LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 10 Januari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi. Hasil pelaksanaan urusan Sosial tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut :

DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN

(Dana Dekonsentrasi dan Dana APBD)

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 15 Januari 2011 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, Juni 2017 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 16 Pebruari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS SOSIAL

Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial;

LAPORAN KINERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN BULELENG

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIFITAS KEGIATAN TAHUN 2014

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB 28 PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS Tahun 2015

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

: SOSIAL ORGANISASI : DINAS SOSIAL Halaman sebelum perubahan

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN DAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NO

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

RAPAT KOORDINASI DAN PENGENDALIAN DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 TRIWULAN III. Disampaikan Oleh Dr. GUNTUR TALAJAN,SH.

PENETAPAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,800, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 45,668,879, BELANJA LANGSUNG 53,024,950,000.00

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

Renja Dinas Sosial 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK TAHUN Jln. KH. Wachid Hasyim Nomor 17 Gresik Telp/ Fax.

USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN perkantoran

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, April 2017 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN ( DPPA ) APBD PROVINSI NTB TAHUN ANGGARAN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BAB II PROFIL INSTANSI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB II DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

Rencana Kerja Tahun 2016 Dinas Sosial Provinsi Kalimantan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PENETAPAN KINERJA TAHUN Pembinaan Anak Terlantar bantuan.

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Sasaran Prioritas Pembangunan Lokasi

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

CAPAIAN KINERJA INDIKATOR INDIKATOR DAMPAK (IMPACT)

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSISTENSI DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2016 SEMESTER I

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL PROVINSI BALI TAHUN

PROGRAM KEGIATAN. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. a. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DINAS SOSIAL Jl. Garuda No. 2 Tlp. (0374) 43229

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Disusun dan disampaikan memenuhi surat sekretaris daerah prov. kalsel Nomor : 065/01330/ORG tgl. 30 Desember 2013 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 1

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi... 1 B. Dasar Hukum Pembentukan dan Tugas Pokok... 2 C. Sistematika Penyajian... 4 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA A. Renstra Tahun 2011 2015... 5 B. Penetapan Kinerja Tahun 2013... 12 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA APBD A. Pengukuran Kinerja Tahun 2013... 16 B. Capaian Sasaran Organisasi... 28 C. Akuntabilitas Keuangan... 32 BAB IV PENUTUP... 37 LAMPIRAN : - Dokumen Penetapan Kinerja - Perbandingan Kinerja Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 2

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 dapat diselesaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Akuntabilitas Kinerja Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, sebagaimana amanat yang tertuang dalam Inpres 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini diharapkan dapat memberikan pertanggungjawaban institusi Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 ini disampaikan dengan harapan komentar, saran, kritik maupun tanggapan demi penyempurnaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini akan kami pertimbangkan untuk penyempurnaannya. Banjarmasin, 10 Januari 2014 Plt. KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DRS. H. M. FARHAN Pembina Utama Muda NIP. 19570831 198403 1 004 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 3

IKHTISAR EKSEKUTIF Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan telah menetapkan Tujuan dan Sasaran organisasinya sebagaimana yang tercantum dalam dokumen Rencana Strategis tahun 2011 2015 dimana tujuan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan yaitu : a. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang mampu untuk melaksanakan pembangunan kesejahteraan sosial. b. Terwujudnya kemauan dan kemampuan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) guna memperbaiki taraf kesejahteraan sosial yang didasarkan atas kesetiakawanan sosial. c. Terwujudnya kualitas dan efektifitas rehabilitasi bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) d. Terwujudnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat/potensi sumber kesejahteraan sosial dalam usaha kesejahteraan sosial serta kesiapsiagaan dalam usaha pencegahan dan penanggulangan akibat bencana e. Terwujudnya sarana dan prasarana kesejahteraan sosial yang memadai untuk mendukung pembangunan kesejahteraan sosial. Adapun sasaran pelayanan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan yaitu : a. Meningkatkan kualitas penyusunan program dan rencana kerja pembangunan kesejahteraan sosial, penyelenggaraan pengarusutamaan gender, dan penilaian jabatan fungsional pekerja sosial. b. Meningkatkan kemampuan dan kemauan keluarga rentan, keluarga fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni, nilai keperintisan dan kepahlawanan, keluarga Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 4

pahlawan nasional, komunitas adat terpencil dan meningkatkan kualitas penyuluhan sosial. c. Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi bagi tuna sosial, korban penyalahgunaan napza, penyandang cacat, lanjut usia dan perlindungan kesejahteraan sosial serta keterampilan dalam panti maupun luar panti baik yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta. d. Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi penyandang cacat netra, lanjut usia, anak terlantar/remaja putus sekolah dan wanita rawan sosial ekonomi yang berasal dari kabupaten/kota se Kalimantan Selatan. e. Meningkatnya kesiapsiagaan perangkat dan kesadaran, kemampuan serta tanggung jawab masyarakat dalam usaha pencegahan dan penanggulangan akibat bencana alam, bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran, pendayagunaan sumber dana sosial, akses jaminan sosial serta penyempurnaan pelaksanaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin yang memenuhi persyaratan (PKH). f. Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat, organisasi sosial masyarakat (Orsos), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), karang taruna (KT), pengembangan wahana kesos berbasis masyarakat (WKSBM), dan upaya mewujudkan kerjasama kelembagaan dengan dunia usaha dalam bentuk program kerjasama kelembagaan dan dunia usaha (KKDU). Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2013, telah melaksanakan serangkaian kegiatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam melaksanakan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsinya Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan telah memiliki landasan hukum yaitu Undang-undang. Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 5

