JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI

DESKRIPSI MIKROSTRUKTURAL RUBRIK OPINI POROS MAHASISWA HARIAN SEPUTAR INDONESIA BULAN NOVEMBER 2014 SAMPAI JANUARI 2015

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

Indriaty Matoka. (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia) Pembimbing I : Dr. Fatmah AR. Umar, M. Pd. Pembimbing II: Salam, S. Pd, M.

CAMPUR KODE PADA IKLAN TELEVISI JUNI - NOVEMBER TAHUN 2014

OLEH: SURAHMAT NPM:

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang berakal. Dengan adanya akal manusia akan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB II KAJIAN TEORI. A. Analisis. Analisis diuraikan secara singkat memiliki arti penyederhanaan data.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kriteria untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau

PROFIL PENALARAN SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII MTs. Abdullah Mojo Kediri Tahun Pelajaran

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KEMAHIRAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya yang berjudul Metode

PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008

Keterampilan Dasar Menulis

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu. solusi atau jawaban atas masalah yang diteliti.

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

ANALISIS KESESUAIAN BUKU TEKS TEMATIK TERPADU KELAS IV TEMA 9 MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI PADA KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh: YALDI NIM

DASAR-DASAR LOGIKA. Katakan Maksud Anda (1) Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH

BAB II MENULIS WACANA ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

PRINSIP KERJA SAMA DAN PRESUPOSISI PADA PAPAN NAMA TOKO DAN PAPAN NAMA PENJUAL JASA DI KABUPATEN KEDIRI (TINJAUAN PRAGMATIK) SKRIPSI

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KEPIL TAHUN AJARAN 2015/2016

KESALAHAN PENGGUNAAN EYD DALAM ARTIKEL SISWA MTS. SUNAN KALIJOGO PADA MAJALAH IMASKA

BAB III. Metodelogi Penelitian. Pembelajaran Kewirausahaan Di SMP Jati Agung menggunakan Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

Thohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, Jakarta, Rajawali Pers, 2013, hlm. 1

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

CITRA PEREMPUAN JAWA DALAM NOVEL LANGIT TAMAN HATI KARYA CUCUK HARIYANTO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan kerangka pengujian dalam memasatikan suatu keabsahan. 1

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh FARINA DWI ASMARANI NIM

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

ARTIKEL PENALARAN SISWA KELAS X4 SMA NEGERI 4 SINGARAJA KETIKA MEMBERIKAN TANGGAPAN TERHADAP WACANA KONTROVERSI PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Skripsi pada hakikatnya adalah laporan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, untuk bisa

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo

Transkripsi:

JURNAL PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACANA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI LOGICAL REASONING OF ARGUMENTATION IN STUDENTS WRITING DISCOURSE AT NINTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 8 KEDIRI Oleh: INDAH NOVITA INDRIANI 12.1.01.07.0043 Dibimbing oleh : 1. Dr. Subardi Agan, M.Pd 2. Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017 1

2

PENALARAN ARGUMENTASI DALAM WACA NA TULIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KEDIRI Indah Novita Indriani 12.1.01.07.0043 FKIP - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia novitaindah997@gmail.com Dr. Subardi Agan, M.Pd dan Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Salah satu hal yang mendasari penelitian ini adalah penalaran mempergunakan prinsip-prinsip logis sehingga siswa mendapat pengetahuan bernalar yang benar. Pada kasus pelajar siswa kelas IX banyak mengalami kesalahan dalam bernalar argumentatif. Hal tersebut terjadi karena adanya kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Kesalahan ini terjadi karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi. Akibatnya kesalahan ini juga dapat terjadi pada wacana tulis.penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai pola penalaran yang digunakan dan salah nalar yang terjadi pada penalaran argumentasi dalam wacana tulis siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh berupa deskripsi dengan menggunakan kata-kata atau bahasa. Selain itu penelitian ini juga menggunakan pendekatan analisis wacana mikro berupa analisis kesalahan bahasa, yaitu kesalahan penalaran argumentasi siswa. Hasil penelitian ini adalah (1) Pola penalaran yang digunakan pada argumentasi dalam wacana tulis siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri adalah pola penalaran deduktif dan pola penalaran induktif. Dari kedua pola penalaran tersebut, siswa lebih banyak menggunakan pola penalaran deduktif. (2) Jenis-jenis salah nalar yang terjadi pada argumentasi dalam wacana tulis siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri adalah jenis salah nalar generalisasi yang terlalu luas dan jenis salah nalar kekeliruan kausalitas. Simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Tujuan pokok penggunaan penalaran dalam pembelajaran adalah untuk menunjang pemebelajaran khususnya Bahasa Indonesia kegiatan berbahasa dan bernalar. (2) Untuk lebih menjelaskan kepada siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri agar lebih memahami mengenai pola penalaran dan salah nalar pada argumentasi khususnya dalam wacana tulis. Kata Kunci : penalaran, argumentasi, wacana tulis, siswa 3

