PHARMACY, Vol.09 No. 01 April 2012 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI

UJI BIOAKTIFITAS EKSTRAK LIPID DALAM Zymomonas mobilis DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

UJI EFEK TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL AKAR AWAR-AWAR (Ficus septica Burm.F) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

Sri Mulyani M. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL : BUAH, BIJI, DAUN MAKUTADEWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

Oleh: Niluh Putu Febrina Astarini. Prof. Dr. Perry Burhan, M.Sc Dra. Yulfi Zetra, MS Jurusan Kimia-ITS 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

Tamarindus indica L. banyak digunakan masyarakat dalam pengobatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Uji Toksisitas Ekstrak Biji Dan Klika Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Dengan Metode Brine Shrimps Lethality Test

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

UJI TOKSISITAS EKSTRAK KLOROFORM DAN EKSTRAK ETANOL BIJI PACAR AIR

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

1. Pendahuluan. Mandasari, 5 Eva Nurlaela, 6 Mugia Kurniawan

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN

PINGKAN MARSEL

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB VI PEMBAHASAN. Rimpang temu putih yang sudah dipotong kecil-kecil didestilasi dengan

KAJIAN FITOKIMIA DAN TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN PINANG YAKI Areca Vestiaria Giseke

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER, UJI TOKSISITAS,DAN UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG TERAP (Artocarpus odoratissimus blanco)

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL UMBI TALAS (Colocasia esculenta L. Schoot ) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST TERHADAP Artemia Salina Leach

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

Uji Toksisitas Ekstrak Batang Pinang Yaki (Areca vestiaria) pada Artemia salina Leach.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Musyarrifah, Asriani Ilyas, dan Maswati Baharuddin Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

SKRINING TOKSISITAS EKSTRAK HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK

3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies

UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam spons Clathria (Thalysias) sp,

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS SERTA ANTIOKSIDAN EKSTRAK PROPOLIS PEMBUNGKUS MADU LEBAH Trigona Incisa DENGAN METODE 2,2-diphenyl-1- picrylhidrazyl (DPPH)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 54-61

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

IDENTIFIKASI SENYAWA FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS DENGAN METODE BSLT EKSTRAK ETANOL BUNGA UBU-UBU (Hibiscus rosa-sinensis L.) DARI MALUKU UTARA

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

UJI TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK n-heksan DARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) TERHADAP Artemia salina Leach A B S T R A K

I. PENDAHULUAN. tanaman obat tradisional. Sellaginella adalah tumbuhan yang mengandung

Uji Fitokimia dan Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) Ekstrak Daun Kelakai (Stenochlaena palustris)

3 Percobaan dan Hasil

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahap pemanasan sehingga dapat menghindari terjadinya kerusakan komponen

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI DAUN TUMBUHAN KELAKAI (Stenochlaena palustris) DENGAN METODE DPPH

Transkripsi:

