BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Bisnis kuliner merupakan salah satu peluang bisnis yang. menjanjikan. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Konsumen KFC Kawi Malang)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia lahir, ada dengan segala kebutuhannya. Pada awal. peradaban manusia, kebutuhan ini terbatas dan bersifat sederhana.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak yang memiliki rutinitas padat. Wanita atau istri yang juga bekerja, jalan-jalan yang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri makanan seperti restoran berkembang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jenis kuliner yang bermacam-macam, berbagai macam jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan zaman pada saat ini berkembang sangat pesat. Bisnis. Perubahan pola konsumsi makanan merupakan gaya hidup masyarakat

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen terhadap produk makanan siap saji atau instant

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia bisnis saat ini mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. istilah yang berhubungan dengan peningkatan keterkaitan antar negara maupun

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan hal yang serba instan dikarenakan aktivitas masyarakat yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2012). Tidak terkecuali usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. harus siap menghadapi situasi yang semakin bersaing. Perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. akan barang-barang konsumsi. Oleh sebab itu produksi barang-barang. yang selanjutnya akan melahirkan persaingan di pihak produsen.

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang unik, menarik dan mempunyai keunggulan-keunggulan lain

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya taraf kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHUALAN. melepas kepenatan rutinitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam zaman moderenisasi sekarang ini dunia bisnis terus berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kawasan wisata, kearifan budaya lokal yang mampu melestarikan tradisi

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas & Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Strategi Pemasaran Makanan Cepat Saji Di Kentucky Fried Chicken Cabang Pancoran, Nama : Ayu Purnama Dewi NPM :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dijaman yang berkembang pesat ini sudah banyak restaurant cepat fastfood

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan jaman di era modern ini persaingan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN. mana yang dapat dipercaya, sehingga masing-masing perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi niat pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Dilihat dari perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini. kebutuhan akan komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, hanya perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang berhasil menarik

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. FISH HOUSE adalah sebuah bisnis kuliner yang menjual

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis retail saat ini semakin pesat, diantaranya adalah bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran cepat saji terutama yang berasal dari Amerika telah tumbuh dengan pesat di Indonesia. Hal ini dapat terlihat berdasarkan data yang didapatkan melalui Badan Pusat Statistik yang menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pertumbuhan perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2009 2012. Hal ini dapat terlihat sebagai berikut : Tabel 1.1 Pertumbuhan perdagangan, hotel, dan restoran Tahun 2009-2012 Tahun 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan Perdagangan, Hotel, dan restoran Sumber :O www.bps.go.id 1.28% 8.69% 9.17% 9.98% Meningkatnya permintaan restoran ini termasuk hasil dari permintaan pasar yang memang meningkat pula. Banyaknya persaingan dalam bidang kuliner saat ini sangatlah tinggi, mulai dari toko pinggir jalan hingga restoran besar yang mewah. Menurut Atmodjo (2005) restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua kosumennya baik berupa makanan maupun minuman. 1

Berdasarkan data dari Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, saat ini sudah ada 512 industri kuliner/restoran baik restoran cepat saji maupun restoran biasa yang sedang beroperasi. Namun hanya 24 restoran yang direkomendasikan oleh pemerintah Kota Padang, salah satunya KFC (m.tempo.co). Bisnis makanan sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya sangat menguntungkan baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Selain menguntungkan ada faktor lain yang juga mendorong pengusaha menggeluti bisnis ini yaitu terjadinya pergeseran pola hidup di masyarakat dimana sudah mulai terbuka dan sudah mulai terbiasa untuk makan diluar rumah, karena selain efisiensi juga dijadikan sarana refreshing, baik bersama keluarga ataupun kerabat (Sugianto dan Sugiono, 2013). Kebiasaan ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia modern. Perkembangan zaman membuat masyarakat saat ini lebih memilih untuk bersikap hidup praktis dengan memilih makanan yang mudah disajikan tetapi terjaga cita rasanya. Salah satu alternatif yaitu memilih untuk makan makanan cepat saji (fast food) yang sekarang sudah menjadi fenomena makanan yang cukup potensial dan diakui keberadannya oleh masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Meriana dan Vitria (2013) menyatakan bahwa, di Indonesia para konsumen memiliki minat yang tinggi terhadap makanan cepat saji. Hal ini dikarenakan rasa dari makanan cepat saji yang nikmat, praktis, dan bergengsi Terlihat dari padatnya aktivitas yang mengakibatkan mereka tidak sempat mengkonsumsi makanan terutama pada siang hari. Sehingga keberadaan restoran dan rumah makan sudah menjadi kebutuhan. 2

