B A B II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II T1NJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar Karakteristik Siswa Besar uang saku

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat Kelangsungan Hidup


Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Transkripsi:

B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, tetapi status kesehatan juga mempengaruhi status gizi (Roedjito, 1989). Dalam pembahasan status gizi ada tiga konsep yang menurut Habicht (1979) harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya ( Reksodikusumo dkk, 1994 ). Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : 1. Proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pembangunan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi energi. Proses ini disebut gizi ( nutrition ) 2. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara gizi di satu pihak dan pengeluaran oleh organisme di pihak lain. Keadaan ini di sebut nutriture. 3. Tanda- tanda atau penampilan yang di akibatkan oleh nutriture yang terlihat melalui variabel tertentu.hal ini disebut status gizi ( nutritional status ) Keadaan gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada saat itu juga,tetapi lebih banyak ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa-masa yang telah lampau (Reksodikusumo,1994). Oleh karena itu dalam mengacu tentang keadaan gizi seseorang, perlu disebutkan variabel-variabel yang digunakan untuk menentukannya. Variabelvariabel yang digunakan untuk menentukan status gizi selanjutnya disebut sebagai indikator status gizi.dewasa ini di kenal 3 metode penilaian status gizi secara langsung yaitu : 1. Penilaian secara klinis

Penilaian klinis status gizi adalah penilaian yang mempelajari dan mengevaluasi tanda fisik yang ditimbulkan sebagai akibat gangguan kesehatan dan penyakit kurang gizi ( Infant Food and Dietetic Product Departement, 1994 ) 2. Penilaian secara biokimia Metode oni didasarkan atas adanya perubahan yang terjadi pada jaringan tubuh manusia: hati, tulang, otot, darah, urine, dan lain-lain. Penilaian keadaan gizi dengan metode ini terutama dilapangan banyak mengalami masalah khususnya teknis fasilitas laboratorium serta biaya yang relatif mahal 3. Penilaiaan secara antropometri Metode ini didasarkan atas pengukuran keadaan fisik dan komposisi tubuh pada umur dan tingkat gizi yang baik. Dalam penilaian status gizi khususnya untuk keperluan klasifikasi, maka harus ada ukuran baku atau referensi. Baku antropometri yang digunakan NCHS atau National Center of Healt Statistic USA adalah grafik perbandingan yang merupakan data baru yang dikatakan lebih sesuai dengan perkembangan zaman Klasifikasi penilaian status gizi berdasarkan parameter antropometri berat badan menurut tinggi badan ( BB/TB ) adalah: TABEL 1 KLASIFIKASI STATUS GIZI No Klasifikasi Batas Ambang 1 Gemuk >2,0 SD 2 Normal - 2,0 SD - + 2 SD 3 Kurus - 2,0 SD 3 SD 4 Kurus sekali < -3,0 SD Antropometri merupakan cara pengukuran terhadap pertumbuhan dan merupakan cara yang penting untuk mengukur status gizi serta menegakkan diagnosa kurangnya energi, protein. Diantaranya pengukuran antropometri yang digunakan adalah BB/TB.Penimbangan berat badan merupakan kunci yang memberikan petunjuk nyata

dari pertumbuhan yang baik dan buruk.berat badan merupakan ukuran yang paling baik mengenai konsumsi energi dan merupakan ukuran yang paling baik mengenai konsumsi protein dan merupakan pencerminan dari kondisi yang sedang berlaku, sedangkan tinggi badan (TB) dapat dipakai sebagai patokan untuk menilai keadaan gizi yang lalu maupun sekarang (Reksodikusumo, 1994). Ukuran antropometri yangpaling banyak digunakan adalah berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB). 1. Berat badan menurut umur Berat badan merupakan salah satu indikator yang memberikan gambaran tentang masa tubuh (Otot dan Lemak) karena masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan nafsu makan atau jumlah makanan yang dikonsumsi, maka berat badan (BB) merupakan ukuran antropometri yang sangat labil. Indeks BB/U menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Reksodikusumo, 1994). 2. Tinggi badan menurut umur Dalam keadaan normal tinggi badan tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan umur, pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah defisiensi gizi dari waktu pendek. Pengaruh defisiensi gizi terhadap tinggi badan akan tampak pada waktu cukup lama. Maka indeks tinggi badan menurut umur lebih menggambarkan status gizi masa lampau. Untuk mengukur tinggi badan dibutuhkan suatu alat, alat yang digunakan misalnya mokrotoise yang digantungkan pada tembok yang tingginya minimal 2 meter dan membutuhkan lantai yang rata. 3. Berat badan tinggi badan Berat badan mempunyai hubungan linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan tinggi badan dengan percepatan tertentu. Indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) merupakan indikator yang baik untuk mengetahui status gizi saat ini, terlebih bila data umur yang sangat sulit diperoleh.karena indeks BB/TB memberikan gambaran tentang proporsi BB, maka dalam penggunaannya indeks ini merupakan pula indikator kekurusan (Infan Food and Dietetic produc Departement, 1994) 4. Gabungan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB

Gabungan indeks ini cocok untuk peneliti yang bertujuan penilaiaan status gizi dalam bentuk asessment seperti dalam survey gizi atau evaluasi suatu kegiatan program gizi.indeks gabungan ini dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang status gizi, baik gambaran status gizi masa lalu, masa kini atau keduanya ( Infant Food and Dietetic Product Departement, 1994 ). B.TINGKAT KONSUMSI Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas hidangan menunjukan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya disebut konsumsi adekuat (Sediaoetama, 1991). Tingkat konsumsi yang rendah (dibawah nilai baku) dapat digunakan sebagai indikator terjadinya status gizi kurang atau buruk. Rendahnya konsumsi terjadinya salah gizi (malnutrition). Gizi kurang atau buruk biasanya disebabkan oleh kurangnya makanan bergizi yang dikonsumsi sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, terjadinya defisiensi zat gizi, dan atau lemahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit zat gizi, dan atau lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit serta manurunnya aktifitas dan produktifitas (Syarief, 1992). 1. Kebutuhan Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari- hari yang terdiri dari berbagai zat, terutama karbohidrat dan lemak (Sediaoetama, 1991). Energi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan, dilepaskan dalam tubuh pada proses pembakaran zat- zat makanan. Dengan mengukur jumlah energi yang dikeluarkan dapat diketahui berapa banyak makanan yang diperlukan untuk menghasilkannya (Sediaoetama, 1991). Kebutuhan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Umur, Pengaruh iklim, Ukuran tubuh dan sebagainya. Kebutuhan energi sehari anak usia

10 12 tahun 2000 kalori. Untuk anak laki- laki usia 13 15 tahun 2400 kalori dan untuk wanita usia 10 12 tahun 1800 kalori dan untuk usia 13 15 tahun 2000 kalori (Muhilal, 2004). 2. Kebutuhan Protein Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses- proses kehidupan dan protein menyediakan bahanbahan penting perannya untuk pertumbuhan serta pemeliharaan jaringan tubuh (Suhardjo, 1992). Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen. Secara praktis dapat dikatakan bahwa hampir semua sumber nitrogen dalam makanan sehari- hari adalah protein (Sediaoetama, 1989). Jumlah protein yang diperlukan oleh tubuh seseorang tergantung dari banyaknya jaringan aktif, makin besar dan makin berat orang itu makin banyak jaringan aktif, sehingga makin banyak pula protein yang diperlukan untuk mempertahankan atau memelihara jaringan itu. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun yaitu pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum hemoglobin, enzim hormon dan antibodi. Selain itu juga untuk mengganti sel- sel yang rusak dan memelihara keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh (Sediaoetama, 1989). Kebutuhan protein anak usia sekolah cukup besar, hal ini untuk mendukung pertumbuhannya dan untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak. Angka kebutuhan protein ini tergantung pula pada mutu protein, semakin baik mutu proteinnya semakin rendah angka kebutuhannya. Sedangkan mutu protein tergantung dari susunan asam amino yang membentuknya, terutama asam amino esensial. Kebutuhan protein pada anak- anak sekolah berkisar 1 1,5 gram/ kg Berat Badan perhari. C. KONSUMSI MAKANAN ANAK Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok tertentu (Hong, 1985).

Jumlah macam makanan dan jenis serta banyaknya bahan makanan dalam pola makan di suatu daerah tertentu, biasanya berkembang dari pangan yang telah di tanam di tempat tersebut untuk jangka yang panjang. Makanan merupakan hal yang penting sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia demi kelangsungan hidupnya. Kegunaan makanan ditinjau dari segi kesehatan adalah sebagai berikut: (1) Zat tenaga. sumber zat tenaga di dapat terutama dari makanan pokok seperti: nasi, jagung, ubi, mi, kentang, dan lain- lain. Sumber zat tenaga bukan hidrat arang adalah minyak, margarin, kelapa, lemak berfungsi sebagai penambah rasa gurih. Dalam menu indonesia hidrat arang dibutuhkan + 65 75 % dari jumlah kalori sehari. (2) Zat pembangun. Sumber zat pembangun terutama didapat dari lauk pauk, berasal dari hewani maupun nabati. Zat pembangun dalam bahan makanan disebut protein. Dibutuhkan + 13 15 % protein dari total kalori sehari. Fungsi protein adalah untuk membentuk dan pertumbuhan sel- sel baru pada otot, tulang, darah, dan bagian- bagian tubuh yang lain mengganti bagian atau jaringan tubuh yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun berasal dari hewani seperti: ikan, daging, telur, dan lain- lain. Berasal dari nabati seperti: tempe, tahu, kacang- kacangan. (3) Zat pengatur. Bahan- bahan makanan sumber zat pengatur adalah sayuran dan buah-buahan. Bahan-bahan makanan ini banyak mengandung vitamin dan mineral yangdalam tubuh berfungsi sebagai unsur yang diperlukan dalam berbagai proses kimia dalam tubuh. Vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak tapi berfungsi sangat vital. Zat gizi adalah zat atau unsur unsur kimia dalam makanan yang sangat diperlukan tubuh anak-anak sebaiknya mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh secara seimbang. Anak-anak makan sering hanya pada waktu makanan dihidangkan. Banyak diantara mereka yangjarang mempermasalahkan kandungan zat gizi dari makanan yangdihidangkan. Seperti sayuran dan buah-buahan segar kurang disukai. Makanan untuk anak haruslah memenuhi syarat yaitu : 1. Memenuhi kecukupan energi dan semua gizi sesuai dengan umur

2. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang juga bahan makanan yang tersedia ditempat, kebiasaan makan dan selera terhadap makanan 3. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima toleransi dan keadaan faali anak. 4. Memperhatikan lingkungan dan kebersihan lingkungan. Tujuan dari memberikan makanan adalah untuk memberikan kebutuhan nutrien yang cukup dalam mempertahankan kelangsungan hidup, untuk pemulihan kesehatan sesudah sakit, aktifitas, pertumbuhan dan perkembangan. Secara fisiologis makan merupakan pemuas rasa lapar. Selain itu juga makan berguna untuk mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik, juga untuk menentukan jumlah makanan yang bermutu. Dengan demikian dapat di bina kebiasaan yang baik tentang waktu dan cara pemberian makanan yang teratur sehingga anak bisa makan pada waktu yang sudah ditentukan dan sudah lazim (Suhardjo, dkk 1986). Makanan yang mencukupi gizi adalah yang berisi semua zat gizi yang penting dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Walaupun tubuh manusia memerlukan semua golongan zat gizi yang penting dalam seluruh hidupnya, namun tersebut memerlukan beberapa di antaranya dalam jumlah yang berbeda- beda, pertumbuhan fisik meliputi perubahan- perubahan dalam keseimbangan tubuh dan di samping itu mempengaruhi kemampuan otot- otot dan kesanggupan mental. Gangguan gizi yang krisis masa anak- anak dapat berakibat rendahnya tingkat dan kualitas hidup masyarakat di masa yang akan datang. D. KEBUTUHAN GIZI ANAK Walaupun pertumbuhan tidak secepat masa bayi,anak usia sekolah mengalami periode perkembangan yang juga sangat pentingnya yaitu ketrampilan dan proses intelektual.dukungan gizi yang baik akan membawa anak pada pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dengan potensinya (FKUI, 1985). Masukan zat gizi untuk anak sebaiknya dibedakan dari orang dewasa,meskipun komposisinya serupa yaitu terdiri atas energi, protein, vitamin,

mineral, dan air.kebutuhan energi per unit berat badan pada anak lebih tinggi dari pada orang dewasa. 1. Kebutuhan Energi Keburuhan energi bagi anak ditentukan oleh metabolisme basal, umur, aktivitas fisik, suhu lingkungan, serta kesehatannya dan efek dinamik khusus makanan (Specifik Dynamic Action, SDA). Zat-zat gizi yang terkandung disebut makronutrient dan terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat, 25 35 % lemak, sedangkan selebihnya 10 15 % protein, akan tetapi jangan dilupakan bahwa kebutuhan energi berbeda beda secara individual. 2. Kebutuhan Protein Kebutuhan akan protein bagi tiap berat badan adalah tinggi pada bayi karena pertumbuhannya cepat sekali untuk kemudian berkurang dengan bertambah umur.disarankan untuk memberi 2,5 3 g tiap kg berat badan bagi bayi dan 1,5 2 bagi anak sekolah.jumlah protein yang diberikan dianggap adekuat jika mengandung asam amino esensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Maka protein yang diberikan harus sebagian berupa protein yang berkualitas tinggi seperti protein hewani, ikan mengandung protein berkualitas tinggi. E. KECUKUPAN GIZI ANAK Pangan bagi makhluk hidup dan manusia khususnya merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan hidup serta melaksanakan kewajiban kewajiban hidup. Tetapi berbeda dengan kebutuhan yang lain, kebutuhan pangan hanya diperlukan terutama apabila dialami jangka waktu lama akan berdampak buruk pada kesehatan karena diperlukan AKG ( Angka Kecukupan Gizi ). Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG ) adalah suatu kecukupan rata rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perumusan angka kecukupan gizi yang dianjurkan rata rata perorang per hari per golongan umur terlihat pada tabel dibawah ini

TABEL 2 ANGKA KECUKUPAN GIZI RATA RATA YANG DIANJURKAN ( PERORANG PERHARI ) Gol Umur Berat Badan Energi (Kkal) Protein (gram) (tahun) (Kg) Laki- laki 11 12 35 2050 50 13 14 46 2400 60 Perempuan 11 12 37 1050 50 13 14 48 2350 57 Sumber : Muhilal, 2004 F HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI Keadaan gizi yang baik sesuai dengan tingkat konsumsi yang menyebabkan tercapainya kesehatan tersebut. Kesehatan gizi terbaik ialah kesehatan gizi yang optimum (Soediaoetomo, 1991) Makanan diperlikan untuk kehidupan, karena makanan menghasilkan energi/tenaga yang diperlukan untuk melangsungkan berbagai faal tubuh (Azwar, 1983). Pangan menyediakan unsur unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi, dan zat tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh, memperbaiki jaringan tubuh dan pertumbuhan. Agar hidup sehat dan dapat mempertahankan kesehatan, manusia memerlukan sejumlah zat gizi, untuk dapat memperoleh zat gizi melalui konsumsi makan harus mencukupi tubuh untuk melakukan kegiatan pemeliharaan tubuh dan pertumbuhan bagi yang masih dalam taraf pertumbuhan atau untuk aktivitas (Suharjo, dkk, 1992). Konsumsi makan adalah jumlah makanan (tunggal atau beragam) yang dimakan seseorang atau kelompok orang dengan tujuan tertentu, yaitu untuk

memperoleh sejumlah zat gizi yang diperlukan tubuh, (Hardiansyah dan Martianto, 1989). Keadaan gizi yang tergantung dari tingkat konsumsi, tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan hidangan dan perbandingan bahan yang satu dengan bahan yang lain. Jika susunan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka tubuh akan mempunyai kondisi atau kesehatan yang baik.konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang sebaik baiknya disebut konsumsi adekuat. G. KERANGKA TEORI Status gizi Asupan zat gizi Penyakit dan infeksi Ketersediaan pangan keluarga Pola asuh - Sanitasi - Air bersih - Yankes dasar Tingkat pendidikan, pengetahuan, ketrampilan - Pemberdayaan wanita - Pemanfaatan sumber daya masyarakat - Lapangan kerja - Stabilitas nilai uang - Ketersediaan pangan - Daya beli

Sumber : Soekirman, 2000 H. KERANGKA KONSEP Variabel independen Variabel dependen Konsumsi zat gizi 1. Energi 2. Protein STATUS GIZI ANAK pondok pesantren Keterangan : : Diteliti

I. HIPOTESIS 1. Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi anak pondok pesantren dengan status gizi anak di Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqin 2. Ada hubungan antara tingkat konsumsi protein anak Pondok Pesantren dengan status gizi anak di Pondok Pesantren Raudhatul Muttaqin