BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber antioksidan alami. Senyawa antioksidan yang terdapat pada kulit buah manggis adalah senyawa polifenol berupa xanton dengan senyawa aktif utama yaitu α- mangostin (Palakawong et al., 2010; Evrilia dkk., 2014). Aktivitas antioksidan xanton pada kulit buah manggis lebih besar 66,7 kali dari wortel dan 8,3 kali dari jeruk (Miryanti dkk., 2011). Menurut Nugroho (2012), ekstrak air dan ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki potensi antioksidan yang besar. Mardawati et al. (2009), telah melakukan pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah manggis dan diperoleh nilai IC 50 sebesar 9,26 mg/l. Senyawa antioksidan dalam kulit buah manggis dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah penuaan pada kulit. Pemanfaatan efek antioksidan pada sediaan yang ditujukan untuk kulit wajah lebih baik diformulasikan dalam bentuk topikal dibandingkan dengan oral. Hal ini disebabkan karena zat aktif dapat kontak lebih lama dengan permukaan kulit wajah. Salah satu bentuk kosmetik wajah yang tersedia adalah masker gel peel off (Evrilia dkk., 2014). Sukmawati (2013), telah melakukan formulasi masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis menggunakan HPMC sebagai gelling agent dan dihasilkan sediaan yang telah memenuhi sifat fisika kimia sediaan.

2 2 Dalam formulasi masker gel peel off, komposisi bahan-bahan yang digunakan akan mempengaruhi karakteristik sediaan yang dihasilkan. Gelling agent merupakan faktor kritis yang mempengaruhi karakteristik sediaan masker gel peel off. HPMC merupakan gelling agent semi sintetik turunan selulosa yang sering digunakan sebagai eksipien karena sifatnya yang tidak toksik dan tidak mengiritasi. HPMC dengan konsentrasi 2-4% berfungsi sebagai peningkat viskositas gel (Wade and Waller, 1994; Rowe et al., 2009). Telah banyak penelitian yang melakukan formulasi gel menggunakan HPMC sebagai gelling agent dengan variasi cara pengembangan HPMC menggunakan air dan air panas. Pada pengembangan HPMC menggunakan air, dilakukan pendiaman selama menit kemudian disimpan pada suhu rendah maka akan menyebabkan terbentuknya massa gel (Voigt, 1994). HPMC dapat mengembang terbatas dalam air karena merupakan polimer hidrofilik yang mampu mengembang dan mengabsorbsi air ke dalam strukturnya tanpa melarutkan dan menjaga keutuhan strukturnya (Voigt, 1994; Sannino et al., 2009). Mekanisme pembentukan gel oleh turunan selulosa terjadi karena adanya penggabungan antarmolekul polimer yang menyebabkan jarak antarpartikel menjadi kecil dan terbentuk ikatan silang antarmolekul yang banyak. Ikatan silang antarmolekul menyebabkan berkurangnya mobilitas pelarut sehingga akan terbentuk massa gel (Suyudi, 2014). Proses pengadukan akan mempercepat terjadinya pembentukan gel (Martin et al., 1993; Sannino et al., 2009). Izzati (2014), telah memformulasikan gel ekstrak kulit buah manggis menggunakan HPMC 3% sebagai gelling agent yang didispersikan dalam air dan

3 3 diperoleh sediaan dengan viskositas yang kurang baik. Utami (2014), telah memformulasikan masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis menggunakan basis dan konsentrasi yang sama dan diperoleh sediaan yang mengalami sineresis selama penyimpanan, sehingga aktivitas antioksidan dari sediaan menunjukkan data yang fluktuatif. Sineresis merupakan keluarnya air yang terjerat dalam basis gel ke permukaan gel. Adanya sineresis akan menyebabkan perubahan bentuk pada gel yang ditandai dengan adanya perubahan viskositas serta perubahan rheologi suatu cairan. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya sineresis adalah proses pengembangan gelling agent yang tidak optimal. Saat gelling agent mengembang, maka akan terjadi interaksi polimer-air. Apabila interaksi tersebut tidak stabil, maka air akan terlepas dari basisnya dan terjadi sineresis (Martin et al., 1993; Bhasha et al., 2013). Karakteristik gelling agent turunan selulosa mengembang sempurna ditandai dengan adanya viskositas dan rheologi pseudoplastis. Gelling agent bertanggung jawab terhadap pembentukan matriks gel. Matriks gel yang tidak mengalami kerusakan selama penyimpanan akan menghasilkan viskositas gel yang optimum (Dwiastuti, 2010). Viskositas gel yang optimum akan meningkatkan konsistensi gel, memberikan daya sebar yang baik serta mampu menahan zat aktif tetap terdispersi dalam basis gel yang mempengaruhi pelepasan zat aktif dari gel tersebut (Madan and Singh, 2010). Rheologi pseudoplastis biasanya diperlihatkan oleh polimer-polimer yang berada dalam larutan (Martin et al., 1993). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan optimasi waktu pengembangan HPMC sebagai gelling agent agar diperoleh waktu pengembangan

4 4 HPMC optimal yang ditandai dengan viskositas dan rheologi pseudoplastis sehingga dapat dihasilkan sediaan masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis yang memenuhi karakteristik gel yang baik. 1.2 Rumusan Masalah Berapa waktu optimum yang diperlukan untuk mendispersikan HPMC dalam akuades sehingga diperoleh viskositas dan rheologi pseudoplastis? Bagaimana karakteristik sediaan masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis yang diformulasikan menggunakan basis HPMC dengan waktu pengembangan optimum? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui waktu optimum yang diperlukan untuk mendispersikan HPMC dalam akuades sehingga diperoleh viskositas dan rheologi pseudoplastis Untuk mengetahui karakteristik sediaan masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis yang diformulasikan menggunakan basis HPMC dengan waktu pengembangan optimum. 1.4 Manfaat Penilitian Dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai waktu optimum yang diperlukan HPMC untuk terdispersi dalam akuades serta mengetahui karakteristik sediaan masker gel peel off ekstrak kulit buah manggis yang

5 5 diformulasikan menggunakan basis HPMC dengan waktu pengembangan optimum.