Tabel 1. Formula Basis Gel

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI HPMC SEBAGAI GELLING AGENT DALAM FORMULA GEL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

OPTIMASI WAKTU PENGEMBANGAN GELLING AGENT HPMC DAN STABILITAS FISIKA GEL EKSTRAK MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PROFIL STABILITAS FISIKA KIMIAMASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber

PEMBUATAN SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sukmawati, N.M.A. 1, Arisanti, C.I.S. 1, Wijayanti, N.P.A.D 1. Universitas Udayana

PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

Wina Rahayu Selvia, Dina Mulyanti, Sri Peni Fitrianingsih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne

PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL DAUN SOM JAWA SEBAGAI OBAT ANTISEPTIK DALAM SEDIAAN GEL ANTISEPTIK KULIT

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI BASIS HPMC 4000 TERHADAP STABILITAS FISIK GEL MIKROEMULSI NATRIUM DIKLOFENAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

EVALUASI MUTU SALEP DENGAN BAHAN AKTIF TEMUGIRING, KENCUR DAN KUNYIT

Uji Stabilitas Pada Gel Ekstrak Daun Pisang (Gelek Usang)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) dengan BASIS CARBOPOL

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis

OPTIMASI KOMBINASI KARBOMER 934 DAN HPMC TERHADAP EFEKTIVITAS GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOLIK KULIT BUAH MANGGIS

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

Larutan bening. Larutab bening. Endapan hijau lumut. Larutan hijau muda

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGG1S (Garcinia mangostana L.) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SEDIAAN GEL

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

FORMULASI DAN OPTIMASI BASIS GEL HPMC (HIDROXY PROPYL METHYL CELLULOSE) DENGAN BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI ABSTRACT

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN SEDIAAN KRIM ANTIAKNE EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika. Pengaruh kadar etanol dalam sediaan gel antiseptika.zip

DAFTAR ISI II METODOLOGI PENELITIAN III Alat dan bahan Alat Bahan Bakteri uji... 36

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OPTIMASI FORMULA SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah sirih merah (Piper

OPTIMASI PARAMETER FISIK VISKOSITAS, DAYA SEBAR DAN DAYA LEKAT PADA BASIS NATRIUM CMC

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurusan Farmasi Fakultas Matemátika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana ABSTRAK

Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Astarina, N. W. G., Astuti, K. W., Warditiani, N. K.

Nama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI PENYEBAB JERAWAT DARI GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam bidang kosmetik adalah jambu

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

UJI FITOKIMIA EKSTRAK ETIL ASETAT RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.)

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah,

FORMULASI KRIM PENYEMBUH LUKA TERINFEKSI Staphylococcus aureus EKSTRAK DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet PADA TIPE A/M

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Transkripsi:

2 2.2 Alat Penelitian alat gelas, termometer, timbangan (Adam AFP-360L), heater (Corning PC-420D), ph meter (Oakton ph 510 series), viskosimeter Brookfield DV-E, spindel nomer 07, waterbath (Memmert), oven (Binder), dan Stuart Scientific. 2.3 Metode Penelitian Analisis Mutu Serbuk Daun Galing-galing 2.3.1 Penetapan Kadar Air Simplisia (Depkes RI, 1989). 2.3.2 Penetapan Kadar Abu Total Serbuk Simplisia (DepKes RI, 2000). 2.3.3 Penetapan Kadar Abu Serbuk Simplisia yang Tidak Larut Asam (DepKes RI, 2000). 2.3.4 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air (Depkes RI, 1995). 2.3.5 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol (Depkes RI, 1995). 2.4 Evaluasi parameter Basis Gel 2.4.1 Formulasi Basis Gel Pada penelitian ini daun galing-galing dimanfaatkan sebagai gelling agent alami dalam pembuatan basis gel. Eksipien yang digunakan dalam pembuatan basis gel yaitu prophylen glikol sebagai humektan, Methyl paraben dan prophyl paraben sebagai pengawet, dan Akuadest sebagai pelarut. Tabel 1. Formula Basis Gel No Bahan Fungsi Formula (% ) I II III 1 Serbuk galing-galing Pengental 15 20 25 2 Prophylen glikol Humektan 15 15 15 3 Methyl paraben Pengawet 0,075 0,075 0,075 4 Prophyl paraben Pengawet 0,025 0,025 0,025 5 Akuadest Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100 Keterangan : Formula I : Basis gel galing-galing konsentrasi 15% Formula II : Basis gel galing-galing konsentrasi 20% Formula III : Basis gel galing-galing konsentrasi 25% 2.5 Evaluasi parameter Basis Gel 2.5.1 Evaluasi parameter Fisika a. Pengujian organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan pengamatan secara visual yang bertujuan untuk menilai parameter bau dan warna basis gel yang terbentuk. b. Pengujian homogenitas Hasil uji harus menunjukkan susunan yang homogen (DepKes RI, 1979). c. Pengujian kemampuan sebar Nilai kemampuan sebar yang baik yaitu 5-7 cm (Niyogi et al., 2012). d. Pengujian kemampuan lekat Semakin tinggi kemampuan lekat maka gel akan kontak lebih lama pada permukaan kulit (Carter, 1975) e. Pengujian daya alir/kekentalan Nilai daya alir/kekentalan yang baik yaitu 2000-4000 cps karena dengan kekentalan tersebut gel mampu menyebar dengan baik dan nyaman untuk pemakaian (Garg et al., 2002). 2.6 Evaluasi parameter Kimia Persyaratan ph untuk sediaan topikal yaitu 4,5 sampai 6,5 (Selfie, 2013).