DETEKSI KANDUNGAN KIMIA DAN UJI AKTIVITAS EKSTRAK KULIT BATANG MANI (Swietenia. mahagoni Jacg) TERHADAP Artemia Salina Leach DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Eka Prasasti Nur Rachmani, Tuti Sri Suhesti, Nuryanti Jurusan Farmasi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang deteksi kandungan kimia dan uji aktivitas ekstrak kulit batang mahoni (Swietenia. mahagoni Jacg) terhadap Artemia Salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai komoditi kulit batang mahoni, agar dapat digunakan sebagai antikanker. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: penyediaan sampel dan ekstraksi kulit batang mahoni menggunakan pelarut metanol dan kloroform, uji kandungan senyawa bioaktif, dan uji sitotoksisitas ekstrak terhadap Artemia Salina Leach. Hasil uji BST terhadap Artemia Salina Leach, diperoleh: fraksi kloroform tidak mengandung senyawa yang bersifat sitotoksik, dengan harga LC 50 = 1034,246 ppm. Fraksi metanol mengandung senyawa yang bersifat sitotoksik, dengan harga LC 50 sebesar 609,910 ppm. Hasil analisis dengan GCMS diperoleh kandungan senyawa aktif ekstrak kloroform dari kulit batang mahoni adalah Asam palmitat, Asam linoleat, n- heneikosana, 1-oktadekanol, Tetrakontana, (3α, 5 α)-3-tiosianat koleston, stigmasterol, F-sitosterol, sitostenon dan ekstrak metanol dari kulit batang mahoniadalah o-metoksi fenol, 1,2-benzenadiol, 4-metil-1,2-benzenadiol, 2,6-dimetoksi fenol, 1,2,3-benzenatriol, 1,3,5 benzenatriol, 4-propil-1,3-benzenadiol, 1.3,4,5-tetrahidroksi sikloheksana karboksilat, 2-hidroksi-4-metil benzaldehid. Hal itu menunjukkan bahwahanya ekstrak metanol kulit batang mahoni bersifat toksik akut terhadap larva Artemia Salina Leach, yang ini berkorelasi dengan aktifitasnya sebagai antikanker. Kata kunci: kulit batang mahoni (Swietenia mahahoni Jacq.), Artemia Salina Leach, GCMS. PENDAHULUAN Beberapa penelitian menyebutkan bahwa biji mahoni (S. mahagoni Jacg) memiliki kandungan senyawa bioaktif berupa flavonoid, alkaloid, saponin dan fenol. (Anonim, 2000). Menurut Sugiyanto (2003) golongan senyawa bioaktif tersebut berkaitan dengan aktifitas antikanker dan antioksidan. Hal tersebut menunjukkan bahwa biji mahoni mengandung senyawa yang berpotensi sebagai antikanker. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa biji mahoni (S. mahagoni Jacg) memiliki kandungan senyawa bioaktif berupa flavonoid, alkaloid, saponin dan fenol. (Ahmad, 2004). Menurut Sugiyanto (2003) golongan senyawa 9

bioaktif tersebut berkaitan dengan aktifitas antikanker dan antioksidan. Hal tersebut menunjukkan bahwa biji mahoni mengandung senyawa yang berpotensi sebagai antikanker. Bagian lain dari mahoni yang belum dimanfaatkan adalah bagian kulit batang. Dalam satu spesies tanaman akan mengandung senyawa kimia yang sama dengan kuantitas berbeda, sehingga kulit batang mahoni diperkirakan mengandung senyawa bioaktif yang sama dengan bagian biji. Kandungan senyawa bioaktif tersebut menunjukkan kulit batang mahoni berpotensi sebagai bahan obat antikanker. Sejauh ini belum dilakukan penelitian potensi kulit batang mahoni sebagai sumber bahan obat dan sumber bahan kimia berguna. Uji toksisitas terhadap Artemia salina Leach pada metode Brime Shrimp Letality Test (BST) telah banyak digunakan karena metode ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain biaya murah, prosedur yang sederhana, cepat (24 jam ) dan hasilnya dapat dipercaya. (Mc Laughlin et al, 1998). Metode ini sering dikaitkan dengan metode pencarian senyawa anti hama atau berkorelaasi positif dengan potensinya sebagai antikanker (Mc Laughlin et al, 1998; Harwig & Scott,1971). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian Deteksi Kandungan Kimia dan Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Batang Mahoni (Swietenia sp.) terhadap Artemia Salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test. METODE PENELITIAN Bahan Kulit batang mahoni, larva udang, aquades, air laut, SiO 2 GF-254, n-heksana, etil asetat, amoniak, kloroform dan metanol, butanol, as asetat glacial, pereaksi dragendorf, KMnO4., pereksi mayer. Pereaksi sitoborat. Alat Alat gelas, mikroskop, evaporator, obyek glass, pinset, flakon, water bath, seperangkat soklet, tustel, kertas saring, pompa vakum, corong burner, oven, dan deksikator, lempeng KLT. Cara Kerja Penyediaan sampel Kulit batang mahoni yang diperoleh dikeringkan, ditumbuk halus dan diayak dengan ayakan B-40 hingga didapat serbuk simplisia yang siap untuk diekstraksi. Ekstraksi kulit batang mahoni Serbuk kulit batang mahoni diekstrak dengan pelarut klororoform dan metanol 10