Sosial, disahkan tanggal 16 Januari 2009 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial. Dimana dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial, guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi Rehabilitasi Sosial, Jaminan Sosial, Pemberdayaan Sosial dan Perlindungan Sosial. Penyelenggaraan Kesejahteraaan sosial diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial : yaitu kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, karena bencana, korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Dalam upaya memberikan pelayanan maksimal maka sebagai tindak lanjut dari peraturan pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal (SPM), maka telah ada standar pelayanan minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi, dan Daerah Kab/Kota berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 129/HUK/2008, yang berisi ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar bidang sosial yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap penyandang masalah Kesejahteraan Sosial secara minimal. Sesuai dengan penerapan standar pelayanan minimal yang bidang sosial, dan Penetapan Kinerja yang ditetapkan sebanyak 22 indikator sasaran terdapat 8 indikator yang dapat dicapai melebihi target pada renstra tahun 2013 dan 2 indikator yang dikurangi dari target renstra tahun 2013 dikarenakan pemuktahiran data, serta 1 indikator yang diluar renstra tahun 2013 yaitu : Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 6

Terdapat 8 indikator yang dapat dicapai melebihi target pada renstra tahun 2013 : 1. Jumlah warga komunitas adat terpencil penerima bantuan sosial tahun 2013 sebanyak 147 KK, sedangkan target yang ditetapkan dalam rentra sebanyak 124 KK, terdapat kelebihan target 23 KK (2,42 %). 2. Jumlah fakir miskin penerima bantuan sosial (UEP/KUBE) tahun 2013 sebanyak 410 KK, dan target yang ditetapkan pada renstra 140 KK, terdapat kelebihan target 270 KK 3. Jumlah orang terlantar yang dikembalikan ke daearah asal tahun 2013 sebanyak 552 orang, sedangkan target yang ditetapkan dalam renstra sebanyak 300 orang, terdapat kelebihan target 552 orang (184 %). 4. Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Karang Taruna (KT), tahun 2013 yang diberi bantuan sosial sebanyak 119 TKSK dan 5 KTdan target yang ditetapkan pada renstra 112 UKS. 5. Pemberdayaan Sosial Masyarakat dan Dunia Usaha tahun 2013 yang diberi bantuan sosial sebanyak 39 PSM dan 25 Dunia Usaha, dan target yang ditetapkan pada renstra 112 UKS 6. Jumlah Pemberdayaan Orsos tahun 2013 yang diberi bantuan sosial sebanyak 10 Orsos, dan target yang ditetapkan pada renstra 112 UKS 7. Jumlah pekerja sosial fungsional yang dibina tahun 2013 sebanyak 34 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 27 orang. 8. Jumlah wanita rawan sosial ekonomi penerima pelayanan dalam panti tahun 2013 sebanyak 130 orang, dan target yang ditetapkan 100 orang. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 7

Terdapat 2 indikator yang dikurangi dari target pada renstra tahun 2013 : 1. Jumlah pendamping KAT (Komunitas Adat Terpencil) yang dilatih tahun 2013 sebanyak 20 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 13 Orang. 2. Jumlah pendamping KUBE Fakir Miskin yang dilatih tahun 2013 sebanyak 10 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 60 orang. Terdapat 1 indikator diluar renstra tahun 2013 : 1. Jumlah Lanjut Usia Terlantar penerima bantuan sosial tahun 2013 sebanyak 78 orang, Terdapat 11 (Sebelas) indikator yang dapat dicapai sesuai target pada renstra tahun 2013 sebagai berikut : 1. Jumlah penyuluh yang mengikuti diklat tahun 2013 sebanyak 90 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 90 orang. 2. Jumlah makam pahlawan yang direhabilitasi tahun 2013 sebanyak 5 makan, dan target yang ditetapkan pada renstra 5 makam. 3. Jumlah anak terlantar penerima bantuan sosial tahun 2013 sebanyak 30 orang dan target yang ditetapkan pada renstra 30 org. 4. Jumlah pengasuh panti asuhan yang dilatih pada tahun 2013 sebanyak 30 orang, dan target pada restra 30 orang. 5. Jumlah gelandangan dan pengemis penerima bantuan sosial tahun 2013 sebanyak 20 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 20 orang. 6. Jumlah korban napza penerima bantuan sosial tahun 2013 sebanyak 30 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 30 orang, 7. Jumla tagana yang dibina pada tahun 2013 sebanyak 200 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 200 orang. 8. Jumlah penyandang cacat netra penerima pelayanan dalam panti tahun 2013 sebanyak 70 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 70 orang.. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 8

9. Jumlah lanjut usia penerima pelayanan dalam panti tahun 2013 sebanyak 170 orang, dan target yang ditetapkan pada renstran 170 orang. 10. Jumlah anak terlantar penerima pelayanan dalam panti tahun 2013 sebanyak 100 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 100 orang. 11. Jumlah remaja terlantar putus sekolah penerima pelayanan dalam panti tahun 2013 sebanyak 250 orang, dan target yang ditetapkan pada renstra 250 orang. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan dalam mencapai sasaran tentunya juga mengalami kendala/masalah yaitu : 1. Terlambatnya laporan kejadian bencana alam maupun sosial dari Dinas Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan kepada Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, memperlambat pula bantuan sosial tanggap darurat. 2. Tidak semua Dinas Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota memiliki gudang yang refresentif yang dapat menampung bantuan sosial/bufferstock bencana. 3. Petugas yang menangani pemulangan orang terlantar di Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan dan Dinas Sosial Provinsi lainnya tidak selektif dalam memilah antara orang terlantar akibat kehabisan bekal, kecurian/kecopetan, mantan napi yang habis masa pembinaannya di Lapas, korban bencana tetapi terbanyak yang minta pelayanan adalah dan volume terhadap orang terlantar tidak dipergunakan maksimal (dikembalikan ke kas Negara). 4. Pihak kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sampai 100%, walaupun sudah diberikan adendum dan perpanjangan waktu dengan denda. Hal ini disebabkan kelalaian pihak kontraktor yang tidak mentaati isi Surat Perjanjian Pekerjaan Rehab. MPN H. Hasan Baseri, Surat teguran baik dari Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 9

