BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus (L.) H.B.K.) TERHADAP VOLUME URIN TIKUS

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

DIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin

FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L.) tumbuh liar pada

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengatur homeostatis. Fungsi utama dari ginjal adalah mengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang benar dan dianjurkan dalam dunia kesehatan. Sebagian besar air seni

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini (Sunardi, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

DIURETIK 1. Inhibitor karbonik anhidrase Asetazolamid Farmakodinamika Farmakokinetik

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Furosemid merupakan obat golongan loop diuretik yang banyak digunakan

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi

Reabsorbsi pada kapiler peritubuler

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Sistem Ekskresi Manusia

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.)

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

TINJAUAN PUSTAKA Persea americana Mill.

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Laporan Praktikum Farmakologi. Diuretik. Instruktur : dr. Izzidin Fadil dr. Desi Vera Buana. Disusun Oleh : Kelompok 5

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT)

BAHAN AJAR BAB III. OBAT YANG BEKERJA PADA GINJAL A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan inggir-inggir (Solanum sanitwongsei Craib) umumnya. tumbuh di semak dan di pekarangan rumah dengan tinggi ± 2 m

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM. Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESEIMBANGAN ASAM BASA Pengertian ph Definisi ph -log (H + ) Untuk menghitung ph larutan : 1.Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H + ) 2.Hitung logaritma

POTENSI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ALTERNATIF SEDIAAN DIURETIKA ALAMI FITRIYAH YUSKHA

Kesetimbangan asam basa tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

BAB 25 DIURETIC. TABLE CLASSIFICATION OF DIURETICS Clinical Uses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

Daun Yakon dan Diabetes Mellitus

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

ph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

UJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus).

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diuretik didefinisikan sebagai obat yang dapat meningkatkan jumlah ekskresi urin oleh ginjal. Diuretik juga meningkatkan ekskresi Na + dan beberapa kation lain seperti K +, H +, Mg 2+ dan Ca 2+ serta anion seperti Cl -, HCO3 -, dan H2PO4. Penggunaan diuretik dapat meningkatkan kadar asam urat dan mengubah hemodinamik ginjal. Diuretik efektif digunakan untuk terapi penyakit yang menghendaki peningkatan ekskresi air dari tubuh khususnya hipertensi dan gagal jantung. Pada penyakit hipertensi, pemberian diuretik akan meningkatkan ekskresi urin dan elektrolit sehingga menyebabkan turunnya volume darah diikuti dengan turunnya tekanan darah (Goodman and Gilman, 2008). Sampai saat ini banyak tanaman yang diteliti sebagai agen diuretik, salah satunya adalah tanaman kenikir. Tanaman kenikir sudah sangat familiar di Indonesia khususnya pulau Jawa, dan sering dijadikan sayur untuk dikonsumsi sehari-hari. Menurut Bunawan et al., (2014), daun kenikir (Cosmos caudatus (L.) H.B.K.) mengandung senyawa chlorogenic acid, neochlorogenic acid, cryptochlorogenic acid, quercetin 3-Oglikosida, quercetin pentose, quercetin deoxyl-heksose, caffeic acid, dan ferulic acid. Kadar senyawa flavon dan flavonol daun kenikir kering yang diukur dengan metode HPLC cukup tinggi yaitu quercetin 413,57 mg/100g, dan kaemferol 7,28 mg/100g (Batari, 2007). Senyawa quercetin memiliki aktivitas sebagai antihipertensi dan diuretik yang dapat meningkatkan ekskresi urin dan natrium (Mackraj et al., 2008). Quercetin yang diisolasi dari Cansjera rheedi J. Gamelin memiliki efek diuretik yang lebih tinggi 18,34 % dari furosemid dengan dosis yang sama (Mounnissamy and Nagar, 2015). Pemberian rebusan daun kenikir pada dosis 250mg/kgBB, 1

