METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

3. METODOLOGI PENELITIAN

MODEL KONSEPTUAL KELEMBAGAAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

ANALISA SISTEM. Analisa Situasional

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

A. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM

PEMODELAN SISTEM. Pendekatan Sistem. Analisis Sistem

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

IV. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

PENGEMBANGAN MODEL. Identifikasi kebutuhan stakeholder klaster agroindustri hasil laut

BAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

SISTEM MANAJEMEN AHLI

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA SISTEM

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvii DADTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR SINGKATAN... xix

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN DALAM KLASTER AGROINDUSTRI MINYAK ATSIRI (STUDI KASUS: MINYAK NILAM) HENDRASTUTI

Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

X. KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL Verifikasi

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang

IV. ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

A. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

KONFERENSI NASIONAL MINYAK ATSIRI 2008 Industri Minyak Atsiri yang Berkelanjutan : Peluang dan Tantangan

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 RANCANG BANGUN MODEL

3 METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 15 Diagram model sistem dinamis pengambilan keputusan kompleks pengembangan agroindustri gula tebu.

METODOLOGI PENELITIAN

7 SIMULASI MODEL DINAMIS

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

REKAYASA SISTEM PENUNJANG MANAJEMEN PRODUKSI BERSIH AGROINDUSTRI KARET REMAH. Konfigurasi Model

KAJIAN ADOPSI TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI PANGAN SKALA KECIL DI SUMATERA BARAT ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

V. IMPLEMENTASI EssDSS 01

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya

Sistem Manajemen Basis Data

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR SINGKATAN... viii

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Outline 0 PENDAHULUAN 0 PENTINGNYA VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL 0 VERIFIKASI MODEL 0 VALIDASI MODEL 0 PENGUJIAN SOLUSI 0 ATURAN PENGUJIAN VALIDITAS

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

66 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka pemikiran dan detail tahapannya akan diuraikan pada bagian ini. Kerangka Pemikiran Agroindustri minyak atsiri merupakan suatu kelembagaan usaha yang dalam implementasinya terdiri dari beberapa kegiatan, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, distribusi dan pemasaran. Kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan akhir. Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasok yang tangguh dan saling menguntungkan serta bersinergi dengan rencana pembangunan pemerintah (Harris 2004). Pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri seharusnya diletakkan dan diorientasikan searah dan selangkah dengan paradigma baru pendekatan pembangunan. Paradigma pembangunan lama yang bersifat top-down perlu direorientasikan menuju pendekatan bottom-up yang menempatkan masyarakat atau petani di perdesaan sebagai pusat pembangunan. Pada penelitian ini definisi klaster agroindustri minyak nilam adalah kelompok yang terdiri dari usahatani, industri kecil penyulingan/usaha lepas panen, pedagang/pengumpul, industri penyulingan/eksportir dan industri pendukung. Klaster agroindustri minyak nilam ini terkait baik secara horisontal maupun vertikal dan institusi pendukung lainnya yang saling berinteraksi untuk menciptakan nilai tambah baik secara individu maupun bersama-sama (Roelandt & den Hertog 1999; Porter 1998; Wirabrata 2003). Pada klaster agroindustri minyak atsiri belum ada sinergi antara industri penyulingan dan eksportir, usaha lepas panen dan usahatani. Proses bisnis dalam jaringan klaster agroindustri minyak atsiri, harga ditentukan oleh mekanisme pasar dan industri besar dengan modal lebih kuat. Fluktuasi harga terjadi akibat adanya ketidakpastian harga pasar, kualitas produk dan kemampuan pasokan. Ketidakpastian harga mengakibatkan ketidak pastian tingkat keuntungan yang diperoleh pelaku dalam jaringan rantai pasok. Harga minyak nilam murni yang berfluktuasi ditetapkan