Dinas Sosial maupun dari Konsultasi Pengawas tidak pernah ditanggapi oleh pihak kontraktor (CV. Tamara). 5. Masih terbatasnya dukungan dana bagi program penanggulangan kemiskinan Sebagian besar nomenklatur Dinas Sosial di Kabupaten / Kota masih bergabung dengan instansi lain, hal ini mengakibatkan perencanaan penanggulangan masalah sosial tidak focus, dan pengalokasian anggaran untuk bidang sosial tidak maksimal. 6. Sebagian besar data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) belum berdasarkan nama dan alamat. Hal ini disebabkan karena Dinas Sosial Kabupaten /Kota yang mempunyai tanggungjawan untuk melakukan pendataan PMKS ( Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 08 Tahun 2012) tidak mendapat alokasi anggaran yang memadai atau bahkan tidak ada untuk melakukan pendataan. 7. Ada kecenderungan peningkatan penyandang masalah orang terlantar dengan berbagai sebab/latar belakang permasalahan yang harus dikembalikan kedaerah asal sesuai dengan komitmen (petunjuk penanganan orang terlantar), pada penetapan kinerja tahun 2013 target orang terlantar yang dikembalikan ke daearah asal sebanyak 300 orang, namun realisasinya melebihi target yang ditetapkan yaitu sebanyak 522 orang terlantar. 8. Alokasi dana pada APBD Prov. Kalsel tahun 2003 pada kegiatan pembinaan eks penyakit sosial telah dilaksanakan yaitu pembinaan pengemis lokal. 9. Sedangkan pengemis yang berasal dari luar daerah Dinas Sosial Prov. Kalsel telah mengalokasikan dana sebanyak 100 orang berupa biaya pemulangan ke luar daerah berdasarkan permintaan Kab/Kota se Kalsel. Namun sampai Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 10

dengan akhir bulan Desember 2013 tidak ada permintaan biaya pemulangan gepeng ke luar daerah, oleh sebab itu alokasi dana tidak dapat dialokasikan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisifatif untuk menanggulangi yang mungkin terjadi dimasa yang akan terjadi pada tahun mendatang : 1. Dalam upaya peningkatan pencapaian target penanganan pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainnya tahun 2013 diusulkan adanya peningkatan alokasi anggaran dan jumlah sasaran garapan. : a. Sasaran indikator jumlah warga komunitas adat terpencil penerima bantuan sosial pertahun yang semula 124 KK (2011), 140 KK (2012), menjadi 210 KK (2013). b. Sasaran indikator jumlah warga fakir miskin penerima bantuan sosial pertahun yang semula 140 KK (2012), 410 KK (2013), menjadi 490 KK (2014) 2. Diupayakan agar Dinas Sosial Kabupaten/Kota untuk menyediakan dana sharing kegiatan APBD Provinsi atau Dekonsentran/Tugas Pembantuan yang dialokasikan di Kabupaten/Kota. 3. Dilakukan pemutakhiran data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) setiap tahun dari Dari Dinas Sosial kabupaten/kota. 4. Dalam mengatasi peningkatan masalah orang terlantar yang dikembalikan ke daerah asal, diupayakan adanya peningkatan alokasi anggaran. 5. Diupayakan agar Dinas Sosial Kabupaten/Kota agar dapat menyediakan sharing untuk alokasi biaya razia, untuk biaya mengembalikan ke daearah asal dari Dinas Sosial Provinsi. 6. Diupayakan agar proposal pengusulan untuk mendapatkan alat bantu penyandang cacat, diusulkan pada tahun sebelumnya. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Sesuai Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Repormasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja dan Penetapan Kinerja, semua Unit Kerja mandiri wajib menyampaikan pelaporan kinerja sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan pemerintah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2013, disusun sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan pencapaian kinerja sebagaimana disepakati dalam dokumen Penetapan kinerja dimaksud telah mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan dana baik dari APBD maupun sumber dana lainnya.serta mengacu pada Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah memiliki rencana pembangunan jangka panjang daerah tahun 2005 2025 berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2009, dimana pada Bab II tentang kondisi dan prediksi kondisi umum daerah serta isu-isu strategis kondisi sosial budaya disebutkan bahwa Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan penomena umum di kota-kota yang semakin berkembang termasuk diseluruh Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) saat ini berdasarkan Permensos RI Nomor 08 Tahun 2012, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) menjadi 26 jenis. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 12

Untuk diketahui bahwa di Kalimantan Selatan terdapat beberapa kelompok Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang menonjol yaitu Keluarga Fakir Miskin 62.219 KK, Anak Terlantar 6,843 Orang, Anak yang memerlukan perlindungan khusus 14,145 Orang, Lanjut Usia Terlantar 14,841 Orang, Penyandang Disabilitas 12,879 Orang, Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi 11,714 Orang, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi 9,267 orang, Keterpencilan (KAT) 9,495 Orang, (Data tahun 2012 berdasarkan data yang diterima dari Kab/Kota, dan data tersebut bersifat dinamis yang dari tahun ke tahun terjadi perubahan dari data PMKS. (hasil pemutakhiran data tahun 2012). Pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah disebutkan pula bahwa adanya keterbatasan sumber daya dalam menangani masalah PMKS, dengan demikian pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011 2015 dan Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan tercermin program dan kegiatan untuk penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tersebut. B. Dasar Hukum Pembentukan dan Tugas Pokok 1. Dasar Hukum Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan dalam menjalankan Tugas Pokok dan fungsinya didasari atas : a. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 6. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 13

b. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan Provinsi Kalimantan Selatan. 2. Tugas Pokok Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 8 Tahun 2008 tersebut diatas maka dapat diuraikan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Kalimantan Selatan sebagai berikut : Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang Sosial sesuai dengan azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Fungsi Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang sosial sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial; c. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi peningkatan pemberdayaan sosial; d. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi peningkatan pelayanan dan rehabilitasi sosial; e. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi pengembangan bantuan sosial; Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 14

f. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi peningkatan pemberdayaan potensi dan partisipasi sosial masyarakat; g. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian unit pelaksana teknis; h. Pengelolaan kegiatan kesekretariatan. C. Sistematika Penyajian Bentuk laporan akuntabilitas kinerja Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan berpedoman pada laporan akuntabilitas kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Sistematika Penyusunan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan berisi penjelasan singkat tentang latar belakang penyusunan, tugas pokok dan fungsi Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menyajikan secara ringkas Rencana Strategis Tahun 2011 2015 dan Penetapan Kinerja Tahun 2013 Bab III Adalah akuntabilitas kinerja, menyajikan analisis pencapaian kinerja, keberhasilan dan kegagalan, sebagai pertanggung jawaban pencapaian hasil tahun 2013 Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan hasil menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 15