2 500mg/kgBB, dan 1000mg/kgBB pada tikus signifikan meningkatkan volume urin (p<0,05) (Amalia et al., 2012). Rebusan atau infusa menggunakan pelarut air yang termasuk pelarut yang bersifat polar sehingga mampu melarutkan senyawa yang bersifat polar termasuk golongan flavonoid. Quercetin merupakan aglikon yang bersifat semi polar sehingga kelarutannya kurang optimal dalam air. Pelarut air memiliki kekurangan yaitu adanya reaksi pemutusan secara hidrolitik dan fermentatif yang dapat mempercepat perusakan bahan aktif juga mudah terkontaminasi. Terkadang juga menyebabkan sel membengkak sehingga bahan aktif tetap terikat pada simplisia. Etanol merupakan pelarut yang bersifat semi polar dan dapat melarutkan senyawa yang polar dan semi polar. Etanol dapat memperbaiki stabilitas dan tidak menyebabkan pembengkakan membran sel juga dapat mengendapkan albumin serta dapat menghambat enzim (Voight, 1995). Dengan pelarut etanol diharapkan quercetin dalam daun kenikir dapat disari dengan etanol, beserta metabolit sekunder lain yang mungkin mendukung efek diuretik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu : Apakah ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus (L.) H.B.K.) mempunyai efek diuretik pada tikus jantan galur Wistar?

3 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efek diuretik ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus (L.) H.B.K.) pada tikus jantan galur Wistar. 1. Tanaman Kenikir a. Deskripsi Tanaman Kenikir D. Tinjauan Pustaka Gambar 1. Tanaman kenikir diambil dari Bunawan et al.,( 2014) Tanaman kenikir termasuk dalam familia Asteraceae, dengan genus Cosmos dan nama spesies Cosmos caudatus. Nama Daerah : kenikir (Jawa), ulam raja (Melayu). Tanaman kenikir merupakan tanaman herba dan berumur singkat dengan tinggi 1-2,5 m. Memiliki batang yang berbentuk segiempat beralur dan sedikit berambut. Memiliki tangkai yang panjang, daun berhadapan seperti talang, helaian daun menyirip rangkap 3-4 atau berbagi menyirip dengan panjang dan lebar 15-25 cm. Semakin keatas tangkai daun semakin pendek, semakin kecil dan kurang terbagi. Bongkol di ketiak daun (terminal), memiliki tangkai panjang yang

4 berusuk. Bunga memiliki daun pembalut sejumlah 8 berwarna hijau dengan dasar bunga majemuk berbentuk sisik seperti jerami. Tepi memanjang berbentuk bulat telur terbalik ujungnya bergigi 3, berwarna kemerah-merahan atau keunguan. Bunga berkelamin ganda, berbentuk cakram, panjang mahkota bunga 1 cm dengan taju 5, pucat dengan ujung kuning dan mempunyai benang sari berwarna coklat agak hitam (Stennis et al., 2005). Morfologi tanaman kenikir dapat dilihat pada Gambar 1. b. Kandungan Kimia Tanaman Kenikir Menurut Bunawan et al., (2014) daun kenikir (Cosmos caudatus (L.) H.B.K.) mengandung beberapa senyawa seperti chlorogenic acid, neochlorogenic acid, cryptochlorogenic acid, quercetin 3-O-glikosida, quercetin pentose, quercetin deoxyl-heksose, caffeic acid, dan ferulic acid. Menurut (Batari, 2007) daun kenikir kering mengandung senyawa quercetin dengan kadar 413,57 mg/100g, dan kaemferol dengan kadar 7,28 mg/100g. c. Manfaat Tanaman Kenikir Daunnya biasa dimakan sebagai lalapan atau sayur oleh masyarakat. Daun kenikir secara tradisional bermanfaat untuk anti pengeroposan tulang, melancarkan sirkulasi darah, dan menurunkan tekanan darah (Bunawan et al., 2014). Menurut berbagai penelitian ekstrak daun kenikir memiliki aktivitas sebagai antihipertensi dan diuretik (Amalia et al., 2012), antibakteri (Rasdi et al., 2010), antifungal (Salehan et al., 2013), antioksidan (Andarwulan and Batari, 2012), antiosteoporosis (Mohamed et al., 2013) dan antidiabetes (Loh and Hadira, 2011). 2. Diuretik Diuretik merupakan zat yang bekerja langsung pada organ ginjal dan menyebabkan ekskresi urin yang lebih banyak atau disebut juga dengan efek