3 3. HASIL Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Serbuk Daun Galing-galing (Cayratia trifolia L.) Jenis Pemeriksaan Persyaratan Hasil Kesimpulan Organoleptis Bau khas galinggaling, warna hijau, rasa pahit Bau khas galinggaling, warna hijau, rasa pahit Memenuhi Kadar air <10% 1) 7,48±1,29% Memenuhi Kadar Abu Total <8% 1) 6,81 ± 0,02% Memenuhi Kadar Abu Tidak Larut <1% 1) 2,59 ± 0,04% Tidak Memenuhi Asam Kadar Sari Larut Air >24% 1) 31,18 ± 0,38% Memenuhi Kadar Sari Larut Etanol >14% 1) 76,52 ± 0,66% Memenuhi Keterangan: 1: DepKes RI, 2000. Tabel 3. Hasil Uji Fitokimia Daun Galing-galing (Cayratia trifolia L.) Jenis Pengujian Saponin Terbentuk buih yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm 1) Glikosida (reaksi Liebermann Burchard) 2) : Terbentuk Terpenoid dan steroid Pustaka Hasil Kesimpulan warna biru hijau Terpenoid: terbentuk warna merah. Steroid: terbentuk warna biru 3) Terbentuk buih setinggi 1,5 cm Terbentuk warna biru hijau Terbentuk warna biru Terbentuk fluoresensi Flavonoid Terbentuk fluoresensi (UV 366 nm) kuning intensif 1) kuning intensif Alkaloid Terbentuk endapan putih Tidak terbentuk endapan kekuningan (Mayer) dan putih dan endapan jingga endapan jingga (Dragendroff) 2) Fenolik Terbentuk warna ungu biru Tidak terbentuk warna ungu biru Karbohidrat - Benedict: terbentuk - Tidak terbentuk warna warna jingga kemerahan. jingga kemerahan - Iodine: terbentuk warna - Terbentuk warna biru biru kehitaman kehitaman - Fehling: terbentuk warna - Terbentuk warna merah merah - Terbentuk cincin warna - Molish: terbentuk cincin ungu ungu 4) + saponin + glikosida + steroid + flavonoid - alkaloid - fenolik + karbohidrat

