i PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika Oleh: AENUN NIM. E1R 112 001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017
ii
iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ARTIKEL SKRIPSI... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v PENDAHULUAN... 1 METODE PENELITIAN... 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 9 DAFTAR PUSTAKA... 11
iv PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 AENUN NIM. E1R112001 ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 2 Kediri, akitivitas dan prestasi belajar matematika siswa masih rendah hal ini disebabkan oleh rasa ingin tahu siswa masih rendah sehingga siswa menjadi pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Tetapi peneliti melihat adanya potensi yang dapat dikembangkan untuk menciptakan suasana belajar lebih menyenangkan, yaitu sebagian siswa lebih aktif dalam belajar jika mengaitkan jawaban pribadi dengan jawaban yang sudah dipresentasikan, sebagian siswa antusias belajar jika diberikan hadiah dan sebagian siswa memiliki kemampuan berkompetisi dalam permainan, sehingga penulis melakukan penelitianan dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball throwing. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 9,65 dengan kategori cukup. Kemudian terjadi peningkatan pada siklus II yaitu 12,65 dengan katagoi tinggi. Dari analisis hasil evaluasi belajar siswa, rata-rata nilai pada siklus I dan siklus II berturut-turut adalah 69,79 dan 81,73 dengan ketuntasan klasikal masing-masing siklus 70,83% dan 88,64%. Dengan melihat hasil yang diperoleh dari siklus I ke siklus II, baik dari segi aktivitas belajar siswa maupun dari prestasi belajar siswa bahwa terjadi paningkatan. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing pada pembelajaran materi sistem persamaan linear dua variabel dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2016/2017 Kata Kunci : Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing, Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar
1 A. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen. Pada umumnya, matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami dan membosankan oleh siswa. Oleh sebab itu perlu dialakukan perbaikan dalam menerapkan metode yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut [1]. Dalam rangka upaya melakukan perbaikan untuk pembelajaran matematika penulis melakukan penelitian pada proses pembelajaran matematika kelas VIII di SMP Negeri 2 Kediri Lombok Barat tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 20 juli 2016, ditemukan permasalahan dalam proses pembelajaran matematika adalah aktivitas dan prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Hal ini di pengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: 1) keaktifan siswa kelas VIII D dalam mengikuti pembelajaran masih belum tampak, 2) siswa jarang mengajukan pertanyaan, meskipun guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, 3) antusias dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran yang masih kurang, 4) siswa kelas VIII D juga kurang mampu menuliskan apa yang diketahui, di tanyakan dan menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan masalah, 5) pada saat kegiatan kerja kelompok kebanyakan hanya sebagian siswa yang mengerjakan dan anggota lainnya hanya menyalin hasil pekerjaan temannya. Dari permasalahan yang didapatkan di atas mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa hal ini dapat dilihat dari data ketuntasan klasikal belajar
2 matematika siswa dan rata-rata nilai hasil ulangan harian matematika pada materi faktorisasi suku aljabar semester ganjil di kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan data yang didapatkan dari guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri, terlihat bahwa ketuntasan klasikal tiap kelas terletak di bawah persentase kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 85%. Kemudian terlihat pula bahwa kelas VIII-D merupakan kelas yang memiliki rata-rata nilai terendah dari kelas lainnya yaitu kurang dari KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu lebih atau sama dengan 75. Selain terdapatnya faktor penyebab rendahnya nilai ulangan harian tersebut, siswa kelas VIII D juga memiliki kemampuan atau potensi untuk menciptakan suasana belajar di kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan, antara lain: i) sebagian siswa terlihat lebih aktif dalam belajar ketika menghubungkan atau mengkaitkan jawaban pribadi dengan jawaban yang sudah dipersentasikan di depan kelas oleh guru atau teman sekelasnya, ii) siswa kelas VIII D terlibat aktif dalam ekstrakulikuler yang diadakan di sekolah seperti olahraga dan pramuka, sehingga siswa tersebut memiliki kemampuan untuk berkompetisi dalam sebuah permainan, iii) sebagian siswa lebih antusias untuk menjawab soal ketika guru akan memberikan hadiah atau penghargaan pada siswa yang menjawab soal yang diberikan. Berdasarkan data yang didapatkan dari guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Kediri salah satu materi yang memiliki rata-rata nilai terendah pada tahun pelajaran 2014/2015 dan 2015/20116 adalah sistem
3 persamaan linear dua variable yaitu dengan rata-rata nilai kelas berturut-turut adalalah 68,82 dan 69,93 adapun ketuntasan klasikalnya adalah 37,76 dan 44,83. Untuk mengatasi permasalah-permasalahan yang ada, guru hendaknya memilihan strategi pembelajaran yang menarik dan dapat membangkitkan semangat siswa untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar agar prestasi dan aktivitas belajar siswa bisa meningkat dan siswa memperoleh pengalaman belajar yang optimal [2]. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Strategi pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal matematika dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik- baiknya. Penerapan model Snowball Trowing ini dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik [3]. Berdasarkan uraian diatas tentang permasalahan dalam pembelajaran matematika, penulis menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel khususnya pada siswa kelas VIII D SMPN 2 Kediri Lombok Barat tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan permasalahan di atas penulis mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017 pada