67 berdasarkan mekanisme pasar internasional. Harga minyak nilam kasar yang berfluktuasi ditetapkan oleh industri penyuling dan eksportir yang ditetapkan berdasarkan perubahan harga minyak nilam murni dan permintaan minyak nilam kasar. Harga nilam kering yang berfluktuasi ditetapkan oleh usaha lepas panen berdasarkan perubahan harga minyak nilam kasar dan permintaan nilam kering. Gambar 15 menunjukkan kerangka dasar pemikiran penelitian. Usaha Tani Industri Kecil & Menengah Industri / Eksportir Pasokan Nilam Kering Pasokan Nilam Kering Pasokan Minyak Nilam Kasar Permintaan Nilam Kering Permintaan Minyak Nilam Kasar Permintaan Minyak Nilam Murni Eksportir / Pedagang Harga Jual Nilam Kering Harga Jual Minyak Nilam Kasar Harga Jual Minyak Nilam Murni Kesepakatan Harga Pemberdayaan masyarakat Gambar 15 Kerangka dasar pemikiran penelitian Perancangan sistem penunjang keputusan ini dilakukan berdasarkan keberlanjutan dan kelancaran pasokan nilam dan minyak nilam yang erat hubungannya dengan harga jual nilam kering, harga jual minyak nilam kasar dan harga jual minyak nilam murni. pendapatan yang diperoleh para pelaku usahatani dan usaha lepas panen. Bila pelaku usahatani dan usaha lepas panen dapat memperoleh pendapatan yang layak maka diharapkan ada peningkatan kesejahteran para pelaku usaha yang menjadi salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat perdesaan.

68 Pemodelan Sistem Pemodelan sistem adalah pembentukan rangkaian logika untuk menggambarkan karakteristik sistem dalam format matematis ataupun quasimatematis. Beberapa tahapan dalam pemodelan sistem adalah (1) Tahap seleksi konsep, (2) Tahap rekayasa model yaitu menetapkan jenis model yang akan diterapkan yang kemudian mengarah pada pengembangan model yang terarah dan realistik dengan alternative pendekatan kotak gelap dan struktur, (3) Tahap implementasi komputer, pemakaian komputer sebagai pengolah data dan penyimpan data tidak dapat diabaikan dalam pendekatan sistem. Pada tahap implementasi komputer, model abstrak diwujudkan pada berbagai bentuk persamaaan, diagram alir dan diagram blok, (4) Tahap validasi untuk jaminan keakuratan model, (5) Analisis sensitivitas, dengan tujuan utama untuk menentukan peubah keputusan mana yang cukup penting untuk ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model, (6) Analisis stabilitas, analisis untuk identifikasi batas kestabilan dari sistem yang diperlukan agar parameter tidak diberi nilai yang bisa mengarah pada perilaku tidak stabil apabila terjadi perubahan struktur dan lingkungan sistem, dan (7) Aplikasi model, proses ini dapat merupakan indikasi akan kebutuhan untuk pengulangan kembali proses analisis sistem dan pemodelan sistem (Eriyatno 2000). Sistem klaster agroindustri minyak atsiri dari hulu hingga hilir diwarnai dengan permasalahan yang kompleks dan dinamis. Permasalahan tersebut terjadi karena adanya interaksi antar unsur-unsur dalam klaster agroindustri minyak atsiri yaitu para pelaku usaha tani, usaha lepas panen termasuk yang dilakukan oleh pedagang/pengumpul, serta industri penyulingan (industri pengolahan lanjut) yang dapat berfungsi juga sebagai eksportir serta lingkungan sistem. Pada perancangan pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri ini dilakukan pendekatan sistem untuk mengetahui adanya peningkatan nilai tambah dalam rantai nilai yang terdapat pada klaster agroindustri minyak atsiri. Teknologi produksi nilam dari usahatani masih sangat sederhana dan biasanya mengandalkan cahaya matahari dalam proses pengeringannya. Hal ini menyebabkan kualitas nilam kering beragam. Keragaman kualitas nilam kering sebagai bahan baku penyulingan minyak nilam kasar mengakibatkan beragamnya kualitas minyak nilam

