BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. 5.1 Analisa Hasil Penelitian Nilai ATP untuk perjalanan Bisnis (ATP 1)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur

BAB II TEORI DASAR. Metode statistik telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, oleh

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PROBLEM SOLVING STATISTIKA LANJUT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semester ganjil Tahun Ajaran pada semester ganjil. bulan (Desember-Januuari 2014) Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang ditentukan, maka penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis

BAB VI PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kelompok rujukan terhadap

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. No Kelas Jumlah 1 XII Busana XII Busana XII Busana 3 32 Jumlah 94 Tabel 3.1.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory reserch), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah data dihimpun dan dilanjutkan pada pengolahan data, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Total 202 orang 100 %

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi kuantitatif dengan

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh rekrutmen dan seleksi terhadap

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) : Ellyana Utami NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini peneliti akan melihat apakah terdapat hubungan antara kemampuan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Lokasi Penelitian Subyek Populasi dan Sampel...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X (Sikap orang tua )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh suatu jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN. sejak bulan Desember Mei keputusan pembelian konsumen pada perusahaan The Executive.

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

Uji Validitas dan Reliabilitas

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

DAFTAR ISI. TINJAUAN PUSTAKA A. Modernisasi B. Perubahan Sosial BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENGARUH MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI TINGKAT AKHIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN 5.1 Analisa Hasil Penelitian Nilai ATP untuk perjalanan Bisnis (ATP 1) Dari hasil-hasil pengolahan data yang merupakan hasil penelitian nilai ATP untuk situasi perjalanan bisnis, yang disebut juga sebagai nilai ATP 1 diperoleh angkaangka statistik yang disajikan dalam bentuk tabulasi data. Nilai ATP untuk situasi perjalanan bisnis atau kerja untuk seluruh responden adalah : A. Tingkat pengeluaran < Rp500.000,- Rata-rata nilai ATP = Rp 3166.67 : Rp2836.46 : Rp3496.88 B. Tingkat pengeluaran antara Rp500.000 Rp1juta Rata-rata nilai ATP = Rp 3214.98 : Rp2936.83 : Rp3493.12 V - 1

C. Tingkat pengeluaran antara Rp1juta Rp1,5juta Rata-rata nilai ATP = Rp 3739.90 : Rp3470.96 : Rp4008.84 D. Tingkat pengeluaran antara Rp1,5juta Rp2juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4415.46 : Rp4082.42 : Rp4738.50 E. Tingkat pengeluaran antara Rp2juta Rp 2,5juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4724.28 : Rp4433.38 : Rp5015.18 F. Tingkat pengeluaran antara Rp2,5juta Rp3juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4565.22 V - 2

: Rp4248.01 : Rp4882.43 G. Tingkat pengeluaran antara Rp3juta Rp4juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4829.22 : Rp4551.11 : Rp5107.32 H. Tingkat pengeluaran antara Rp4juta Rp 5juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4992.06 : Rp4476.58 : Rp5507.55 I. Tingkat pengeluaran antara Rp5juta Rp6juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4846.15 : Rp4432.94 : Rp5259.37 V - 3

J. Tingkat pengeluaran antara Rp6juta Rp 7 juta Rata-rata nilai ATP = Rp 5222.22 : Rp4544.98 : Rp5899.46 K. Tingkat pengeluaran antara Rp7juta Rp 8juta Rata-rata nilai ATP = Rp 5555.56 : Rp5022.75 : Rp6088.37 L. Tingkat pengeluaran >Rp8juta Rata-rata nilai ATP = Rp 5546.30 : Rp5126.06 : Rp5966.53 Pengamatan yang dilakukan mendapatkan bahwa derajat Skewness yang didapatkan semua bernilai negatif, yang menandakan bahwa data-data hasil observasi yang frekuensinya rendah berada di sebelah kiri rata-rata hitungnya. V - 4