4 materi sistem persaan linear dua variabel dengan menerapkan model kooperatif tipe snowball throwing. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 Tahun Pelajaran 2016/2017 semester 1 di SMP Negeri 2 Kediri dan subyek penelitiannya adalah siswa kelas VIII D dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari lima tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membentuk kelompok yang heterogen, menyiapkan lembar observasi, menyusun kisi-kisi soal evaluasi, menyiapkan soal evaluasi, menyusun pedoman penilaian evaluasi belajar siswa. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sebelumnya dengan menerapkan model kooperatif tipe Snowball Throwing. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi dilakukan setelah akhir setiap siklus dengan memberikan tes soal berupa soal uraian yang dikerjakan secara individual sesuai dengan skenario yang disusun. Dari hasil observasi aktivitas siswa dan guru, juga hasil tes evaluasi siswa, kemudian dilakukan refleksi yang dilakukan pada akhir tiap siklus.
5 Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D tahun ajaran 2016/2017. Jenis data yang diperoleh berasal dari: data hasil belajar, data hasil observasi aktivitas siswa, dan data hasil observasi aktivitas guru. Adapun cara pengambilan data dalam penelitian ini yaitu data aktivitas belajar siswa dan data aktivitas guru diambil dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar siswa diambil dengan memberikan tes evaluasi kepada siswa di tiap akhir siklus. Instrumen penelitian ini berupa, (1) Data aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunkaan lembar observasi aktivitas siswa dan guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, (2) Tes hasil belajar, untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat digunakan instrumen berupa tes. Jenis soal tes yang digunakan adalah dalam bentuk essay, ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan. Tes ini cocok untuk mengukur atau menilai hasil dari suatu proses belajar yang komplek dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun jawaban sesuai dengan jalan pikirannya sendiri. Jumlah soal dalam tes essay ini disesuaikan dengan indikator hasil belajar, dan waktu yang dialokasikan [4]. Adapun indiktor keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah adanya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan rata-rata skor dari siklus 1 ke siklus 2 dengan kategori minimal tinggi setelah ditrapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.
6 2. Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila rata-rata nilai belajar siswa minimal 75 dengan ketuntasan kelasikal lebih dari atau sama dengan 85% setelah ditrapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. C. PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitian Siklus I II Pert. 1 16 2 17 1 17 2 18 Aktivitas Guru Aktivitas Belajar Siswa Skor Kategori Skor Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Prestasi Belajar Siswa Nilai Rata-rata 8,65 Cukup 69,7 10,65 Tinggi 12,65 Tinggi 81,7 12,66 Tinggi 9 3 Ketuntasan Klasikal 70,83 % 88,46 % Berdasarkan Tabel 1, di atas terlihat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II setelah diterapkannya model kooperatif tipe snowball throwing. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 69,79 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 70,83 % dimana indikator yang telah ditetapkan belum tercapai yaitu nilai rata-rata siswa harus 75 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal 85%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penerapan model kooperatif tipe snowball throwing pada pembelajaran siklus I masih terdapat kekurangan. Kekurangan pada siklus I
7 tersebut kemudian diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Hasilnya adalah terjadi peningkatan rata-rata nilai siswa dari siklus sebelumnya yaitu 69,792 menjadi 81,73 dan ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus sebelumnya yaitu 70,83 % menjadi 88,46 %. Data tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus, indikator kerja telah tercapai dan penelitian dihentikan. Penerapan model kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan I yang berkategori cukup. Aktivitas siswa pada pertemuan 1 siklus I berkatagori cukup disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar menggunakan model kooperatif tipe Snowball Throwing. Misalnya saja pembagian tugas pada saat belajar kelompok di siklus 1 pertemuan I masih kurang. Selain itu juga, siswa mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri karena pembelajaran yang diterapkan berbeda dengan yang biasa digunakan pada saat pembelajaran sebelumnya. Selain faktor siswa, guru juga belum optimal dalam menerapkan model kooperatif tipe Snowball Throwing. Ini disebabkan karena guru kurang mampu mengatur waktu sesuai dengan yang telah direncanakan, pembagian kelompok yang tidak merata dan guru kurang mampu menguasai kelas. Hal ini yang menyebabkan pembelajaran pada siklus I masih kurang optimal. Namun, kekurangan yang dialami pada siklus tersebut kemudian diperbaiki pada siklus II, sehingga terjadi peningkatan pada siklus II. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I tersebut, akhirnya pada tahap refleksi, guru melakukan perbaikan tindakan pada siklus II.
