BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo General Electric Company. (Sumber :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri perbankan di Indonesia saat ini sangat tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I-1

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga semakin jeli dalam memilih produk. Hal ini mulai membuat industri

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Disamping pabrik

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk lebih mengembangkan pemikiran pemikiran

QUALITY. Karakteristik produk dan jasa yang memberi kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. (American Society for Quality Control)

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Six Sigma memiliki kesesuaian dengan sentralisasi back office yang dilakukan saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan di sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas manusia terutama di beberapa negara berkembang (Wikipedia.org).

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE.

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global baik di pasaran nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dari produk yang dihasilkan. Perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk ataupun jasa yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management dengan siklus PDCA (Plan Do Check Action)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. bisnis dituntut untuk mampu menghasilkan output baik barang maupun

Definisi Taufiqur Rachman 1

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Pengendalian..., Dina, Fakultas Teknik 2016

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi sebuah perusahaan perlu memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. mengecewakan pelanggan, pada gilirannya merugikan perusahaan sendiri dalam

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

03/06/2015. Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas. Sistem Manajemen Kualitas Internasional

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PT. ABC

BAB I PENDAHULUAN. an. Hanya dalam dua tahun setelah meluncurkan Six Sigma, Motorola. mendapatkan penghargaan Malcolm Baldrige National Quality Award.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

PENINGKATAN KINERJA TI BERDASARKAN METODE DMAIC DENGAN PENDEKATAN FRAME WORK ITIL V.3 TESIS. Alvian Guntur Perdana Kusuma

BAB I PENDAHULUAN. Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality, dan Satisfaction, Edisi 3, Andi Offset, Yogyakarta, 2016, hlm.164.

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya produk yang ada di pasaran mengakibatkan tingkat

Program Reguler Mandiri Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ANTECEDENTS DAN CONSEQUENCES ATAS KINERJA KUALITAS: Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tingkat persaingan antar usaha sejenis, mau tidak mau menjadikan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan mampu memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen. Hal ini. sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Quality Management and International Standards

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

I-1 BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

3.1 Persiapan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PENGELASAN (WELDING) DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROYEK PT. XYZ

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BENANG COTTON DENGAN METODE SIX SIGMA

PengantarTeknikIndustri

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

ANALISIS KUALITAS PRODUK ALUMINIUM FLUORIDA. ) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. PETROKIMIA GRESIK Tbk. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian menggunakan General Electric Company sebagai objek penelitian. Objek penelitian akan dibahas lebih lanjut untuk memberikan gambaran umum yang lebih jelas. 1.1.1 Sejarah Perusahaan General Electric (GE) Company adalah sebuah perusahaan multinasional teknologi dan jasa yang bergerak di berbagai bidang industri seperti aircraft engines, power generation, financial services, medical imaging, dan television programming, berpusat di Amerika Serikat. Sebagai perusahaan multinasional GE memiliki anak perusahaan yang tersebar di 160 negara dengan jumlah karyawan 304.000 orang pada Desember 2009. Gambar 1.1 Logo General Electric Company (Sumber : www.ge.com) 1

1.1.2 Visi GE We bring good things to life 1.1.3 Struktur Organisasi GE memiliki organization chart yang terstruktur dengan baik. Dimana masing-masing bidang usaha memiliki CEO yang bertanggung jawab atas operasional bidang usaha tersebut. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat organization chart GE per tahun 2011. Gambar 1.2 GE Company Organization Chart (Sumber : www.ge.com) 2

1.1.4 Lingkup Bidang Usaha Grup Bisnis GE memiliki empat divisi yaitu : a. GE Energy (Digital Energy, Electical Distribution, Energy, Oil & Gas, Sensing & Inspection, Water & Process Technologies) b. GE Technology Infrastructure (Aviation, Healthcare, Transportation) c. GE Capital (Commercial Lending & Leasing, Consumer Financing, Energy Financial Services, GE Capital Aviation Services, Real Estate Financing, Worldwide GE Capital Locations) d. GE Home & Business Solutions (Appliances, Consumer Electronics, Intelligent Platform, Lighting) 1.1.5 GE dan Six Sigma Six Sigma merupakan suatu cara untuk mengukur kemungkinan perusahaan dapat membuat atau menghasilkan berbagai jumlah unit yang ditentukan dari suatu produk atau jasa dengan jumlah cacat nol (zero defects) dan dilakukan secara berkesinambungan. Proses Six Sigma adalah proses yang hanya menghasilkan 3.4 DPMO (defect permillion opportunity). Tingkat cacat yang rendah ini dihasilkan dari proses pendekatan masalah secara statistik serta problem solving tools yang tepat sehingga dapat mengurangi variasi dari proses. GE memutuskan untuk mengadopsi Six Sigma sebagai salah satu upaya perusahaan untuk mencapai perusahaan dengan kualitas yang sempurna (excellence). Elemen kunci kualitas GE adalah : konsumen (customer), proses (process), dan karyawan (employee) dan menerapkannya pada semua kegiatan perusahaan dalam mencapai customer solution yang lebih baik dan lebih cepat ke depannya. 3

