PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY JATI INDAH FURNITURE NAMA KELAS : KARLINA FARADILA : 3EB14 NPM : 23210842 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bagi suatu perusahaan, memperoleh laba adalah merupakan tujuan utama untuk kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Untuk memperoleh laba ada tiga faktor utama didalam perusahaan yang harus diperhatikan, yaitu jumlah barang yang harus diproduksi, biaya perunit untuk memproduksi dan harga jual perunit produk tersebut. Untuk mencapai laba yang optimal, salah satunya adalah memperhatikan faktor biaya yaitu diantaranya harga pokok produksi diupayakan dapat ditekan seminimal mungkin. Harga pokok masih merupakan faktor yang penting dalam pertimbangan untuk menetapkan harga jual yang nantinya diharapkan untuk memperoleh laba. Dengan menentukan harga pokok produksi maka perusahaan dapat mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam menentukan harga jual dari suatu produk sesuai dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan. Dengan begitu perusahaan mendapatkan laba yang optimal karena harga jual yang dibebankan kepada ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut.
2. RUMUSAN MASALAH Masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah bagaimana perhitungan harga pokok produksi, harga jual dan laba bruto yang diterapkan pada home industry Jati Indah Furniture? 3. BATASAN MASALAH Dari banyak produk yang di produksi pada home industry Jati Indah Furniture, penulis membatasi hanya pada perhitungan harga pokok produksi, harga jual dan laba bruto penjualan lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu yang di produksi pada bulan Maret 2013. 4. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi, harga jual dan laba bruto dalam penjualan lemari pakaian 3 pintu yang dihitung oleh home industry Jati Indah Furniture pada bulan Maret 2013.
PEMBAHASAN 1.1 Perhitungan harga pokok produksi Menurut Perusahaan BIAYA BAHAN BAKU Keterangan Banyak Harga Satuan Jumlah 1. Kayu jati Jepara 2. Melamix glos 3. Tiner 4. Paku 5. Woodfiler warna 6. Amplas kasar 7. Amplas halus 8. Skrup 9. Sending 10. Kunci pintu 11. Engsel 12. Stenlis gantungan baju 13. Lem kayu 14. Tarikan pintu ¼m³ 9 liter 20 liter 1 kg 1 kaleng 1 m 1 m 1 dus 1 kg 4 buah 9 buah 1 buah 1 kaleng 3 buah Rp 11.600.000 Rp 50.000 Rp 12.500 Rp 25.000 Rp 9.000 Rp 47.000 Rp 20.000 Rp 9.500 Rp 45.000 Rp 18.000 Rp 15.000 Rp 2.900.000 Rp 450.000 Rp 250.000 Rp 25.000 Rp 9.000 Rp 47.000 Rp 80.000 Rp 85.500 Rp 45.000 Rp 18.000 Rp 45.000 Total BBB Rp 3.990.500
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG Keterangan Upah/Hari Jmlh karyawan Jmlh hari Jumlah 1. Pembuat 2. Pekerja kasar 3. Finnisher Rp 75.000 Rp 60.000 Rp 70.000 1 2 1 4 hari 4 hari 4 hari Rp 300.000 Rp 480.000 Rp 280.000 TOTAL BTKL Rp 1.060.000 BIAYA OVER HEAD PABRIK Keterangan Hari Tarif Jumlah 1. Listrik 2. Telepon 3. Pemeliharaan mesin 4 hari 4 hari 4 hari Rp 22.000 Rp 10.000 Rp 4.000 Rp 88.000 Rp 40.000 Rp 16.000 TOTAL BOP Rp 144.000