4 Keterangan 1: DepKes RI, 1979; 2: DepKes RI, 1980; 3:Kristanti et al., 2008; 4: Wardana, 2009 Tabel 4. Pengujian Kemampuan Sebar Kemampuan Sebar Formula I (15% ) Formula II (20% ) Formula III (25% ) 5,53 4,43 3,00 SD 0,11 0,15 0,10 Tabel 5. Pengujian Kemampuan Lekat Kemampuan Lekat Formula I (15% ) Formula II (20% ) Formula III (25% ) 2,84 1,85 1,42 SD 0,11 0,05 0,02 Tabel 6. Pengujian Daya alir/kekentalan Daya alir/kekentalan Formula I (15% ) Formula II (20% ) Formula III (25% ) 4000 13553 Tidak terukur SD 0,00 30,5 Tidak terukur Tabel 7. Pengujian ph ph Formula I (15% ) Formula II (20% ) Formula III (25% ) 5,74 5,83 5,86 SD 0,05 0,02 0,02 (15%) (20%) (25%) Gambar 1. Basis Gel Galing-galing 4. PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Mutu Serbuk Daun Galing-galing (Cayratia trifolia L.) Berdasarkan hasil pemeriksaan karakteristik serbuk, pemeriksaan organoleptis, penetapan kadar air, penetapan kadar abu total, penetapan kadar sari larut dalam air dan kadar sari larut dalam etanol menunjukkan data yang telah memenuhi persyaratan. Sedangkan, penetapan kadar abu tidak larut asam tidak memenuhi persyaratan, hal ini disebabkan oleh kandungan logam dan

5 tanah (Isnawati dan Arifin, 2006). Akibat pencemaran logam yang tidak saja pada permukaan daun tetapi juga ada yang terabsorbsi dalam jaringan tanaman. Senyawa yang tidak mudah hilang pada proses pengabuan pada suhu diatas 500ºC umumnya adalah logam berat (Isnawati dkk., 2004; Fitrya, 2010). Logam berat dan zat anorganik yang tidak larut asam dapat memicu munculnya reaksi iritasi dan membahayakan jika digunakan dalam sediaan farmasi dan kosmetik, sehingga perlu dilakukan uji iritasi (Isnawati dkk., 2004). 4.2 Skrining Fitokimia Berdasarkan hasil skrining fitokimia menunjukkan daun galing-galing (Cayratia trifolia L.) mengandung saponin, glikosida, terpenoid, flavonoid dan karbohidrat. Pada skrining karbohidrat dari 4 pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya kandungan karbohidrat pada daun galing-galing, 3 diantaranya menunjukkan hasil positif. Gelling agent yang umum digunakan adalah turunan selulosa yang merupakan golongan dari karbohidrat (Rassner, 1992). Dari hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun dari tanaman galing-galing mengandung karbohidrat yang dapat dimanfaatkan sebagai gelling agent alternatif. 4.3Evaluasi parameter Basis Gel 4.3.1 Formulasi Basis Gel Untuk mengetahui kemampuan serbuk daun galing-galing sebagai gelling agent maka diformulasi basis gel yang terdiri dari serbuk daun galing-galing, prophylen glikol, Methyl paraben, prophyl paraben dan Akuadest. Formula ini merupakan hasil modifikasi dari penelitian Arikumalasari (2013). HPMC pada penelitian tersebut digantikan dengan serbuk daun galinggaling yang berfungsi sebagai gelling agent alternatif. Gelling agent merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam formulasi basis gel, dimana gelling agent dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia dari basis gel yang dihasilkan sehingga dalam penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi galing-galing (5-25%) untuk memproleh basis gel yang sesuai dengan persyaratan gel yang baik. Prophylen glikol berfungsi sebagai humektan dengan konsentrasi 15% (Voigt, 1994). Methyl paraben dan prophyl paraben merupakan kombinasi pengawet yang umum digunakan dalam formulasi gel dengan konsentrasi optimal sebagai pengawet yaitu 0,075% Methyl paraben dan 0,025% prophyl paraben (DepKes RI, 1979). Dalam pembuatan basis gel galing-galing, serbuk daun galing-galing didispersikan terlebih dahulu dalam air hangat bersuhu 50 C dengan pengadukan menggunakan stirrer scientific dengan kecepatan 500 rpm selama 5 menit hingga mengembang sempurna. Setelah serbuk daun galing-galing mengembang sempurna, bahan-bahan lainnya ditambahkan ke dalam basis gel disertai dengan pengadukan hingga terbentuk campuran yang homogen. Pengawet dilarutkan dalam prophylen glikol sebelum ditambahkan ke dalam basis gel untuk memudahkan terdispersinya bahan-bahan tersebut dalam basis gel kemudian dilakukan pengadukan menggunakan stirrer scientific dengan kecepatan hingga 1000 rpm untuk memproleh sediaan basis gel yang homogen. 4.3.2 Hasil Pengujian Sifat Fisika Gel a. Organoleptis Pengujian organoleptis meliputi warna dan bau sediaan basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) yang dihasilkan. Hasil pengujian organoleptis masing-masing formula basis gel galinggaling (Cayratia trifolia L.) dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 8 Hasil Pengujian Organoleptis Masing-masing Formula Basis Gel Galing-galing (Cayratia trifolia L.). Formula Konsentrasi Basis Hasil Organoleptis ke Gel (% ) Warna Bau 1 15 Hijau tua Tidak berbau