menggunakan alat soxhlet sampai kandungan senyawa dalam ekstrak tertarik semuanya ke dalam pelarut. Ekstrak yang diperoleh diuapkan sampai kering dan ditimbang hingga didapat ekstrak dalam jumlah tertentu. Uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST) (McLaughlin et al., 1998) Ekstrak yang akan diuji sebanyak 20 mg dilarutkan dalam 5 ml kloroform : metanol (1 : 1). Sejumlah larutan diencerkan dan dimasukkan kedalam tabung uji (gambar 3), sehingga diperoleh konsentrasi akhir ekstrak sebagai berikut : KB 1 : Ekstrak kulit batang dengan kadar 1000 ppm KB 2 : Ekstrak kulit batang dengan kadar 500 ppm KB 3 : Ekstrak kulit batang dengan kadar 100 ppm KB 4 : Ekstrak kulit batang dengan kadar 10 ppm K : 0,5 ml pelarut sebagai kontrol Tiap perlakuan dilakukan tiga pengulangan (triplo) Telur Artemia Salina Leach ditetaskan dalam kotak bersekat (gelap dan terkena cahaya) yang berisi air laut yang telah disaring selama 48 jam. Air laut berisi 10 ekor larva sebanyak 4 ml dimasukkan ke dalam tiap tiap tabung uji. Volume air laut dalam tabung uji ditepatkan sampai 5 ml. ke dalam tiap- tiap tabung dimasukkan satu tetes larutan ragi (3 mg/ml air laut) sebagai nutrisi. Tabung uji diinkubasi dalam keadaan terbuka mendapat sahaya selama 24 jam. Jumlah larva yang masih hidup dihitung dan ditentukan persentase kematian larva untuk mengetahui MLD (Median Lethal Dosis). Analisis GCMS pada ekstrak kulit batang mahoni Ekstrak kloroform dan metanol kulit batang mahoni dilarutkan pada pelarut yang sesuai kemudian dianalisis dengan menggunakan GCMS (Gas Chromatography Massa Spektrum). Variabel dan pengukuran Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebasnya adalah ekstrak kulit batang mahoni sedangkan variabel tergantungnya adalah jumlah larva udang Artemia salina Leach yang hidup. Parameter yang diukur adalah persentase kematian larva udang Artemia salina Leach. Metode Analisis (Mursyidi, 1985) Analisis data yang direncanakan menggunakan uji toksisitas (Toxicity Test) untuk mencari MLD (median lethal 11

dose). Persentase kematian larva udang Artemia salina Leach dicatat, kemudian dicari harga probitnya menggunakan tabel. Nilai probit (sumbu y) dilotkan terhadap log dosis (sumbu x) yang digunakan. Selanjutnya ditarik garis luru yang paling baik melalui titik-titik yang ada (garis A). dari sumbu y pada nilai probit 5 ditarik garis horisontal memotong garis A, kemudian ditarik garis vertikal dari perpotongan tersebut sehinggga diperoleh nilai x (log dosis), apabila nilai ini di antilogkan, akan diperoleh nilai dosis yang menyatakan 50% kematian larva udang Artemia salina Leach. HASIL DAN PEMBAHASAN Kulit batang tanaman mahoni (S. Mahagoni Jacq.) diambil dan dikumpulkan dari daerah Cilongok Purwokerto. Hasil penyarian dengan sokletasi kulit batang mahoni dengan kloroform dan metanol didapat berat ekstrak masing-masing 9,25 g dan 8,66 g. Uji sitotoksisitas dilakukan untuk memastikan sifat toksik ekstrak kloroform dan ekstrak metanol kulit batang mahoni dengan metode BST untuk mengetahui nilai LC 50. Dari hasil uji Brine Shrimp Lethality test dari ekstrak kloroform diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Prosentase kematian larva udang ekstrak kloroform kulit batang mahoni No Kosentra Ulangan % si (ppm) 1 2 3 kema tian 1. 1000 5 5 4 53,4 2. 500 6 7 5 40,0 3. 250 7 6 8 30,0 4. 125 8 7 7 26,7 5. 62,5 8 8 7 23,4 Tabel 2. Hubungan prosentase kematian dengan probit ektrak kloroform kulit batang mahoni No Konse ntrasi (ppm) Log konsen trasi % kemati an Probi t 1. 1000 3 53.4 5,09 2. 500 2.6989 40 4,74 3. 250 2.3979 30 4,48 4. 125 2.0969 26.7 4,37 5. 62,5 1.795 23.4 4,27 Ekstrak kloroform kulit batang mahoni dengan berbagai konsentrasi diuji toksisitasnya terhadap larva Arthemia salina Leach. Hasil uji BST diperoleh hubungan log konsentrasi dan nilai probit dengan persamaan 0,6633x + 3,0004 dengan r = 0,963. dari persamaan grafik, diperoleh LC 50 = 1034,246 ppm. Nilai Probit 6 5 4 3 2 1 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Log konsentrasi Gambar 1. hubungan log konsentrasi ekstrak kloroform dan nilai probit 12