Berikut perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan: BBB Rp 3.990.500 BTKL Rp 1.060.000 BOP Rp 144.000 + Harga Pokok Produksi Rp 5.194.500 Dengan demikian harga pokok produksi perunit lemari kayu jati ukir tiga pintu adalah sebagai berikut : Rp 5.194.500 1.2 Perhitungan Harga Jual Dalam menentukan harga jual perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 35% dari biaya produksi yang dikeluarkan, adapun perhitungannya sebagai berikut: Biaya produksi : BBB Rp 3.990.500 BTKL Rp 1.060.000 BOP Rp 144.000 + Total biaya produksi Rp 5.194.500 Laba yang diinginkan 35% Rp 1.818.075 + Harga jual yang dibebankan Rp 7.012.575 Jadi harga jual lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu adalah: Rp 7.012.575 Pada penerapan harga yang sesungguhnya lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu dijual dengan harga Rp 7.100.000
1.3 Perhitungan Laba/Rugi Bruto Dalam menentukan laba/rugi bruto yang dihasilkan dari penjualan lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 35 % dari total biaya produksi. Perhitungan laba/rugi menurut perusahaan adalah sebagai berikut : Harga jual Rp 7.100.000 Biaya produksi : BBB Rp 3.990.500 BTKL Rp 1.060.000 BOP Rp 144.000 + Total biaya produksi Rp 5.194.500 Laba bruto Rp 1.905.500* *Perbedaan laba disebabkan oleh pembulatan harga jual. Jadi,laba bruto dari penjualan lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu adalah Rp 1.905.500
2. Perhitungan Dengan Metode Full Costing 2.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi BIAYA BAHAN BAKU Keterangan Banyak Harga satuan Jumlah Kayu jati Jepara ¼m³ Rp 11.600.000 Rp 2.900.000 Total BBB Rp 2.900.000 Keterangan Upah/Hari Jmlh karyawan Jmlh hari Jumlah 1. Pembuat Rp 75.000 1 4 hari Rp 300.000 2. Pekerja kasar Rp 60.000 2 4 hari Rp 480.000 3. Finnisher Rp 70.000 1 4 hari Rp 280.000 TOTAL BTKL Rp 1.060.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK Bahan Penolong Keterangan Banyak Harga Satuan Jumlah 1. Melamix glos 9 liter Rp 50.000 Rp 450.000 2. Tiner 20 liter Rp 12.500 Rp 250.000 3. Paku 1 kg 4. Woodfiler warna 1 kaleng Rp 25.000 Rp 25.000 5. Amplas kasar 1 m 6. Amplas halus 1 m 7. Skrup 1 dus Rp 9.000 Rp 9.000 8. Sending 1 kg Rp 47.000 Rp 47.000 9. Kunci pintu 4 buah Rp 20.000 Rp 80.000 10. Engsel 9 buah Rp 9.500 Rp 85.500 11. Stenlis gantungan baju 1 buah Rp 45.000 Rp 45.000 12. Lem kayu 1 kaleng Rp 18.000 Rp 18.000 13. Tarikan pintu 3 buah Rp 15.000 Rp 45.000 Total BBB Rp 1.090.500
Biaya listrik Adapun biaya yang dikeluarkan telah ditetapkan sebesar Rp 550.000/ bulan. Satu bulan dihitung kerja. Biaya listrik yang dikenakan yaitu: Tarif listrik perhari = biaya listrik Hari kerja = Rp 550.000 = Rp 22.000 Jadi biaya listrik yang dikenakan selama proses produksi adalah: Rp 22.000 x 4 hari = Rp 88.000 Biaya Telpon Biaya yang dikenakan telah ditetapkan sebesar Rp 250.000/bulan, satu bulan dihitung kerja. Biaya telpon yang dikenakan yaitu: Tarif telpon perhari = biaya telpon Hari kerja = Rp 250.000 = Rp 10.000 Jadi biaya telpon yang dikenakan selama proses produksi adalah: Rp 10.000 x 4 hari = Rp 40.000
Biaya Pemeliharaan Mesin Biaya yang telah ditetapkan perusahaan adalah sebesar Rp 100.000/bulan, satu bulan dihitung kerja. Pembuatan lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu selama 4 hari. Biaya pemeliharaan mesin yang dikenakan adalah: Tarif pemeliharaan mesin perhari = biaya pemeliharaan mesin = Rp 100.000 = Rp 4000/hari Jadi biaya pemeliharaan mesin yang dikenakan untuk membuat lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu selama 4 hari adalah: Rp 4000 x 4 hari = Rp 16.000