Berbeda dengan derajat Kurtosis yang didapatkan lebih bervariasi di setiap kelasnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 Penekanan berupa situasi perjalanan yang harus dilakukan sehari-hari, dalam hal ini situasi perjalanan bisnis, hasilnya dipercaya dapat diandalkan karena data-data yang ada distribusinya mendekati distribusi normal. Sehingga pendugaan interval yang dihitung berdasarkan asumsi bahwa data berdistribusi normal dapat diberlakukan. 5.2 Analisa Hasil Penelitian Nilai ATP untuk perjalanan Rekreasi (ATP 2) Dari hasil-hasil perolehan data-data yang merupakan hasil penelitian nilai ATP untuk situasi perjalanan rekreasi yang disebut juga sebagai ATP 2, diperoleh angka-angka statistik yan juga disajikan dalam bentuk tabulasi data. Nilai ATP untuk situasi perjalanan rekreasi untuk seluruh responden adalah : A. Tingkat pengeluaran < Rp500.000,- Rata-rata nilai ATP = Rp 2184.85 : Rp1792.92 : Rp2576.77 V - 5

B. Tingkat pengeluaran antara Rp500.000 Rp1juta Rata-rata nilai ATP = Rp 2413.33 : Rp2072.01 : Rp2754.66 C. Tingkat pengeluaran antara Rp1juta Rp1,5juta Rata-rata nilai ATP = Rp 3091.46 : Rp2760.37 : Rp3422.54 D. Tingkat pengeluaran antara Rp1,5juta Rp2juta Rata-rata nilai ATP = Rp 3227.27 : Rp2733.12 : Rp3721.42 E. Tingkat pengeluaran antara Rp2juta Rp 2,5juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4106.67 V - 6

: Rp3729.72 : Rp4483.61 F. Tingkat pengeluaran antara Rp2,5juta Rp3juta Rata-rata nilai ATP = Rp 3345.45 : Rp2852.95 : Rp3837.96 G. Tingkat pengeluaran antara Rp3juta Rp4juta Rata-rata nilai ATP = Rp 3770.37 : Rp3330.60 : Rp4210.14 H. Tingkat pengeluaran antara Rp4juta Rp 5juta Rata-rata nilai ATP = Rp 3500 : Rp2589.25 : Rp4410.75 V - 7

I. Tingkat pengeluaran antara Rp5juta Rp6juta Rata-rata nilai ATP = Rp 3814.29 : Rp3213.48 : Rp4415.10 J. Tingkat pengeluaran antara Rp6juta Rp 7 juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4300 : Rp3214.55 : Rp5385.45 K. Tingkat pengeluaran antara Rp7juta Rp 8juta Rata-rata nilai ATP = Rp 4000 : Rp2825.25 : Rp5174.75 V - 8

L. Tingkat pengeluaran >Rp8juta Rata-rata nilai ATP = Rp 5216.67 : Rp4624.87 : Rp5808.46 Sama seperti pada analisa nilai ATP1, derajat Skewness yang didapatkan semua bernilai negatif, yang menandakan bahwa data-data hasil observasi yang frekuensinya rendah berada di sebelah kiri rata-rata hitungnya. Dan derajat Kurtosis yang didapatkan juga bervariasi nilainya disetiap kelas. Penekanan berupa situasi perjalanan yang tidak dilakukan setiap hari pada setiap bulan, dalam hal ini situasi perjalanan rekreasi, hasilnya ternyata tidak dapat digunakan, karena nilai yang didapat sangat bias pada pada beberapa kelas tingkat pengeluaran dan data-data tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, pendugaan interval yang dilakukan dengan asumsi bahwa data berdistribusi normal tidak dapat diberlakukan. 5.3 Analisa Hubungan Nilai Rata-Rata ATP dan Kelas Sampel Dari pengamatan yang dilakukan pada hubungan nilai rata-rata ATP untuk perjalanan bisnis (ATP 1) dan kelas sampel, ternyata nilai rata-rata ATP 1 tiap V - 9