6 2 20 Hijau tua Tidak berbau 3 25 Hijau tua Tidak berbau Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa formula basis gel berwarna hijau tua dan tidak berbau pada masing-masing konsentrasi. Warna hijua tua pada basis gel disebabkan karena kandungan klorofil pada daun galing-galing (Cayratia trifolia L.). Klorofil merupakan pewarna alami yang terdapat pada tanaman. Kandungan klorofil pada daun galing-galing tidak hilang pada saat pengeringan sehingga basis gel galing-galing berwarna hijau tua (Hardjanti, 2008). b. Pengujian homogenitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui homogenitas sediaan basis gel yang ditandai dengan fase terdispersi yang terdistribusi merata dalam fase pendispersi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat sampel pada 3 lapang pandang menggunakan mikroskop pada pembesaran 10x. Hasil pengujian homogenitas masing-masing formula basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 9 Hasil Pengujian Homogenitas Masing-masing Formula Basis Gel Galing-galing (Cayratia trifolia L.). Formula ke Konsentrasi Basis Gel (% ) Homogenitas 1 15 Homogen 2 20 Homogen 3 25 Homogen Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa basis gel galing-galing homogen pada masing-masing konsentrasi. Sediaan basis gel yang homogen menunjukkan eksipien yang terdispersi merata. Selain itu, sediaan gel yang homogen akan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit (Anief, 2007). Hasil pengujian homogenitas masing-masing formula basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) dengan perbesaran 10x dapat dilihat pada lampiran 3. c. Pengujian kemampuan sebar Hasil pengujian kemampuan sebar masing-masing basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) dapat dilihat pada tabel 10 Tabel 10 Hasil Pengujian Kemampuan Sebar Masing-masing Formula Basis Gel Galing-galing (Cayratia trifolia L.) Formula ke- Konsentrasi galing-galing (% ) Kemampuan sebar (cm) ( ± SD) 1 15 5,53±0,11 2 20 4,43±0,15 3 25 3,00±0,10 Keterangan: = Rata-rata kemampuan sebar; SD = Standar deviasi kemampuan sebar Semakin tinggi daya alir/kekentalan gel maka semakin rendah nilai kemampuan sebar yang dihasilkan. Formula 3 memiliki kemampuan sebar yang sesuai dengan persyaratan kemampuan sebar gel yang baik yaitu antara 5 sampai 7 cm (Garg et al., 2002). d. Pengujian kemampuan lekat Hasil pengujian kemampuan lekat masing-masing formula basis gel galing-galing dapat dilihat pada tabel 11

