BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

dokumen-dokumen yang mirip
KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/103/KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

WALIKOTA PROBOLINGGO

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/9 /KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GUDANG

ANALISIS DAN SINTESIS

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 4 /KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PENGAMBILAN AIR TANAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

SISTEMATIKA DOKUMEN RENCANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN AIR TANAH

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

JENIS DAN KOMPONEN SPALD

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Jarak tangki septik ke sumber air bersih 10 m, ke bangunan 1,5 m. Ada bidang resapan. Ada jaringan pipa air limbah.

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL

Perihal : Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan Baru Melalui Kepala Badan Penanaman Modal. Agama/Kewarganegaraan Alamat/No.Telp.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

HASIL PENELITIAN EVALUASI KINERJA SISTEM DRAINASE DI WILAYAH PUSAT KOTA AMURANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT

RINGKASAN EKSEKUTIF KOTA BONTANG DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PAPARAN PEMBANGUNAN SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI TAHUN PROVINSI DKI JAKARTA

BUKU I RINGKASAN EKSEKUTIF INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA BLITAR TAHUN 2016

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) PEMBANGUNAN PERUMAHAN OLEH PT. ASABA JAYA GEMILANG

Transkripsi:

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN 3.1 yang Ditimbulkan Tabel 3.1 yang Ditimbulkan N SUMBER JENIS DAMPAK O DAMPAK I Tahap Pra Konstruksi 1. pengurusan a. Pengharapan perijinan Penduduk b. Keresahan Masyarakat II Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi dan Peningkatan peluang Perekrutan kerja dan usaha baru Tenaga Kerja 2. Mobilisasi Alat Penurunan kualitas dan Bahan udara Peningkatan intensitas kebisingan Gangguan arus lalu lintas Kerusakan Jalan: Akibat lalu lintas kendaraan yang keluar masuk proyek Pengotoran jalan 3 Penyiapan dan Penurunan kualitas Pematangan udara Lahan Peningkatan intensitas kebisingan III - 1 BESAR DAMPAK Sejumlah warga di Kelurahan Sukaasih Khususnya warga sekitar lokasi kegiatan. Jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 40% - 50 % dari tenaga total kebutuhan pekerja dengan mayoritas tenaga kerja kasar berasal dari Kelurahan Sukaasih Radius ± 100 m dari rencana lokasi kegiatan Intensitas kebisingan yang terjadi bisa mencapai 80-90 dba pada jarak 15,2 m (Canter, 1977 Jumlah kendaraan untuk pengangkutan alat dan bahan (material bangunan ini 5-8 kendaraan perhari Jumlah kendaraaan yang keluar masuk proyek yang didominasi truktruk dengan ritasi 5-8 kali perhari Jalan yang akan menjadi kotor diperkirakan sepanjang 100 meter dari lokasi proyek pembangunan Sebaran debu lokal diperkirakan sekitar 75 meter dari lokasi pembangunan Intensitas kebisingan yang terjadi bisa mencapai 80-90 dba pada jarak

N O DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN SUMBER DAMPAK 3. Pembangunan Sarana, Prasarana Penunjang dan taman JENIS DAMPAK Pengotoran jalan Peningkatan Debit Air Larian (Run Off Penurunan Kualitas Air Permukaan Penurunan kualitas udara Peningkatan intensitas kebisingan Peningkatan debit air larian (run off Potensi kebakaran III Tahap Pasca Konstruksi (Operasional 1. Kegiatan Penurunan Kualitas Operasional Udara Peningkatan intensitas kebisingan Gangguan arus lalu lintas Gangguan kebersihan dan estetika lingkungan Peningkatan debit air larian (run off Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Air Tanah Peluang Kerja / Usaha Baru BESAR DAMPAK 15,2 m (Canter, 1977 Jalan yang akan menjadi kotor diperkirakan sepanjang 100 meter dari lokasi proyek pembangunan Peningkatan debit air larian sebesar 11,59 m 3 /hari Debit air larian yang dapat meningkatkan konsentrasi kekeruhan dan zat padat tersuspensi (TSS sebesar 25,73 m 3 /hr Sebaran debu lokal diperkirakan sekitar 75 meter dari lokasi pembangunan Intensitas kebisingan yang terjadi bisa mencapai 80-90 dba pada jarak 15,2 m (Canter, 1977 Peningkatan debit air larian sebesar 11,59 m 3 /hari Kategori bahaya kebakaran ringan (berdasarkan Peraturan Daerah Kota Nomor 12 Tahun 2012 Sebaran gas dan debu yang berasal dari kendaraan berupa CO, NOX, SO2, HC, selain itu teremisi pula debu dan Pb. Intensitas kebisingan yang terjadi bisa mencapai 73-95 dba pada jarak 15,24 m (Canter, 1977 V/C = 0,77 (D Jumlah timbulan limbah padat sebesar 1,85 m 3 / hari Peningkatan debit air larian sebesar 11,59 m 3 /hari Jumlah air limbah domestik sebesar 93,61 m 3 /hari Tumbuhnya kegiatan perekonomian disekitar lokasi Sukaasih. III - 2