1.2 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi yang sangat kompetitif perusahaan harus berupaya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi, misalnya tuntutan terhadap kualitas, ketatnya persaingan antar produk sejenis, dan selera masyarakat yang berubah secara dinamis. Perubahan-perubahan tersebut menjadikan kualitas sebagai salah satu faktor penting dalam mempertahankan kepuasan dan loyalitas konsumen. Perusahaan pun memerlukan manajemen kualitas yang lebih baik dalam mengelola dan memperbaiki proses bisnisnya agar pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi efisien (Damayanti, 2006:1). Pengelolaan sumber daya yang efisien dapat menggambarkan kinerja perusahaan secara umum dimana indikator kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangannya (financial performance). Analisis laporan keuangan kemudian dilakukan sebagai alat bantu analisis dalam mengukur financial performance perusahaan. Analisis laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan sehingga membantu manajemen dalam menetapkan kebijakan yang dianggap perlu di masa yang akan datang. Selain itu, analisis laporan keuangan juga membantu manajemen dalam mengevaluasi hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu (Praytino, 2010:8). Evaluasi hasil operasi tersebut kemudian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode manajemen kualitas yang tepat. Pengukuran kinerja dilakukan perusahaan dengan tujuan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang diambil agar sesuai dengan visi dan misi perusahaan (Hutabarat, 2007:214). Begitu pula dengan kebijakan manajemen kualitas, perlu dievaluasi terlebih dahulu agar metode manajemen kualitas yang dipilih sesuai dengan sasaran dan tujuan perusahaan. Metode manajemen kualitas sendiri mengalami perkembangan dari masa ke masa sehingga ada banyak pilihan metode manajemen kualitas yang dapat digunakan saat ini. Metode-metode manajemen kualitas tersebut diantaranya 4

ISO, QFD (Quality Function Development), Zero Defect Progress, PDCA (Plan, Do, Check, Act), Quality Circle, Taguchi Methods, Just-in-Time, Lean Manufacturing, Toyota Production System, TQM (Total Quality Management), CI (Continous Improvement), Kaizen, BPR (Business Process Reengineering) dan Six Sigma (Latief & Utami, 2009:68). Kesemua metode manajemen kualitas di atas berusaha untuk meminimalkan produk gagal melalui peningkatan kualitas produk dan peningkatan kualitas proses. Saat ini metode manajemen kualitas yang banyak digunakan adalah Six Sigma. Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (proses variance) sekaligus mengurangi cacat dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif (Pepper & Spedding, 2009:142). Pada implementasinya Six Sigma mengedepankan konsumen (customerfocused) serta menggunakan fakta dan data untuk mendapatkan solusi-solusi yang lebih baik. Customer-focused ini adalah pendekatan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga memberikan solusi yang lebih baik dalam mencapai customer satisfaction. Hal ini yang menjadi perbedaan utama Six Sigma dibandingkan metode manajemen kualitas yang lain. Perbaikan proses untuk mencapai customer satisfaction dilakukan secara berkesinambungan pada Six Sigma. Proses perbaikan tersebut dikerjakan oleh tim khusus yang dikenal dengan agen Six Sigma. Agen Six Sigma menangani prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan teknik-teknik yang terintegrasi dalam suatu kerangka kerja yang senantiasa berlangsung secara terus menerus dalam perusahaan yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Hal-hal tersebut mendukung kemampuan Six Sigma dalam menyelesaikan masalah pada cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan alat manajemen kualitas lainnya, yaitu mencakup manufacturing areas, material facility, accounting area, marketing, R&D sales, purchasing, serta 5