7 Tabel 11 Hasil Pengujian Kemampuan Lekat Masing-masing Formula Basis Gel Galinggaling (Cayratia trifolia L.) Kemampuan lekat Formula Konsentrasi (detik) ke- galing-galing (% ) ( ± SD) 1 15 2,84±0,11 2 20 1,85±0,05 3 25 1,42±0,02 Keterangan: = Rata-rata kemampuan lekat; SD = Standar deviasi kemampuan lekat. Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa variasi konsentrasi galing-galing dapat mempengaruhi kemampuan lekat gel. Formula 3 memiliki kemampuan lekat yang paling tinggi sehingga formula ini memenuhi persyaratan gel yang baik. Syarat gel secara umum yaitu memiliki kemampuan lekat yang tinggi (Hankemampuanni dkk., 2012). e. Pengujian daya alir/kekentalan Pada uji daya alir/kekentalan digunakan spindel dengan ukuran yang sama pada masing-masing formula basis gel. Jika sediaan memiliki tingkat kekentalan yang tinggi maka digunakan spindel dengan diameter yang lebih kecil, sedangkan jika sediaan memiliki tingkat kekentalan yang rendah maka digunakan spindel dengan diameter yang lebih besar. Nomer spindel menunjukkan diameter dari spindel. Semakin besar nomer spindel maka diameter dari spindel akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Spindel yang digunakan pada formula basis gel I, II dan III adalah spindel nomer 7. Hasil pengujian daya alir/kekentalan masing-masing formula basis gel galinggaling dapat dilihat pada tabel 12 Tabel 12 Hasil Pengujian Daya alir/kekentalan Masing-masing Formula Basis Gel Galinggaling (Cayratia trifolia L.) Formula ke- Konsentrasi galing-galing (% ) Daya alir/kekentalan (cps) ( ± SD) 1 15 4000±0,00 2 20 13553±30,50 3 25 Tidak dapat terukur Keterangan: = Rata-rata daya alir/kekentalan; SD = Standar deviasi daya alir/kekentalan Berdasarkan tabel 12, terjadi peningkatan daya alir/kekentalan yang pada masing-masing formula seiring meningkatnya konsentrasi galing-galing yang digunakan. Formula 3 dengan konsentrasi 15% memenuhi persyaratan daya alir/kekentalan gel yang baik yaitu antara 2000 sampai 4000 cps (Garg et al., 2002). Peningkatan daya alir/kekentalan pada basis gel disebabkan oleh perbedaan konsentrasi galing-galing pada masing-masing formula yang terlarut pada sediaan basis gel yang dibuat. Hal yang sama dapat dilihat pada penelitian Chandira et al. (2010) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan daya alir/kekentalan gel seiring dengan meningkatnya konsentrasi gelling agent yang digunakan. 4.5.3 Hasil Pengujian Sifat Kimia Gel Pengujian sifat kimia basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) yang dilakukan adalah pengukuran ph. Pada pembuatan basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.), ph sediaan merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Sediaan basis gel galing-galing yang dibuat diharapkan memiliki nilai ph yang sesuai dengan persyaratan ph untuk sediaan topikal yaitu antara 4,5 sampai 6,5 (Selfie, 2013). Hasil pengukuran ph masing-masing formula basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) dapat dilihat pada tabel 13 Tabel 13 Hasil Pengukuran ph Masing-masing Formula Basis Gel Galing-galing (Cayratia trifolia L.)

8 Formula Konsentrasi ph ( ± SD) ke- galing-galing (% ) 1 15 5,74±0,05 2 20 5,83±0,02 3 25 5,86±0,02 Keterangan: = Rata-rata ph; SD = Standar deviasi ph. Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai ph masing-masing formula basis gel galinggaling (Cayratia trifolia L.) telah memenuhi persyaratan ph untuk sediaan topikal. Selain itu ph basis gel galing-galing (Cayratia trifolia L.) juga sesuai dengan ph fisiologis kulit manusia yang berkisar antara 4,5 sampai 6,5. Jika ph sediaan tidak sesuai dengan ph fisiologis kulit, maka akan menimbulkan dampak negatif pada kulit. Sediaan topikal yang memiliki ph lebih rendah dari ph fisiologis kulit akan mengakibatkan iritasi kulit. Sediaan topikal yang memiliki ph lebih tinggi dari ph fisiologis kulit akan mengakibatkan iritasi dan kulit kering (Young et al., 2002). 4.5.4 Penentuan Formula Optimum Penentuan formula optimum pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat hasil pengujian fisik dan kimia masing-masing konsentrasi pada formula basis gel yang memenuhi parameter pengujian. Hasil pengujian fisik dan kimia dari masing-masing formula basis gel dapat dilihat pada tabel 4.9 Penentuan formula optimum dilakukan pada lima konsentrasi, yaitu 15%, 20% dan 25%. Berdasarkan data pada tabel 4.9, hasil optimum sebagai gelling agent diproleh pada konsentrasi 15% karena pada konsentrasi tersebut memenuhi semua parameter uji fisik dan kimia sediaan gel. Konsentrasi optimum yang diperoleh digunakan pada penelitian selanjutnya yaitu pengujian iritasi. Tabel 14 Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Kimia Dari Masing-masing Formula Parameter Persyaratan Hasil Kesimpulan Pengujian Formula I (15% ) Formula II (20% ) Formula III (25% ) Kemampuan Sebar 5-7 cm 1) 5,53±0,11 4,43±0,15 3,00±0,10 Formula III memenuhi Kemampuan Lekat Daya alir/kekentalan Memiliki kemampuan lekat yang tinggi 2) persyaratan 2,84±0,11 1,85±0,05 1,42±0,02 Formula III memiliki kemampuan lekat yang paling tinggi 2000-4000 4000±0,0 13553±30, cps 1) 5 Tidak dapat terukur Formula III memenuhi persyaratan ph 4,5-6,5 3) 5,74±0,05 5,83±0,02 5,86±0,02 Formula I,II, III,IV dan V memenuhi persyaratan Keterangan : 1: Garg et al., 2012; 2: Hankemampuanni dkk., 2012; 3: Selfie, 2013. 5. KESIMPULAN 5.1 Formula optimum serbuk daun galing-galing (Cayratia trifolia L.) sebagai gelling agent pada basis gel yang memenuhi parameter fisik dan kimia yaitu formula I dengan konsentrasi 15%.

