya belajar auditorial yaitu: a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja b. Mudah terganggu oleh keributan c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita g. Berbicara dalam irama yang terpola h. Biasanya pembicara yang fasih i. Lebih suka musik daripada seni j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat k. Suka bicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

20 l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya n. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik 3. Orang orang kinestetik Menurut DePorter (2003), ciri-ciri individu dengan gaya belajar kinestetik yaitu : a. Berbicara dengan perlahan b. Menanggapi perhatian fisik c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak f. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar g. Belajar melalui memanipulasi dan praktik h. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat i. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca j. Banyak menggunakan isyarat tubuh k. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan cara yang paling disenangi oleh siswa untuk mempermudah menangkap atau memahami materi yang sedang dipelajari atau materi yang sudah didapatkan. Gaya belajar dibagi menjadi tiga yaitu

21 gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar kinestetik. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang mengakses secara visual, yang diciptakan maupun diingat, sedangkan gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat, dan Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. d. Materi Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya Kompetensi Inti : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakkannya dalam pemecahan masalah Indikator : 6.3.1 Siswa mampu menentukan nilai hitung luas dari bangun segiempat 6.3.2 Siswa mampu menentukan nilai hitung luas dari bangun persegi dan persegi panjang 6.3.3 Siswa mampu menentukan nilai hitung keliling dari bangun persegi panjang 6.3.4 Siswa mampu menentukan nilai hitung keliling dan luas dari bangun persegi panjang 2. Penelitian Relevan Menurut Dewi. dkk. (2013) bahwa siswa kelas VIII SMPN 2 Kerinci cenderung dengan gaya belajar visual, hal ini tergambar dari 10 orang siswa

22 atau 43,48% dan terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP N 2 kerinci. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh gaya beljar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Kerinci. Menurut Manibuy, dkk. (2014) menjelaskan berdasarkan hasil penelitiannya yang dilakukan mahasiswa program studi bimbingan dan konseling FKIP Unpatti memiliki kecenderungan pada salah satu gaya belajar. Dari 39 mahasiswa diperoleh bahwa 6 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar visual, 20 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial, 1 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan 12 siswa memiliki kecenderungan gaya belajar campuran antara gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa. Menurut Yuda, dkk. (2013) bahwa siswa memiliki kecenderungan tertinggi dalam menyelesaikan masalah matematik dengan gaya belajar visual. Dalam setiap kecenderungan gaya belajar yang sama, siswa juga memiliki aktivitas atau perilaku yang belum tentu sama. Untuk menyelesaikan masalah matematika, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Menurut Nurul (2015) mengatakan bahwa siswa masih salah dalam mengubah informasi yang diberikan ke dalam ungkapan matematika karena siswa tidak memperhatikan soalnya, siswa masih salah menggunakan rumus karena siswa cenderung menghafal rumus yang diberikan oleh guru sehingga siswa cepat lupa dengan rumus yang sudah diberikan, siswa masih salah dalam

23 aspek konsep karena terjadi miskonsepsi pada diri siswa, siswa masih salah dalam menafsirkan solusi karena tidak memperhatikan apa yang ditanyakan dalam soal, hampir semua siswa masih salah dalam menuliskan kesimpulan bahkan tidak menuliskan kesimpulan tersebut cenderung ingin menyingkat jawabannya, dan siswa masih salah dalam perhitungan karena terburu-buru dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan. Menurut Asih (2015) bahwa analisis kesalahan siswa dalam memecahkan masalah open ended berdasarkan metode Newman pada pokok bahasan persegi dan persegi panjang di SMP N 11 Jember terdapat kesalahan membaca dan memahami soal diantaranya siswa salah dalam membaca ukuran panjang, lebar, sisi, luas, keliling, satuan dan siswa tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Siswa juga mengalami kesalahan transformasi yaitu tidak menggunakan rumus yang tepat. Kesalahan ketrampilan proses seperti salah dalam perhitungan atau komputasi dan tidak melanjutkan perhitungan. Terdapat kesalahan penyimpulan yaitu salah dalam menuliskan kesimpulan dan tidak menuliskan kesimpulan. 3. Kerangka Pikir Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Salah satu materi yang dipelajaran matematika yang di anggap sulit adalah materi segiempat. Hal ini dapat dilihat dari presentasi daya serap peserta didik tentang kemampuan menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan soal cerita dalam materi segiempat. Kurangnya daya serap materi selanjutnya berakibat dengan hasil belajar yang rendah dengan

24 indikasi banyak kesalahan yang dilakukan dalam proses pekerjaan siswa. Dalam menindaklanjuti kesalahan-kesalahan siswa, guru terlebih dahulu melakukan suatu proses analisis kesalahan yang dilakukan siswa. Analisis kesalahan Newman merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menganalisis kesalahan siswa. Sesuai dengan penjabaran sebelumnya bahwa dalam menyelesaikan soal cerita sesuai dengan kesalahan Newman ada lima yaitu : reading, comprehension, transformation, process skill, dan encoding. Siswa bisa saja melakukan kesalahan di salah satu langkah atau semuanya. Hal ini dapat memudahkan guru untuk mengetahui kesalahan mana yang menjadi penyebabnya dalam menyelesaikan soal cerita tersebut. Salah satu guru dalam memberikan solusi untuk meminimalisir kesalahan siswa adalah perbedaan kecenderungan gaya belajar siswa. Perbedaan gaya belajar siswa dapat menjadikan solusi yang diberikan oleh guru haruslah berbeda pula. Menurut DePorter & Mike Hernacki (2003) menjelaskan ada tiga jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Dengan mengetahui kecenderungan gaya belajar diharapkan dapat membantu mengetahui kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi segiempat.