I. LATAR BELAKANG Pelajar sebagai insan terdidik perlu menguasai kemampuan bernalar. Bernalar merupakan bagian yang paling penting dalam berargumen. Setiap pelajar harus dapat menguasai kemampuan bernalar, karena bernalar merupakan proses untuk merangkai fakta-fakta yang dapat diterima oleh akal sehat. Gorys Keraf (1992:4) menjelaskan penalaran adalah bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berfikir untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat. Itulah sebabnya pelajar perlu menguasai kemampuan bernalar dengan baik. Pelajar juga perlu dilatih bernalar yang benar. Ada beberapa alasan pentingnya menguasai kemampuan bernalar tersebut. Pertama, penalaran mempergunakan prinsip-prinsip logissehingga siswa mendapat pengetahuan bernalar yang benar. Kedua, penalaran dapat menambah daya berfikir logika sehingga dapat melatih dan mengembangkan daya pemikiran seseorang. Seorang pelajarberfikir menggunakan logika sangat diperlukan karena dapat membantu mengembangkan daya pikir mengenai suatu hal.ketiga, penalaran membantu kita untuk mampu berfikir sendiri dan tahu mana yang benar dari yang palsu sehingga pelajar tidak akan salah dalam berargumen. Keempat, penalaran dapat membantu seseorang untuk bisa berfikir lurus, tepat dan teratur. Pelajar seringkali berfikir dengan tidak menggunakan kemampuan bernalar, sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman. Itulah sebabnya pelajar sangat penting menguasai kemampuan bernalar argumentatif, karena dengan berfikir demikian dapat membantu pelajar dalam memperoleh kebenaran (fakta). Sebagaimana pentingnya pengetahuan bernalar argumentatif bagi pelajar, hendaknya pelajar dapat memahami manfaat pengetahuan bernalar dengan baik. Pada kasus ini pelajar siswa kelas IX banyak mengalami kesalahan dalam bernalar argumentatif. Pada dasarnya pelajar sudah mengetahui cara bernalar dengan baik, tetapi masih banyak pelajar yang tidak bisa menguasai kemampuan bernalar argumentatif dengan baik. Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi. Oleh karena itu, kesalahan ini juga dapat terjadi pada wacana tulis. Dalam berargumen pun pelajar kelas IX banyak mengalami salah nalar akibat salah dalam mengambil suatu kesimpulan. 4

Berdasarkan masalah di atas tujuan penelitian ini adalahuntuk menjelaskan mengenai pola penalaran yang digunakan dan salah nalar yang terjadi pada penalaran argumentasi dalam wacana tulis siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri. Penalaran merupakan aktivitas berpikir untuk mendapatkan kesimpulan. Untuk mendapatkan kesimpulan dibutuhkan beberapa pernyataan yang berhubungan.pernyataan tersebut sesuai pendapat Keraf (1992: 5), Penalaran yaitu bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berfikir untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat. Penalaran dalam prosesnya ada dua macam, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir berupa sebuah penarikan kesimpulan yang bersifat umum atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta), fakta-fakta yang diperoleh kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Dalam proses penalaran deduktif maupun induktif, kita seringkali melakukan kesalahan tanpa disadari baik dari segi tulisan maupun ucapan. Kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran tersebut biasa disebut dengan salah nalar, salah nalar tersebut merupakan gagasan, pikiran, kepercayaan, simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Menurut Surajiyo (2012: 105), sesat pikir merupakan proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah, dan menyesatkan, suatu gejala berfikir yang salah disebabkan oleh pemaksaan prinsipprinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya. Salah nalar tersebut dapat diatasi dan dihindari sesuai dengan kesalahan yang dilakukan. Jenis-jenis salah nalar antara lain sebagai berikut : (1) Generalisasi yang terlalu luas. Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukunggeneralisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi. (2) Kerancuan analogi. Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Analogi adalahpersamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan, kiasan. (3) Kekeliruan kausalitas. Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu 5

peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Menurut Weston (2007 : 1), berargumen artinya menawarkan serangkaian alasan atau bukti dalam mendukung sebuah kesimpulan.argumen adalah usaha untuk mendukung pandangan tertentu dengan alasan-alasan. Menurut Keraf 1992 : 3, argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dan dalam dunia ilmu pengetahuan, argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan buktibukti atau menetukan kemungkinankemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. Dalam berpendapat atau berargumentasi, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu bentuk tulisan maupun cara menyusun teks argumentasi. Berargumen merupakan proses menawarkan serangkaian alasan atau bukti dalam mendukung sebuah simpulan. Dalam tulisan yang mengandung argumentasi hendaknya terdapat dasar yang bersifat kritis dan logis, memerlukan kejelasan, memerlukan juga keyakinan dengan perantaraan fakta-fakta. Menyusun sebuah esai argumentatif hendaknya juga memperhatikan langkah-langkah penyusunannya yang benar, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan faktanya. II. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana mikro berupa analisis kesalahan bahasa, yakni kesalahan penalaran argumentasi siswa. Penggunaan pendekatan ini didasari dengan pertimbangan berikut. Pertama, objek kajian yang diteliti berupa wacana tulis siswa. Kedua, kesalahan penalaran argumen yang sering terjadi pada proses bernalar siswa. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada fakta yang ada yaitu hasil kerja siswa berupa teks argumentasi sehingga yang dihasilkan berupa deskripsi tentang kesalahan penalaran argumentasi pada wacana tulis siswa. Jenis penelitian berupa penelitian kualitatif.penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif sebab data yang digunakan berupa data verbal dan istrumennya berupa manusia. Selain itu hasil penelitian berupa deskriptif dengan menggunakan kata-kata atau bahasa. Berdasarkan tujuan penelitian termasuk jenis penelitian deskriptif. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif ini karena bertujuan 6

mendeskripsikan pola penalaran dan salah nalar. Tujuan penelitian ini berupa deskriptif mengenai hasil penelitian yang dilakukan. Deskripsi masalah terhadap objek yang dipilih berdasarkan fakta yang ada. Fakta tersebut adalah adanya kesalahan penalaran argumen dalam wacana tulis siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen.kelebihan instrumen berupa manusia adalah manusia bisa menentukan data dan bukan data, dapat menetapkan fokus penelitian, melakukan pengumpulan data,dan analisis data. Penentuan instrumen perlu mempertimbangkan aspek wujud data dan sumber data. Data penelitian ini berupa wacana tulis siswa. Data seperti ini hanya mungkin dikumpulkan oleh peneliti. Oleh karena itu, instrumen penelitian ini berupa diri peneliti. Dengan kata lain, instrumen utama adalah diri peneliti, agar proses pengumpulan data efektif penelitian ini menggunakan instrumen pendukung berupa kartu data. Tahapan penelitian ini adalah (1) tahap persiapan. Pada tahap persiapan meliputi aktifitas pemilihan judul dan konsultasi judul, studi pustaka, merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan menentukan kerangka teori. (2) tahap pelaksanaan. Pada tahapan ini meliputi aktifitas pengumpulan data, pengelolaan data, dan penyimpulan hasil pengelolaan data.(3) tahap pelaporan.tahap penyelesaian meliputi aktifitaspenulisan laporan, melaporkan hasil penelitian dan pengkonsultasian laporan kepada pembimbing. Tahap pelaporan ini merupakan tahap akhir dalam penelitian ini. Tempat penelitian ini berlangsung di SMP Negeri 8 Kediri.Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2016- November 2016. Dalam penelitian ini data yang digunakanberupa kalimat-kalimat dalam suatu paragraf teks argumentasi hasil kerja siswa. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dari siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri khususnya siswa kelas IX J yang terdiri dari kurang lebih 30 siswa. Sumber data lainnya yaitu wacana tulis siswa. Wujud sumber data ini berupa hasil kerja siswa berdasarkan tugas dari guru berupa teks argumentasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak. Metode simak merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian bahasa dengan cara menyimak penggunaan bahasa pada objek yang diteliti. Dalam metode simak harus disertai mencatat. Hal ini berarti peneliti mencatat data yang tepat dan ditulis pada kartu data. 7