69 kasar. Hal ini akan menyebabkan kurangnya pasokan bahan baku bagi usaha lepas panen yang berakibat tersendatnya produksi, sehingga banyak permintaan yang tidak terpenuhi dan mengancam kelangsungan usahatani. Teknologi pengolahan minyak nilam dari usaha lepas panen masih sangat sederhana yang dapat mengakibatkan beragamnya kualitas minyak nilam kasar yang dihasilkan. Hal ini akan menyebabkan kurangnya pasokan bahan baku bagi industri penyuling dan eksportir. Usahatani dan usaha lepas panen menghadapi kendala seperti pada industri kecil lainnya yaitu kurangnya pengetahuan yang dimiliki dan permodalan. Kerangka pemikiran penelitian dirumuskan berdasarkan keberlanjutan dan kelancaran pasokan nilam dan minyak nilam yang erat hubungannya dengan pendapatan yang diperoleh para pelaku usaha tani dan usaha lepas panen. Gambar16 menunujukkan skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Mulai Iklim Usaha Agroindustri Analisa Situasional Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah Sistem Manajemen Klaster Analisa Sistem Klaster Identifikasi Rantai Nilai yang Meningkatkan Nilai Tambah Penyusunan Skenario Permintaan dan Persediaan Rantai Pasok Analisa Kebutuhan Stakeholder Analisa Kelayakan Usaha Model Kelembagaan Sistem Pendukung Keputusan - Model Kelayakan Usaha - Model Kesepakatan Harga - Model Kinerja Model Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan dalam KlasterAgroindustri Minyak Atsiri Verifikasi Model Selesai Gambar 16 Kerangka pemikiran penelitian

70 Keberlanjutan klaster agroindustri minyak atsiri ditentukan oleh komitmen pelaku klaster dan juga oleh kemampuan klaster dalam mengelola kinerjanya. Rantai pasok nilam dari mulai usaha tani sampai pasokan minyak nilam kasar dari usaha lepas panen harus berlanjut dan berjalan lancar. Keberlanjutan dan kelancaran pasokan erat hubungannya dengan pendapatan yang diperoleh para pelaku usaha tani dan usaha lepas panen. Harga jual nilam dan minyak nilam kasar yang naik turun menyebabkan ketidakpastian tingkat keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa kelayakan usaha tani dan usaha lepas panen untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan.usaha tani dan usaha lepas panen yang layak akan memberikan tingkat keuntungan yang memadai bagi para pelaku usaha dan dapat meningkatkan pendapatan para pelaku usaha tani dan usaha lepas panen. Harga minyak nilam murni bervariatif karena dipengaruhi oleh harga minyak nilam murni di pasar internasional. Harga minyak nilam murni berpengaruh terhadap harga jual minyak nilam kasar dan harga jual nilam kering. Dengan rendahnya harga jual minyak nilam kasar dan harga jual nilam, maka pendapatan para pelaku usahatani dan usaha lepas panen juga menjadi rendah. Hal ini akan mempengaruhi perekonomian di perdesaan. Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan/kesepakatan harga antara harga jual nilam dan harga jual minyak nilam kasar. Kinerja dari usahatani dan usaha lepas panen akan berpengaruh terhadap kesepakatan harga jual. Dengan demikian perlu dilakukan perancangan pengukuran kinerja usahatani dan usaha lepas panen. Untuk menghasilkan pengukuran kinerja usahatani dan usaha lepas panen, perlu dirancang indikator kinerja dan indikator kinerja kunci dari usahatani dan usaha lepas panen. Jika kinerja dari usahatani dan usaha lepas panen memuaskan, maka didesain kelembagaan yang berfungsi untuk memonitor kesepakatan harga yang dihasilkan serta membantu peningkatan kinerja usahatani dan usaha lepas panen. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di industri kecil penyulingan dan usahatani di (1) enam kecamatan yang berada pada Kabupaten Kuningan, yaitu Kecamatan

71 Cibeureum, Cibingbin, Karangkancana, Ciwaru, Lebakwangi dan Garawangi, (2) satu kecamatan yang berada pada Kabupaten Brebes, yaitu kecamatan Sindangheula. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki banyak budidaya tanaman nilam dan beberapa industri kecil penyulingan dengan kualitas produk yang bagus. Observasi lapangan dilaksanakan pada November 2010 sampai Juli 2011 untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Pengembangan model, analisis data dan kegiatan penelitian yang lain dilakukan secara simultan dengan melengkapi data yang dibutuhkan. Metoda Penelitian Penelitian ini menggunakan berbagai teknik dan teori untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kelayakan usahatani dan industri kecil penyulingan dilakukan berdasarkan studi pustaka dan wawancara mendalam dengan melalui kusioner sehingga dapat digambarkan analisa situasional serta sistem rantai pasoknya.. Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan metode analisis finansial. Hasil kelayakan usaha ini akan menjadi masukan pada penentuan optimasi kesepakatan harga jual. Penentuan optimasi kesepakatan harga jual dilakukan dengan metode optimasi kesepakatan harga. Keseimbangan harga jual nilam ditentukan berdasarkan kesepakatan harga antara harga jual nilam dari petani dengan harga beli nilam oleh industri kecil penyulingan. Keseimbangan harga jual minyak nilam ditentukan berdasarkan kesepakatan harga antara harga jual minyak nilam dari industri kecil penyulingan dengan harga beli minyak nilam oleh industri penyulingan/elsportir. Pengukuran kinerja usahatani dan industri kecil penyulingan menggunakan metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Pengukuran kinerja ini dilakukan berdasarkan identifikasi indikator kinerja. Identifikasi indikator kinerja usahatani dan industri kecil penyulingan dilakukan dengan melakukan penilaian kinerja usahatani dan industri kecil penyulingan berdasarkan pendapat pakar melalui Focus Group Discussion (FGD). Pakar yang dipilih adalah pada bidang keahlian teknologi budidaya tanaman atsiri, teknologi pengolahan, ekonomi dan kelembagaan. Ahli tersebut berasal dari Perguruan Tinggi dan Dinas terkait. Identifikasi indikator

72 kinerja ini dilakukan dengan pembobotan preferensi pakar. Preferensi pakar diakuisisi melaui pengisian kuesioner perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Hasil dari identifikasi indikator kinerja berupa bobot pengaruh variabel terhadap indikator kinerja kunci dari pengukuran kinerja. Untuk menentukan indikator kinerja kunci digunakan Proses Hirarki Analitik (PHA). Perancangan kelembagaan dari klaster agroindustri minyak atsiri berdasarkan akuisisi pendapat pakar melalui FGD. Data dan informasi yang dikumpulkan, dianalisa dan diolah sesuai dengan kebutuhan aplikasi model yang dikembangkan dalam rangka strukturisasi sistem pengembangan ISM (Interpretive Structural Model). Verifikasi model dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua elemen sistem nyata dalam cakupan penelitian sudah terwakili dalam model. Verifikasi dilakukan dengan logika konseptual. Proses verifikasi ini menggunakan teknik face validity yaitu pemangku kepentingan melakukan evaluasi dan penelusuran secara menyeluruh terhadap logika konseptual dan kesesuaian keluaran model dengan sistem nyata. Metoda Pengumpulan Data Pengumpulan data dan akuisisi pengetahuan dilakukan atas dasar kebutuhan system. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi tentang rantai pasok minyak nilam, klaster agroindustri minyak atsiri, budidaya tanaman nilam, produksi nilam, harga nilam, teknik pengolahan tanaman nilam menjadi minyak nilam, potensi industri kecil penyulingan, dan harga minyak nilam. Data sekunder ini dikumpulkan dari laporan, publikasi, buku yang dikeluarkan oleh lembaga yang terkait seperti BPS, Dinas Pertanian, Perdagangan, dan Lembaga Riset lainnya. Sedangkan data primer dikumpulkan dari survey lapang di usahatani dan industri kecil penyulingan dan wawancara pakar, baik secara langsung maupun melalui kuesioner. Proses akuisisi pengetahuan dan proses pembobotan dilakukan melalui forum FGD.