Biaya Depresiasi Dalam memproduksi lemari pakaian kayu jati ukir 3 pintu, Jati Indah Furniture menggunakan berbagai macam mesin. Untuk menghitung biaya depresiasi mesin-mesin tersebut, perusahaan menggunakan metode garis lurus. Biaya depresiasi yang dikenakan pada masing-masing mesin tersebut adalah: Mesin Banyak Harga perolehan Nilai Residu Umur ekonomis Depresiasi pertahun 1. Mesin gergaji B 2 unit Rp 950.000 0 2 tahun Rp 475.000 2. Mesin gergaji K 2 unit Rp 550.000 0 2 tahun Rp 275.000 3. Mesin serut 2 unit Rp 450.000 0 1 tahun Rp 450.000 4. Mesin bur 2 unit Rp 900.000 0 2 tahun Rp 450.000 5. Kompresor 2 unit Rp 3.500.000 0 5 tahun Rp 700.000 6. Speed 2 unit Rp 750.000 0 1 tahun Rp 750.000 7. Mesin amplas 2 unit Rp 575.000 0 1 tahun Rp 575000 8. Mesin gerinda 2 unit Rp 450.000 0 1 tahun Rp 450.000 Jadi Biaya Depresiasi Perbulan Adalah : 1. Mesin gergaji besar =Rp 475.000 = Rp 39.600 12 bulan 2. Mesin gergaji besar =Rp 275.000 = Rp 22.900 12 bulan 3. Mesin serut =Rp 450.000 = Rp 37.500 12 bulan 4. Mesin bur = Rp 450.000 = Rp 37.500 12 bulan 5. Kompresor = Rp 700.000 = Rp 58.500 12 bulan
Speed = Rp 750.000 = Rp 62.500 12 bulan Mesin amplas = Rp 575.000 = Rp 47.900 12 bulan Mesin gerinda = Rp 450.000 = Rp 37.500 12 bulan Besarnya biaya depresiasi yang dikenakan selama proses produksi adalah: 1. Mesin gergaji besar = Rp 39.600 = Rp 1.584 Rp 1.584 x 4 hari = Rp 6.300 2. Mesin gergaji besar = Rp 22.900 = Rp 916 25hari Rp 916 x 4 hari = Rp 3.700 3. Mesin serut = Rp 37.500 = Rp 1.500 Rp 375 x 4 hari = Rp 6000 4. Mesin bur = Rp 37.500 = Rp 1.500 Rp 375 x 4 hari = Rp 6000 5. Kompresor = Rp 58.500 = Rp 2.340 Rp 585 x 4 hari = Rp 9360 6. Speed = Rp 62.500 = Rp 2.500 Rp 625 x 4 hari = Rp 10.000
7. Mesin amplas = Rp 47.900 = Rp 1.916 Rp 479 x 4 hari = Rp 7700 8. Mesin gerinda = Rp 37.500 = Rp 1.500 Rp 375 x 4 hari = Rp 6000 Jadi total biaya depresiasi mesin sebesar: =Rp6300 +Rp3700 + Rp6000 + Rp6000 + Rp9360 + Rp10.000 + Rp7700 + Rp6000 = Rp 55.060 Biaya Depresiasi Gedung Dalam proses produksi pesanan tersebut, dilakukan juga perhitungan depresiasi gedung yang digunakan oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam perhitungan tersebut yaitu metode garis lurus dengan umur ekonomis selama 20 tahun, harga perolehan gedung tersebut sebesar Rp 180.000.000 dengan nilai residu sebesar Rp 120.000.000. Biaya depresiasi yang dikenakan adalah : Depresiasi/tahun = Rp 180.000.000 120.000.000 20 = Rp 3.000.000 Depresiasi/bulan = Rp 3.000.000 12 bulan = Rp 250.000 Tarif perhari = Rp 250.000 = Rp 10.000 Biaya yang dikenakan selama proses produksi adalah : Rp 10.000 x 4 hari x 1 unit = Rp 40.000
Keterangan a. Bahan penolong Rp 1.090.500 b. Biaya listrik Rp 88.000 c. Biaya telepon Rp 40.000 d. Biaya pemeliharaan mesin Rp 16.000 e. Biaya depresiasi mesin Rp 55.060 f. Biaya depresiasi gedung Rp 40.000 TOTAL BOP Rp 1.329.560 Jumlah Perhitungan menurut metode full costing dalam menentukan harga pokok produksi adalah sebagai berikut : BBB Rp 2.900.000 BTKL Rp 1.060.000 BOP Rp 1.329.560+ Harga pokok produksi Rp 5.289.560 Dengan demikian harga pokok produksi lemari pakaian kayu jati ukir 3 pintu adalah : Rp 5.289.560