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN 3.2 Upaya Hidup dan Hidup 3.2.1.Tahap Pra Konstruksi 1 Pengharapan dan Keresahan Penduduk a. Sumber Sumber dampak dari keresahan dan pengharapan penduduk berasal dari kegiatan pengurusan perizinan dan pembebasan lahan. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Menginformasikan dengan jelas (sosialisasi kepada masyarakat (Kelurahan Sukaasih Khususnya warga sekitar lokasi kegiatan pembangunan mengenai rencana kegiatan pembangunan. Membuat pernyataan persetujuan warga (ijin tetangga dilakukan satu kali sebelum tahap c. Tindakan Darurat Segera berkoordinasi dengan aparat kewilayahan setempat d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Memantau pelaksanaan sosialisasi rencana kegiatan pembangunan kepada masyarakat sekitar Memastikan adanya surat izin dari tetangga yang diketahui oleh pemerintahan setempat (RT, RW, Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler dilakukan satu kali sebelum tahap e. Pengelola dan Hidup - Perkasa dan Kontraktor - Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler - 3.2.1.Tahap Konstruksi 1 Terbukanya Peluang Kerja a. Sumber Sumber dampak terbukanya peluang kerja berasal dari perekrutan tenaga kerja untuk kebutuhan Hotel Amaris. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Tenaga kerja proyek diprioritaskan berasal dari Kelurahan Sukaasih Khusunya Warga sekitar lokasi pembangunan. Mendorong dan mensyaratkan pada kontraktor untuk memanfaatkan tenaga kerja non-skill setempat secara maksimal sesuai kebutuhan III - 3

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN dilakukan satu kali sesuai dengan kebutuhan c. Tindakan Darurat Melakukan dialog dan perekutan tenaga kerja lokal d. Upaya Hidup (bentuk, lokasi, periode Pendataan warga masyarakat setempat (Kelurahan Sukaasih yang bekerja pada proyek pembangunan tahap e. Pengelola dan Hidup - Perkasa dan Kontraktor - Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler - 2 Penurunan Kualitas Udara Ambien a. Sumber Sumber dampak penurunan kualitas udara berasal dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan, penyiapan dan pematangan lahan. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material misalnya tidak melebihi 20 km/jam saat memasuki lokasi kegiatan Penutupan bak truk pengangkut alat dan material dengan plastik atau kain sehingga tidak terjadi penambahan debu dari material yang dibawa karena tertiup angin Membuat pagar pembatas/ pengaman di lokasi tapak yang cukup tinggi supaya sebaran debu akibat kegiatan dapat diminimalisir Melakukan penyiraman dengan air, khusus pada pekerjaan perataan dan pematangan lahan yang dilakukan pada musim kemarau atau pada kondisi tanahnya kering Melengkapi pekerja proyek dengan alat pelindung diri seperti masker dilakukan setiap hari selama tahap, kecuali untuk pembuatan pagar pengaman dilakukan satu kali c. Tindakan Darurat Menghentikan sementara waktu kegiatan d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengambilan sampel udara di lapangan (outdoor di tapak proyek dengan menggunakan metode dan peralatan III - 4

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN standar sampling udara, selanjutnya dianalisa di laboratorium rujukan yang terakreditasi dilakukan setiap 6 bulan sekali selama tahap e. Pengelola dan Hidup - Perkasa, Kontraktor dan Laboratorium yang terakreditasi - - 3 Peningkatan Intensitas Kebisingan a. Sumber Sumber dampak peningkatan intensitas kebisingan berasal dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan, penyiapan dan pematangan lahan, pembangunan, prasarana, sarana, dan utilitas. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Membuat pagar pembatas (barrier di lokasi tapak proyek yang cukup tinggi supaya dampak kebisingan tidak menyebar. Pengaturan/ penjadwalan alat-alat berat yang akan digunakan sedemikian rupa sehingga tidak semua alat berat digunakan secara bersamaan dan atau pembatasan tahun buatan dari alat-alat berat yang digunakan. Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material misalnya tidak melebihi 20 km/jam saat memasuki lokasi tapak proyek. Pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dilakukan pada siang hari, sehingga penduduk pada malam hari dapat beristirahat dengan tenang tanpa terganggu bising. dilakukan setiap hari selama tahap, kecuali untuk pembuatan pagar pengaman dilakukan satu kali c. Tindakan Darurat Segera melakukan pembersihan material, di lokasi tapak proyek d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengukuran langsung tingkat kebisingan di lapangan dengan menggunakan alat Sound Level Meter III - 5

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN e. Pengelola dan Hidup - Perkasa, Kontraktor dan Laboratorium yang terakreditasi - - 4 Gangguan Arus Lalu Lintas a. Sumber Sumber dampak gangguan arus lalu lintas berasal dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Penempatkan petugas pengatur lalu lintas yang mengendalikan kendaraan keluar-masuk lokasi proyek, dengan prinsip dasar pengaturan tetap mengutamakan kelancaran di Jalan Peta Memastikan setiap kendaraan pengangkut melaksanakan standar aman pengangkutan, sehingga peralatan/ material yang diangkut tidak membahayakan dan mengganggu arus lalu lintas di Jalan Peta dilakukan setiap hari, terutama pada saat mobilisasi alat dan material c. Tindakan Darurat Segera berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengamatan secara langsung di lapangan terhadap kemacetan lalu lintas pada ruas Jalan Peta, terutama di sekitar jalan masuk menuju lokasi tapak proyek dilakukan setiap hari e. Pengelola dan Hidup - Perkasa dan Kontraktor - Dinas Perhubungan Kota - 5 Kerusakan dan Pengotoran Jalan a. Sumber Sumber dampak kerusakan dan pengotoran jalan berasal dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan, penyiapan dan pematangan lahan. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Memperhatikan tonase jalan melalui koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota III - 6