73 Tahapan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu (Gambar 17): 1. Mempelajari klaster agroindustri minyak atsiri dan rantai pasok agroindustri minyak nilam melalui diskusi dengan pemilik industri kecil penyulingan, usahatani dan beberapa pakar terkait dengan agroindustri minyak nilam 2. Untuk lebih memahami proses bisnis, proses penyulingan minyak nilam dan budidaya tanaman nilam dilakukan melalui studi pustaka. Sumber pustaka diambil dari buku-buku dan penelitian terdahulu yang terkait dengan budidaya dan bisnis minyak nilam serta teknologi proses dan sistem tata niaga minyak nilam 3. Menentukan sistem manajemen klaster agroindustri minyak nilam melalui wawancara dengan pemilik industri kecil penyulingan dan usahatani serta mengidentifikasi rantai nilai yang dapat meningkatkan nilai tambah dalam rantai pasok agroindustri minyak nilam 4. Menganalisis kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder) melalui analisis kelayakan usahatani dan analisis industri kecil penyulingan. Dari analisis kelayakan usaha dapat diketahui apakah usahatani maupun industri kecil penyulinyan dapat dilaksanakan. Pengolahan data dilakukan dengan software Microsoft Office Excel 2007 untuk menghitung analisis biaya 5. Menentukan optimasi kesepakatan harga jual nilam berdasarkan harga jual nilam dari usahatani dan harga beli nilam oleh industri kecil penyulingan. Optimasi kesepakatan harga jual minyak nilam berdasarkan harga jual minyak nilam dari industri kecil penyulingan dan harga beli minyak nilam oleh industri penyulingan/eksportir. Untuk menentukan optimasi kesepakatan harga menggunakan teori optimasi Fibonacci dan program OPTSYS 6. Menentukan indikator kinerja usahatani dan industri kecil penyulingan dengan melakukan pembobotan preferensi pakar/stakeholder. Alat pengambilan data adalah kuesioner perbandingan berpasangan yang diberikan kepada responden yang kompeten dalam agroindustri minyak nilam. Untuk menentukan nilai bobot

74 kriteria dan sub-kriteria indikator kinerja dilakukan dengan perbandingan berpasangan dan PHA (Proses Hirarki Analitik) 7. Akuisisi pengetahuan pakar untuk menyusun strukturisasi sistem kelembagaan klaster agroindustri minyak nilam menggunakan metode ISM (Interpretive Structural Modeling) 8. Melakukan verifikasi model untuk mendapatkan keyakinan bahwa model mampu bekerja sesuai dengan kebutuhan pengambil kebijakan.

75 Studi Pendahuluan Tinjauan Pustaka Klaster Agroindustri Minyak Atsiri Pemberdayaan Agroindustri Perdesaan Rantai Pasok dan Rantai Nilai Pendekatan sistem Sistem Desain Sistem Pengukuran Kinerja Metode dan model yang mendukung Sistem Manajemen Klaster Identifikasi rantai nilai yang dapat meningkatkan nilai tambah Analisis kebutuhan stakeholder Analisis Kelayakan Usaha Tani Analisis Kelayakan Usaha Industri Kecil Pengolahan Data Analisis Biaya Usaha Tani Usaha Tani layak? Harga Jual Nilam Ya Tidak Tidak Optimasi Kesepakatan Harga Jual dan Harga Beli Nilam Analisis Biaya Industri Kecil IK layak? Ya Harga Jual Minyak Nilam Harga Nilam Alternatif Kriteria, sub kriteria dan indikator kinerja kunci Usaha Tani Alternatif kriteria, sub kriteria dan indikator kinerja kunci IK Pembobotan kriteria dan sub kriteria kinerja Usaha Tani Pembobotan indikator kinerja kunci Usaha Tani Pembobotan kriteria dan sub kriteria kinerja Usaha Tani Pembobotan indikator kinerja kunci IK Penetapan kriteria dan sub kriteria Usaha Tani terpilih Penetapan indikator kinerja kunci Usaha Tani terpilih Penetapan kriteria dan sub kriteria IK terpilih Penetapan indikator kinerja kunci IK terpilih Penentuan target capaian nilai indikator kinerja kunci Usaha Tani Penentuan target capaian nilai indikator kinerja kunci IK Gambar 17 Diagram alir tata laksana penelitian agroindustri minyak nilam di perdesaan