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011-2015 1. VISI Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Visi Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan tidak terlepas dari kondisi lingkungan internal dan eksternal serta kedudukan, tugas dan fungsinya yang tidak terpisahkan dari visi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011-2015. Berdasarkan hal itu, maka pernyataan Visi Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011 2015 adalah : TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT. Adapun maknanya adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya 2. Kesejahteraan Sosial. 3. Masyarakat = = = Sesuatu yang dapat terlihat, dan dirasakan (nyata) Kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Sekelompok orang yang hidup bersama dan peduli terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 16

2. MISI Visi selanjutnya dijabarkan dalam Misi yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, adapun Misi Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut : 1. Mencegah dan mengurangi tumbuh kembang serta meluasnya masalah kesejahteraan sosial. 2. Mengentaskan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) agar dapat hidup yang layak dan normatif. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas kesejahteraan sosial. 4. Meningkatkan pelayanan dan bantuan sosial bagi korban bencana dan masalah lainnya. 5. Meningkatkan peran serta sosial masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial (UKS). 3. TUJUAN DAN SASARAN a. Tujuan Dari Misi Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan dijabarkan menjadi Tujuan, sebagai berikut : Dari misi (1) Mencegah dan mengurangi tumbuh kembang serta meluasnya masalah kesejahteraan sosial. dijabarkan dengan tujuan : 1. Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang mampu untuk melaksanakan pembangunan kesejahteraan sosial. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 17

Dari misi (2) Mengentaskan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) agar dapat hidup yang layak dan normatif dijabarkan tujuan : 2. Terwujudnya kemauan dan kemampuan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) guna memperbaiki taraf kesejahteraan sosial yang didasarkan atas kesetiakawanan sosial. Dari Misi (3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas kesejahteraan sosial dijabarkan tujuan : 3. Terwujudnya kualitas dan efektifitas rehabilitasi bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Dari Misi (4) Meningkatkan pelayanan dan bantuan sosial bagi korban bencana dan masalah lainnya. Dijabarkan tujuan : 4. Terwujudnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat/potensi sumber kesejahteraan sosial dalam usaha kesejahteraan sosial serta kesiapsiagaan dalam usaha pencegahan dan penanggulangan akibat bencana Misi (5) Meningkatkan peran serta sosial masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial (UKS) dijabarkan tujuan : 5. Terwujudnya sarana dan prasarana kesejahteraan sosial yang memadai untuk mendukung pembangunan kesejahteraan sosial. b. Sasaran Dari Tujuan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan dijabarkan kembali menjadi Sasaran sebagai berikut : 1. Tujuan : Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 18

Terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang mampu untuk melaksanakan pembangunan kesejahteraan sosial. Dijabarkan dalam Sasaran : (1) Meningkatkan kualitas penyusunan program dan rencana kerja pembangunan kesejahteraan sosial, penyelenggaraan pengarusutamaan gender, dan penilaian jabatan fungsional pekerja sosial. 2. Tujuan : Terwujudnya kemauan dan kemampuan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) guna memperbaiki taraf kesejahteraan sosial yang didasarkan atas kesetiakawanan sosial. Dijabarkan dalam Sasaran : (2) Meningkatkan kemampuan dan kemauan keluarga rentan, keluarga fakir miskin, keluarga berumah tidak layak huni, nilai keperintisan dan kepahlawanan, keluarga pahlawan nasional, komunitas adat terpencil dan meningkatkan kualitas penyuluhan sosial. 3. Tujuan : Terwujudnya kualitas dan efektifitas rehabilitasi bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Dijabarkan dalam Sasaran : (3) Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi bagi tuna sosial, korban penyalahgunaan napza, penyandang cacat, lanjut usia dan perlindungan kesejahteraan sosial serta keterampilan dalam panti maupun luar panti baik yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 19

(6) Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi penyandang cacat netra, lanjut usia, anak terlantar/remaja putus sekolah dan wanita rawan sosial ekonomi yang berasal dari kabupaten/kota se Kalimantan Selatan. 4. Tujuan : Terwujudnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat/potensi sumber kesejahteraan sosial dalam usaha kesejahteraan sosial serta kesiapsiagaan dalam usaha pencegahan dan penanggulangan akibat bencana. Dijabarkan dalam Sasaran : (4) Meningkatnya kesiapsiagaan perangkat dan kesadaran, kemampuan serta tanggung jawab masyarakat dalam usaha pencegahan dan penanggulangan akibat bencana alam, bencana sosial, korban tindak kekerasan dan pekerja migran, pendayagunaan sumber dana sosial, akses jaminan sosial serta penyempurnaan pelaksanaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin yang memenuhi persyaratan (PKH). 5. Tujuan : Terwujudnya sarana dan prasarana kesejahteraan sosial yang memadai untuk mendukung pembangunan kesejahteraan sosial. Dijabarkan dalam Sasaran : (5) Meningkatnya pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat (PKSM), organisasi sosial masyarakat (Orsos), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), karang taruna (KT), pengembangan wahana kesos berbasis masyarakat (WKSBM), dan upaya mewujudkan kerjasama Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 20

