BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL 9 dari NADIRA KARYA LEILA S. CHUDORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 3 Beban belajar : 4 SKS. Materi Pembelajaran

Seorang pembaca teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut, maka mau tidak mau sang pembaca harus membayangkan peristiwa yang terjadi di

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PETA/MATRIKS NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA (ANALISIS SKL, SK, DAN KD)

NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SILABUS PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP DHARMA BHAKTI 6 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh: RENI NOVERA MONA RRA1B109039

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

4. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK (PEMINATAN)

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

KISI-KISI SOAL. Tahun Pelajaran : 2014/ Menentukan persamaan isi berita.

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

N NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

penelitian. Pendeskripsian meliputi mencatat dan meneliti novel Ipung 1 karya Prie

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan menulis teks

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian analisis struktural dan nilai pendidikan karakter naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Unsur Intrinsik Naskah Drama Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya Unsur intrinsik naskah drama Lautan Bernyanyi ini memiliki tema keyakinan. Kapten Leo sebenarnya memiliki sifat tegas dalam melakukan sesuatu dan selalu teguh dengan pendirian. Namun, sisi negatif dari Kapten Leo yang memiliki sifat mudah terbawa suasana hati memberikan pengaruh emosional dan membuatnya merasakan halusinasi sehingga mengakibatkan dirinya melakukan kesalahan. Tokoh yang dimunculkan dalam naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya ini berjumlah 8 orang yaitu kapten Leo, Comol, Panieka, Adenan, Rubi, Dukun, Dayu Sanur dan Dayu Badung. Tokoh protagonis dalam cerita ini adalah Kapten Leo dan Comol. Tokoh antagonis dalam cerita ini adalah Dayu Sanur. Tokoh tritagonis adalah Dukun, Panieka, Adenan, Rubi, dan Dayu Badung. Jalan cerita menggunakan alur maju/progesif karena cerita yang runtut dan jelas dari adegan satu sampai adegan sebelas. Latar/setting yang ditampilkan dalam naskah drama ini terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar/Setting tempat dalam naskah drama Lautan Bernyanyi ini kesemuanya berlatar tempat diatas geladak kapal Harimau Laut, di tepi pantai Sanur disebelah timur Denpasar, Bali. Waktu terjadinya peristiwa dalam naskah drama tidak diungkapkan secara pasti, hanya diungkapkan bahwa naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya ini ditulis pada tanggal 2 Desember 1980. Jadi, bisa dikatakan bahwa naskah drama ini mengungkap setting waktu pada masa lampau, dimana masih ada bajak laut yang sering berlayar di lautan. Namun, latar waktu pagi, siang dan malam dapat diketahui dari percakapan para tokoh. Latar sosial dalam naskah drama Lautan Bernyanyi ini banyak dibubuhi dengan tradisi-tradisi masyarakat yang ada di Bali. Kepercayaan 161

162 Hindu yang masih kental dengan penyembahan Dewa-dewa serta upacara pemujaa. Ragam bahasa daerah yang digunakan dalam naskah drama tersebut adalah bahasa yang digunakan pada masyarakat Bali, karena Putu Wijaya adalah seorang sastrawan yang berasal dari Bali. Dengan demikian, latar belakang pengarang dapat berpengaruh dalam penulisan karya sastra. Amanat yang dapat diambil dari keseluruhan cerita dalam naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya ini adalah kita sebagai manusia harus mempunyai keyakinan yang teguh untuk menentukan segala sesuatu dan tidak terlalu cepat dalam mengambil keputusan. 2. Keterjalinan Unsur-Unsur dalam Naskah Drama Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya Keterjalinan antarunsur juga terdapat dalam naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya. Pemilihan tema yang berkaitan dengan keyakinan memunculkan tokoh-tokoh yang mengalami kelabilan dan mudah goyah hanya karena halusinasi yang tidak jelas. Tokoh Kapten Leo yang merupakan tokoh utama dalam cerita ini mengalami pergolakan batin antara halusinasi dan keyakinan. Tokoh Comol yang polos, dimanfaatkan oleh Dayu Sanur untuk mencari pengikut agar mau mengikutinya menyembah Setan. Tokoh Panieka yang dengan seenaknya membawa lari perempuan dan menyembunyikannya didalam kapal, tanpa tahu bahwa hal tersebut menjadi pemicu konflik. Tema dan penokohan juga mempengaruhi alur. Tema keyakinan dari tokoh Kapten Leo memunculkan alur teratur dan tidak banyak cabang. Alur dari naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya ini disusun secara teratur dan berkesinambungan dari adegan satu sampai adegan sebelas semuanya memiliki keterkaitan. Pemilihan tema dan tokoh-tokoh yang dimunculkan juga didukung oleh setting cerita. Tokoh Kapten Leo adalah seorang kapten bajak laut yang sedang terdampar di pesisir pantai Sanur, Bali menciptakan sebuah setting di atas geladak kapal lengkap dengan bentuk kapal yang besar juga tarian-tarian khas Bali. Pakaian yang dikenakan Kapten Leo menunjukkan sisi bajak laut yang kuat dan tegas dengan senapan yang selalu dibawanya.