Dari hasil uji Brine Shrimp Lethality Test dari ekstrak metanol diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Prosentase kematian larva udang ekstrak metanol kulit batang mahoni No Kosentr Ulangan % asi 1 2 3 kematian (ppm) 1. 1000 5 4 4 56,7 2. 500 5 5 6 46,7 3. 250 5 7 7 36,7 4. 125 7 8 7 26,7 5. 62,5 9 9 8 13,3 Tabel 4. Hubungan prosentase kematian dengan probit ekstrak methanol kulit batang mahoni No Konsen trasi (ppm) Log konsen trasi % kemati an Probit 1. 1000 3 56.7 5,17 2. 500 2.6989 46.7 4,91 3. 250 2.3979 36.7 4,65 4. 125 2.0969 26.7 4,37 5. 62,5 1.795 13.3 3,89 Ekstrak kloroform kulit batang mahoni dengan berbagai konsentrasi diuji toksisitasnya terhadap larva Arthemia salina Leach. Hasil uji BST diperoleh hubungan log konsentrasi dan nilai probit dengan persamaan 1,0333x + 2,122 dengan r = 0,989. dari persamaan grafik, diperoleh LC 50 = 609,910 ppm. Nilai Probit 6 5 4 3 2 1 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Log konsentrasi Gambar 2. hubungan log konsentrasi ekstrak metanol dan nilai probit Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase kematian larva A. salina Leach., menurun dengan semakin kecilnya kadar konsentrasi ekstrak metanol kulit batang S. mahagoni Jacq. yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi ketoksikan ekstrak etanol kulit batang S. mahagoni Jacq. adalah dose dependent (tergantung dosis). Menurut Mc. Laughlin et al. (1998), jika harga LC 50 < 1000 µg/ml dikatakan bahwa ekstrak tersebut bersifat toksik akut terhadap larva A. salina Leach. Dengan demikian, ekstrak methanol kulit batang S. mahagoni Jacg mengandung senyawa bioaktif yang dapat membunuh (toksik akut) terhadap larva udang A. salina Leach. Sementara itu fraksi kloroform karena mempunyai nilai LC 50 >1000 ppm, kandungan senyawa yang ada, tidak mempunyai aktivitas sitotoksik. Kandungan utama ekstrak kulit batang mahoni ditentukan berdasar jumlah 13

puncak-puncak tertinggi yang terbentuk pada kromatogram. Jika suatu komponen berada dalam prosentase tinggi dalam campuran yang dianalisis, maka puncak yang tampil pada kromatogramjuga memiliki luas area yang besar. Jenis dan jumlah fragmen molekul yang terbentuk dari suatu senyawa kimia dari masing-masing puncak pada kromatogram ditentukan berdasarkan spektrum-spektrum massanya. Spektrum massa komponen kimia ekstrak yang diperoleh dari hasil analisis diidentifikasi dengan cara dibandingkan dengan spektrum massa yang terdapat dalam suatu bank data (Library dalam instrumen GCMS). Hasil analisis dengan metode kromatografi gas menunjukkan banyak puncak kromatogram, dengan 9 puncak utama. Puncak utama yang dianalisis adalah puncak-puncak yang memiliki kelimpahan relatif lebih dari 1,20 %. Kromatogram dari GCMS memberi informasi mengenai mengenai berat molekul dan fragmentasinya. Hasil analisis GCMS dari ekstrak kloroform diperoleh kromatogram dengan waktu retensi dan kelimpahan relatif sebagai berikut: Tabel 5. Waktu retensi dan kelimpahan relatif sembilan komponen utama ekstrak kloroform kulit batang mahoni. No No. Puncak Waktu Retensi (menit) Kelimpahan Relatif (%) 1. 15 23,11 5,33 2. 22 24,94 13,14 3. 48 29,73 2,26 4. 49 29,87 2,25 5. 59 33,00 1,51 6. 69 35,73 2,93 7. 73 39,08 2,24 8. 74 40,45 16,03 9. 79 44,28 2,53 Hasil fragmentasi dari berat molekul dari masing-masing kromatogram di atas adalah sebagai berikut: Tabel 2. Berat molekul dan fragmentasi komponen utama ekstrak kloroform kulit batang mahoni. No. No. Puncak BM Karakter Spektrum Massa dan Kelimpahan Relatif ion (m/z) Jenis Senyawa 1. 15 256 41(77), 43(100), 60(90), 73(98), 85(22), 98(15), 115(11), 129(33), 143(2), 157(10), 171(9), 185(8), 213(16), 227(2), 256(49) 2. 22 280 41(82), 55(80), 67(100), 81(75), 95(51), 109(19), 123(8), 136(4), 150(2), 164(1), 182(1), 207(0,5), 227(1), 264(1), 280(3) 3. 48 296 41(26), 43(58), 57(100), 71(68), 85(50), 99(15), 113(10), 127(6), 141(4), 155(3), 169(1), 183(1), 197(1), 211(1), 225(0,5), 239(0,5), 296(1) 4. 49 270 41(50), 43(79), 55(82), 57(100), 83(90), 97(78), 111(42), 125(20), 139(5), 154(4), 168(3), 224(2), 253(2) Asam palmitat Asam linoleat n-heneikosana 1-oktadekanol 14