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN Berpartisipasi dalam kegiatan rehabilitasi jalan menuju lokasi kegiatan apabila kondisinya telah menunjukkan kerusakan melalui koordinasi dengan aparat pemerintahan setempat (Kelurahan Sukaasih Menutup bak kendaraan pengangkut material dan bahan dengan terpal plastik atau kain agar material tidak tercecer dijalan Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material misalnya tidak melebihi 20 km/jam saat memasuki lokasi tapak proyek. Membersihkan ban kendaraan pengangkut material dan bahan sebelum keluar dari area tapak proyek, terutama ketika musim hujan Segera membersihkan material (tanah yang tercecer di jalan untuk pembersihan ceceran tanah/ material dilakukan setiap hari selama kegiatan mobilisasi material dan bahan. c. Tindakan Darurat Menghentikan sementara waktu kegiatan d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengamatan secara visual terhadap kerusakan jalan dan pengotoran jalan dilakukan satu kali pada saat tahap berakhir, serta setiap 1 (satu minggu sekali untuk dampak pengotoran jalan e. Pengelola dan Hidup - Perkasa dan Kontraktor - Dinas Perhubungan Kota -. 6 Peningkatan Debit Air Larian (Run Off a. Sumber Sumber dampak peningkatan debit air larian (run off berasal dari kegiatan penyiapan dan pematangan lahan, pembangunan, prasarana, sarana, dan utilitas b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pembuatan saluran drainase darurat (nya berupa saluran yang dengan perkerasan tanah dengan dimensi, lebar : 1 m dan tinggi : 0, 5 m sebelum, saluran drainase/ badan air terdekat Penataan saluran drainase III - 7 pada awal kegiatan yang disalurkan ke

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN Mengoptimalisasikan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH dengan pohon pohon besar yang memiliki daya resap air tinggi, seperti Angsana, tanaman buah-buahan, dll untuk pembuatan saluran drainase darurat dan penanaman pohon dilakukan satu kali atau sesuai dengan kebutuhan (saat terjadi genangan air c. Tindakan Darurat Sesegera mungkin melakukan pengurasan genangan air pada lokasi proyek d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengamatan langsung dilapangan terhadap genangan air, serta pengecekan kelancaran aliran saluran drainase sementara/ darurat dilakukan setiap hari pada musim hujan dan setiap minggu pada musim kemarau selama tahap e. Pengelola dan Hidup - Perkasa dan Kontraktor - Dinas PU Pengairan Bina Marga Kota - 7 Penurunan Kualitas Air Permukaan a. Sumber Sumber dampak penurunan kualitas air permukaan berasal dari kegiatan penyiapan dan pematangan lahan. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Membuat saluran drainase darurat dan penataan air limpasan (saluran drainase darurat di lokasi kegiatan sehingga dapat mengurangi kecepatan aliran air permukaan yang masuk ke saluran drainase sampai badan air penerima Memindahkan tanah bekas galian secepatnya Penanaman vegetasi penutup lahan di di area-area terbuka lokasi tapak proyek yang dapat menahan laju aliran air permukaan dan mengurangi aliran air yang membawa partikel tanah/ sedimen III - 8

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN Membuat bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel tanah yang terbawa aliran sebelum dialirkan ke air permukaan untuk penataan air larian dilakukan setiap hari dan untuk pembuatan bak sedimentasi dilakukan satu kali c. Tindakan Darurat Pembuatan bak sedimentasi sementara untuk menahan akumulasi sedimen sebelum dialirkan pada BAP d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengambilan sampel di BAP, dan pengamatan di Saluran drainase darurat, serta bak sedimentasi dilakukan setiap 1 bulan sekali e. Pengelola dan Hidup - Perkasa dan Kontraktor - - 3.2.1.Tahap Pasca Konstruksi (Operasional 1 Penurunan Kualitas Udara a. Sumber Sumber dampak terhadap penurunan kualitas udara berasal dari aktivitas kendaraan yang keluar masuk. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Melakukan penyiraman dengan air, khusus pada musim kemarau; Pembatasan kecepatan kendaraan yang keluar masuk lokasi kegiatan; Penambahan Ruang Terbuka di sekitar lokasi kegiatan Hotel Amaris c. Tindakan Darurat Tindakan darurat ialah dengan menghentikan sumber pencemar sementara waktu. d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengambilan sampel debu di lapangan dengan menggunakan pompa debu jenis High Volume Sampler dan filter debu jenis TPM (Total Particulate Meter. Selanjutnya dianalisa di laboratorium menggunakan metode gravimetri. Pengukuran udara ambient penentuan titik samplingnya pada prinsipnya III - 9