163 Tokoh Kapten Leo dan anak buahnya yang berlatar belakang bajak laut juga didukung dengan pemakaian ragam bahasa yang kasar. Namun, ketika semua anak buah Kapten Leo berhadapan dengan Kapten, anak buah Kapten Leo tersebut memakai bahasa resmi yang menunjukkan kepatuhan dan pernghormatan kepada Kapten mereka. Dialog-dialog yang diucapkan tokoh dapat diperankan dengan lebih ekspresif mengacu pada petunjuk teknis dalam naskah drama. 3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Naskah Drama Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya Nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya terdapat 11 nilai pendidikan karakter dari 18 nilai pendidikan karakter yang sesuai dengan yang dikemukakan oleh Badan Pengembangan dan Penelitian Pusat Kurikulum yaitu: Religius, jujur, toleransi, disiplin, demokratis, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli sosial, peduli lingkungan, tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut sangat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan untuk siswa-siswi SMK. Pembaca diharapkan mampu mengambil nilai-nilai pendidikan tersebut untuk dijadikan teladan dan pembelajaran dalam kehidupan nyata. 4. Relevansi Naskah Drama Lautan Bernyanyi Karya Putu Wijaya Naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya ini merupakan salah satu naskah drama yang menarik dan mudah dikaji karena memakai bahasa lugas dan kata-kata yang mudah dipahami. Selain isinya yang bagus dan menarik, naskah drama ini ditulis oleh sastrawan yang cukup terkenal di Indonesia sehingga selain dapat digunakan sebagai pembelajaran, siswa dapat dikenalkan dengan sosok sastrawan di Indonesia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa naskah drama ini cocok dijadikan sebagai alternatif materi ajar resensi drama di SMK.Hal tersebut didukung oleh pendapat informan, yaitu guru bahasa Indonesia, ahli bidang drama/teater, serta para siswa di SMK. B. Implikasi Penelitian ini menggunakan objek kajian berupa naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya dengan menggunakan metode analisis struktural.

164 Analisis struktural dalam penelitian ini untuk mengetahui struktur naskah drama secara keseluruhan dan membantu mempermudah untuk memahami dan menganalisis naskah drama tersebut. Selain sebagai sarana hiburan, di dalam naskah drama ini terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang mampu dijadikan teladan dan pembelajaran untuk siswa SMK agar mampu untuk lebih memahami pentingnya nilai-nilai pendidikan karakter. Amanat dari keseluruhan cerita memperlihatkan kepada kita tentang pentingnya sebuah keyakinan dan keteguhan hati juga kebijaksanaan seorang pemimpin serta tanggung jawab yang besar dan kedisiplinan dalam mengarungi samudra. Hasil penelitian ini mempunyai implikasi dengan dunia pendidikan khususnya dalam pengajaran sastra. Naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya ini menceritakan tentang kehidupan bajak laut dan kebudayaan masyarakat Bali. Latar belakang pengarang yang berasal dari Bali banyak menggunakan ragam bahasa Bali.jadi, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang budaya dan bahasa masyarakat Bali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa selain menambah pengetahuan tentang sastra, naskah drama ini juga dapat menambah pengetahuan tentang kebudayaan. Di dalam naskah drama ini terdapat 11 nilai pendidikan karakter diantaranya, Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Demokratis, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta damai, Peduli lingkungan, Peduli sosial dan Tanggung jawab. Naskah drama ini relevan untuk digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa Indonesia di SMK. Hasil analisis struktural dalam naskah drama ini dapat digunakan oleh guru dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai unsur intrinsik naskah drama seperti tema, penokohan, alur, latar dan amanat. Hasil dari analisis naskah drama Lautan Bernyanyi dapat diimplementasikan sebagai materi ajar pembelajaran sastra khususnya naskah drama. Kompetensi Dasar yang terdapat dalam kurikulum 2013 terdapat pada KD 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks ulasan/review film/drama baik melalui lisan maupun tulisan dan KD 3.3 Menganalisis teks dan ulasan/review film/drama baik melalui lisan maupun tulisan. Pembelajaran resensi drama di dalam Kurikulum 2013 ini dilaksanakan di kelas XI semester genap. Kompetensi Inti