5. 59 619 41(13), 43(67), 57(100), 71(70), 85(46), 99(28), 113(12), 127(10), 141(5), 155(4), 169(2), 183(2), 197(2), 211(2), 225(1), 239(1) 6. 69 429 41(40), 43(100), 57(48), 81(50), 91(30), 105(42), 121(28), 133(20), 147(56), 165(90), 177(5), 190(2), 205(8), 227(2), 241(1), 255(14), 275(12), 288(12), 302(2), 354(2), 381(12), 396(50), 430(80) 7. 73 412 41(42), 55(100), 69(56), 83(72), 97(34), 123(24), 145(24), 159(28), 173(10), 213(18), 255(39), 271(29), 300(20), 351(18), 364(18), 412(32) 8. 74 414 41(40), 43(100), 57(52), 81(42), 95(42), 107(44), 119(30), 133(26), 145(34), 161(21), 173(10), 185(6), 199(8), 213(19), 231(16), 241(2), 255(18), 273(15), 283(1), 303(20), 329(30), 341(1), 354(2), 371(1), 381(15), 396(20), 414(38) 9. 79 412 41(26), 43(56), 57(22), 81(20), 95(25), 107(20), 124(100), 135(18), 147(18), 159(5), 173(3), 187(4), 203(2), 229(28), 271(4), 389(15), 314(1), 327(1), 355(2), 370(6), 397(4), 412(16) Tetratetra kontana (3α, 5α)-3- tiosianat koleston stigmasterol Γ- sitosterol sitostenon 2 C(CH 2 ) 7 CH=CHCH 2 CH=CH(CH 2 ) 14 CH 3 2 C(CH 2 ) 14 CH 3 CH 3 (CH 2 ) 19 CH 3 puncak nomor 15 puncak nomor 22 puncak nomor 48 CH 3 (CH 2 ) 17 puncak nomor 49 CH 3 (CH 2 ) 17 puncak nomor 59 N S puncak nomor 69 puncak nomor 73 CHMeCH 2 CH 2 CHEtCHMe 2 Me Me puncak nomor 74 O puncak nomor 79 Gambar 3. Komponen utama ekstrak kloroform kulit batang mahoni 15