Langkah-langkahnya sebagai berikut, Peneliti menyimak objek sebagai langkah awal penelitian. Hal ini dilakukan dengan melihat secara seksama dan mempelajari dengan teliti objek yang akan diteliti yaitu wacana tulis siswa berupa teks argumentasi. Pencatatan dilakukan apabila data yang didapatkan berupa paragraf yang mengandung pola penalaran induktif maupun deduktif, serta salah nalar yang telah ditemukan cukup untuk dijadikan data penelitian. Data tersebut kemudian dicatat pada kartu data dan dianalisis mengenai salah nalar dan pola penalaran argumen yang ada pada wacana tulis siswa berdasarkan pada jenis pola penalaran dan kesalahan penalaran yang ditemukan. Analisis data penelitian ini akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Mengidentifikasi data yang mengandung pola penalaran dan salah nalar dalam wacana tulis siswa. (2) Mengklasifikasi data yang mengandung pola penalaran dan salah nalar dalam wacana tulis siswa. (3) Menganalisis data yang mengandung pola penalaran dan salah nalar dalam wacana tulis siswa berdasarkan jenis pola penalaran dan kesalahan penalaran yang ditemukan. (4) Menyimpulkan hasil analisis yang mengandung pola penalaran dan kesalahan penalaran dalam wacana tulis siswa. Pengecekan keabsahan temuan, peneliti menggunakan teknik perpanjangan keabsahan temuan dan pendiskusian dengan teman sejawat. III. HASIL DAN KESIMPULAN 1. Pola Penalaran a. Penalaran Deduktif Data yang menunjukkan penalaran deduktif dapat dilihat pada data (1) dan berikut ini : (1) Pohon adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan tetapi tidak bisa berjalan. Pohon terdiri dari akar, batang, ranting, daun, buah. Ada juga pohon yang tidak bisa berbuah. Banyak manusia yang menanam pohon didekat rumahnya, seperti di halaman rumah maupun di pekarangan belakang rumah. (PD/A1/01) Data (1) menunjukkan pola penalaran berdasarkan suatu pernyataan umum ke yang khusus untuk menarik kesimpulan. Pada pernyataan Pohon terdiri dari akar, batang, ranting, daun, buah. Ada juga pohon yang tidak bisa berbuah. Banyak manusia yang menanam pohon didekat rumahnya, seperti di halaman rumah maupun di pekarangan belakang rumah. merupakan pernyataan khusus. Pernyataan tersebut didahului dengan adanya pernyataan umumyaitu pernyataan Pohon adalah makhluk yang 8

diciptakan oleh Tuhan tetapi tidak bisa berjalan. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, siswa menggunakan pola penalaran deduktif. Dinyatakan sebagai penalaran deduktif hal yang pertama dikemukakan yaitu hal yang bersifat umum, kemudian diikuti pernyataanpernyataan khusus tentang hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan umum. b. Penalaran Induktif Data yang menunjukkan penalaran induktif dapat dilihat pada data (12) berikut ini : (12) Maka dari itu warga yang menebang pohon harus menanamkan sistem tebang pilih pohon. Dengan sistem itu maka tidak akan terjadi bencana tanah longsor. Penebangan hutan secara liar akan berdampak pada pemukiman warga. (PI/C2/12) Data (12) menunjukkan pola penalaran yang bertolak pada sebuah penarikan kesimpulan yang bersifat umum atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta). Pada pernyataan Penebangan hutan secara liar akan berdampak pada pemukiman warga, merupakan pernyataan umum. Pernyataan tersebut didahului dengan adanya pernyataan khusus berupa fakta-fakta yaitu pernyataan Maka dari itu warga yang menebang pohon harus menanamkan sistem tebang pilih pohon. Dengan sistem itu maka tidak akan terjadi bencana tanah longsor. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, siswa menggunakan pola penalaran induktif. Dinyatakan sebagai penalaran induktif karena penalaran ini merupakan sebuah penarikan kesimpulan yang bersifat umum diikuti pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta). 2. Salah Nalar a. Generalisasi Terlalu Luas Adapun jenis-jenis salah nalar pada argumentasi siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri terdapat pada data (22) berikut ini : (22) Jogging adalah kegiatan berlari-lari kecil. Jogging biasanya dilakukan di pagi hari untuk menyehatkan badan. Sebelum jogging dianjurkan makan tetapi tidak terlalu banyak. Selain itu jogging juga bisa dilakukan di jalan raya maupun dilapangan sekitar rumah. (G/B1/22) Data (22) menunjukkan salah nalar generalisasi terlalu luas. Hal ini terjadi disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu salah nalar ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi. Pernyataan Sebelum jogging dianjurkan makan tetapi tidak terlalu banyak, merupakan 9

generalisasi yang terlalu luas. Pernyataan tersebut dapat dijadikan dasar generalisasi, jika ada data yang mendukung. Letak kesalahan pernyataan tersebut karena masih terlalu umum. Salah nalar pada data tersebut dapat diperbaiki, dengan adanya data pendukung sebagai berikut: a. Terlalu banyak makan akan membuat kita merasa kekenyangan. b. Jika terlalu kenyang, kita akan kesulitan dalam bergerak. Berdasarkan data pendukung tersebut, data (22) dapat diperbaiki menjadi data (22A) sebagai berikut. (22A) Jogging adalah kegiatan berlari-lari kecil. Jogging biasanya dilakukan di pagi hari untuk menyehatkan badan. Sebelum jogging dianjurkan makan tetapi tidak terlalu banyak.terlalu banyak makan akan membuat kita merasa kekenyangan. Jika terlalu kenyang, kita kan kesulitan dalam bergerak. Selain itu jogging juga bisa dilakukan di jalan raya maupun dilapangan sekitar rumah. b. Kekeliruan Kausalitas Salah nalar kekeliruan kausalitas ditemukan pada data (24) dan data (25) sebagai berikut. (24) Dampak dari penebangan liar itu berbagai macam. Salah satunya adalah menyebabkan hutan menjadi gundul. Jika hutan menjadi gundul akan menyebabkan longsor. (KK/J2/24) Data (24) menunjukkan salah nalar kekeliruan kausalitas. Hal ini terjadi karena kekeliruan menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu peristiwa atau kejadian. Hal ini bisa dilihat bahwa hubungan sebab-akibat dalam data (24) tidak tepat. Pernyataan Salah satunya adalah menyebabkan hutan menjadi gundulmerupakan sebab, sedangkan pernyataan Jika hutan menjadi gundul akan menyebabkan longsormerupakan sebab. Seharusnya pernyataan Jika hutan menjadi gundul akan menyebabkan longsor dirubah menjadi Jika hutan menjadi gundul akan mengakibatkan longsor, sehingga pernyataan tersebut merupakan akibat. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, siswa seringkali mengalami salah nalar akibat gagasan, pikiran, kepercayaan, simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Salah nalar yang terjadi pada siswa tersebut seperti generalisasi yang terlalu luas dan kekeliruan kausalitas. Generalisasi yang terlalu luas terjadi karena siswa dalam mengumpulkan data tidak disertai dengan fakta dan belum diselidiki lebih lanjut, sehingga pernyataannya masih terlalu umum. Kekeliruan kausalitas terjadi karena kekeliruan siswa dalam penempatan kausalitas sebab-akibat. 10

3. Simpulan Berdasarkan tujuan penelitian, data dan analisis data, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, pola penalaran yang digunakan pada argumentasi dalam wacana tulis siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri adalah pola penalaran deduktif dan pola penalaran induktif. Dari kedua pola penalaran tersebut, siswa lebih banyak menggunakan pola penalaran deduktif. Dinyatakan sebagai penalaran deduktif hal yang pertama dikemukakan yaitu hal yang bersifat umum, kemudian diikuti pernyataan-pernyataan khusus tentang halhal yang berkaitan dengan pernyataan umum. Sebagai guru, apabila siswa lebih cenderung menggunakan pola penalaran deduktif, hendaknya mempunyai langkahlangkah yang dapat digunakan dalam pendekatan deduktif dalam pembelajaran antara lain guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan deduktif; guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya; guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum; guru menyajikan buktibukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum. Untuk menghindari adanya kecenderungan dalam penggunaan pola penalaran, guru hendaknya juga mempunyai langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan induktif dalam pembelajaran antara lain memilih dan mementukan bagian dari pengetahuan (konsep, aturan umum, prinsip dan sebagainya) sebagai pokok bahasan yang akan diajarkan; menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip atau aturan umum itu sehingga memungkinkan siswa menyusun hipotesis (jawaban sementara) yang bersifat umum; kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan dengan tujuan membenarkan atau menyangkal hipotesis yang dibuat siswa; kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan misalnya berupa aturan umum yang telah terbukti berdasarkan langkahlangkah tersebut, baik dilakukan oleh guru atau oleh siswa. Guru dapat menerapkan langkahlangkah tersebut, sehingga baik guru maupun siswa akan lebih memahami mengenai pola penalaran deduktif dan pola penalaran induktif. Kedua, jenis-jenis salah nalar yang terjadi pada argumentasi dalam wacana tulis siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kediri adalah jenis salah nalar generalisasi yang 11

terlalu luas dan jenis salah nalar kekeliruan kausalitas. Siswa sering melakukan salah nalar generalisasi terlalu luas karena dalam menuangkan gagasan data-data yang disajikan kurang lengkap dan masih terlalu umum, sedangkan salah nalar kekeliruan kausalitas terjadi karena siswa salah dalam menentukan sebab-akibat dari suatu peristiwa atau hasil dari suatu kejadian. Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru jika siswa mengalami salah nalar yaitu dengan menumbuhkan daya nalar siswa. Pada dasarnya daya nalar merupakan kekuatan memahami dan menarik suatu kesimpulan. Daya nalar juga merupakan pembentuk (cara berpikir) bukan sebagai bentukan (hasil pemikiran), sehingga dominasinya terletak pada kekuatan pengetahuan, teori dan sejumlah pengetahuan lain. Untuk menumbuhkan daya nalar, dapat dilakukan misalnya dengan metode cergam (cerita bergambar). Di dalam sistem pembelajaran ada langkah-langkah guru sebagai fasilitator hendaknya memberikan sebuah permasalahan atau tantangan bagi siswa pada awal pembelajaran. Setelah itu guru dapat meminta siswa untuk mendiskusikan masalah tersebut atau meminta salah seorang siswa mencoba mengungkapkan jawabanya. Namun disisi lain guru dapat juga memberikan sebuah arahan bagaimana siswa dapat menemukan jawaban itu dengan analisa dan penalarannya sendiri. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara meminta siswa menuangkan isi soal atau permasalahan yang kita ajukan ke dalam sebuah bentuk gambar atau sketsa sederhana menurut pemahaman siswa. Dari gambar yang mereka buat, akan lebih memberikan pemahaman dan penalaran tersendiri terhadap masalah yang guru ajukan. Dengan begitu mereka akan lebih mudah menganalisa sendiri permasalahan yang diberikan oleh guru. Jadi yang dimaksud dengan Cergam ini adalah menuangkan bentuk cerita masalah atau soal yang diberikan guru ke dalam bentuk gambar sederhana sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing dan dari situ juga mereka bisa mengembangkan sendiri bentuk permasalahan lainya. Melalui salah satu metode tersebut akan dapat menumbuhkan daya nalar siswa, sehingga siswa akan terbiasa menggunakan pikirannya untuk bernalar dan akan mengurangi sesat pikir atau salah nalar pada siswa. IV. DAFTAR PUSTAKA Eriyanto. 2002. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS 12

Keraf, Gorys. 1992. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Mahsun. 2015. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Raya Grafindo Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sudaryanto. 2001. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wacana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani. 2012. Dasar-dasar Logika. Jakarta: PT Bumi Aksara Syamsuddin dan Vismaia S Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Weston, Anthony. 2007. Kaidah Berargumentasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Andika, Rizky. 2015. Salah Nalar. (Online),1 (2): 1-5, tersedia: http://riizkyandiika.blogspot.co.id/20 15/12/salah-nalar.html, diunduh 19 Januari 2016 13