transactional areas, dan juga bersifat generik, yaitu mampu diterapkan di berbagai jenis bisnis, baik itu manufaktur maupun jasa (Setyawan, 2010:8). Six Sigma sendiri yang pertama kali diimplementasikan oleh Motorola telah membantu menghemat sebesar US$15 milyar pada periode 10 tahun pertama pengimplementasian Six Sigma di Motorola. Dupont mengalami penghematan biaya lebih dari US$1.6 milyar dari implementasi Six Sigma pada empat tahun pertama (Srinivasu, 2010:15). Implementasi Six Sigma pada awalnya diperkenalkan pada perusahaan manufaktur, seperti Motorola dan General Electric, yang kemudian secara bertahap mulai diimplementasikan juga pada sektor bisnis lain seperti perbankan, hotel, rumah sakit, migas, dan sektor lainnya (Vanany, 2007:27). Contoh perusahaan lain yang telah berhasil mengimplementasikan Six Sigma antara lain IBM, Honeywell, Dupont, Nokia, LG Group, Samsung, American Express, Eastman Kodak, PT. Bakrie & Brothers, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan hampir sepertiga organisasi Fortune 500 telah memulai Six Sigma dengan tujuan pengendalian biaya dan meningkatkan kualitas (Setyawan, 2010:7). Hal ini membuktikan bahwa Six Sigma memiliki tingkat keberhasilan pengimplementasian di beragam jenis perusahaan dan memberikan manfaat cost savings bagi perusahaan yang mengimplementasikannya. Salah satu perusahaan yang telah lama mengimplementasikan Six Sigma sebagai solusi perbaikan kualitas produk maupun proses pada perusahaannya adalah General Electric Company (GE). Pada tahun 1998, GE sukses mengimplementasikan Six Sigma dan menjadi salah satu pelopor perkembangan Six Sigma sebagai solusi manajemen kualitas perusahaanperusahaan di seluruh dunia. Perusahaan yang telah lama mengimplementasikan Six Sigma berarti telah menerapkan konsep Six Sigma secara menyeluruh pada tiap aspek bisnis perusahaan. Implementasi secara menyeluruh ini akan memudahkan peneliti dalam menganalisis dampak Six Sigma terhadap kinerja perusahaan. GE menggunakan filosofi Six Sigma pada 6

aspek-aspek perusahaan secara menyeluruh untuk keperluan manajemen dalam memperbaiki proses bisnis perusahaan secara berkesinambungan. Perbaikan proses bisnis ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk dan berorientasi terhadap ekspektasi pelanggan yang merupakan salah satu pandangan perusahaan yang sejalan dengan prinsip Six Sigma (Jantika, 2009:7). GE digunakan sebagai objek penelitian dimana perusahaan ini mewakili tujuan peneliti untuk meneliti perusahaan yang telah cukup lama mengimplementasikan Six Sigma. Peneliti ingin mengetahui perbandingan financial performance perusahaan pada saat sebelum Six Sigma diimplementasikan dengan kondisi financial performance sesudah implementasi Six Sigma. Berdasarkan uraian tersebut maka judul skripsi yang dipilih adalah ANALISIS IMPLEMENTASI SIX SIGMA BERDASARKAN FINANCIAL PERFORMANCE PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA ANNUAL REPORT GENERAL ELECTRIC COMPANY PERIODE 1993-2003). 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebelumnya peneliti mencoba merumuskan beberapa masalah : 1. Bagaimanakah cara kerja, pembagian tanggung jawab, dan jadwal dari implementasi Six Sigma pada General Electric Company? 2. Bagaimanakah financial performance General Electric Company? 3. Apakah terdapat perbedaan financial performance sesudah implementasi Six Sigma pada General Electric Company? 7

1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang bertujuan: 1. Mengetahui cara kerja, pembagian tanggung jawab, dan jadwal dari implementasi Six Sigma pada General Electric Company. 2. Mengetahui financial performance pada General Electric Company. 3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan financial performance sesudah implementasi Six Sigma pada General Electric Company. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. a. Aspek Teoritis 1. Bagi para akademisi, terutama di lingkungan perguruan tinggi, peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi ataupun referensi untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen kualitas terutama metode Six Sigma yang masih jarang diimplementasikan di Indonesia. 2. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan khususnya bidang ilmu manajemen kualitas serta melatih peneliti untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan maupun studi pustaka. b. Aspek Praktis 1. Bagi para pelaku Six Sigma, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi para pelaku Six Sigma dalam mendalami dan mengaplikasikan pengetahuan dan keahlian dalam pengembangan proyek-proyek Six Sigma. 8

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya serta menambah pengetahuan di bidang manajemen kualitas khususnya metode Six Sigma. 1.6 Sistematika Penelitian Tugas Akhir Dalam Penelitian ini digunakan sistematika penelitian sebagai gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. BAB I : PENDAHULUAN Gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian tugas akhir. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasannya yang diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan akhir dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya serta saran saran yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. 9