Globalisasi telah mengubah gaya hidup seseorang yang sebelumnya tidak terbiasa melakukan sesuatu menjadi harus melakukan hal yang diluar kebiasaannya. Pada dasarnya gaya hidup seseorang telah dimiliki ketika orang tersebut masih berada dilingkungan keluarga, namun gaya hidup seseorang berubah seiring dengan perkembangan zaman. Menurut Solomon (2007), gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uangnya. Seseorang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama, sangat mungkin memiliki gaya hidup yang berbeda. Dari gaya hidup itulah menggambarkan keseluruhan tindakan seseorang dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri dalam berintraksi dengan lingkungannya (Kotler&keller, 2009) serta menujukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu gaya hidup merupakan pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya yang bersangkutan (Minor dan Mowen, 2002). Perkembangan gaya hidup konsumen dapat dilihat dari aktivitas, minat, dan pendapatnya. Aktivitas konsumen yang semakin tinggi akan mengubah pola konsumsinya, sehingga pada kondisi seperti ini konsumen lebih berminat memilih makanan yang cepat, praktis, dan cepat saji. Salah satu jenis dari pengklasifikasian gaya hidup adalah gaya hidup hedonis. Chaney (2007) mengungkapkan bahwa gaya hidup hedonis merupakan pola gaya hidup yang lebih mencari kesenangan dalam hidup, seperti menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada 3

keramaian, dan menyukai barang-barang mahal agar menjadi pusat perhatian. Adapun menurut Lin dan Shih (2012) perbedaan dalam gaya hidup akan menyebabkan variasi dalam perilaku dan pikiran seseorang, dan oleh karena itu, gaya hidup yang berbeda menghasilkan preferensi dan perilaku yang berbeda pula ketika membuat keputusan pembelian. Adapun faktor lain yang memegang peranan penting dalam keputusan pembelian adalah citra merek. Dimana perusahaan harus memiliki citra yang baik untuk menimbulkan minat beli pada konsumen dan berujung pada keputusan pembelian (Ekawati, 2014). Merek suatu produk tidak hanya bertujuan sebagai daya tarik untuk konsumen, tetapi merek juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya saing. Menurut Sumarwan (2003) merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Fungsi merek telah berkembang menjadi salah satu alat promosi yang menyebabkan merek mempunyai peran penting dalam menarik minat konsumen akan produk yang ditawarkan perusahaan tersebut, sehingga akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, mereka akan mencari informasi mengenai merek apa yang baik atau image yang tertanam pada merek tersebut. Image adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu (Rangkuty, 2003). Persepsi yang positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek akan menciptakan citra merek yang positif. Citra Merek adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang tehadap suatu merek (Kotler & Amstrong, 2012).Citra merek akan 4

menjadi prioritas utama yang dijadikan acuan bagi konsumen sebelum melakukan pembelian, oleh karena itu perusahaan harus dapat menciptakan suatu merek yang menarik dan menggambarkan manfaat produk sesuai dengan keinginan konsumen sehingga konsumen memiliki persepsi yang positif terhadap merek tersebut. Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu (Shimp,2000). Citra merek yang baik merupakan salah satu aset bagi perusahaan karena merek (brand) akan mempunyai suatu dampak pada setiap persepsi konsumen, dimana masyarakat akan mempunyai kesan positif terhadap perusahaan. Untuk mencapai sebuah keputusan pembelian konsumen, citra merek yang baik dan positif sangat diperlukan karena citra merek suatu produk seringkali digunakan konsumen menjadi acuan dalam membuat keputusan. Sangadji dan Sopiah (2013) mengemukakan bahwa, Citra merek yang positif memberikan manfaat bagi produsen untuk lebih dikenal konsumen. Dengan kata lain, konsumen akan menentukan pilihannya untuk membeli produk yang mempunyai citra yang baik. Begitu pula sebaliknya, jika citra merek negatif, konsumen cenderung mempertimbangkan lebih jauh lagi ketika akan membeli produk. Salah satu cara KFC menjaga citra positifnya adalah dengan mempertimbangkan atribut produk itu sendiri. Atribut produk seperti kemasan, isi, harga, rasa, dll. KFC menyediakan makanan dan minuman yang cepat saji, yang dapat langsung dinikmati oleh para konsumennya. Restoran dengan slogan Jagonya ayam ini menawarkan menu utamanya adalah ayam goreng empuk dan 5