9 UCAPAN TERIMA KASIH team research di Jurusan Farmasi unud. DAFTAR PUSTAKA Aghel, N., E. Moghimipour, dan A. Ameri. 2007. Characterization of an Anti-Dermatophyte Cream from Zataria multiflora Boiss. IJPS Spring. 3(2): 77-84. Anief, M. 2007. Farmasetika, Cetakan Keempat. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 156-181. Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Penerjemah: Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press. Hal. 390-391. Arikumalasari, J. 2013. Optimasi HPMC Sebagai Gelling Agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Jimbaran : Universitas Ukemampuanna. Chandira et al. 2010. Design, Development and Formulation of Antiacne Dermatological Gel. J. Chem. Pharm. Res. 2(1): 401-414. DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 33. DepKes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta: Direktorat Jendral Badan Pengawas Obat dan Makanan. Halaman: 153-154; 158. Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia, Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal: 107-110, 549-553. DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 7, 1036, 1039. Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat. Jakarta: Depkes RI. Fitrya. 2010. Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Alga Padina australis Hauck (Dyctyotaceae). Jurnal Penelitian Sains. Vol. 13 No. 3. Halaman: 46-48 Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, dan A. K. Sigla. 2002. Spreading of Semisolid Formulation. USA: Pharmaceutical Technology. Pp. 84-104. Hankemampuanni, S. A., T. Purwanti, dan T. Erawati. 2012. Pelepasan Na-Diklofenak Sistem Niosom Span 20-Kolesterol dalam Basis Gel HPMC. PharmaScientia. 1(2): 31-43. Hardjanti. S. 2008. Potensi Daun Katuk Sebagai Sumber Zat Pewarna Alami dan Stabilitasnya Selama Pengeringan Bubuk Dengan Menggunakan Binder Moltodekstrin Yogyakarta : Universitas Mercu Buana Isnawati, A., S. Alegantina, M. Raini, dan Nikmah. 2004. Karakteristik Simplisia dan Ekstrak Daun Strobilanthus Crispus. Media Litbang Kesehatan Volume XIV Nomor 2. Isnawati, A., dan K. M. Arifin. 2006. Karakteristik Daun Kembang Sungsang (Gloria superb (L)) dari Aspek Fisiko Kimia. Media Litbang Kesehatan Volume XVI Nomor 4. Karsheva, M., S. Georgieva dan G. Birov. 2007. Flow Behavior Of Two Industrially Made Shampoos. Journal of the University of Chemical Technology and Metallurgy, 40, 4, P.323-328. Kristanti, A. N., N. S. Aminah., M. Tanjung dan B. Kurniadi. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Airlangga. Halaman: 47. Kumar, B. H. A. dan Y. N. Sachidanand. 2001. Treatment of Acne Vulgaris with New Polyherbal Formulations, Clarina Cream and Purim Tablets. Indian J. Dermatol. 46(3): 138-141. Madan, J. dan R. Singh. 2010. Formulation and Evaluation of Aloe vera Topical Gel. Int. J. Ph. Sci. 2: 551-555. Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik: Dasar-dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga. Penerjemah: Yoshita. Jakarta: UI-Press. Hal. 1176-1182. Miranti, L. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia galangan) dengan Basis Salep larut Air terhadap Sifat Fisik Salep dan Kemampuan Hambat Bakteri