kelembagaan dengan dunia usaha dalam bentuk program kerjasama kelembagaan dan dunia usaha (KKDU). 3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN Strategi merupakan faktor terpenting dalam perencanaan Strategis dan merupakan rencana menyeluruh serta terpadu dari organisasi Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan dalam mencapai tujuannya. Strategi meliputi penetapan kebijakan, program dengan memperhatikan sumberdaya yang tersedia, serta keadaan lingkungan yang dihadapi. Selanjutnya strategi ini diharapkan dapat memberikan arahan dan dorongan kegiatan operasional bagi setiap pelaksana kegiatan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan demikian akan timbul kesatuan gerak dan langkah seluruh komponen organisasi, dalam rangka menuju visi yang telah ditetapkan. Strategi (Kebijakan dan Program) Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan selama kurun waktu tahun 2011-2015, sebagai berikut : 1. Kebijakan : a. Meningkatkan kualitas pelayanan dan bantuan dasar kesejahteraan sosial bagi PMKS. b. Meningkatkan kualitas manajemen dan SDM pelayanan kesejahteraan sosial. c. Meningkatkan pemberdayaan penanggulangan kemiskinan, kecacatan, ketunaan sosial, keterlantaran, korban bencana dan masalah sosial strategis lainnya. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 21

d. Meningkatkan kemampuan potensi sumber kesejahteraan sosial baik dari segi kualitas maupun kuantitas. e. Meningkatkan kualitas pelayanan panti-panti sosial dalam lingkup Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan 2. Program Program Dinas Sosial Prov. Kalsel adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial untuk mencapai sasaran dan tujuan. Adapun program yang dilaksanakan sebagai berikut : a. Sumber Dana APBN (Dekonsentrasi) dengan 4 program : 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemensos. 2. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan. 3. Program Rehabilitasi Sosial 4. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial. b. Sumber Dana Tugas Pembantuan dengan 1 program : 1. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan. c. Sumber Dana APBD Prov. Kalsel dengan 6 program : 1. Program Sekretariat Sub Program Pemberdayaan kelembagaan sosial Sub Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Sub Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Sub Program Peningkatan Disiplin Aparatur Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 22

Sub Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Sub Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 2. Program Bidang Pemberdayaan Sosial Sub Program Pemberdayaan fakir miskin (FM), komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya. Sub Program Pemberdayaan kelembagaan sosial. 3. Program Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Sub Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesos Sub Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma Sub Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) 4. Program Bidang Bantuan Sosial Sub Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesos 5. Program Bidang Pemberdayaan Potensi dan Partisipasi Sosial Masyarakat. Sub Program Pemberdayaan kelembagaan sosial 6. Program Panti Sosial Sub Program Pelayanan dan rehabilitasi kesos B. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Rencana kinerja (Renja) merupakan dokumen perencanaan tahunan yang sifatnya lebih teknis dan operasional daripada Renstra. Komponen- Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 23

komponen yang terkandung di dalam renstra seperti visi, misi, tujuan dan sasaran serta program masih bersifat umum dan belum ditetapkan target-target yang hendak dicapai. Target-target yang hendak dicapai harus dijabarkan dalam Renja. Selanjutnya, Renja dikaitkan dengan Kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dijabarkan ke dalam usulan kegiatan-kegiatan teknis dan kegiatankegiatan administrasi umum. Usulan-usulan tersebut kemudian dievaluasi dari aspek anggarannya. Usulan-usulan kegiatan teknis dan administrasi umum yang mendapat alokasi anggaran kemudian digabungkan menjadi suatu Rencana Kinerja Tahunan. Rencana kinerja tahunan adalah suatu rencana kinerja yang telah tersedia anggarannya. Anggaran untuk membiayai kegiatan dalam rangka mencapai sasaran Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan pada dana APBD, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Komponen-komponen yang terkandung di dalam Renja Tahun 2013 meliputi sasaran strategis dan strategi untuk mencapai sasaran tersebut berupa Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun bersangkutan. Setiap sasaran strategis kemudian diuraikan lebih rinci ke dalam target indikator-indikator kinerja sasaran yang hendak dicapai. Demikian pula terhadap kegiatan, target-targetnya dirinci ke dalam indikator Input, Output, dan Outcome. Pada dasarnya Rencana Kinerja (Performance Plan) tahun 2013 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai oleh Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan selama tahun 2013. Target kinerja mempresentasikan nilai kualitatif yang harus dicapai selama tahun 2013 dari semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan maupun sasaran. Target kinerja untuk tingkat kegiatan yang didefinisikan dalam Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 24

Rencana Kinerja tahun 2013 dimaksudkan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas kegiatan. Target target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sesuai dengan penetapan kinerja Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Sosial dengan Gubernur Kalimantan Selatan. Dari 20 indikator sasaran yang ditetapkan pada rencana kinerja dan penetapan kinerja tahun 2013, sebanyak 19 rencana target indikator sasaran tercapai sesuai dengan target yang direncanakan. Dan 1 indikator sasaran kinerja yang tercapai melebihi target yang ditetapkan, yaitu pemulangan orang terlantar ke daerah asal yang ditetapkan sebanyak 300 orang, namun realisasinya sebanyak 552 orang (kelebihan 184 %). Ikhtisar target kinerja untuk masing-masing sasaran strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang hendak dicapai dalam tahun 2013 (APBD) adalah sebagai berikut : No Sasaran Indikator Sasaran Satuan Rencana 1 Meningkatkan kualitas penyusunan program dan rencana kerja pembangunan kesejahteraan sosial, dan penilaian jabatan fungsional pekerja sosial 2 Meningkatkan kemampuan dan kemauan keluarga fakir miskin, nilai keperintisan dan kepahlawanan, keluarga pahlawan nasional, komunitas adat terpencil dan meningkatkan kualitas penyuluhan sosial. 3 Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi bagi tuna sosial, korban penyalahgunaan napza, penyandang cacat. Dokumen usulan program Penilaian Jabatan Fungsional Pembinaan kepahlawanan Penyuluhan sosial. Petugas pendamping Penerima bantuan FM, KAT & PMKS Pendamping KUBE Keluarga Miskin yang menerima KUBE Pengasuh panti sosial Pemantapan vokasional korban napza Laporan Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 25 Org Makam Org Org KK Org KK Org. Org. 1 48 5 90 13 147 10 410 30 30