5 diuresis. Proses diuresis berawal dari aliran darah menuju glomerulus yang berfungsi sebagai penyaring. Hasil filtrasi yang berupa air dan elektrolit ditampung dalam kapsula Bowman dialirkan menuju saluran kecil (tubulus). Tubulus ada 2 yaitu tubulus proksimal dan tubulus distal yang dihubungkan oleh lengkung Henle. Pada bagian-bagian tersebut terjadi proses reabsorbsi air dan zat yang berguna bagi tubuh seperti garam-garam, glukosa dan ion Na +. Filtrat (urin) kemudian ditampung pada saluran pengumpul dan disalurkan ke kandung kemih. Bagian-bagian ginjal tempat memproses urin dan tempat kerja diuretik ditampilkan pada Gambar 2. Gambar 2. Nefron dan tempat kerja diuretik diambil dari Tjay dan Rahardja, (2002) Umumnya mekanisme kerja suatu diuretik adalah menghambat reabsorbsi Na + (natriuresis) sehingga banyak dikeluarkan bersama air lewat urin. Diuretik dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan mekanisme aksinya yaitu :

6 a. Diuretik Loop Diuretik loop bekerja di ascending limb pada lengkung Henle dengan cara mengeblok symporter Na +, K + dan 2Cl - sehingga menghambat reabsorbsi dan meningkatkan pengeluaran natrium dan klorida sebanyak 25 %. Contoh obat diuretik loop : furosemid, bumetanid dan torasemid. Diuretik golongan ini secara umum digunakan untuk terapi edema paru akut, gagal jantung kongestif kronis, edema sindrom nefrotik, dan ascites sirosis hati. Efek samping yang sering terjadi adalah hipokalemia, hiponatremia, meningkatkan kadar glukosa darah, meningkatkan kadar asam urat, dan ototoksisitas pada dosis tinggi (Goodman and Gilman, 2008). Menurut Felker et al., 2011, pemberian diuretik loop secara bolus maupun infus, dan pemberian pada dosis rendah maupun dosis tinggi tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap perubahan gejala dan perubahan fungsi ginjal pada pasien gagal jantung akut yang tidak terkompensasi. b. Diuretik Thiazid Diuretik thiazid bekerja pada tubulus distal dengan mekanisme kerja menghambat symporter Na + dan Cl - sehingga menghambat reabsorbsi natrium (5%) dan reabsorbsi klorida dan mengeluarkannya lewat urin. Contoh obat golongan ini adalah hidroklortiazid, klorotiazid dan bendroflumetiazid. Bendroflumetiazid memiliki bioavailabilitas yang paling baik yaitu hampir 100% dan waktu paruh yang lama yaitu 3-3,9 jam. Penggunaan diuretik golongan thiazid umumnya efektif untuk terapi hipertensi baik penggunaan tunggal ataupun kombinasi dengan antihipertensi lain, edema karena gagal jantung kongestif, penyakit hati (sirosis hati) dan ginjal (gagal ginjal kronis, sindrom nefrotik, glomerulonefritis akut). Efek samping dari diuretik golongan ini yaitu dapat menyebabkan hipokalemia, hiponatremia, hipokloremia, menurunkan toleransi glukosa dan meningkatkan kadar asam urat (Goodman and Gilman, 2008). c. Diuretik Hemat Kalium (Antagonis Mineralkortikoid Reseptor) Diuretik golongan ini bekerja pada tubulus distal akhir dan saluran pengumpul, menghambat mineralkortikoid reseptor yang berperan dalam retensi garam, air, juga meningkatkan pengeluaran Kalium. Contoh diuretik hemat

