Oktober 2008 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Oktober 2008, pertumbuhan tertinggi secara tahunan terjadi pada produksi kendaraan niaga, sementara secara bulanan terjadi pada produksi kendaraan non niaga Kontraksi tertinggi secara tahunan maupun bulanan terjadi pada penjualan minyak diesel Secara kumulatif (Januari - Oktober 2008), pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel Pertumbuhan Komoditi Tahunan Grafik 1 Posisi Pertumbuhan Tahunan pada Oktober 2008 Pada Oktober 2008, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan niaga sebesar 105,16%, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel sebesar -34,61%. (% ) 500 400 300 200 100 Oktober 2007 - Oktober 2008 Tertinggi Oktober 2008 Oktober 2007 - Oktober 2008 Terendah Dalam periode Oktober 2007 - Oktober 2008, pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan niaga yang mencapai 303,45% (Februari 2008). Sementara itu, kontraksi tertinggi sebesar -64,82% terjadi pada penjualan minyak diesel pada Desember 2007. Pertumbuhan Komoditi Bulanan 0-100 -200-300 -400-500 Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Konsumsi Semen Ekspor Tekstil Grafik 2 Posisi Pertumbuhan Bulanan pada Oktober 2008 Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan Listrik u/ Industri Penjualan Listrik u/ Perdagangan Penjualan Listrik Total Kunjungan Wisman Secara bulanan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, yaitu sebesar 9,46%. Sementara kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel sebesar -34,65%. (% ) 200 150 100 50 Oktober 2007 - Oktober 2008 Tertinggi Oktober 2008 Oktober 2007 - Oktober 2008 Terendah Dalam periode Oktober 2007-Oktober 2008, baik pertumbuhan maupun kontraksi bulanan tertinggi terjadi produksi kondensat. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada September 2008 yaitu mencapai 147,90%, sementara kontraksi tertinggi terjadi pada Agustus 2008 sebesar -60,74%. 0-50 -100-150 -200 Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Konsumsi Semen Ekspor Tekstil Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan Listrik u/ Industri Penjualan Listrik u/ Perdagangan Penjualan Listrik Total Kunjungan Wisman Pertumbuhan Komoditi Kumulatif Secara kumulatif dalam periode Januari-Oktober 2008, hampir seluruh indikator mengalami pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan niaga sebesar 74,34%. Sementara itu, terdapat 4 (empat) indikator yang mengalami kontraksi yaitu penjualan minyak diesel (-33,31%), ekspor kayu gergajian (-8,10%), ekspor kayu lapis (-3,92%), dan ekspor tekstil (-1,79%). Metodologi Perkembangan Indikator Aktivitas Ekonomi (IAE) disusun berdasarkan data sektor riil baik dari Bank Indonesia maupun dari pihak eksternal diantaranya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). 33