renyah. Selain itu demi keragaman menu ada juga burger, twiste, spaghetti, kentang goreng, dan lainnya. Kentucky Fried Chicken atau KFC didirikan oleh PT. Fast food Indonesia, Tbk merupakan salah satu restoran fast food yang memiliki brand image atau citra merek yang kuat (Musay,2013). Untuk penulisan selanjutnya Kentucky Fried Chicken akan disingkat menjadi KFC. KFC merupakan pemimpin bisnis global dalam kategori makanan cepat saji dengan menu andalan daging ayam goreng (www.kfcindonesia.com). Merek KFC juga dikenal oleh masyarakat dengan cara penyajiannya yang juga praktis. Hal ini terlihat dari produk-produk yang inovatif dan pelayanan yang terus diperbaiki perusahaan dalam menarik perhatian konsumen untuk mengkonsumsi produk-produk KFC. KFC pun membuktikkannya dengan terpilihnya KFC sebagai top brand dalam kategori fast food di Indonesia untuk tahun 2011 dan 2012 bedasarkan survei yang dilakukan oleh Top Brand Award. Top Brand Award adalah penghargaan yang diberikan kepada merek-merek yang tergolong sebagai merek top. Survei ini dilakukan diberberapa kota besar di Indonesia dengan total responden sebanyak 3000 orang ( Topbrand-award.com). Kondisi persaingan pasar yang semakin ketat mendorong KFC untuk secara terus menerus memperkuat citra mereknya agar dapat meraik posisi tertinggi di hati konsumen. Berbagai macam strategi pemasaran telah dilakukan oleh KFC guna memperkuat citra mereknya dibenak konsumen, seperti terusmenerus menciptakan strategi-strategi dan ide-ide yang inovatif, menjaga kualitas dan kelezatan produk, membuka gerai-gerai baru dengan tujuan agar lebih dekat 6

dengan konsumen, serta merenovasi gerai-gerai lama untuk memberikan tampilan baru yang lebih segar dan modern. Dengan adanya citra merek yang positif, maka diharapkan konsumen akan lebih mudah untuk dapat melakukan suatu keputusan pembelian dimana seorang konsumen akan dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka memilih dan mempergunakan barang/jasa yang diinginkannya. Perilaku konsumen terhadap suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keyakinan terhadap produk tertentu yang tertanam pada citra merek yang baik, sehingga konsumen tersebut akan mengambil keputusan pembelian pada produk tersebut. Keputusan pembelian merupakan proses terintegritas yang dilakukan untuk mengkombinasikan pengetahuan guna mengevaluasi dua atau lebih alternatif dan memilih satu diantaranya, sehingga keputusan pembelian dapat diartikan sebagai penetapan pilihan oleh konsumen terhadap dua atau lebih alternatif pilihan untuk memnuhi kebutuhannya (Peter dan Olson, 2013). Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan kualitasnya. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) jika konsumen tidak memiliki pengalaman dengan suatu produk, mereka cenderung akan mempercayai yang disukai atau yang terkenal. Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, namun proses pengambilan keputusan tersebut akan diwarnai oleh ciri kepribadian, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Keputusan pembelian dapat diartikan sebagai bagian dari perilaku konsumen yang bertujuan untuk 7

menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu barang atau jasa dimana individu terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu kesimpulan terbaik individu untuk melakukan pembelian terbentuk bedasarkan kebutuhan dan keinginan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian KFC adalah faktor gaya hidup dan citra merek. Kedua faktor tersebut di duga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini di sebabkan dengan adanya perubahan gaya hidup dan citra merek yang melekat pada KFC kemungkinan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Bedasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian terkait judul Analisis Pengaruh Gaya Hidup dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani Kota Padang. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah, maka dapat di rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani Kota Padang? 2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani Kota Padang? 8

3. Bagaimana pengaruh gaya hidup dan citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani Kota Padang? 1.3 Tujuan Penelitian Bedasarkan Permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 4. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani Kota Padang 5. Untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani Kota Padang 6. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup dan citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen paa Kentucky Fried Chicken Cabang Ahmad Yani Kota Padang? 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Praktis Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi kegiatan pemasaran yang dilakukan terhadap produk yang dihasilkan dan dijadikan sebagai bahan acuan untuk melihat peluang pasar demi menjaga citra mereknya. 2. Akademis 9

Dari penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan wawasan dibidang pemasaran khususnya tentang pengaruh gaya hidup dan citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen 1.5 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan proposal secara umum mengacu pada pedoman penulisan skripsi jurusan Manajemen Universita Andalas. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab I membahas tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian serta Sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II secara keseluruhan berisi tentang penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran, serta hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, defenisi operasinal, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data. 10

BAB IV : PEMBAHASAN Merupakan hasil pembahasan penelitian, yang terdiri tentang pemaparan data hasil penelitian kemudian diinterpretasikan dengan cara membandingkan data yang diperoleh di lapangan dengan teori yang ada. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab penutup yang terdiri atas kesimpulan, keterbatasan penelitian, implikasi dan saran a atas penelitian yang telah dilakukan. 11