7 kalium adalah spironolakton, amilorid dan triamteren. Efek diuretik termasuk lemah sehingga sering dikombinasi dengan golongan thiazid atau loop untuk terapi hipertensi, edema dan mencegah hipokalemia. Spironolakton khususnya untuk terapi hiperaldosteronisme primer. Efek samping yang sering terjadi adalah hiperkalemi karena hanya sedikit kalium yang diekskresikan, spironolakton menyebabkan asidosis metabolik pada pasien sirosis hati (Goodman and Gilman, 2008). d. Diuretik Osmotik Diuretik golongan ini merupakan zat yang mudah disaring oleh ginjal dan sedikit direabsorbsi serta inert secara farmakologi. Mekanisme kerja pada tubulus proksimal dan lengkung Henle dengan mekanisme menghambat reabsorbsi air dan natrium, serta efek osmotis pada tubulus. Contoh diuretik golongan ini adalah urea, manitol, isosorbid dan gliserin. Diuretik golongan ini meningkatkan ekskresi elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, asam bikarbonat dan fosfat. Digunakan untuk menurunkan GFR pada pasien gagal ginjal akut, sindrom ketidakseimbangan dialisis, glaukoma dan edema serebral (Goodman and Gilman, 2008). e. Penghambat Karbonik Anhidrase Enzim karbonik anhidrase banyak ditemukan dalam nefron ginjal, khususnya pada bagian membran luminal dari tubulus proksimal. Enzim ini bekerja sebagai katalis yang mempercepat dehidrasi H2CO3, untuk menyerap kembali bikarbonat. Penghambat karbonik anhidrase bekerja dengan menghambat reabsorbsi natrium bikarbonat dan banyak mengekskresikannya lewat urin. Contoh obat golongan ini adalah asetazolamide. Penggunaan diuretik penghambat karbonik anhidrase antara lain untuk terapi glaukoma yang bekerja dengan mekanisme menurunkan laju aqueus humor sehingga tekanan intraokular pun menurun. Untuk terapi urin alkalosis, metabolik alkalosis, sebagai tambahan untuk terapi epilepsi, dan periodik hipokalemi paralisis serta pada keadaan hiperfosfatemia dengan meningkatkan pengeluaran fosfat lewat urin (Katzung, 2014).

8 E. Landasan Teori Daun tanaman kenikir (Cosmos caudatus (L.) H.B.K.) mengandung beberapa senyawa seperti quercetin 3-O-glikosida, quercetin pentose, quercetin deoxylheksose, chlorogenic acid, neochlorogenic acid, cryptochlorogenic acid, ferulic acid dan caffeic acid (Bunawan et al., 2014). Batari (2007) mengatakan bahwa kadar quercetin daun kenikir kering 413,57 mg/100g dan kaemferol 7,28 mg/100g. Quercetin mempunyai potensi sebagai antihipertensi dengan mekanisme meningkatkan pengeluaran urin dan natrium dari dalam tubuh (Mackraj et al., 2008). Mounnissamy and Nagar, (2015) menyebutkan bahwa quercetin yang diisolasi dari Cansjera rheedi J. Gamelin mampu meningkatkan volume pengeluaran urin yang lebih tinggi 18,34 % dari furosemid. Pemberian rebusan daun kenikir pada dosis 250mg/kgBB, 500mg/kgBB, dan 1000mg/kgBB pada tikus dinyatakan signifikan meningkatkan volume urin tikus (p<0,001) (Amalia et al., 2012). Etanol merupakan pelarut yang bersifat semi polar dan dapat melarutkan senyawa yang polar dan semi polar, sehingga quercetin dalam daun kenikir juga dapat disari dengan etanol dan memiliki efek diuretik. F. Hipotesis Ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus (L.) H.B.K.) memiliki efek diuretik yang mampu meningkatkan volume urin tikus jantan galur Wistar.