Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

ANALISIS DAN SINTESIS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

LAMPIRAN Lampiran 1. Jembatan di Kanal Banjir Timur Jakarta

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN

KUISIONER PENELITIAN PERENCANAAN PEDESTRIAN HIJAU DI JALAN LINGKAR LUAR KOTA BOGOR, JAWA BARAT

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

BAB VI HASIL PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

PENDAHULUAN. Ciri Tanaman Lanskap 9/5/2014 TANAMAN DAN DESAIN PENANAMAN

PENDAHULUAN. Tanaman merupakan sumber keindahan, kenyamanan dan memberi daya dukung terhadap kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

KONSEP PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PUSAT KOTA PONOROGO

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

ELEMEN ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP

BAB VI R E K O M E N D A S I

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

KATA KUNCI UTAMA PERMASALAHAN LANSKAP PERKOTAAN KUALITAS UDARA & PENCEMARAN PERAN POHON. Data Ilmiah dari Hasil Penelitian Terapan

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan

BAB VI HASIL RANCANGAN

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 27. Ilustrasi Pengembangan Konsep Ruang Pada Tapak

PERENCANAAN LANSKAP SEMPADAN SUNGAI CILIWUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. bagi warga kota. Selain sebagai sarana tersebut, kehadiran lapangan golf

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 5 Kawasan Menteng pada tahun 1930 (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)

Pengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

PERENCANAAN TAMAN KOTA SEBAGAI SALAH SATU ATRIBUT KOTA HIJAU DI KECAMATAN GEDEBAGE, BANDUNG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat

Gambar 5.5 Kondisi Eksisting RTH kota Banda Aceh (11,81 %) Masterplan RTH Kota Banda Aceh

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN JALUR HIJAU JALUR JALAN LINTAS SELATAN (JJLS) DESA KEMDANG KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FUNGSI TANAMAN BAMBU DALAM LANSEKAP BERDASARKAN KARAKTER FISIK DAN VISUAL. Oleh : RETNO ISMURDIATI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan (2) kegiatan rekreasi outdoor. Upaya perlindungan fungsi kanal dilakukan dengan penataan ruangnya, yaitu dengan cara menetapkan ruang 1-2 meter dari kanal tidak boleh ada apa-apa dan dilakukan pemagaran atau dinding pembatas, tapi pada beberapa tempat dilindungi dengan konstruksi yang memiliki fungsi tangga ataupun teras yang dapat digunakan untuk duduk-duduk. Rekreasi yang direncanakan diharapkan dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat yang sesuai dengan lingkungan perkotaan, juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat kota Ruang terbuka rekreatif yang dikembangkan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan ruang terbuka yang ada.. Ruang terbuka yang dibuat diharapkan dapat menciptakan harmoni tata lingkungan perkotaan sehingga memberikan unsur keindahan dan memberikan ruang gerak bagi segenap masyarakat yang memerlukannya. Kegiatan rekreasi luar ruang (outdoor recreation) yang ditawarkan (dikembangkan) antara lain : duduk-duduk, bermain, berjalan-jalan, olah raga, beristirahat, berkumpul, dan berfoto. Adapun pengembangan model Ruang Terbuka di setiap kawasannya akan memiliki perlakuan masing-masing yang sesuai dengan kebutuhannya. Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) http://www.panoramio.com ; (2) http://www.srpnet.com (3) http://www.deviantart.com

49 Tata Ruang Ruang yang akan dikembangkan adalah ruang terbuka publik khususnya ruang terbuka hijau yang merupakan salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan saat ini dan dapat menjadi paru-paru kota. Di ruang terbuka publik itu, warga dapat bersosialisasi melalu berbagai kegiatan seperti olahraga, bercengkerama, rekreasi, diskusi, dan lainnya. Anak-anak bisa bermain dengan leluasa di bawah teduhnya pohon-pohon yang rimbun. Ruang yang direncanakan ini dapat menjadi tempat rekreasi dan olahraga yang menyenangkan tanpa harus mengeluarkan biaya. Pemanfaatan ruang dibagi menjadi beberapa model rekreasi yang disesuaikan dengan draft RTRW yang ada (Tabel 14). Secara umum, pengembangan tata ruang pemanfaatan bantaran dapat dilihat pada Gambar 23. Tabel 14. Pembagian Ruang Model Rekreasi No. Ruang Luas Ha % 1 Model Rekreasi - Pemukiman 61,1 26 2 Model Rekreasi - Perkantoran, Perdagangan dan Jasa 11,7 5 3 Model Rekreasi - Industri dan Pergudangan 49,7 21 4 Model Rekreasi - RTH Budidaya 112,5 48 Total 235 100 SIRKULASI Gambar 24. Pengembangan Tata Ruang Bantaran KBT Secara Umum Jalur sirkulasi pada bantaran direncanakan ada dua yaitu : 1) jalur sirkulasi utama yang berupa jalur sepeda dan jogging track yang menghubungkan satu