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN berdasarkan daerah yang mewakili yang telah memenuhi persyaratkan yang ditetepkan dengan mempertimbangkan faktor meteorologi (arah dan kecepatan angin, faktor geografi seperti topografi dan tata guna lahan, waktu pengukuran udara ambient karena adalah 1 jam (sesuai dengan SNI 19-7119.6-2005 tentang penentuan lokasi pengambilan contoh uji kualitas udara ambien. e. Pengelola dan Hidup - Perkasa, dan Laboratorium yang terakreditasi - - 2 Peningkatan Intensitas Kebisingan a. Sumber Kegiatan penyebab dampak yaitu kebisingan yang bersumber dari aktivitas kendaraan yang keluar masuk lokasi kegiatan. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pembatasan kecepatan kendaraan saat memasuki lokasi kegiatan; Penanaman berbagai jenis tanaman dan pepohonan di lingkungan sekitar dan sehingga dapat mereduksi kebisingan. c. Tindakan Darurat Penghentian kegiatan yang menghasilkan kebisingan untuk sementara waktu d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengukuran secara langsung tingkat kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter pada interval waktu tertentu kemudian hasil pengukuran tersebut dirata-ratakan sehingga memperoleh nilai kebisingan. e. Pengelola dan Hidup - Perkasa, dan Laboratorium yang terakreditasi - - 3 Gangguan Arus Lalu Lintas a. Sumber Sumber peningkatan volume lalu lintas bersumber dari aktivitas keluar masuk kendaraan pengelola/ karyawan III - 10

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN maupun pengunjung, terutama pada jam kerja. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Menetapkan radius tikungan pintu keluar masuk Hotel Amaris minimal 10 meter di akses keluar-masuk Hotel Amaris menuju Jalan Peta. Pada akses keluar-masuk menuju Jalan Peta. dibuat lajur percepatan dan perlambatan. Panjang lajur percepatan dan lajur perlambatan minimal 15 meter Membangun trotoar di sekitar akses dengan lebar minimal 0,6 meter sebagai fasilitas keselamatan pejalan kaki, sepanjang lebar memanjang Memperhatikan dan berpartisipasi dalam penataan, pemeliharaan, maupun pembangunan Jalan Peta. c. Tindakan Darurat Melakukan pembatasan dan pengaturan kendaraan yang masuk ke dan segera kontak dengan Polantas/ Dinas Perhubungan Kota d. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Pengamatan terhadap pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas, dan melakukan survey lalu lintas jika sudah beroperasi meskipun belum 100% e. Pengelola dan Hidup - Perkasa. - Dinas Perhubungan Kota - 4 Gangguan estetika dan kebersihan lingkungan a. Sumber dampak Sumber dampak gangguan estetika dan kebersihan lingkungan berasal dari kegiatan operasional berupa sampah domestik. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Mengelola sampah domestik dengan sistem pemilahan melalui penyediaan tong sampah terpilah pada setiap Ruangan disekitar lokasi c. Tindakan Darurat Segera mengnontak PD.Kebersihan Kota Untuk segera melakukan pengangkutan sampah d. Upaya Hidup (, Lokasi, dan Periode III - 11

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN pembuatan tong sampah terpilah, serta pemantauan pemeliharaannya pembangunan TPSS, serta pemantauan pemeliharaannya. e. Pengelola dan Hidup - Perkasa. - PD. Kebersihan Kota - 5 Peningkatan Debit Air Larian (run off a. Sumber dampak Sumber dampak peningkatan air larian (run off berasal dari lahan yang diperkeras untuk bangunan Hotel Amaris, sarana, prasarana Penunjang dan Taman. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Penanaman vegetasi penutup lahan di tamantaman/prasarana umum, di jalur hijau, di area-area terbuka, sehingga dapat meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah. Pembuatan Sumur Resapan Dangkal dan Lubang Resapan Biopori (LRB Sosialisasi mengenai Sumur Resapan Dangkal dan LRB kepada Karyawan Pemeliharaan Sumur Resapan Dangkal dan LRB c. Tindakan Darurat Segara melakukan pembersihan saluran dari sumbatan dan perbaikan saluran yang rusak d. Upaya Hidup (, Lokasi, dan Periode pertumbuhan tanaman vegetasi. pembuatan lubang resapan biopori, serta pemantauan pemeliharaannya. e. Pengelola dan Hidup - Perkasa. - Dinas PU Bina Marga Kota - 6 Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Air Tanah a. Sumber dampak III - 12

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN Sumber dampak penurunan kualitas air permukaan adalah akibat pembuangan limbah cair dari aktivitas operasional Hotel Amaris yang sudah dibangun dan sarana penunjangnya sedangkan dampak pada penurunan muka air tanah diakibatkan oleh pemanfaatan dan penggunaan air tanah yang terus-menerus. b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode Air limbah dari MCK Karyawan dan Pengunjung di bagi menjadi 2 (Dua yaitu Black Water dan Grey Water. Untuk Air limbah dari MCK salurkan ke STP/WTP dan untuk pembuangan air limbah ke riool kota harus berkoordiasi dengan intansi terkait. agar hasil dari pembuangan air limbah tidak mencemari lingkungan sekitar. Memisahkan saluran air hujan dan air kotor (Grey Water Pemeliharaan dan pengecekan saluran drainase, saluran sampai dengan BAP terdekat sehingga tidak terjadi genangan. c. Tindakan Darurat Kontak segera Jasa Penyedot Septik tank d. Upaya Hidup (, Lokasi, dan Periode dilakukan dengan cara pengambilan sampel air di lapangan dan analisa di laboratorium, selanjutnya hasil dibandingkan dengan Baku Mutu yang ditetapkan. Adapun parameter yang harus dipantau adalah parameter yang melebihi baku mutu. e. Pengelola dan Hidup - Perkasa. - PDAM Air Kotor Kota dan - 7 Peluang Kerja/Usaha Baru a. Sumber dampak yang terjadi terhadap peluang kerja dan peluang berusaha diakibatkan adanya aktivitas/ operasional Hotel Amaris b. Upaya Hidup (, Lokasi, Periode III - 13

