HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PUTHUT SANTASA 11500040 Drs. Fadjeri, M.Pd Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini mengambil Populasi kelas XI di SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo sebanyak 199 siswa, dari jumlah populasi tersebut dipilih sebagai sampel sejumlah 40 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionale random sampling. Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian sebenarnanya, terlebih dahulu diuji cobakan, adapun sampel uji cobanya sejumlah 40 siswa, sampel ini diambil dari luar sampel penelitian yang sebenarnya. Teknik pengumpilan data menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunkan rumus Product Moment. Dari hasil analisis data diperoleh nilai r xy= 0,650 nilai ini dikonsultasikan dengan nilai r pada tabel korelasi Product Moment dengan N= 40 baik taraf signifikan 5% dan taraf signifikan 1% ternyata r empiris lebih besar daripada r tabel (0,312 < 0,650 > 0,403). Dengan demikian hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan interaksi social pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Weru Sukoharjoada Tahun Pelajaran 2014/2015 diterima kebenarannya baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Hasil penelitian ini dapat di jelaskan bahwa interaksi social siswa disekolah salah satunya dipengaruhi konsep diri.. Bahwa siswa yang mempunyai konsep diri yang baik akan berpengaruh positif pada interaksi sosial siswa di sekolah. Kata Kunci : Konsep Diri, Interaksi Sosial 1
2 PENDAHULUAN Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di kemudian hari. Menurut Fitts (dalam Hendrianti, 2009 : 138) Konsep diri adalah aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut brooks (dalam Rakhmat, 2004 : 99) Konsep diri disini dimengerti sebagai pandangan atau persepsi individu terhadap dirinya, baik bersifat fisik, sosial, maupun psikologis, dimana pandangan ini diperolehnya dari pengalaman berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai arti penting dalam hidupnya. Menurut Djaali (2008 : 129-130) konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Disamping sebagai makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedang sebagai makhluk sosial manusia mempunyai motif untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. Menurut Jalaludin Rakhmat (2004: 14) mengatakan bahwa Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Menurut Sardiman (2007: 5) bahwa pada hakekatnya merupakan makhluk individu dan sosial yang hidupnya ditandai dengan saling interaksi.
3 Menurut Muhammad Ali (2009: 87) interaksi adalah sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau berkomunikasi satu sama lain. Masalah yang terjadi di SMA N 1 Weru Sukoharjo ada beberapa siswa yang memiliki konsep diri negatife seperti kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri. Bersikap berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan. Siswa cenderung merasa tidak disukai orang lain. Siswa suka melakukan kritik negative secara berlebihan terhadap orang lain. Dengan konsep diri yang negatife siswa juga mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan social. Siswa merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang lain. Tanpa adanya interaksi sosial di sekolah maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Interaksi sosial dapat di ajarkan kepada peserta didik melalui proses sosialisasi, Guru di sekolah bertindak sebagai agen sosialisasi untuk menanamkan interaksi sosial kepada peserta didik, karena tugas guru di sekolah bukan hanya mengajar tapi juga mendidik peserta didik untuk memiliki interaksi social yang baik di sekolah. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan meningkatkan interaksi sosial pada peserta didik. Agar proses belajar mengajar dapat terlaksana secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ada hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015.
4 METODE PENELITIAN eksperimen. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kuantitatif Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Sugiyono, 2012: 119). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 199 siswa. Menurut Sugiyono (2012 : 120) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena terlalu banyaknya populasi yang ada dalam penelitian ini maka hanya diambil sebagian populasi untuk dijadikan sampel yaitu 40 orang sebagai sampel dari populasi tersebut. Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. (Sugiyono 2012 : 121). Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan cara proporsional random sampling yaitu mengambil acak sampel dari populasi kelas X1 SMA Negeri Weru Sukoharjo. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yakni : 1). Variabel bebas atau independent variable adalah Konsep Diri 2). Variabel terikat atau dependent variable adalah Interaksi Sosial. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Pengujian instrument dilakukan dengan mengggunakan rumus variabel item dengan rumus Suharsimi Arikunto, 2006: 178. Sedangkan untuk menguji reliabilitas butir soal menggunakan rumus product moment kemudian dimasukan dalam rumus Sperman-Brown: 2r r₁₁ = (1 r 1 1 2 2 1 1 2 2. (Suharsimi Arikunto, 2005: 93). ) (Suharsimi Arikunto, 2006: 170). yang Dengan hasil perhitungan analisis reliabilitas untuk angket konsep diri siswa diperoleh nilai r 11 = 0,9337,sedangkan untuk angket interaksi sosial siswa diperoleh nilai r 11 = 0,8953, Kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. Karena kedua nilai r 11 > r tabel maka dapat dikatakan bahwa kedua angket tersebut reliabel.