50 model rekreasi dengan model rekreasi lainnya dari hulu sampai ke hilir, serta 2) jalur sirkulasi bagi pejalan kaki yang menghubungkan kegiatan rekreasi yang satu dengan lainnya dalam satu model. Sirkulasi yang dikembangkan dengan tujuan memberi kepuasan, kenyamanan bagi pengunjung yang datang ke kawasan rekreasi ini. Pengembangan sirkulasi dilakukan berdasarkan kondisi eksisting, kebutuhan tapak, dan ruang-ruang yang ada. Tata Vegetasi Vegetasi yang direncanakan dibagi menjadi dua, yaitu vegetasi yang memiliki fungsi untuk rekreasi untuk melindungi fungsi kanal. Kriteria untuk vegetasi yang memiliki fungsi rekreasi adalah jenis yang memiliki tajuk rindang untuk memberikan keteduhan, meredam polusi, memiliki nilai estetis. Sedangkan kriteria vegetasi yang ditujukan untuk melindungi fungsi kanal adalah vegetasi yang perakarannya tidak mengganggu konstruksi kanal, selain itu dapat mengamankan kemungkian terjadinya erosi dan longsoran sebagai bagian dari pengamanan tepi kanal, misalkan jenis rumput dan semak. Tata hijau yang direncanakan pada tapak ditujukan untuk menciptakan kenyamanan bagi pengunjung dengan memanfaatkan vegetasi asli tapak yang ada. Vegetasi yang digunakan juga harus mampu beradaptasi dengan kondisi ekologi tapak, menyangkut suhu udara, kebutuhan air, kebutuhan cahaya, ph tanah, kecepatan angin, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta tingkat pemeliharaan yang rendah. Tanaman yang dikembangkan antara lain adalah tanaman yang tidak beracun, tidak mudah patah dan perakarannya tidak mengganggu pondasi. tanaman-tanaman yang mampu meredam polusi dan sekaligus menciptakan keteduhan, selain pohon tersebut ada beberapa jenis tanaman perdu hias yang dapat digunakan sebagai pagar hidup pembatas antara halaman rumah dan jalan. Pada kawasan pemukiman fungsi hijau juga dapat dimaksimalkan melalui pemanfaatan lahan-lahan kosong pada area pemukiman sebagai ruang terbuka hijau bagi publik dalam bentuk taman serta penggunaan ruang-ruang yang terbentuk antar bangunan sebagai area hijau untuk meningkatkan kualitas kondisi fisik kawasan dan kualitas ekologis kawasan.