2.2 Perhitungan Harga Jual Dalam menentukan harga jual keuntungan yang diharapkan adalah sebesar 35 % dari biaya produksi yang dikeluarkan. Perhitungan harga jual adalah sebagai berikut : Biaya produksi : BBB Rp 2.900.000 BTKL Rp 1.060.000 BOP Rp 1.329.560+ Total biaya produksi Rp 5.289.560 Laba yang diinginkan 35 % Rp 1.851.346 + Harga jual yang dibebankan Rp 7.141.206 Jadi, harga jual lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu adalah : Rp 7.141.206 Pada penerapannya harga jual dibulatkan menjadi Rp 7.250.000 2.3 Perhitunga Laba/Rugi Bruto Perhitungan laba/bruto adalah sebagai berikut : Harga jual Rp 7.250.000 Biaya produksi : BBB Rp 2.900.000 BTKL Rp 1.060.000 BOP Rp 1.329.560 + Total biaya produksi Rp 5.289.560 Laba bruto Rp 1.960.440* *Perbedaan laba disebabkan oleh pembulatan harga jual. Jadi laba bruto penjualan lemari pakaian kayu jati ukir tiga pintu adalah Rp 1.960.440
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN Perhitungan Perusahaan BBB Rp 3.990.500 BTKL Rp 1.060.000 BOP Rp 144.000 + HPP Rp 5.194.500 Laba 35% Rp 1.818.075 + Perhitungan Metode Full Costing BBB Rp 2.900.000 BTKL Rp 1.060.000 BOP Rp 1.329.560+ HPP Rp 5.289.560 Laba 35 % Rp 1.851.346+ Harga jual Rp 7.012.575 Harga jual Rp 7.141.206 Pada penerapannya harga jual dengan perhitungan perusahaan dibulatkan menjadi Rp 7.100.000 Harga jual dengan menggunakan perhitungan metode full costing dibulatkan menjadi Rp 7.250.00
KESIMPULAN Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan sebesar Rp5.194.500 sedangkan perhitungan dengan metode full costing sebesar Rp 5.289.560. Maka terdapat selisih sebesar Rp 95.060 yang dikarenakan perhitungan perusahaan belum memasukan unsur biaya depresiasi mesin dan depresiasi gedung. Oleh sebab itu perhitungan harga pokok produksi perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan metode full costing. Perhitungan perusahaan juga belum memisahkan antara biaya bahan baku dengan biaya bahan penolong seperti pada metode full costing. Perhitungan harga pokok produksi berpengaruh terhadap penetapan harga jual karena perolehan laba yaitu 35% dari harga pokok produksi. Perhitungan harga jual menurut perusahaan sebesar Rp 7.100.000 sedangkan perhitungan dengan metode full costing Rp 7.250.000 maka terdapat selisih sebesar Rp 150.000 Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dan harga jual perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 1.905.000 sedangkan perhitungan menggunakan metode full costing perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 1.960.440 sehingga terdapat selisih sebesar Rp 54.940 lebih kecil di bandingkan dengan menggunakan metode full costing. Saran Dari hasil perhitungan yang dilakukan, penulis memberi saran agar sebaiknya Jati Indah Furniture dalam menghitung pesanan menggunakan metode Full costing sebab selain Jati Indah Furniture akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak juga dapat mengetahui perhitungan yang wajar, walaupun harga jual lebih tinggi tetapi masih dalam tahap yang wajar dan Jati Indah Furniture masih dapat bersaing dalam memasarkan produknya karena didasarkan pada perhitungan semua unsur biaya yang terjadi dalam proses produksi dengan menggunakan metode full costing, karena dengan menggunakan metode tersebut Jati Indah Furniture dapat memasukkan seluruh biaya yang diperhitungkan secara tepat dan benar.