Hasil analisis dengan GCMS diperoleh kandungan senyawa aktif ekstrak kloroform dari kulit batang mahoni adalah Asam palmitat, Asam linoleat, n- heneikosana, 1-oktadekanol, Tetratetra kontana, (3α, 5α)-3- tiosianat koleston, stigmasterol, Γ- sitosterol, sitostenon Hasil analisis GCMS dari ekstrak metanol diperoleh kromatogram dengan waktu retensi dan kelimpahan relatif sebagai berikut: Tabel 5. Waktu retensi dan kelimpahan relatif sembilan komponen utama ekstrak metanol kulit batang mahoni No No. Puncak Waktu Retensi (menit) Kelimpah an Relatif (%) 1. 3 10,92 1,38 2. 6 13,02 67,92 3. 9 14,68 1,20 4. 11 15,64 2,51 5. 13 16,1 3,88 6. 18 19,1 2,82 7. 19 19,22 2,31 8. 20 19,43 4,46 9. 24 21,73 2,30 Hasil fragmentasi dari berat molekul dari masing-masing kromatogram di atas adalah sebagai berikut: Tabel 6. Berat molekul dan fragmentasi komponen utama ekstrak metanol kulit batang mahoni. N o. No. Puncak BM Karakter Spektrum Massa dan Kelimpahan Relatif ion (m/z) Jenis Senyawa 1. 3 124 39(10), 53(26), 57(10), 81(74), 109(100), 124(82) 2. 6 110 39(10), 53(14), 64(36), 81(14), 92(10), 110(100) 3. 9 124 39(13), 51(20), 67(10), 78(70), 95(10), 106(16), 124(100) 4. 11 154 39(25), 51(18), 65(30), 79(11), 93(46), 111(34), 139(54), 154(100) 5. 13 126 39(12), 52(42), 63(3), 80(40), 97(10), 108(20), 123(30), 126(100) 6. 18 126 41(21), 69(33), 80(19), 85(20), 98(10), 126(100) 7. 19 152 39(2), 51(20), 67(6), 77(23), 94(2), 105(6), 123(100), 152(22) 8. 20 192 39(11), 43(90), 60(100), 71(71), 84(20), 100(14), 112(38), 150(2), 156(2) 9. 24 136 39(20), 51(10), 67(11), 79(10), 89(12), 107(10), 118(1), 136(100) o-metoksi fenol 1,2-benzenadiol 4-metil-1,2-benzenadiol 2,6-dimetoksi fenol 1,2,3-benzenatriol 1,3,5-benzenatriol 4-propil-1,3-benzenadiol 1,3,4,5-tetrahidroksi sikloheksana karboksilat 2-hidroksi-4-metil benzaldehida 1

OMe O O puncak nomor 3 puncak nomor 6 puncak nomor 9 puncak nomor 11 puncak nomor 13 puncak nomor 18 puncak nomor 19 O CO puncak nomor 20 puncak nomor 24 Gambar 4. Komponen utama ekstrak metanol kulit batang mahoni KESIMPULAN DAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan : 1. Hasil uji BST terhadap Artemia salina Leach, diperoleh : a. Fraksi kloroform tidak mengandung senyawa yang bersifat sitotoksik b. Fraksi metanol mengadung senyawa yang bersifat sitotoksik, dengan nilai LC 50 sebesar 609,910 ppm. 2. Hasil analisis dengan GCMS diperoleh kandungan senyawa aktif a. Ekstrak kloroform dari kulit batang mahoni adalah Asam palmitat, Asam linoleat, n- heneikosana, 1-oktadekanol, Tetratetra kontana, (3α, 5α)-3- tiosianat koleston, stigmasterol, Γ- sitosterol, sitostenon. 17

b. Ekstrak metanol dari kulit batang mahoni adalah o-metoksi fenol, 1,2-benzenadiol, benzenadiol, 4-metil-1,2-2,6-dimetoksi benzenatriol, fenol, 1,2,3-benzenatriol, 1,3,5-4-propil-1,3- benzenadiol, 1,3,4,5- tetrahidroksi karboksilat, benzaldehida. DAFTAR PUSTAKA sikloheksana 2-hidroksi-4-metil Achmad, S. A. 2004. Kimia Bahan Alam Suatu Pendekatan untuk Memahami Potensi Keanekaragaman Hayati dalam Bioindustri. Prosiding Seminar Nasional Tanggal 5 September 2004 di Surabaya pp1-25. -----------. 2000. Profil Kesehatan Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data Kesehatan. Jakarta. Pp 21-25. Harwig, J., and Scott, P.M., 1971, Brine Shrimp (Artemia salina L), Larvae as a screening System for Fungal Toxin, American Society for Microbiology, 21(1971): 1011-1016. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Badan Litbang Kehutanan.Jakarta. Mc Laughlin, J.L., Lingling L., Rogers, John E., Anderson, 1998, The Use Of Biological Assays to Evaluate Botanicals, Drugs Information Journal, 32: 513-524. Mursyidi, A. 1985. Statistika Farmasi dan Biologi. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sugiyanto, B., Sdarta, E., Meyanto dan Nugroho, A. E., 2003, Aktivitas Karsinogenik Senyawa yang berasal dari Tumbuhan, Tumbuhan Farmasi Indonesia, 14(4): 132-141. Wagner H.Bladt S, 1984. Plant Drug Analysis A thin Layer Chromatography atlas. springer Verlag, berlin, 292 293. 18