51 Tabel 15. Alternatif Vegetasi yang Dapat Dikembangkan pada Bantaran KBT No. Pohon Melindungi Kanal 1 Tanjung Mimusoph elengi Bulat 15 Hijau Putih Halus x x 2 Bintaro 3 Mahoni 4 Asam 5 Kerai Payung 6 Sukun Nama Lokal Cerbera manghas Swietenia mahogani Tamarindus indica Filicium decipiens Artocarpus communis Rekreasi Bulat 15 Hijau Hijau Halus x Oval 30 Hijau Cokelat Halus x Oval 18 Hijau Cokelat Halus x Bulat 25 Hijau Putih Halus x Menyebar 30 Hijau Kuning Kasar x x 7 Ki hujan Samanea saman Menyebar 15 Hijau Merah Halus x 8 Flamboyan Delonix regia Raf. Menyebar 20 Hijau Merah Halus x 9 Kecrutan Spathodea campanulata Menyebar 23 Hijau Merah Halus x 10 Glodogan Polyalthia longifolia Kolumnar 15 Hijau Hijau Halus x x 11 Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima Menyebar 4 Hijau Merah Halus x x Perdu 12 Lolipop Pachystachys lutea Menyebar 3 Hijau Kuning Halus x x 13 Nusa Indah Mussaenda sp. Menyebar 3 Putih Kuning Kasar x x 14 Kaliandra Calliandra sp. Menyebar 3 Hijau Merah Kasar x 15 Puring Codiaeum variegatum Kolumnar 2 Variegata Putih Kasar x Semak 16 Soka Ixora javanica Menyebar 1 Hijau Merah Halus x x 17 Azalea Rhododendron sp. Menyebar 0,8 Hijau Pink Halus x x Bunga Tahi 18 Kotok Tagetes patula Menyebar 0,7 Hijau Kuning Halus x x Penutup Tanah 19 Rumput Embun Zoysia matrella x 0,008 Hijau x Halus x x 20 Rumput Gajah Nama Latin Axonopus compressus Bentuk Arsitektur Tinggi (m) 21 Adam Hawa Rhoeo discolor x 0,15 Warna Daun x 0,007 Hijau x Halus x x Hijau - Ungu Warna Bunga Tekstur Fungsi Putih Halus x x

52 Ki Hujan Cassia Mahoni Sukun Glodogan Kecrutan Mangga Asam Tanjung Krai Payung Flamboyan Bintaro Pisonia Kaliandra Bugenvil Bunga Merak Azalea Lolipop Bunga Tahi Kotok Soka Ipomea Puring Adam Hawa Rumput Gajah Rumput Embun Gambar 25. Image Alternatif Vegetasi yang Direncanakan Sumber : (1) http://www.panoramio.com ; (2) http://www.srpnet.com (3) http://www.deviantart.com

53 Aktivitas dan Fasilitas Aktivitas yang dikembangkan adalah aktivitas rekreasi yang disesuaikan dengan bentuk penggunaan lahan dan keinginan masyarakat (kegiatan rekreasi aktif dan pasif). Fasilitas yang direncanakan adalah fasilitas untuk melindungi fungsi kanal dan fasilitas yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dalam melakukan aktivitas rekreasi. Penentuan tata letak fasilitas pada dasarnya disesuaikan dengan aktivitas-aktivitas yang akan diakomodasikan, sehingga semua fungsi dari tiap ruang yang direncanakan akan sejalan dan saling mendukung. Rencana Lanskap Lanskap bantaran Kanal Banjir Timur direncanakan memiliki ruang terbuka yang berupa tegakan pohon (jalur hijau), taman (tempat berkumpul dan beristirahat), sarana rekreasi lainnya dan area penyangga (buffer) sebagai pengaman kanal, sehingga tujuan dijadikannya sebagai ruang terbuka kota publik yang bersifat rekreatif dan melindungi fungsi kanal dapat tercapai dengan baik. Lanskap bantaran KBT dikembangkan menjadi empat model rekreasi dengan adanya jalur utama yang menghubungkan yaitu jalur sepeda dan jogging track dari hulu sampai ke hilir (laut). Adapun model tatanan lanskap rekreasi di Kanal Banjir Timur yang diterapkan antara lain : a. Lanskap Rekreasi di daerah Pemukiman ; Model ruang terbuka yang dilengkapi dengan fasilitas olahraga (jogging track dan lapangan), tempat berkumpul warga (gazebo/saung), taman bermain anak, tempat duduk, dan lainnya (Gambar 28), b. Lanskap Rekreasi di daerah Perkantoran, Perdagangan dan Jasa ; Model ruang terbuka berupa blok-blok taman kota, plaza dan tempat untuk duduk-duduk, berkumpul serta beristirahat bagi para pekerja (Gambar 29), c. Lanskap Rekreasi di daerah Industri dan Pergudangan ; Model berupa tegakan pohon yang ditanam secara masif (jarak tanam yang lebih rapat, sebagai penyangga), yang dilengkapi dengan tempat duduk dibawah pohon sebagai tempat beristirahat bagi para pekerja (Gambar 30),