No Sasaran Indikator Sasaran Satuan Rencana 4 Meningkatnya kesiapsiagaan perangkat dan kesadaran, kemampuan serta tanggung jawab masyarakat dalam usaha pencegahan dan penanggulangan akibat bencana alam 5. Meningkatkan organisasi sosial masyarakat (Orsos), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), karang taruna (KT) Bantuan UEP untuk Gepeng Pemulangan gepeng ke daerah asal Pengiriman Paca mengikuti diklat Pelatihan keterampilan berusaha UEP anak terlantar/anak jalanan/anak cacat/anak nakal) Pembinaan Tagana dan Pengembalian orang terlantar (OT) Pemberdayaan TKSK Pemberdayaan KT Pemberdayaan PSM Pemberdayaan Orsos Org Org Org. Org. Org. Org Org Org Org Orsos 20 120 28 30 200 300 119 5 39 10 6. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi pembinaan fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, dan resosialisasi serta pembinaan lanjut bagi penyandang cacat netra, lanjut usia, anak terlantar, remaja putus sekolah dan wanita rawan sosial ekonomi yang berasal dari kabupaten/kota se Kalimantan Selatan. Terbinanya Penyandang cacat netra Terlayaninya Lanjut usia Terbinanya Anak terlantar putus sekolah Terbinanya Remaja putus sekolah Terbinanya Wanita rawan sosial ekonomi Org Org Org Org Org 70 170 100 250 130 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA SKPD A. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013. Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Sosial Provinsi Kalimanta Selatan Berdasarkan keputusan Gubernur Nomor 188.44/0549/KUM/2012 tentang Penyempurnaan Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Indikator Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan sosial masyarakat (Misi 2 RPJMD) No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Realisasi 2013 2012 2013 1. Persentase menurunnya Remaja keluarga Fakir Miskin Penyandang Masalah Sosial % 1.96 1.96 2,62 2. Persentase Jumlah rumah singgah/ % rumah panti dalam kondisi baik 6,9 8,89 11,49 3. Persentase penghuni panti sosial - yang puas dengan pelayanan panti 95 75,45 75,45 4. Persentasi lansia terlantar yang % dapat ditampung dipanti 0.56 0,56 0,56 5. Persentase fakir miskin % 0,47 0,47 0,71 penyandang cacat yang tertangani 6. Jumlah panti dengan sarana Panti 5 5 5 prasarana memenuhi standar 7. Persentase fakir miskin yang % 0,21 0,23 0,70 diberi bantuan 8. Persentase warga komunitas adat % 2,27 2,85 3,13 terpencil yang diberi bantuan 9. Persentase satuan petugas bencana yang terampil dan siap siaga menghadapi bencana % 23,20 23,20 23,20 10. Jumlah orang terlantar yang Org tertangani 300 422 552 11. Persentase korban napza yang % tertangani 4,64 6,35 7,96 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 27

Target Realisasi Realisasi No. Indikator Kinerja Satuan 2013 2012 2013 12. Jumlah Gepeng yang tertangani % 3,18 3,39 3,51 Adapun penjelasan dari capaian indikator kinerja Utama tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Persentase menurunnya Remaja keluarga Fakir Miskin Penyandang Masalah Sosial. Penurunan remaja keluarga miskin pada tahun 2013 sebanyak 11,49 %, terdapat peningkatan dari target yang ditetapkan sebanyak 1,96 %, dan terdapat peningkatan dari capaian tahun 2012 sebanyak 0,66 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa pelayanan sosial melalui luar panti dan dalam panti sebagai berikut : a. Luar Panti : Pelatihan keterampilan dan PBK bagi anak terlantar sebanyak 30 orang. b. Dalam Panti : 1) Pelayanan sosial bagi anak terlantar dalam panti sebanyak 100 orang. 2) Pelayanan sosial bagi remaja terlantar putus sekolah sebanyak 250 orang. 2. Persentase Jumlah rumah singgah/ rumah panti dalam kondisi baik. Presentase jumlah rumah singgah/rumah panti dalam kondisi baik pada tahun 2013 sebanyak 11,49 %, terdapat peningkatan dari target Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 28

yang ditetapkan sebanyak 6,9 % dan terdapat peningkatan dari capaian tahun 2012 sebanyak 2,6 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah pemberian bantuan bagi organisasi sosial melalui kegiatan pemberdayaan sosial bagi organisasi sosial sebanyak 10 orsos. 3. Persentase penghuni panti sosial yang puas dengan pelayanan panti Persentase jumlah panti sosial yang puas dengan pelayanan panti pada tahun 2013 75,45 belum mencapai target yang ditetapkan sebanyak 95, hal ini disebabkan karena : dari 5 (lima) panti sosial hanya 1 (satu) panti sosial yang sudah melakukan survei indek kepuasan masyaraka (PSBW Melati). Pelaksanaan survei juga tidak dapat dilaksanakan setiap tahun karena jumlah penerima pelayanan pada PSBW Melati sebanyak 100 orang/tahun, sedangkan sasaran survei IKM minimal 150 orang. 4. Persentase lansia terlantar yang dapat ditampung dipanti Persentase lanjut usia terlantar yang ditampung dipanti pada tahun 2013 sebanyak 0,56 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa pelayanan sosial dalam panti sebanyak 170 orang. 5. Persentase fakir miskin penyandang cacat yang tertangani Persentase fakir miskin penyandang cacat tahun 2013 sebanyak 0,71%, terdapat peningkatan dari target yang ditetapkan sebanyak 0,47%, dan terdapat peningkatan dari capaian tahun 2012 sebanyak 0,24 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa pelayanan sosial melalui luar panti dan dalam panti sebagai berikut : a. Luar Panti : Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 29