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN Mengutamakan masyarakat sekitar/penduduk asli untuk mengisi peluang kerja/usaha yang ada di lingkungan Hotel Amaris; Menjaga keharmonisan hubungan antara penduduk asli dengan karyawan dan selalu bekerjasama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan; c. Tindakan Darurat Segera berkoordinasi dengan aparat kewilayahan setempat, tokoh masyarakat (RT/RW dan yang lainnya d. Upaya Hidup (, Lokasi, dan Periode dilakukan dengan cara mendata penduduk yang bekerja di. e. Pengelola dan Hidup - Perkasa. - Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler - III - 14

I 3.3 Matrik Upaya dan Hidup Sumber Jenis Tabel 3.2 Matrik Upaya Pengelola dan Hidup Besaran Upaya Lokasi Periode Upaya Lokasi Periode Pengelola dan Hidup (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 Tahap Pra Konstruksi 1. Pengurusan Perizinan dan Pembebasan Lahan Keresahan dan Pengharapan penduduk II Tahap Pra Konstruksi 1. Mobilisasi dan Perekrutan Tenaga Kerja Terbukanya Peluang Kerja Sejumlah warga Kelurahan Sukaasih khusunya warga sekitar lokasi kegiatan pembangunan Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 40%-50% dari total kebutuhan tenaga kerja - Menginformasika n dengan jelas (sosialisasi kepada masyarakat mengenai kegiatan pembangunan - Membuat pernyataan persetujuan warga (ijin tetangga Tindakan darurat: Segera berkoordinasi dengan aparat - Tenaga kerja proyek diprioritaskan berasal dari Kelurahan Sukaasih Khusunya warga sekitar lokasi pembangunan - Mendorong dan Kelurahan Sukaasih Kelurahan Sukaasih Satu kali sebelum tahap Satu kali sesuai dengan kebutuhan - Memantau pelaksanaan sosialisasi rencana kegiatan Hotel Amaris kepada masyarakat sekitar - Memastikan adanya surat izin dari tetangga yang diketahui oleh pemerintahan setempat (RT, RW, Kelurahan, Kecamatan Pendataan warga masyarakat setempat (Kelurahan Sukaasih yang bekerja pada proyek pembangunan tahap Kelurahan Sukaasih Kelurahan Sukaasih Satu kali sebelum tahap Satu kali salama tahap perekrutan tenaga kerja Perkasa Kelurahan Sukaasih Perkasa, dan kontraktor Kelurahan Sukaasih III - 15

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 2. Kegiatan Mobilisasi Alat dan Bahan, Penyiapan dan Pematangan Lahan Penurunan kualitas udara yang dibutuhkan berasal dari tenaga kerja lokal. Sebaran debu local bias mencapai radius 100 m dari rencana lokasi kegiatan mensyaratkan pada kontraktor untuk memanfaatkan tenaga kerja non-skill setempat secara maksimal sesuai kebutuhan Tindakan darurat: Melakukan dialog dan perekutan tenaga kerja lokal - Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material misalnya tidak melebihi 20 km/jam saat memasuki lokasi kegiatan - Penutupan bak truk pengangkut alat dan material dengan plastik atau kain sehingga tidak terjadi penambahan debu dari material yang dibawa karena tertiup angin - Membuat pagar Di lokasi tapak proyek dan pada kendaraan proyek Setiap hari selama tahap, kecuali untuk pembuatan pagar pengaman dilakukan satu kali Pengambilan sampel udara di lapangan (outdoor dengan menggunakan metode dan peralatan standar sampling udara, selanjutnya dianalisa di laboratorium rujukan yang terakreditasi Di lokasi tapak proyek Setiap 6 bulan sekali selama tahap Perkasa, kontraktor, dan laboratorium yang terakreditasi III - 16

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 3. Kegiatan Mobilisasi Alat dan Bahan, Penyiapan dan Pematangan Peningkatan Intensitas Kebisingan Intensitas kebisingan yang terjadi bisa mencapai 80-90 dba pembatas/ pengaman di lokasi tapak yang cukup tinggi supaya sebaran debu akibat kegiatan dapat diminimalisir - Melakukan penyiraman dengan air, khusus pada pekerjaan perataan dan pematangan lahan yang dilakukan pada musim kemarau atau pada kondisi tanahnya kering - Melengkapi pekerja proyek dengan alat pelindung diri seperti masker Tindakan darurat: Menghentikan sementara waktu kegiatan - Membuat pagar pembatas (barrier di lokasi tapak proyek yang Sepanjang jalan masuk, jalan lingkungan, dan lokasi Setiap hari selama tahap, kecuali Pengukuran langsung tingkat kebisingan di lapangan dengan menggunakan alat Di lokasi tapak proyek Setiap 3 bulan sekali selama tahap Perkasa, kontraktor, dan III - 17