10 Staphylococus aureus secara In Vitro (skripsi). Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah. Niyogi, P., N. J. Raju, P. G. Reddy, dan B.G. Rao. 2012. Formulation and Evaluation of Antiinflammatory Activity of Solanum Pubescens Wild Extracts Gel on Albino Wistar Rats. Int. J. Pharm. 2(3): 484-490. Rassner., U. Steinert. 1992. Buku Ajar dan Atlas Dermatologi,diterjemahkan oleh Toni Harijanto, EGG, Jakarta. Selfie P.J. Ulaen, Yos Banne, Ririn A. Suatan. 2013. Pembuatan Salep Anti Jerawat Dari Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Manado : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan. Septiani, S., N. Wathoni, dan S. R. Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon Linn.). Jurnal Unpad. 1(1): 4-24. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah: Soendani Noerono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 370, 398-434. Wardhana W, Iyan S,Nasrul W. 2009. Pemanfaatan Ekstrak Buah Alpukat (Persea americana, Mill.) Menjadi Sediaan Moisturizing Gel Dengan Menggunakan Teknologi Thixogel. Jatinangor : Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Young, L. A., J. C. Dodge, K. J. Guest, J. L. Cline, dan W. W. Kerr. 2002. Age, Breed, Sex and Period Effects on Skin Biophysical Parameters for Dogs Fed Canned Dog Food. J. Nutr. 6: 132-169.

Digital Receipt This receipt acknowledges that Turnitin received your paper. Below you will f ind the receipt inf ormation regarding your submission. The f irst page of your submissions is displayed below. Submission author: Assignment title: Submission title: File name: File size: Page count: Word count: Character count: Submission date: Submission ID: I G N Jemmy Anton Prasetia Jurnal PENGEMBANGAN GELLING AGENT f ull_paper_senastek.pdf 69.39K 10 3,527 20,907 15-Oct-2015 04:51PM 585173625 Co pyright 20 16 Turnitin. All rights reserved.

PENGEMBANGAN GELLING AGENT ALAMI DARI DAUN GALING-GALING (Cayratia trifolia L.) YANG MEMENUHI UJI KARAKTERISTIK FARMASETIS by I G N Jemmy Anton Prasetia FILE FULL_PAPER_SENASTEK.PDF (69.39K) T IME SUBMIT T ED 15-OCT-2015 04:51PM WORD COUNT 3527 SUBMISSION ID 585173625 CHARACT ER COUNT 20907

PENGEMBANGAN GELLING AGENT ALAMI DARI DAUN GALING-GALING (Cayratia trifolia L.) YANG MEMENUHI UJI KARAKTERISTIK FARMASETIS ORIGINALITY REPORT 19% SIMILARIT Y INDEX 18% INT ERNET SOURCES 3% PUBLICAT IONS 7% ST UDENT PAPERS PRIMARY SOURCES ojs.unud.ac.id 1 9% Int ernet Source journal.uad.ac.id 2 2% Int ernet Source www.slideshare.net 3 1% Int ernet Source ejournal.unp.ac.id 4 1% Int ernet Source 5 D. Pin. "Determination of the Depth of Excision Using a Dermatome (Aesculap ) to 1% Export all Hair Follicle Bulbs from a Donor Site in the Dog", Journal of Veterinary Medicine Series A, 11/2007 Publicat ion ejurnal.poltekkesmanado.ac.id 6 1% Int ernet Source elibrary.unisba.ac.id 7 1% Int ernet Source

senastek.unud.ac.id 8 1% Int ernet Source 9 Kwon, Hye Mi, Won Hur, and Shin Young Lee. "Moisturization and Transdermal 1% Penetration Characteristics of PEGimpregnated Aloe vera Gel from DIS Processing", KSBB Journal, 2013. Publicat ion Submitted to De Montfort University 10 1% St udent Paper Submitted to Higher Education Commission 11 <1% Pakistan St udent Paper km.iptek.net.id 12 <1% Int ernet Source Submitted to igroup 13 <1% St udent Paper Submitted to Universitas Muhammadiyah 14 <1% Surakarta St udent Paper EXCLUDE QUOT ES OFF EXCLUDE MAT CHES OFF EXCLUDE BIBLIOGRAPHY OFF