5 Teknik anlisis data menggunakan rumus product moment (Suharsimi Arikunto, 2006: 170). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Hasil Angket Konsep Diri (X) Hasil Penyebaran angket konsep diri yang disampaikan kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 diperoleh nilai tertinggi 139 dan nilai terendah 101. Adapun dari analisis data diperoleh nila mean = 122,32, median = 122,25, modus = 122,11, dan standar deviasi = 7,168. Selanjutnya data hasil angket konsep diri tersebut dapat digambarkan dalam tabel 1 frekuensi sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Hasil Angket Konsep Diri Nilai f X fx 137-145 2 141 282 128-136 4 132 528 119-127 24 123 2952 110-118 9 114 1026 101-109 1 105 105 Jumlah 40 4893
6 Selanjutnya data hasil angket konsep diri dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut : Gambar 2. Grafik Histogram dan Poligon Hasil Angket Konsep Diri 2. Deskripsi Data Hasil Angket Interaksi Sosial ( Y ) Hasil Penyebaran angket interaksi sosial yang disampaikan kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 interaksi sosial diperoleh nilai tertinggi 137 dan nilai terendah 105. Adapun dari analisis data diperoleh nila mean = 118,85, median = 117,99, modus = 116,27, dan standar deviasi = 7,97. Selanjutnya data hasil angket interaksi sosial tersebut dapat digambarkan dalam tabel 2 frekuensi sebagai berikut :
7 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Angket Interaksi Sosial Nilai f X fx 133-139 4 136 544 126-132 2 129 258 119-125 13 122 1586 112-118 14 115 1610 105-111 7 108 756 Jumlah 40 4759 Selanjutnya data hasil angket interaksi sosial dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon sebagai berikut : Gambar 3. : Grafik Histogram dan Poligon Hasil Angket Interaksi Sosial
8 B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yaitu antara variabel konsep diri dengan interaksi sosial siswa dianalisis dengan rumus product moment diperoleh nilai r yaitu sebesar 0,650. Selanjutnya nilai r hitung tersebut bisa dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 40 dan taraf signifikansi 5% dan 1% yaitu 0,312 (5%) dan 0,403 (1%). Ternyata hasil analisis yaitu 0,312 (5%) < 0,650 > 0,403 (1%). Dari hasil pengujian hipotesis di atas ternyata hipotesis yang menyatakan bahwa Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial siswa kelas XI SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo Tahun Ajaran 2014 / 2015 diterima kebenaranya. Hasil analisis tersebut dapat di jelaskan bahwa interaksi sosial siswa disekolah salah satunya dipengaruhi konsep diri. Konsep diri merupakan pandangan atau gambaran diri siswa baik yang bersifat fisik, psikis atau sosial. Dengan konsep diri yang baik maka akan berpengaruh pada perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan di sekolah, ketika konsep diri siswa positif maka siswa akan mempunyai rasa kepercayaan diri yang tinggi, siswa bisa berperilaku taat dan patuh terhadap peraturan dan norma yang berlaku. Sedangkan jika siswa mempunyai konsep diri yang negatif akan mempunyai sikap rasa rendah diri, akan membuat siswa mendapatkan masalah-masalah dan kesulitan untuk menaati dan mematuhi terhadap peraturan dan norma yang berlaku. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai konsep diri yang baik akan berpengaruh pada interaksi sosial siswa di sekolah.
9 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Analisis data secara statistik tentang hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial siswa kelas XI SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 diperoleh r hitung sebesar 0,650. Selanjutnya nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 40 dalam taraf signifikansi 5% dan 1%. Ternyata hasilnya sebagai berikut : 0,312 (5%) < 0,650 > 0,403 (1%).. Dengan demikian hipotesis kerja yang menyatakan bahwa Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan Interaksi Sosial siswa kelas XI SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015 diterima kebenaranya baik pada taraf signifikansi 5% dan 1%. B. Saran Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kepada Siswa Hendaknya Siswa dapat menjadikan acuan bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi interaksi sosial siswa, jika siswa memiliki konsep diri yang baik maka akan berpengaruh kepada perilaku interaksi sosial siswa disekolah. 2. Kepada Guru Hendaknya bagi pendidik agar dapat memberikan arahan, petunjuk dan contoh bagi siswa-siwa dalam berperilaku interaksi sosial khususnya interaksi sosial didalam lingkungan sekolah.
10 3. Kepada Orang Tua Diharapkan agar orang tua atau wali murid dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada anak-anaknya mengenai konsep diri yang baik karena orang tua termasuk salah satu pemberi pengaruh dalam pembentukan konsep diri anak selain itu orang tua juga diharapkan pemberian pengertian interaksi sosial yang baik agar anak-anaknya terbiasa hidup dalam interaksi sosial baik di sekolah atau diluar sekolah.
11 DAFTAR PUSTAKA Djaali. 2008. psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hendriati. 2009. psikologi perkembangan. Bandung: PT. Refika Aditama. Jalaluddin Rakhmat. 2004. psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhammad Ali dan Muhammad Asrori. 2014. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. PT Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung. ALFABETA. CV. Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.