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 Lahan, Pembangunan, Prasarana, Sarana, dan Utilitas pada jarak 15,2 m (Canter, 1977 cukup tinggi supaya dampak kebisingan tidak menyebar. - Pengaturan/ penjadwalan alat-alat berat yang akan digunakan sedemikian rupa sehingga tidak semua alat berat digunakan secara bersamaan dan atau pembatasan tahun buatan dari alat-alat berat yang digunakan. - Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material misalnya tidak melebihi 20 km/jam saat memasuki lokasi tapak proyek. - Pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan material dilakukan pada tapak proyek pembanguna n untuk pembuatan pagar pengaman dilakukan satu kali Sound Level Meter laboratorium yang terakreditasi III - 18

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 4. Kegiatan Mobilisasi Alat dan Bahan Gangguan arus lalu lintas Jumlah kendaraan untuk pengangkutan alat dan bahan (material bangunan ini 5-8 kendaraan perhari siang hari, sehingga penduduk pada malam hari dapat beristirahat dengan tenang tanpa terganggu bising. Tindakan darurat: Segera melakukan pembersihan material, dilokasi tapak proyek - Penempatkan petugas pengatur lalu lintas yang mengendalikan kendaraan keluar-masuk lokasi proyek, dengan prinsip dasar pengaturan tetap mengutamakan kelancaran di Jalan Peta - Memastikan setiap kendaraan pengangkut melaksanakan standar aman pengangkutan, Jalan Peta Setiap hari, terutama pada saat mobilisasi alat dan material Pengamatan secara langsung di lapangan terhadap kemacetan lalu lintas pada ruas Jalan Peta, terutama di sekitar jalan masuk menuju lokasi tapak proyek Jalan Peta Setiap hari Perkasa, dan kontraktor Dinas Perhubungan Kota dan III - 19

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 5 Kegiatan Mobilisasi Alat dan Bahan, Penyiapan dan Pematangan Lahan Kerusakan jalan dan Pengotoran jalan Jumlah kendaraaan yang keluar masuk proyek yang didominasi truk-truk dengan ritasi 5-8 kali perhari Jalan yang akan menjadi kotor diperkirakan sepanjang 100 meter dari lokasi proyek pembangunan sehingga peralatan/ material yang diangkut tidak membahayakan dan mengganggu arus lalu lintas di jalan Tindakan darurat: Segera berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan - Memperhatikan tonase jalan melalui koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota - Berpartisipasi dalam kegiatan rehabilitasi jalan menuju lokasi kegiatan apabila kondisinya telah menunjukkan kerusakan melalui koordinasi dengan aparat pemerintahan setempat (Kelurahan Sukaasih Di sekitar jalan masuk lokasi proyek (Jalan Peta Pembersihan ceceran tanah/ material dilakukan setiap hari selama kegiatan mobilisasi material dan bahan Pengamatan secara visual terhadap kerusakan jalan dan pengotoran jalan Di sekitar jalan masuk lokasi proyek (Jalan Peta Satu kali pada saat tahap berakhir, serta setiap 1 (satu minggu sekali untuk dampak pengotoran jalan Perkasa, dan kontraktor Dinas Perhubungan Kota Dinas Bina Marga dan BPLH Kota III - 20

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 - Menutup bak kendaraan pengangkut material dan bahan dengan terpal plastik atau kain agar material tidak tercecer dijalan - Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material misalnya tidak melebihi 20 km/jam saat memasuki lokasi tapak proyek. - Membersihkan ban kendaraan pengangkut material dan bahan sebelum keluar dari area tapak proyek, terutama ketika musim hujan - Segera membersihkan material (tanah yang tercecer di jalan Tindakan darurat: Menghentikan sementara waktu III - 21

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 6. Kegiatan Penyiapan dan Pematangan Lahan, Pembangunan, Prasarana, Sarana Penunjang dan taman Peningkatan Debit Air Larian (Run Off Peningkatan debit air larian sebesar 11,59 m 3 /hari kegiatan - Pembuatan saluran drainase darurat (nya berupa saluran yang dengan perkerasan tanah dengan dimensi, lebar : 1 m dan tinggi : 0, 5 m pada awal kegiatan sebelum Hotel Amaris disalurkan ke saluran drainase/ badan air terdekat - Penataan saluran drainase - Mengoptimalisa sikan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH dengan pohon pohon besar yang memiliki daya resap air tinggi, seperti Angsana, tanaman buahbuahan, dll Tindakan darurat: Sesegera mungkin Tapak proyek, dan saluran drainase darurat Pembuatan saluran drainase darurat dan penanaman pohon dilakukan satu kali atau sesuai dengan kebutuhan (saat terjadi genangan air Pengamatan langsung dilapangan terhadap genangan air, serta pengecekan kelancaran aliran saluran drainase sementara/ darurat Di lokasi tapak proyek, dan saluran drainase darurat Setiap hari pada musim hujan dan setiap minggu pada musim kemarau selama tahap Perkasa, dan kontraktor Dinas Bina Marga Kota dan III - 22