165 dan Kompetensi Dasar yang telah diatur BNSP, pada semester dua pembelajaran resensi drama siswa diharapkan mampu memahami unsur-unsur drama, kelebihan drama, serta nilai pendidikan karakter yang terdapat didalamnya. Guru dapat menggunakan naskah drama ini sebagai alternatif materi ajar menggantikan naskah drama yang ada dalam buku teks. Naskah drama ini ditulis oleh sastrawan yang cukup terkenal sehingga naskah drama ini lebih berkualistas dalam segi sastra. Selain itu, dalam naskah drama Lautan Bernyanyi ini juga terdapat kebudayaan masyarakat Bali sehingga secara tidak langsung siswa juga bisa mempelajari kebudayaan Masyarakat Bali. Selain dari segi naskah, nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam naskah drama tersebut dapat diimlementasikan oleh siswa SMK untuk dijadikan pembelajaran dan pegangan hisup ketika mereka lulus sekolah dan memasuki dunia kerja yang global. Namun, naskah drama terdapat sedikit dialog dengan bahasa yang kasar dan kurang baik jika digunakan dalam pembelajaran. Sehingga, diharapkan guru bisa menyaring dan memfilter naskah drama ini sebelum diberikan kepada siswa. Guru harus mampu memberikan batasan dan makna kata agar tidak menimbulkan ambiguitas makna. Penelitian ini juga berimplikasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam memilah bahan ajar yang digunakan di dalam proses pembelajaran, guru harus menyesuaikan bahan tersebut dengan kebutuhan siswa. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar juga menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh siswa, sesuai dengan umur atau tingkatan mereka, serta menggunakan bahasa yang komunikatif dan semi formal. Tidak hanya penggunaan bahasa, pemilihan bahan ajar yang baik bagi siswa juga didasarkan pada isi dari bahan ajar itu sendiri, bahwa bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran haruslah bahan ajar yang dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditentukan oleh kurikulum dalam jenjang pendidikan. Dengan begitu, penelitian ini dapat berimplikasi bagi guru agar lebih selektif dalam memilah bahan ajar yang baik. Guru harus tetap memberikan pengarahan dan pengamatan, sehingga nilai atau pesan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diterima dengan baik oleh siswa.

166 Jika guru menggunakan naskah drama sebagai media pembelajaran, guru tetap harus memberikan pemahaman kepada siswa mengenai amanat yang terdapat dalam naskah, jangan sampai siswa salah dalam menafsirkan kalimat yang terkandung dalam naskah. Karena seperti yang sudah dituliskan sebelumnya bahwa, guru harus bisa memfilter dan memberikan arahan yang baik serta mengolah dulu informasi yang didapat dalam naskah drama ini sebelum diberikan kepada siswa. Selain itu, guru harus bisa memberikan batasan-batasan agar siswa tidak bingung dalam menafsirkan dialog-dialog dalam naskah drama ini. Dengan demikian, naskah drama ini secara keseluruhan dapat digunakan sebagai alternatif materi ajar dalam bentuk kutipan-kutipan dialog, namun jika guru ingin memberikan langsung kepada siswa, guru harus menetapkan batasan dan memberikan arahan kepada siswa agar tidak menimbulkan keambiguan makna. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil yang telah diuraikan di atas, peneliti menyarankan beberapa kepada beberapa pihak. 1. Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan agar sekolah dapat memilih bahan atau buku ajar yang baik bagi siswa, yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar kurikulum yang ditetapkan, serta sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 2. Guru Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengajaran bahasa ataupun sastra kususnya pembelajaran resensi drama. Hal tersebut diharapkan agar guru tidak hanya mengacu pada buku teks saja namun juga mencari tambahan materi dari buku lain. Selain itu, guru dapat menerangkan tentang sastra menggunakan buku sastra yang lebih berkualitas serta dapat membantu pemahaman mengenai sebuah naskah drama sehingga dapat mengembangkan keterampilan berbahasa siswa, meningkatkan pengetahuan dan menunjang pembentukan kepribadian siswa. Selain menggunakan naskah drama

167 dalam pembelajaran resensi drama, guru juga dapat memberikan rekaman video pementasan drama Lautan Bernyanyi yang bisa diakses di internet. Atau bagi sekolah seni, bisa juga untuk mencoba dipentaskan. 3. Siswa Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh siswa untuk membantu siswa dalam mengapresiasi karya sastra khususnya naskah drama dengn resensi drama. Hasil analisis struktural naskah drama Lautan Bernyanyi ini diharapkan mampu memudahkan siswa dalam menulis sebuah resensi dari naskah drama. Selain itu, siswa dapat mengetahui amanat dan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam naskah drama tersebut dan mengimplementasikannya terhadap kehidupan sehari-hari. 4. Pembaca dan Penikmat Sastra Penikmat sastra sebaiknya merealisasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya. Dalam naskah drama yang berlatar belakang petualangan bajak laut ini sangat menarik untuk didikuti, berbeda dengan naskah drama lain yang menceritakan kehidupan atau percintaan. Naskah drama ini juga mengandung nilai kebudayaan dan tradisi dari masyarakat Bali. Jadi, selain mendapat bacaan yang berkualitas, pembaca juga dapat mengetahui tentang tradisi dan kebudayaan pada masyarakat Bali. 5. Peneliti Lain Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang sejenis. Selain itu, penelitian tentang naskah drama Lautan Bernyanyi karya Putu Wijaya ini masih sedikit sehingga diharapkan peneliti lain mampu membuat penelitian dengan naskah drama yang sama, karena naskah drama ini merupakan karya dari Putu Wijaya yang berbeda dengan karya lainnya, karena menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.