BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

SAHAM SKRIPSII. Gelar. Disusun Oleh NIM

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. supply dan demand akan dana jangka panjang. Sejak berdirinya pasar modal sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada periode waktu tertentu

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB 1 PENDAHULUAN. hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Investasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB V PENUTUP. dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : indeks kompas 100 dengan kapitalisasi saham di atas Rp.

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 2013, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

Ardhito Rusmanggala, Umanto. Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM MENILAI RESIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK PILIHAN BERINVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008)

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

DEWI WULAN HANDAYANTI B

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi, yaitu penundaan

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

LANDASAN TEORI. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Jenis investasi berdasarkan instrumennya dapat

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk Indonesia dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita. Peningkatan Pendapatan Nasional dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa dari tahun 2014 sampai 2015 PDB, PNB dan Pendapatan nasional (PN) menunjukkan peningkatan. PDB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2014 sebesar Rp 41.808.710,6 atau terjadi kenaikan sekitar 9.22 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan tahun 2015 sebesar Rp 45.176.150,7 atau meningkat sekitar 7.82 persen dari tahun sebelumnya. Demikian halnya PNB per kapita tahun 2014 sebesar Rp 40.447.621,9 atau naik sekitar 8.88 persen dari tahun sebelumnya dan tahun 2015 sebesar Rp 43.664.153,2 atau meningkat sekitar 7,83 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu pendapatan nasional per kapita tahun 2014 sebesar Rp 31.313.206,1 atau meningkat sekitar 8,64 persen terhadap tahun sebelumnya, dan tahun 2015 sebesar Rp 32.999.518,1. Meningkatnya pendapatan nasional per kapita penduduk Indonesia diikuti dengan meningkatnya realisasi investasi sepanjang tahun 2014 mencapai Rp 463,1 triliun, meningkat 16,2 persen dibandingkan dengan perolehan periode sebelumnya sebesar Rp 398,6 triliun. Penanaman modal dalam negeri (PMDN) 1 Universitas Kristen Maranatha

tercatat sebesar Rp 156,1 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 307 triliun. Menurut Jogiyanto (2014), investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang sifatnya moneter yang ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimilki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan di masa datang (Tandelilin, 2010). Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Sebaliknya investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain (Jogiyanto, 2014). Masing-masing investasi memiliki return dan tingkat risiko yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat risiko investasi semakin tinggi return yang dihasilkan begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat risiko investasi maka semakin rendah return yang dihasilkan. Melihat peluang keuntungan yang tinggi dari investasi maka setiap investor dapat menanamkan modalnya di pasar modal. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010). Salah satu bentuk investasi yang diminati adalah investasi saham melalui bursa. Pada dasarnya dalam berinvestasi, seorang investor harus 2 Universitas Kristen Maranatha

mempertimbangkan dua hal yakni tingkat pengembalian (return) dan besarnya risiko yang akan ditanggung oleh investor (Lestari dan Suprihhadi, 2015). Langkah yang perlu dilakukan oleh investor untuk memperoleh return yang maksimum dan menghindari risiko investasi saham adalah dengan membentuk portofolio. Menurut Sunariyah (2004), portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Seorang pemodal yang menginvestasikan dananya di pasar modal biasanya tidak hanya memilih satu saham saja. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, pemodal bisa meraih return yang optimal sekaligus akan memperkecil risiko melalui diversifikasi. Sebelum investor membentuk portofolio yang optimal, investor harus menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi (Husnan, 2005). Sedangkan, portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya (Tandelilin, 2010). Dalam menganalisis portofolio, ada beberapa model yang dapat digunakan investor antara lain adalah model Markowitz dan model indeks tunggal. Model Markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset beresiko, pada kenyataannya investor bebas memilih portofolio yang juga terdiri 3 Universitas Kristen Maranatha

dari aset bebas risiko. Oleh sebab itu, William Sharpe pada tahun 1963 mengembangkan model indeks tunggal yang didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar dan mempunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor atau indeks harga saham gabungan (IHSG) (Lestari dan Suprihhadi, 2015). Model indeks tunggal merupakan penyerdehanaan dari model Markowitz. Model ini dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana (Jogiyanto, 2003). Konsep model indeks tunggal mendasarkan diri bahwa tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar. Pada saat pasar membaik harga saham-saham individual juga meningkat. Demikian pula sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham-saham akan turun harganya (Husnan, 2005). Indeks harga saham yang dapat dipilih sebagai dasar pembentukan portofolio saham untuk pasar BEI misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau untuk indeks saham-saham yang aktif saja misalnya LQ-45 (Jogiyanto, 2003). Saham-saham LQ-45 merupakan saham likuid kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara obyektif telah diseleksi oleh BEI dan merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham LQ-45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain (Sulistyowati dan Widyarti, 2012). 4 Universitas Kristen Maranatha