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 7. Kegiatan Penyiapan dan Pematangan Lahan Penurunan Kualitas Air Permukaan Debit air larian yang dapat meningkatkan konsentrasi kekeruhan dan zat padat tersuspensi (TSS sebesar 25,73 m 3 /hr melakukan pengurasan genangan air pada lokasi proyek - Membuat saluran drainase darurat dan penataan air limpasan (saluran drainase darurat di lokasi kegiatan sehingga dapat mengurangi kecepatan aliran air permukaan yang masuk ke saluran drainase sampai badan air penerima - Memindahkan tanah bekas galian secepatnya - Penanaman vegetasi penutup lahan di di area-area terbuka lokasi tapak proyek yang dapat menahan laju aliran air permukaan dan mengurangi Saluran drainase darurat, dan bak sedimentasi Penataan air larian dilakukan setiap hari dan untuk pembuatan bak sedimentasi dilakukan satu kali Pengambilan sampel di BAP, dan pengamatan di Saluran drainase darurat, serta bak sedimentasi BAP, saluran drainase darurat, dan bak sedimentasi Setiap hari untuk pengematan secara visual dan setiap bulan untuk analisa kualitas air selama tahap Perkasa, dan kontraktor dan PDAM Kota III - 23

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 8. Kegiatan Pembangunan, Prasarana, Sarana Penunjang dan Taman Peningkatan bahaya kebakaran Kategori bahaya kebakaran ringan (berdasarkan Peraturan Daerah Kota Nomor 12 Tahun 2012 aliran air yang membawa partikel tanah/ sedimen - Membuat bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel tanah yang terbawa aliran sebelum dialirkan ke air permukaan Tindakan darurat: Pembuatan bak sedimentasi sementara untuk menahan akumulasi sedimen sebelum dialirkan pada BAP - Menyediakan APAR di lokasi tapak proyek (basecamp - Melakukan pemeriksaan kondisi alat-alat yang menggunakan listrik Tindakan darurat: Segera memutuskan aliran listrik, melakukan upaya awal Tapak proyek Penyediaan APAR satu kali atau sesuai dengan kebutuhan, pemeriksaan kondisi alat setiap hari - Pengamatan secara langsung terhadap peralatan yang menggunakan listrik - Pengecekan secara berkala kondisi APAR Setiap kali ada kegiatan yang menggunaka n listrik Setiap 6 bulan sekali untuk pemeriksaan APAR Perkasa, dan kontraktor Dinas Kebakaran Kota dan III - 24

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 pemadaman kebakaran dengan sumber air yang ada di sekitar lokasi, Segera menghubungi petugas/ UPTD pemadam kebakaran III Tahap Pasca Konstruksi 1. Operasional Penurunan Kualitas Udara 2. Operasional Peningkatan Intensitas Kebisngan Sebaran gas dan debu yang berasal dari kendaraan Sebaran gas dan debu yang berasal dari Melakukan penyiraman dengan air, khusus pada musim kemarau; - Pembatasan kecepatan kendaraan yang keluar masuk lokasi kegiatan; - Penambahan Area Penghijauan disekitarlokasi kegiatan Tindakan darurat: menghentikan sumber pencemar sementara waktu Pembatasan kecepatan kendaraan saat memasuki lokasi Setiap hari Pengukuran secara langsung tingkat kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter pada interval waktu tertentu kemudian hasil pengukuran tersebut dirataratakan sehingga memperoleh nilai kebisingan. Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di Waktu pengelolaan dilakukan setiap 6 Pengukuran secara langsung tingkat kebisingan menggunakan alat Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan tapak, up wind & down wind. Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan setiap 3 bulan sekali selama tahap Operasional Berlangsung setiap 3 bulan sekali selama tahap Operasional Perkasadan Laboratorium yang terakreditasi Perkasadan III - 25

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 3. Operasional (Mobilisasi penghuni Gangguan arus lalu lintas kendaraan kegiatan;musim kemarau; - Penanaman berbagai jenis tanaman di lingkungan dan di sekitar TPSS sehingga dapat mereduksi kebisingan. Tindakan darurat: menghentikan sumber pencemar sementara waktu V/C = 0,77 (D - Menetapkan radius tikungan pintu keluar masuk Hotel Amaris minimal 10 meter di akses keluarmasuk Hotel Amaris menuju Jalan Peta - Pada akses keluar-masuk menuju Jalan Peta dibuat lajur percepatan dan perlambatan. Panjang lajur percepatan dan lajur sepanjang jalan masuk dan di lokasi kegiatan/tapa k proyek. akses jalan masuk Hotel Amaris bulan selama tahap Operasional berlangsung. Pembangun an jalan akses, radius tikungan, lajur percepatan dan perlambatan, trotoar, rambu peringatan, pita penggaduh, rambu dilarang berhenti, zebra cross, warning light, dan Sound Level Meter pada interval waktu tertentu kemudian hasil pengukuran tersebut dirataratakan sehingga memperoleh nilai kebisingan. pembuatan sarana dan perlengkapan lalu lintas, serta pemantauan pemeliharaannya tapak, up wind & down wind. Di lokasi akses jalan masuk Hotel Amaris Berlangsung Setiap hari pada saat tahap, dan setiap bulan pada saat operasional Laboratorium yang terakreditasi Perkasa Dinas Perhubungan Kota dan III - 26