kelas tidak menyatakan hubungan yang idealnya ada. Grafik 4.4. tersebut tidak menunjukkan bahwa nilai ATP 1 akan bertambah seiring dengan meningkatnya kelas pengeluaran rumah tangga. Namun demikan, grafik 4.4. tersebut juga dapat menunjukkan adanya kecendrungan hubungan tersebut, walaupun tidak terlalu signifikan. Kurang signifikansinya hubungan tersebut selain disebabkan karena bervariasinya preferensi, juga dapat diakibatkan oleh distribusi frekuensi yang tidak terlalu merata dari tiap kelas yang ada, lihat grafik 5.1. Bila digambarkan dengan grafik bubble, populasi tiap kelas dapat ditampilkan. Semakin besar bubble, berarti semakin besar pula populasinya. Namun sebaliknya, semakin kecil bubble, berarti semakin kecil populasinya. Hampir sama halnya dengan pengamatan yang dilakukan pada hubungan nilai rata-rata ATP untuk perjalanan rekreasi (ATP 2) dan kelas sampel, ternyata nilai rata-rata ATP 2 tiap kelas tidak menyatakan hubungan yang idealnya ada. Grafik 4.5. tersebut tidak menunjukkan bahwa nilai ATP 2 akan bertambah seiring dengan meningkatnya kelas pengeluaran rumah tangga. Bahkan grafik 4.5. tersebut juga tidak menunjukkan adanya kecendrungan hubungan tersebut, karena datanya yang luas. V - 10

Hubungan yang tidak jelas tersebut disebabkan karena bervariasinya preferensi terhadap ATP 2, karena situasi perjalanan yang bersifat rekreasi. Sebagian responden lebih memilh untuk menghemat waktu perjalanan dan memilih menggunakan ruas jalan tol dengan tarif yang agak lebih besar. Namun sebagian yang lainnya tidak demikian, dengan alasan waktu yang ada sangat lengang sehingga tidak perlu tergesa-gesa tiba ditujuan. 60 50 Kelas B Kelas C BESAR KELAS SAMPEL 40 30 20 Kelas A Kelas D Kelas E Kelas F Kelas G Kelas I 10 Kelas H Kelas J Kelas K Kelas L 0 0 2 4 6 8 10 12 14 KLASIFIKASI TINGKAT PENGELUARAN Grafik 5.1. Grafik Bubble untuk situasi perjalanan bisnis (ATP 1) V - 11

60 50 Kelas B Kelas C BESAR KELAS SAMPEL 40 30 20 Kelas A Kelas E Kelas G Kelas D Kelas F Kelas I 10 Kelas H Kelas K Kelas L Kelas J 0 0 2 4 6 8 10 12 14 KLASIFIKASI TINGKAT PENGELUARAN Grafik 5.2. Grafik Bubble untuk situasi perjalanan rekreasi (ATP 2) 5.4 Hubungan Nilai Rata-Rata ATP dan Frekuensi Kumulatif Sampel Untuk mengetahui apakah sebaran data yang dimiliki valid atau tidak, maa analisa regresi dilakukan dengan memasukkan data secara bertahap, hingga seluruh data masuk. Karena ada 12 data yang didapatkan, maka mula-mula analisa regresi dilakukan terhadap 8 buah data, baru selanjutnya dilakukan terhadap 10 data dan 12 buah data. Jika nilai korelasinya semakin meningkat berati data-data yang dimiliki tidak diragukan validitasnya. Cara ini adalah cara yang biasa dilakukan untuk uji validasi data-data sampel yang dianalisa dengan menggunakan analisa regresi. V - 12

Jika dilakukan pengamatan pada grafik-grafik, baik yang menyatakan hubungan antara frekuensi kumulatif sampel dengan nilai ATP 1 (perjalanan bisnis) maupun nilai ATP 2 (perjalanan rekreasi) dapat terlihat bahwa nilai R 2 yang merupakan koefisien korelasi semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah data yang dianalisa. Ini membuktikan bahwa data-data yang diperoleh telah teruji validitasnya. V - 13