54 d. Lanskap Rekreasi di daerah RTH budidaya ; Model hutan kota (berfungsi sebagai daerah sarana pengimbuh air tanah) yang dilengkapi dengan jogging track, jalur sepeda dan tempat duduk (Gambar 31). Tabel 16. Rencana Pengembangan Aktivitas dan Fasilitas No. Ruang Aktivitas Fasilitas 1 Model Rekreasi - Pemukiman Berkumpul Gazebo / Saung Bermain anak Ayunan, Jungkat-jungkit Bersepeda Jalur sepeda dan jogging track Jogging Lapangan Olahraga Tempat duduk Duduk-duduk Tempat sampah Beristirahat Lampu taman Pagar Konstruksi Teras / Tangga 2 Model Rekreasi - Perkantoran, Berkumpul Tempat duduk Perdagangan dan Jasa Duduk-duduk Tempat sampah Beristirahat Lampu taman Makan siang Plaza Bersepeda Pagar Jogging Jalur sepeda dan jogging track Konstruksi Teras / Tangga 3 Model Rekreasi - Industri dan Berkumpul Tempat duduk Pergudangan Duduk-duduk Tempat sampah Beristirahat Lampu taman Bersepeda Pagar Jogging Jalur sepeda dan jogging track Konstruksi Teras / Tangga Dinding Pembatas 4 Model Rekreasi - RTH Budidaya Duduk-duduk Tempat duduk Beristirahat Tempat sampah Bersepeda Lampu taman Jogging Pagar Jalur sepeda dan jogging track Konstruksi Teras / Tangga

55 Daya Dukung Daya dukung merupakan kemampuan suatu kawasan atau area dalam mendukung kegiatan yang dilakukan pada tempat tersebut pada batas tertentu dimana kawasan tersebut tidak mengalami kerusakan. Penghitungan daya dukung rekreasi bertujuan untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan suatu lanskap, dalam hal ini adalah bantaran KBT yang dikembangkan sebagai ruang terbuka rekreatif. Daya dukung juga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas rekreasi outdoor. Secara umum daya dukung bantaran KBT dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Daya Dukung Rekreasi Bantaran KBT Standar Kebutuhan Daya Dukung No. Ruang Luas (m2) Ruang (m2/orang) (orang) 1 Model Rekreasi - Pemukiman 611000 20 30550 2 3 Model Rekreasi - Perkantoran, Perdagangan dan Jasa Model Rekreasi - Industri dan Pergudangan 117000 20 5850 497000 20 24850 4 Model Rekreasi - RTH Budidaya 1125000 20 56250 Total 2350000 20 117500 Berdasarkan perhitungan pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa daya dukung kawasan rekreasi bantaran KBT adalah sebanyak 117.500 orang. Dengan demikian jumlah pengunjung maksimal yang dapat ditampung kawasan tersebut agar tidak mengalami kerusakan yaitu sebanyak 117.500 orang.

56 Gambar 26. Sketsa Perspektif Pemanfaatan Bantaran Untuk mengendalikan kualitas air, pada dapat pula dilakukan penataan taman seperti yang diterapkan pada Sponge Park di New York yang dibuat untuk menyerap dan memfilter air yang akan masuk ke kanal. Inti dari Sponge Park adalah menambah jumlah air bersih yang berasal dari air hujan yang ditampung dan dimasukkan ke kanal (Proses pengenceran secara kimiawi), hal ini dilakukan karena tidak mungkin untuk menambah pasokan air bersih dari luar. Mekanisme Sponge Park dapat terlihat pada Gambar 27. Gambar 27. Mekanisme Sponge Park untuk Menyerap dan Memfilter Air Sumber : www.dlandstudio.com

61 (1) Perlindungan Kanal (2) Aktivitas Rekreasi Gambar 32. Ilustrasi Pemanfaatan Bantaran untuk Perlindungan Kanal dan Aktivitas Rekreasi (Image reference) Sumber : (1) http://www.panoramio.com ; (2) http://www.srpnet.com (3) http://www.deviantart.com (4) www.deviantart.com (5)www.dlandstudio.com