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 perlambatan minimal 15 meter - Memperbesar radius tikung pada tikungan yang berdekatan dengan akses keluar-masuk - Membangun trotoar di sekitar akses Hotel Amaris dengan lebar minimal 0,6 meter sebagai fasilitas keselamatan pejalan kaki, sepanjang lebar memanjang - Memperhatikan dan berpartisipasi dalam penataan, pemeliharaan, maupun pembangunan Jalan Peta Tindakan darurat: Melakukan pembatasan dan pengaturan kendaraan yang marka jalan dilakukan III - 27

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 4. Operasional (Sampah domestik 5. Operasional (lahan yang diperkeras untuk bangunan rumah, sarana, prasarana, dan utilitas Gangguan estetika dan kebersihan Peningkatan air larian (run off Jumlah timbulan limbah padat sebesar 1,85 m 3 / hari Peningkatan debit air larian sebesar 11,59 m 3 /hari masuk ke lokasi kegiatan dan segera kontak berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan - Mengelola sampah domestik dengan sistem pemilahan melalui penyediaan tong sampah terpilah di Hotel Amaris - Pembuatan TPS terpilah Tindakan darurat: Segera mengontak PD.Kebersihan Kota untuk segera melakukan pengangkutan sampah - Penanaman vegetasi penutup lahan di tamantaman/prasaran a umum, di jalur hijau, di areaarea terbuka sehingga dapat meningkatkan infiltrasi air ke Di seluruh lokasi kegiatan, TPS Terpilah, sarana dan prasarana Di lokasi taman/ prasarana umum, dan jalur hijau, Sumur resapan, dan LRB Pembangun an sarana persampaha n dilakukan Penanaman vegetasi dan pembuatan sumur resapan, lubang resapan biopori dilakukan, - pembuatan tong sampah terpilah, serta pemantauan pemeliharaanny a - pembangunan TPSS, serta pemantauan pemeliharaanny a pertumbuhan tanaman vegetasi pembuatan lubang resapan biopori, serta pemantauan pemeliharaannya Di lokasi setiap unit Di lokasi taman, dan jalur hijau Setiap hari pada saat tahap, dan setiap bulan pada saat operasional Setiap hari pada saat tahap, dan setiap bulan pada saat operasional Perkasa PD. Kebersihan Kota dan Perkasa Dinas PU Bina Marga Kota dan III - 28

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 dalam tanah. - Pembuatan Sumur Resapan dan Lubang Resapan Biopori (LRB - Sosialisasi mengenai Sumur Resapan dan LRB kepada Karyawan yang bekerja di Hotel Amaris - Pemeliharaan Sumur Resapan dan LRB Sosialisasi dan pemeliharaa n LRB dilakukan pasca 6. Operasional (Air limbah domestik Penurunan kualitas air permukaan dan Air Tanah Jumlah air limbah domestik sebesar 93,61 m 3 /hari Tindakan darurat: Segara melakukan pembersihan saluran dari sumbatan dan perbaikan saluran yang rusak - Air limbah dari MCK Karyawan dan Pengunjung di bagi menjadi 2 (Dua yaitu Black Water dan Grey Water. Untuk Air limbah dari MCK Karyawan dan Pengunjung (Black Water di salurkan ke Septiktank Biofilter dan saluran drainase dilakukan sehingga operasional telah berfungsi. dilakukan dengan cara pengambilan sampel air di lapangan dan analisa di laboratorium, selanjutnya hasil dibandingkan dengan Baku Mutu yang ditetapkan. Adapun parameter Bak Kontrol dansaluran drainase Di lokasi sebelum badan air penerima setiap 3 bulan sekali selama tahap operasional berlangsung Perkasa III - 29

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 septiktank biofilter, sedangkan Air limbah dari MCK Karyawan dan Pengunjung (Grey WaterI di salurkan ke riool Kota dan untuk pembuangan air limbah ke riool kota harus berkoordiasi dengan intansi terkait. agar hasil dari pembuangan air limbah tidak mencemari lingkungan sekitar. - Memisahkan saluran air hujan dan air kotor (Grey Water - Pemeliharaan dan pengecekan saluran drainase, saluran sampai dengan BAP terdekat sehingga tidak terjadi genangan. - Kontak Segera jasa penyedot septic tank yang harus dipantau adalah parameter yang melebihi baku mutu. III - 30

Besaran Upaya Upaya Pengelola dan (2 (3 (4 (5 (6 (7 (8 (9 0 1 8. Operasional Peluang Kerja /Usaha Baru Tumbuhnya kegiatan perekonomian disekitar lokasi Sukaasih - Mengutamakan masyarakat sekitar/lokal untuk mengisi peluang kerja / usaha baru yang ada di lingkungan - Menjaga keharmonisan hubungan antara penduduk asli dengan karyawan Hotel Amaris dan selalu bekerjasama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan Kelurahan Sukaasih dan sekitar lokasi Waktu pengelolaan dilakukan selama tahap operasional dilakukan dengan cara mendata penduduk yang bekerja di Hotel Amaris dilakukan di lokasi Hotel Amaris dan sekitarnya Waktu pemantauan dilakukan satu kali dalam setahun selama tahap operasional Perkasa Kelurahan Sukaasih III - 31