1) Pelatihan keterampilan bagi penyandang cacat di sebanyak 28 orang. 2) Pemenuhan kebutuhan dasar bagi penyandang cacat berat sebanyak 50 orang. b. Dalam Panti : Pelayanan sosial bagi penyandang cacat netra sebanyak 70 orang. 6. Jumlah panti dengan sarana prasarana memenuhi standar Persentase jumlah panti dengan sarana dan prasarana memenuhi standar tahun 2013 sebanyak 5 panti, sesuai dengan target yang ditetapkan sebanyak 5 panti. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa peningkatan sarana dan prasarana aparatur, yang terdiri dari : a. PSAA Budi Mulia. b. PSBR Budi Satria. c. PSBN Fajar Harapan. d. PSBW Melati. e. PSTW Budi Sejahtera. 7. Persentase Fakir Miskin yang diberi bantuan. Persentase fakir miskin yang diberi bantuan tahun 2013 sebanyak 0,70 %, terdapat peningkatan dari target yang ditetapkan sebanyak 0,49 %, dan terdapat peningkatan dari capaian kinerja tahun 2012 sebanyak 0,47 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa : a. Bimbingan keterampilan bagi keluarga fakir miskin, Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 30

b. Pemberian bantuan bahan stimulan usaha ekonomis produktif, dan c. Pendampingan. 8. Persentase warga komunitas adat terpencil yang diberi bantuan. Persentase warga komunitas adat terpencil yang diberi bantuan tahun 2013 sebanyak 3,31 %, terdapat peningkatan dari target yang ditetapkan sebanyak 2,27 %, dan terdapat peningkatan dari capaian dari tahun 2012 sebanyak 0,28 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa jaminan hidup pada Permberdayaan Tahun ke II dan ke III (Pemberdayaan Tahun ke I dari APBN). 9. Persentase satuan petugas bencana yang terampil dan siap siaga menghadapi bencana. Persentase satuan petugas bencana yang terampil dan siap siaga menghadapi bencana tahun 2013 sebanyak 23,20 %, sesuai dengan target yang ditetapkan sebanyak 23, 20 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa pemantapan bagi petugas bencana (Taruna Siaga Bencana) dan pemulangan orang terlantar ke daerah asal.. 10. Jumlah orang terlantar yang tertangani. Jumlah orang terlantar yang tertangani tahun 2013 sebanyak 522 orang, terdapat peningkatan dari target yang ditetapkan sebanyak 300 orang, dan terdapat peningkatan dari capaian dari tahun 2012 sebanyak 152 orang. Peningkatan orang terlantar disebabkan ada kecenderungan peningkatan penyandang masalah orang terlantar dengan berbagai Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 31

sebab/latar belakang permasalahan yang harus dikembalikan kedaerah asal sesuai dengan komitmen (petunjuk penanganan orang terlantar). 11. Persentase korban napza yang tertangani. Persentase korban napza yang tertangani tahun 2013 sebanyak 7,96 %, terdapat peningkatan dari target yang ditetapkan sebanyak 4,64%, dan terdapat peningkatan dari capaian dari tahun 2012 sebanyak 1,61 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa pendidikan dan pelatihan keterampilan berusaha bagi eks penyandang penyakit sosial (korban napza). 12. Jumlah Gepeng yang tertangani Persentase jumlah gepeng yang tertangani tahun 2013 sebanyak 3,51 %, terdapat peningkatan dari target yang ditetapkan sebanyak 0,33 %, dan terdapat peningkatan dari capaian dari tahun 2012 sebanyak 0,12 %. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa : a. Pelatihan dan bimbingan teknis. b. Bantuan stimulan usaha ekonomis produktif. Selanjutnya sebagaimana Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2013 Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan kegiatan untuk mencapai target/sasaran sebagai berikut : No. Program/Kegiatan Indikator Sasaran Target Capaian Kinerja Persentase Capaian I PEMBERDAYAAN FM, KAT, DAN PMKS LAINNYA 1 Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) Petugas dan Pendampingan Sosial Jumlah Petugas Pendamping KAT yang mendapat 13 13 100 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 32

No. Program/Kegiatan Indikator Sasaran Target Pemberdayaan Fakir Miskin 2 Pelatihan Keterampilan Berusaha Bagi Keluarga Miskin bantuan operasional (Orang) Jumlah warga KAT yg mendapat bantuan (KK) Jumlah Pendamping KUBE Fakir Miskin yang dilatih (orang) Jumlah Fakir Miskin yg diberi bantuan (KK) 3 Penyuluhan Sosial Jumlah Penyuluh Sosial yang mengikuti bimbingan (orang) II PELAYANAN DAN REHABILITASI KESOS 4 Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja bagi Anak Terlantar termasuk Anak Jalanan, Anak Cacat dan Anak Nakal 5 Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana dan Prasarana Rehab. Kesejahteraan Sosial bagi PMKS 6 Penanganan masalahmasalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa Jumlah Anak terlantar yg mengikuti pelatihan keterampilan dan Praktek Belajar Kerja (orang) Jumlah Pengasuh anak panti asuhan yang diberi pelatihan (orang) - Jumlah Tagana yg dibina dan - orang terlantar yang dikembalikan kedaerah asal (org) Capaian Kinerja Persentase Capaian 147 147 100 10 10 100 210 200 105 90 90 100 30 30 100 30 30 100 200 300 200 552 100 184 7. Penanganan Lanjut Usia Terlantar III PEMBINAAN PARA PENYANDANG CACAT & EKS. TRAUMA 8. Pendidikan dan Pelatihan bagi penyandang cacat dan trauma Jumlah Lansia Terlantar yang diberi bantuan (orang) Jumlah ODK yg mengikuti pelatihan Cibinong, RC Solo (Orang) Jumlah ODK yang menerima bantuan pemenuhan dasar 78 78 100 28 28 100 50 50 100 IV PEMBINAAN EKS. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 33