INFORMASI TAMBAHAN Perkembangan Penting Beberapa Indikator Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkapkan bahwa industri tekstil tidak akan dapat mencapai target ekspor USD11 miliar pada tahun 2008. Nilai ekspor tekstil hanya mencapai USD10,6 miliar atau meningkat 2,9% dibandingkan nilai ekspor tahun sebelumnya (USD10,3 miliar). Industri tekstil merupakan salah satu industri di sektor riil yang paling terkena imbas dari krisis global akibat menurunnya permintaan pasar. Sebagai contoh, konsumsi Amerika yang berkurang menjadi 32kg per kapita dari sebelumnya 38 kg per kapita. Hal serupa juga terjadi di Eropa. Kondisi ini membuat perusahaan tekstil Indonesia mulai memperketat pengeluarannya. Untuk 2009, paling sedikit 10 persen pekerja akan dirumahkan atau menerima pemutusan hubungan kerja karena menurunnya volume penjualan. Satu atau dua perusahaan sudah mulai melakukan pengurangan tenaga kerjanya pada tahun 2008. Prospek industri kayu berorientasi ekspor pada tahun 2009 akan mencemaskan akibat dampak krisis keuangan global. Pada tiga tahun terakhir, perkembangan produksi furnitur kayu berfluktuatif dengan kecenderungan menurun. Fluktuasi tersebut terjadi karena kurangnya kontinuitas pasokan bahan baku, keterbatasan modal, dan persaingan yang ketat baik dengan pasar luar negeri maupun dalam negeri. Berdasarkan data Departemen Perindustrian (Depperin), volume produksi furnitur kayu pada tahun 2004 mencapai 2,48 juta m3, kemudian terus menurun di tahun 2005 dan tahun 2006 masing-masing menjadi 2,33 juta m3 dan 2,25 juta m3. Pada tahun 2007, produksi sedikit meningkat menjadi 2,26 juta m3. Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menyatakan bahwa tahun 2009 menjadi tahun yang sangat berat bagi industri mebel. Pasar Amerika diperkirakan turun 15 persen dan pasar Eropa 5-10 persen. Untuk melakukan diversivikasi pasar pengusaha membutuhkan waktu sekitar 8-10 bulan. Kinerja industri baja nasional pada tahun 2009 diproyeksikan semakin melemah dengan total produksi yang menurun hingga 40% sehingga hanya mencapai 2,4 juta ton dibandingkan total produksi nasional pada tahun 2008 (4 juta ton). Kondisi tersebut disebabkan oleh tiga hal, pertama, belum termanfaatkannya penumpukkan stok bahan baku secara optimal oleh produsen. Kedua, karena masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap USD dan ketiga, belum terealisasinya proyek industri hulu baja a.l. industri pengolahan bijih besi (iron making) yang terintegrasi dengan pabrik baja kasar (steel making) menyebabkan Indonesia masih akan bergantung besar terhadap impor bahan baku. Penumpukan bahan baku terjadi pada saat tingkat harga baja hilir tinggi sekitar USD800 USD1000 per ton, saat ini harga baja hilir menurun cukup tajam hanya mencapai USD220 USD500 per ton. Penurunan harga tersebut membuat konsumen baja di sektor hilir menahan pembelian. 34
Tabel 1 Perkembangan Indikator Aktivitas Ekonomi Indikator Satuan 2007 Okt 2008 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Pertumbuhan (%) Oktober 2008 y-t-d** Migas - Produksi Minyak Mentah ribu barel 25.577 25.016 25.770 25.560 26.542 25.581 26.530 25.872 25.792 26.173 2,33 1,48 1,54 - Produksi Kondensat ribu barel 3.944 3.603 3.810 3.630 4.070 3.888 3.829 1.503 3.726 3.798-3,70 1,93 0,53 Non Migas - Produksi Kendaraan Non Niaga unit 22.881 34.561 30.686 36.321 33.344 36.887 41.345 38.890 37.431 40.972 79,07 9,46 47,13 - Produksi Kendaraan Niaga unit 8.025 11.696 13.136 15.238 15.255 15.897 16.768 16.119 15.311 16.464 105,16 7,53 77,34 - Produksi Sepeda Motor unit 411.498 471.868 494.801 550.709 536.481 538.214 586.160 612.098 569.250 516.731 25,57-9,23 39,66 - Ekspor Besi dan Baja ton 177.043 252.265 146.777 144.094 165.201 130.083 238.513 282.276 156.081 145.571-17,78-6,73 3,92 - Konsumsi Semen ton 2.496.237 2.700.716 2.992.443 3.077.812 3.568.489 3.465.071 3.414.369 3.317.430 2.970.466 3.105.503 24,41 4,55 13,78 - Ekspor Tekstil ton 139.200 168.749 154.365 156.576 161.063 155.506 167.305 162.252 157.573 129.797-6,76-17,63-1,79 - Ekspor Kayu Lapis ton 141.568 189.705 172.730 191.582 143.512 170.238 180.873 164.778 160.749 130.577-7,76-18,77 3,92 - Ekspor Kayu Gergajian ton 28.877 41.073 39.337 39.955 40.922 35.049 36.055 34.585 34.934 23.648-18,11-32,31-8,10 - Penjualan Minyak Diesel kiloliter 15.907 17.784 14.753 17.237 19.497 19.720 15.874 10.280 15.917 10.402-34,61-34,65-33,31 - Penjualan Listrik ke Sektor Industri ribu KWH 3.828.384 4.056.599 3.792.170 3.962.664 4.097.080 4.169.583 4.109.877 4.273.007 4.158.027 3.609.907-5,71-13,18 6,04 - Penjualan Listrik ke Sektor Perdagangan ribu KWH 1.619.632 1.655.121 1.571.230 1.676.864 1.732.254 1.784.277 1.761.961 1.784.678 1.810.619 1.728.347 6,71-4,54 10,16 - Penjualan Listrik Total ribu KWH 10.242.070 10.488.332 9.965.325 10.346.593 10.697.435 10.910.315 10.756.828 10.922.854 10.960.916 10.338.290 0,94-5,68 6,78 - Kunjungan Wisman orang 351.351 401.426 425.524 383.284 432.060 448.679 476.117 506.765 413.945 441.320 25,61 6,61 15,81 Keterangan : Data bersumber dari berbagai instansi/asosiasi antara lain : Bank Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). *) Pertumbuhan kumulatif (y-t-d) dihitung dengan cara membandingkan data kumulatif dari bulan Januari hingga periode laporan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perhitungan pertumbuhan kumulatif mulai dilakukan pada periode Laporan IAE September 2008. 35
GRAFIK PERTUMBUHAN 15 INDIKATOR TERPILIH 24,0 2 16,0 12,0 8,0 4,0-4,0-8,0-12,0-16,0-2 -24,0-28,0 Grafik 3 Produksi Minyak Mentah 24,0 Minyak Mentah 2 16,0 12,0 8,0 4,0-4,0-8,0-12,0-16,0-2 -24,0-28,0 Grafik 4 Produksi Kondensat 1-1 -3-5 Kondensat 14 11-7 -7 8 5 2-1 -4 12 10 8 6 4 2-2 -4-6 Grafik 5 Produksi Kendaraan Non Niaga -8-8 12 Kend. Non Niaga 10 8 6 4 2-2 -4-6 Grafik 6 Produksi Kendaraan Niaga 45 40 35 30 25 20 15 10 5-5 30 Kendaraan Niaga 25 20 15 10 5-5 -10-10 Grafik 7 Produksi Sepeda Motor 9 8 7 6 5 4 3 2 1-1 -2-3 -4 Sepeda Motor 9 8 7 6 5 4 3 2 1-1 -2-3 -4 Grafik 8 Ekspor Besi dan Baja 35 30 25 20 15 10 5-5 -10-12 Besi Baja 24 20 16 12 8 4,0-4 -8 36
8 6 4 2-2 Grafik 9 Konsumsi Semen Semen -4-4 8 6 4 2-2 5 4 3 2 1-1 -2-3 Grafik 10 Ekspor Tekstil Tekstil -4-4 67,5 5 42,5 3 17,5-7,5-2 -32,5 10 5 - -5 Grafik 11 Ekspor Kayu Lapis Kayu Lapis 10 - - 5 - -5 Grafik 12 Ekspor Kayu Gergajian 10 5 - -5 - Kayu Gergajian 20 1 15 1 10 5 - -10-5 Grafik 13 Penjualan Minyak Diesel -1-2 -3-4 -5-6 Minyak Diesel 10 5 - -7-5 Grafik 14 Penjualan Listrik ke Sektor Industri 2 1 1 - -1-1 Penjualan Listrik ke Industri 2-2 -2 1 1 - -1-1 37
4 Grafik 15 Penjualan Listrik ke Sektor Perdagangan 1 Penjualan Listrik ke Perdagangan Grafik 16 Penjualan Listrik Total 4 Listrik Total 14,0 3 1 3 1 2 2 6,0 1 1 2,0-2,0 - -1-6,0-1 -1-2 -1 Grafik 17 Kunjungan Wisata Mancanegara 8 Kunjungan Wisman 4 6 3 4 2-2 -4-6 2 1-1 -2-3 38