Meskipun saham-saham LQ-45 merupakan sekumpulan saham yang berkapitalisasi pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya. Oleh karena itu perlu adanya analisis apakah perlu mempertahankan portofolio yang telah disusun sebelumnya atau perlu menyusun portofolio baru (Sulistyowati dan Widyarti, 2012). Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham dan pembentukan portofolio optimal telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Anggraini dan Andayani (2013) dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal untuk Pengambilan Keputusan Investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari 9 saham LQ-45 yang menjadi obyek penelitian terdapat 2 saham dari periode pengamatan ke 3 (April 2011-Januari 2012) yang membentuk portofolio optimal dengan proporsi saham yang berbeda. Saham tersebut adalah PT AKR Corporindo dengan proporsi saham 2,6, dan PT Unilever Indonesia dengan proporsi saham -1,6. Portofolio yang membentuk saham LQ-45 dengan tingkat keuntungan portofolio optimal yang diharapkan sebesar 0,2569 dengan tingkat risiko portofolio sebesar 0,2057. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Triharjono (2013) dengan judul Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI tahun 2009-2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari 7 saham LQ-45 yang menjadi objek penelitian terdapat 2 perusahaan yang 5 Universitas Kristen Maranatha

termasuk kedalam portofolio optimal dengan proporsi yang berbeda yaitu, saham perusahaan Astra Argo Lestari, Tbk (AALI) dengan proporsi saham 67.3065% dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM) dengan proporsi saham 32.6935%. Hasil dari return yang diharapkan di dalam portofolio sebesar 0.022903 dengan tingkat risiko sebesar 0.001405. Risiko saham individual terendah adalah AALI sebesar 0.006958. Apabila investor berinvestasi 100% hanya pada AALI, maka risiko yang harus ditanggung sebesar 0.006958, namun apabila kedua saham tersebut didiversifikasikan dalam satu portofolio investasi, maka risikonya akan turun menjadi 0.001405. Terbukti bahwa dengan diversifikasi dalam suatu portofolio saham dapat menurunkan risiko daripada risiko saham-saham pembentuk portofolio apabila ditransaksikan secara individual. Murhadi, Hamdani dan Sutejo (2015) dengan judul Pembentukan Portofolio Optimal pada Indeks Kompas 100 Periode 2013-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan model indeks tunggal, portofolio optimal yang terbentuk dari indeks Kompas 100 terdiri dari BBRI, BBCA, ASII, GGRM, SMGR, SMCB, INTP, JSMR, BBKP, MEDC, AKRA, ENRG, BBNI, PNLF, AALI, BSDE, CTRA dan CPIN. Portofolio ini menghasilkan total return 51,10% per bulan dengan risiko portofolio sebesar 15,47%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Suprihhadi (2015) dengan judul Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal Sebagai Dasar Optimalisasi Investasi Saham Perbankan. Sampel yang digunakan meliputi 6 perusahaan perbankan go public di BEI yang termasuk dalam indeks LQ-45 periode Agustus 2014-Januari 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio optimal tidak dapat terbentuk karena saham-saham sampel memiliki 6 Universitas Kristen Maranatha

ERB negatif yaitu BBCA sebesar -0.045667, BMRI sebesar -0.033089, BBNI sebesar -0.026222, BBRI sebesar -0.028021, BDMN sebesar -0.064669 dan BBTN sebesar -0.104314 sehingga tidak dapat diketahui berapa proporsi dana yang harus diinvestasikan karena portofolio optimal dalam periode penelitian tidak dapat terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa saham-saham tersebut mempunyai tingkat pengembalian saham yang masih dibawah tingkat pengembalian aset bebas risiko dalam hal ini Suku Bunga Bank Indonesia. Pada kondisi tersebut lebih baik investor menginvestasikan dananya di bank misalnya membuka rekening deposito karena lebih menguntungkan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham- Saham pada Indeks LQ-45 Menggunakan Model Indeks Tunggal Periode 2014 2015. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal? 2. Bagaimana menetapkan proporsi masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal? 3. Berapa return dan risiko yang diperoleh dari portofolio yang terbentuk? 7 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengacu pada perumusan masalah, yaitu: 1. Mengetahui saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal. 2. Mengetahui proporsi masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal. 3. Mengetahui return dan risiko yang diperoleh dari portofolio yang terbentuk. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi: 1. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan investasi saham di Indonesia. 2. Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor dalam menentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal untuk pengambilan keputusan invetasi. 3. Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mendukung dasar teori penelitian yang sejenis dengan relevan dan sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang penelitian terutama yang berkaitan dengan analisis portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal. 8 Universitas Kristen Maranatha