No. Program/Kegiatan Indikator Sasaran Target PENYANDANG PENYAKIT SOSIAL 9. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Berusaha bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial - Jumlah Eks Penyandang Penyakit Sosial (Napza) yang mengikuti pelatihan pemantapan vokasional (orang) - Jumlah gepeng yang diberi bimbingan dan modal UEP - Jumlah gepeng yang dikembalikan ke daerah asal 30 20 100 Capaian Kinerja 30 20 - Persentase Capaian 100 100 - V PEMBERDAYAAN KELEMB. SOSIAL 10 Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan 11 Pembinaan Perencanaan dan Pengendalian serta Sistem Informasi Kesos 12 Penilaian Jabatan Fungsional 13 Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKSK) Karang Taruna (KT) 14. Pemberdayaan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 15. Pemberdayaan Organisasi Sosial Jumlah Makam yang dipelihara (1 TMPN, 2 MPN, Taman Makam Bahagia, Taman Makam Syuhada Haji) Rakornis (Forum SKPD) Jumlah peksos yang dibina (orang) Jumlah TKSK Jumlah KT 5 Makam 5 Makam 100 1 dok 1 dok 100 34 34 100 119 5 119 5 100 100 Jumlah PSM 39 39 100 Jumlah Dunia Usaha 25 25 100 Jumlah Orsos 10 10 100 RUTIN VI. Pelayanan Administrasi Perkantoran Terpenuhi administrasi perkantoran 1 Thn 1 Thn 100 VII. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Terpenuhinya peningkatan sarana prasarana perkantoran 1 Thn 1 Thn 100 VII Peningkatan Disiplin Kineja pegawai non 1 Thn 1 Thn 100 Aparatur PNS meningkat IX. Peningkatan Kapasitas Kebutuhan pendidikan 1 Thn 1 Thn 100 Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 34

No. Program/Kegiatan Indikator Sasaran Target Sumber Daya Aparatur X. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan dan latihan pegawai terpenuhi Penyampaian laporan capaian kinerja dan ikhtisar SKPD terpenuhi Capaian Kinerja Persentase Capaian 1 Thn 1 Thn 100 UPTD I. Panti Sosial Bina Netra Fajar Harapan II. III. IV. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Panti Sosial Asuhan Anak Budi Mulia Panti Sosial Bina Remaja Budi Satria V. Panti Sosial Bina Wanita Melati Jumlah penyandang cacat netra yang diberi pelayanan sosial dalam panti Jumlah lanjut usia terlantar yang diberi pelayanan sosial dalam panti Jumlah remaja terlantar putus sekolah yang diberi pelayanan sosial dalam panti Jumlah anak terlantar yang diberi pelayanan sosial dalam panti Jumlah wanita rawan sosial ekonomi yang diberi pelayanan sosial dalam panti 70 70 100 170 170 100 100 100 100 250 250 100 130 130 100 Dari target sasaran yang ditatapkan di atas, sesuai dengan target sasaran dan alokasi anggaran yang direncanakan pada tahun 2013, dapat disampaikan Analisis Akuntabilitas Kinerja sebagai berikut : 3. Jumlah pendamping KAT (Komunitas Adat Terpencil) yang diberi bantuan operasional tahun 2013 sebanyak 10 orang sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 10 Orang. 4. Jumlah warga komunitas adat terpencil penerima bantuan sosial tahun 2013 sebanyak 147 KK, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 147 KK. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 35

5. Jumlah fakir miskin penerima bantuan sosial (UEP/KUBE) tahun 2013 sebanyak 210 KK, dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 bertambah 200 KK menjadi 410 KK. 6. Jumlah pendamping KUBE Fakir Miskin yang dilatih tahun 2013 sebanyak 10 orang, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 10 orang. 7. Jumlah penyuluh yang mengikuti bimbingan tahun 2013 sebanyak 90 orang, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 90 orang. 8. Jumlah makam pahlawan yang dipelihara dan direhabilitasi tahun 2013 sebanyak 5 makam yang terdiri dari Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Bumi Kencana, Taman Makam Pahlawan Brigjen. Hasan Basri, Taman Malam Pahlawan Pangeran Antasari, Taman Makam Bahagia dan Taman Makam Syuhada Haji), sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 5 makam. 9. Jumlah anak terlantar yang mengikuti pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja tahun 2013 sebanyak 30 orang sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 30 org. 10. Jumlah pengasuh panti asuhan anak yang dilatih pada tahun 2013 sebanyak 30 orang, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 30 orang. 11. Jumlah korban napza yang diberi bimbingan pemantapan vokasional tahun 2013 sebanyak 30 orang, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 30 orang, 12. Jumlah gelandangan dan pengemis yang diberi bimbingan dan modal UEP (Usaha Ekonomis Produktif) tahun 2013 sebanyak 20 orang, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 20 orang, dan gepeng yang Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 36

dikembalikan ke daerah asal dari 100 orang yang ditetapkan tidak direalisasikan karena tidak ada usulan dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota untuk mengembalikan gepeng ke luar daerah (daerah asal). 13. Jumlah tagana yang dibina pada tahun 2013 sebanyak 200 orang, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 200 orang. 14. Jumlah orang terlantar yang dikembalikan ke daearah asal tahun 2013 sebanyak 552 orang, sedangkan target yang ditetapkan dalam rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 300 oang, terdapat kelebihan target 252 orang (184 %). 15. Jumlah penyandang cacat yang mengikuti pelatihan di Solo/Cibinong pada tahun 2013 sebanyak 20 orang, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 20 orang. 16. Jumlah Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKSK) dan Karang Taruna tahun 2013 yang diberi bantuan sosial sebanyak 119 TKSK dan 5 KT, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 119 TKSK dan 5 KT. 17. Jumlah Pemberdayaan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Dunia Usaha tahun 2013 yang diberi bantuan sosial sebanyak 39 PSM dan 25 Dunia Usaha, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 39 PSM dan 25 Dunia Usaha. 18. Jumlah Pemberdayaan Organisasi Sosial tahun 2013 yang diberi bantuan sosial sebanyak 10 Orsos, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 10 Orsos. 19. Jumlah pekerja sosial fungsional yang dibina tahun 2013 sebanyak 48 orang, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 sebanyak 48 orang. 20. Terpenuhinya administrasi perkantoran selama 1 tahun, sesuai dengan target yang ditetapkan pada rencana kinerja tahun 2013 selama 1 tahun. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Page 37