8 Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini adalah bentuk penyempurnaan dan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I. Guru melakukan beberapa langkah perbaikan berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1 sehingga skor aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Aktivitas belajar tidak akan meningkat apabila siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini mendukung pendapat Hamalik (2001), yang menjelaskan bahwa suatu proses belajar akan benar-benar efektif manakala dalam prosesnya siswa diajak untuk ikut terlibat secara aktif. Proses belajar sesungguhnya bukanlah kegiatan menghafal semata. Seorang guru tidak dapat dengan serta-merta menuangkan sesuatu kedalam benak para siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikan dan bahkan mengajarkannya kepada siswa lain, maka proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi [5]. Hal di atas menunjukkan bahwa penerapan Model Kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penerapan Model Kooperatif tipe Snowball Throwing memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif langsung dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, meningkatkan aktivitas belajar siswa merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Meningkatnya aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Slameto (2010) bahwa dengan partisipasi aktif siswa, pengetahuan mereka akan berkembang dengan lebih baik yang pada
9 akhirnya diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Artinya bahwa dengan meningkatnya aktivitas siswa tersebut maka prestasi siswa juga akan meningkat [6]. Melalui pembelajaran model kooperatif tipe snowball throwing dalam pembelajaran matematika dapat mengajak siswa berperan aktif dan melibatkan segenap kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga pemahaman tentang suatu konsep dapat diterima dengan baik. Dari hasil penelitian yang diperoleh ternyata pembagian kelompok secara heterogen dapat meningkatkan interaksi antar siswa, selain itu juga, dengan adanya kegiatan diskusi kelompok ini siswa yang lebih mampu memberikan pengarahan kepada temannya yang kurang mampu, sehingga pemahaman siswa tentang suatu materi belajar akan lebih mudah dikarenakan siswa bisa mendiskusikan hal yang tidak dipahaminya dengan anggota kelompoknya. Disini, siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab belajar yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Dan dengan adanya sistem skor perkembangan individual yang ada pada model kooperatif tipe snowball throwing dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi. D. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitia yang sudah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan model kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2016/2017. Perolehan rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I
10 adalah 9,65 berada pada interval skor 7,5 < 10,5 dengan katagori cukup. Kemudian terjadi peningkatan pada siklus II yaitu 12,65 dengan katagoi tinggi yang berada pada interval skor 10,5 < 13,5. 2. Penerapan model kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Kediri tahun pelajaran 2016/2017. Perolehan rata-rata nilai pada siklus I adalah 69,79 dengan ketuntasan klasikal 70,83 % dan rata-rata nilai pada siklus II adalah 81,73 dengan ketuntasan klasikal 88,46 %. Dari hasil penelitian serta pembahasan di atas disarankan kepada peneliti yang ingin melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model kooperatif tipe snowball throwing, agar pelaksanaan lebih maksimal diharapkan untuk lebih dapat menguasai kelas dengan baik, dapat membimbing siswa secara optimal dan lebih memeperhatikan alokasi waktu yang sudah ditetapkan serta mengacu pada kekurangan-kekurangan dan solusi-solusi perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini.
11 DAFTAR PUSTAKA [1] Djumanta dan Susanti. 2008. Belajar Matematika Aktifdan Menyenangkan Untuk SMP/MTs Kelas IX.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. [2] Aqib, Z. 2003. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insane Cendikia. [3] Jumanta, H. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter. Bogor: Galia Indonesia. [4] Jihad, A dan Abdul, H. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. [5] Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. [6] Slameto. 2010. Belajardan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta.