Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

MATERI DAN METODE. Materi

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan Penelitian. Universitas Sumatera Utara

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TARIF LINGKUP AKREDITASI

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar.

Elysa Dwi Oktaviana Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT L/O/G/O

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

Oleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Disusun Oleh: Angga Wisnu H Endy Wisaksono P Dosen Pembimbing :

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Unsur Hara Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Oksidasi dan Reduksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

1. Terlibat langsung dalam fungsi metabolisme tanaman (involved in plant metabolic functions).

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM.

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Unsur Hara Penyusun Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

Nur Rahmah Fithriyah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

PETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia No Parameter Satuan Minimum Maksimum 1 Kadar air % - 50 2 Temperatur O C - Suhu air tanah 3 Warna - - Kehitaman 4 Bau - - Berbau tanah 5 Ukuran partikel Mn 0.55 25 6 Kemampuan ikat air % 58-7 ph - 6.80 7.49 8 Bahan asing % * 1.5 Unsur Makro 9 Bahan organik % 27 58 10 Nitrogen % 0.40-11 Karbon % 9.80 32 12 Phospor (P2O5) % 0.10-13 C/N - rasio - 10 20 14 Kalium (K2O) % 0.20 * Unsur Mikro 15 Arsen Mg/kg * 13 16 Kadmium (Cd) Mg/kg * 3 17 Kobal (Co) Mg/kg * 34 18 Kromium (Cr) Mg/kg * 210 19 Tembaga (Cu) Mg/kg * 100 20 Merkuri (Hg) Mg/kg * 0.8 21 Nikel (Ni) Mg/kg * 62 22 Timbal (Pb) Mg/kg * 150 23 Selenium (Se) Mg/kg * 2 24 Seng (Zn) Mg/kg * 500 Unsur Lain 25 Kalsium Mg/kg % 25.50 26 Magnesium (Mg) Mg/kg % 0.60 27 Besi (Fe) % * 2.00 28 Alumunium (Al) % * 2.20 29 Mangan (Mn) % * 0.10 Bakteri 31 Fecal Coli MPN/gr - 1000 32 Salmonella sp MPN/gr - 3 Keterangan : * Nilainya lebih besar dari maksimum atau lebih kecil dari maksimum

Lampiran 2. PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK Nomor : 28/Permentan/SR.130/5/2009 Tanggal 22 Mei 2009 No Parameter Satuan Persyaratan Padat Cair 1 C-Organik % > 12 4 2 C/N rasio 15-25 3 Bahan ikutan (kerikil,pasir dll) % < 2 < 2 4 Kadar air - Granule 4 15 *) - Curah/Powder % 15 25 *) 5 Kadar Logam Berat As ppm 10 2.5 Hg ppm 1 0.25 Pb ppm 50 12.5 Cd ppm 10 2.5 6 ph 4-8 4-8 7 Kadar Total N < 6 *** < 2 P 2 O 5 < 6 ** < 2 K 2 O % < 6 ** < 2 8 Mikroba Patogen (E.Coli,Salmonella sp) Cfu/g < 10 2 < 10 2 9 Mikroba Fungsional (penambat N,pelarut P, dll) Cfu/g 10 3 10 Ukuran butiran mm 2-5(min 80%) 11 Kadar Unsur Mikro Zn Maks 5000 Maks 1000 Cu Maks 5000 Maks 1000 Mn Maks 5000 Maks 1000 Co ppm Maks 20 Maks 5 B Maks 2500 Maks 500 12 Mo Fe Total Maks 10 Maks 8000 Maks 1 Maks 800 Keterangan : Untuk C Organik 7 12% dimasukkan sebagai Pembenah Tanah *) Kadar air berdasarkan bobot asal **) Bahan-bahan tertentu yang berasal dari bahan organik alami diperbolehkan Mengandung kadar P2O5 dan K2O > 6% (dibuktikan dengan hasil laboratorium) ***) N total = N-Organik + N-NH4 + N-NO3; N-Kjeldahl = N-organik + N- NH4;C/N N = N total

Lampiran 3. Unsur Hara Makro dan Fungsinya Unsur Hara Fungsi Nitrogen (N) Posfor (P) Kalium (K) Belerang (S) Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Karbon (C) Oksigen (O) Membantu proses pembentukan klorofil, fotosintetis, protein, lemak, dan persenyawaan organik lainnya. Sekitar 78% volume udara terdiri dari nitrogen Sangat berguna untuk membentuk akar, bahan dasar protein, mempercepat penuaan buah, memperkuat batang tanaman, meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian, serta membantu proses asimilasi dan respirasi Membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman, serta membentuk antibodi tanaman melawan penyakit dan kekeringan. Selain itu, untuk mengatur berbagai proses fisologi tanaman seperti merawat kondisi air di dalam sel dan jaringan, mengatur turgor (tegangan sel) Membantu tanaman membentuk bintil akar, pertumbuhan tunas, pembentukan klorofil, pembentukan sintetis protein serta bagian dari asam amino, sistin, tiamin, peptid, koenzim A dan vitamin B1 Mengatur pengisapan air dari dalam tanah, menghilangkan racun dalam tanaman, mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji, menguatkan batang, serta menetralkan kondisi senyawa dalam tanah yang merugikan Membantu proses pembentukan klorofil, membentuk karbohidrat, lemak, dan minyak, serta membantu proses transportasi fosfat Membentu membentuk karbohidrat, lemak, dan protein bagi pertumbuhan tanaman, membentuk selulose dinding sel dan memperkuat bagian tanaman tanaman, menciptakan rasa dan wangi pada air dalam buah dan bunga, serta membentuk warna daun dan bunga Sekitar 21% volume udara tanaman adalah oksigen. Fungsinya membentuk bahan organik tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah, serta membantu mengubah karbohidrat menjadi energi (oksidasi) Hidrogen (H) Membantu proses fotosintetis yang mengubah glukosa menjadi karbohidrat, lemak, dan protein Sumber : Parnata, 2004 dan Yos Sutitoso, 2003

Lampiran 4. Unsur Hara Mikro dan fungsinya Unsur Hara Fungsi Besi (Fe) Mangan (Mn) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Boron (B) Molibdenum (Mo) Membantu proses fisiologi tanaman seperti pernapasan dan pembentukan klorofil. Selain itu, berperan penting dalam sistem enzim, terutama dalam proses transfer energi, sumber protein, serta membuat ion metal menjadi stabil Membantu proses asimilasi, komponen utama dalam pembentukan enzim tanaman, membantu pembentukan klorofil, serta aktif dalam proses oksidasi reduksi sistem transportasi elektron fotosintetis Bahan pembentuk klorofil, komponen utama pembentukan enzim tanaman, membantu sistem transportasi elektron dalam proses fotosintetis, metabolisme protein dan karbohidrat, fiksasi nitrogen, bagian dari beberapa enzim yang mengatur sitokrom, asam askorbik, dan polifenol, serta reproduksi Berfungsi dalam pembentukan hormon pertumbuhan tanaman, Enzimatik, terutama anhidrase karbon yang diaktifkan oleh Zn. Membantu pembentukan kloofil, aktif dalam proses oksidasireduksi sistem transportasi elektron fotosintetis Berperan membawa karbohidrat ke seluruh bagian tanaman, mempercepat penyerapan kalium, berperan pada pertumbuhan tanaman khususnya pada bagian yang masih aktif, serta meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan Berfungsi mengikat nitrogen bebas dari udara serta komponen pembentukan enzim pada bakteri akar tanaman leguminose (polong-polongan) Klor (C) Membantu meningkatkan dan memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman,khususnya pada tembakau, kentang, kapas, kol, sawi, dan sayuran Sumber : Parnata, 2004, dan Yos Sutitoso, 2003

Lampiran 5. Hasil Uji Kualitas Kompos Secara Konvensional dan Dengan Bantuan Katalis EM4 A. Kompos Secara Konvensional Eksperimen No Parameter K 1 K 2 K 3 K 4 1 2 3 Nitrogen (%) Phospor (%) Kalium (%) 6.45 0.96 1.16 6.40 0.90 1.18 6.30 0.80 1.20 6.35 0.79 1.15 Keterangan : K = Konvensional B. Kompos Dengan Bantuan Katalis EM 4 Eksperimen No Parameter E 1 E 2 E 3 E 4 1 2 3 Nitrogen (%) Phospor (%) Kalium (%) 7.11 2.70 2.41 7.10 3.12 2.10 6.87 2.40 1.89 7.20 2.41 1.91 Keterangan : E = EM 4

Lampiran 6. Tahapan Proses Pembuatan Kompos Dengan Bantuan Katalis EM4 Lokasi : Areal Parkir Sepeda Motor PPPPTK Medan Gambar 6.a. Sampah organik sebagai bahan eksprimen pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos disekitar lembaga PPPPTK Medan Gambar 6.b. Sampah organik sedang dinaikan pada kendaraan untuk dibawa ke tempat eksprimen pengolahan sampah di PPPPTK Medan

Gambar 6.c. Pekerja sedang melakukan pencacahan sampah organik dengan mesin chooper sesuai ukuran yang diinginkan. Gambar 6.d. Hasil pencacahan sampah oranik yang akan dijadikan bahan eksprimen pengolahan sampah organik

Gambar 6.g. Sampah organik yang telah dicacah dimasukkan ke dalam karung goni untuk dilakukan penimbangan. Gambar 6.h. Sampah organik telah siap untuk dilakukan penimbangan

Gambar 6.i. Pekerja sedang melakukan penimbangan sampah organik Gambar 6.j. Pekerja sedang memasukan dedak untuk bahan campuran pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan EM4

Gambar 6.k. Pekerja sedang melakukan penimbangan dedak untuk bahan campuran eksprimen pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan EM4 Gambar 6.l. Sampah organik yang telah ditimbang, dibawa ke lokasi eksprimen pengolahan sampah organik dengan Betor (becak bermotor)

Gambar 6.o. Pekerja sedang menuangkan gula pasir ke ember bersama EM4 sesuai ukuran yang telah ditentukan Gambar 6.p. Pekerja sedang menaburkan dedak diatas sampah organik sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan

Gambar 6.q. EM4, gula pasir yang telah dicampur dengan air disiramkan diatas secara merata diatas sampah organik Gambar 6.r. Sampah organik ditumpuk berbentuk bulat dengan ketinggian 30 cm 40 cm, kemudian ditutup menggunakan karung goni

Gambar 6.s. Memperlihatkan 4 buah tumpukan eksprimen pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan EM4 Gambar 6.t. Penulis sedang melakukan pengukuran suhu pada kompos dengan EM4

Gambar 6.u. Pembalikan sampah organik agar terjadi pendinginan pada hari ke 6. Gambar 6.v. Pembalikan sampah organik pada hari ke 7, terlihat bahwa kompos sudah nampak warna hitam.

Gambar 6.w. Memperlihatkan bahwa tanda kompos sudah mulai jadi pada hari ke 8 Gambar 6.x. Kompos yang telah dijadi angin-anginkan/didinginkan pada hari ke 11

Gambar 6.y. Memperlihatkan kompos telah jadi pada tumpukan 1 dengan panjang potongan 2 cm, pada hari ke 12. Gambar 6.z. Memperlihatkan kompos telah jadi pada tumpukan 2 dengan panjang potongan 3 cm, pada hari ke 12.

Gambar 6.a.a. Memperlihatkan kompos telah jadi pada tumpukan 3 dengan panjang potongan 4 cm, pada hari ke 12. Gambar 6.a.b. Memperlihatkan kompos telah jadi pada tumpukan 4 dengan panjang potongan 5 cm, pada hari ke 12.

Gambar 6.a.c. Kompos yang telah jadi dimasukkan dalam karung goni untuk dimanfaatkan. Gambar 6.a.d. Contoh kompos yang telah jadi dilakukan pengemasan 1 kg.

Lampiran 7. Tahapan Proses Pembuatan Kompos Secara Konvensional Lokasi : Areal Parkir Sepeda Motor PPPPTK Medan Gambar 7.a. Sampah organik di sekitar lembaga PPPPTK Medan diangkut untuk eksprimen pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos secara konvensional. Gambar 7.b. Sampah organik telah dicacah, siap untuk diolah menjadi pupuk kompos secara konvensional.

Gambar 7.d. Sampah organik yang telah dicacah dimasukkan ke dalam karung goni untuk dilakukan penimbangan. Gambar 7.f. Sampah organik yang akan diolah menjadi pupuk kompos ditimbang menggunakan mesin timbangan.

Gambar 7.g. Memperlihatkan jumlah tumpukan kompos konvensional yang akan diteliti. Gambar 7.h. Penulis sedang melakukan pengukuran suhu pada kompos konvensional dilakukan pada hari ke 3.

Gambar 7.i. Pekerja sedang melakukan pembalikan, agar terjadi pemerataan panas pada hari 8. Gambar 7.j. Pekerja sedang pembalikan dan penumpukan kembali sambil menambahkan air secukupnya dilakukan pada hari ke 12.

Gambar 7.k. Memperlihatkan jumlah tumpukan kompos konvensional Gambar 7.l. Memperlihatkan bahwa kompos nampak berwarna hitam coklat pada hari ke 14 menandakan kompos sudah mulai masak.

Gambar 7.m. Memperlihatkan kompos telah jadi pada tumpukan 1, dengan panjang potongan 2cm,pada hari ke 22 Gambar 7.n. Memperlihatkan kompos telah jadi pada tumpukan 2 dengan panjang potongan 3 cm, pada hari ke 22

Gambar 7.o. Memperlihatkan kompos telah jadi pada tumpukan 3 dengan panjang potongan 4 cm, pada hari ke 22. Gambar 7.p. Memperlihatkan kompos telah jadi pada tumpukan 4 dengan panjang potongan 5 cm, pada hari ke 22

Gambar 7.q. Kompos yang telah matang/jadi dimasukkan dalam karung untuk dimanfaatkan atau dipasarkan. Gambar 7.r. Contoh pengemasan kompos yang telah jadi, ukuran 2 kg